Anda di halaman 1dari 4

Skizofrenia Hebefrenik

Cahyaningsih FR, Syahrul Habibi Nasution

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak

Pasien Tn. S usia 60 tahun dibawa dengan keluhan mengamuk. Pasien dibawa oleh anaknya karena gaduh gelisah,
mengamuk,sering tertawa dan sering berbicara sendiri sejak 11 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien mendengar suara
bisikan yang tidak jelas. Keluarga memutuskan untuk memasung pasien dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Lampung. Pasien ini mengalami gangguan jiwa karena ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta
menimbulkan suatu penderitaan dan hendaya dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sesuai dengan pengertian
gangguan jiwa. Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis bervariasi namun sangat mengganggu. Psikopatologi yang mencakup
kognisi, emosi, persepsi, dan aspek lain dari perilaku. Skizofrenia Hebrefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek
tidak sesuai dengan karakteristik umumnya, wajah dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara ekstrim. Pasien
ini ditemukan adanya disorganize behavior seperti merasa di surga dan pasien sering tertawa sendiri (giggling). Pasien ini
diberikan pengobatan berupa kombinasi Risperidone,Trihexyphenidyl dan Chlorpromazine. Obat yang dikonsumsi oleh pasien
adalah Risperidone 2x1mg, Trihexyphenidyl 2x2 mg dan Chlorpomazin 1x25 mg.

Kata kunci : skizofrenia, skizofrenia hebefrenik, disorganized behaviour, giggling.

Hebrefrenic schizophrenia
Abstract

Mr. S 60 years old was brought with a complaint of rampage. The patient was brought by his son because he was nervous,
angry, laughed often and often spoke for himself since 11 months before being hospitalized. The patient heard a whisper that is
not clear. The family decided to put the patient in a tube and take him to the Lampung Province Mental Hospital. This patient
has a mental disorder because it is found that there are disturbances in perception and thought content that are meaningful and
cause suffering and disability in the work and social life of patients, according to the understanding of mental disorders.
Schizophrenia is a varied clinical syndrome but is very disturbing. Psychopathology which includes cognition, emotions,
perceptions, and other aspects of behavior. Hebrefrenic schizophrenia is a typical behavior, regression, primitive, affect not in
accordance with its general characteristics, dumb face, strange laughs, crying and pulling away in extreme. This patient was
found to have disorganized behaviour like feeling in heaven and patients often laughing himself. This patient was given
treatment in the form of a combination of Risperidone, Trihexyphenidyl and Chlorpromazine. The drugs consumed by patients
are Risperidone 2x1mg, Trihexyphenidyl 2x2 mg and Chlorpomazin 1x25 mg.

Keyword : Schizophrenia, Hebrefrenic schizophrenia, disorganized behaviour , giggling.

Korespondensi: Syahrul Habibi Nasution S. Ked, Gunung Terang Bandar Lampung, 081271972155,
nasutionsyahrulhabibi@yahoo.co.id
Pendahuluan menengah dan panjang cukup. Orientasi
Tn. S,umur 60 tahun, jenis kelamin Laki-laki, tempat, waktu dan orang cukup.
pendidikan terakhir SD,tidak bekerja, agama
islam, suku Jawa, alamat Bukit Kemuning
,Lampung Utara, sudah menikah dan
mempunyai 3 orang anak, nomor rekam medis Ringkasan
030XXX, dilakukan pemeriksaan pada tanggal 2 Pada pasien ini mengalami gangguan jiwa
Februari 2017 Pukul 12.00 WIB. Pasien diantar karena ditemukan adanya gangguan persepsi
keluarganya ke UGD Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dan isi pikir yang bermakna serta menimbulkan
pada tanggal 17 Januari 2017. Pasien dibawa suatu distress (penderitaan) dan disability
oleh anaknya dikarenakan gaduh gelisah, (hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan
mengamuk, sering tertawa dan sering berbicara sosial pasien, sesuai dengan pengertian
sendiri sejak 11 bulan sebelum masuk rumah gangguan jiwa.1
sakit. Pasien mengatakan ada yang Pasien seperti merasa di surga dan juga
mengajaknya berbicara . pasien sering tertawa sendiri dan menyeringai.
Pasien sebelumnya sudah pernah masuk RS Pasien juga mempunyai disorganized behavior
Jiwa sebanyak 2 kali. Pertama tahun 1996 di RS yaitu suka mengumpulkan barang – barang
jiwa palembang, kedua tahun 2006 di RS jiwa bekas, Gejala tersebut dirasakan oleh pasien
Prov. Lampung dan pasien sudah pernah selama 1 bulan lalu. Dari data ini menjadi dasar
dibolehkan untuk pulang. Selama dirawat di diagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia
rumah, pasien jarang mengkonsumsi obat, hebefrenik sekaligus menyingkirkan diagnosis
apabila disuruh minum obat pasien menolak skizofrenia paranoid (F.20.0).2
dan apabila dipaksa pasien mengamuk. Pada Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis
tanggal 14 Januari 2017 pasien mengamuk di bervariasi, namun sangat mengganggu
rumah sehingga keluarga memutuskan untuk psikopatologi yang mencakup kognisi, emosi,
memasung pasien. Pasien dipasung selama 3 persepsi, dan aspek lain dari perilaku. Ekspresi
hari dan pada tanggal 17 Januari 2017 pasien dari manifestasi ini bervariasi pada semua
masuk RS Jiwa Prov. Lampung untuk yang ketiga pasien dan dari waktu ke waktu, tetapi efek dari
kalinya. Pasien berpenampilan sesuai dengan penyakit ini selalu berat dan biasanya
usianya, cara berpakaian cukup rapi dan berlangsung lama.3 Untuk diagnosis Skizofrenia
perawatan diri cukup. Pasien dibawa dengan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
keluhan mengamuk. Pasien dibawa oleh Gangguan Jiwa (PPDGJ)-III harus terdapat
anaknya dikarenakan gaduh gelisah, mengamuk, sedikitnya satu gejala ini yang amat jelas (1)
sering tertawa dan sering berbicara sendiri sejak thought echo / insertion atauwithdrawal /
11 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien broadcasting (2) delusion of control / influence /
sering mendengar bisikan yang tidak jelas. passivity / perception (3) halusinasi auditorik (4)
Saat wawancara pasien dalam keadaan tidak waham-waham menetap lainnya atau paling
terikat, kontak mata baik dan pasien cukup sedikit dua gejala dari (1) halusinasi yang
tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi menetap dari panca-indera apa saja (2) arus
baik, volume cukup, kualitas banyak, kuantitas pikiran yang terputus atau mengalami sisipan
banyak. Sikap pasien kooperatif. Pasien (3) perilaku katatonik (4) gejala-gejala “negatif".
menjalani pendidikan SD sampai kelas 6 SD. Dimana gejala-gejala khas tersebut telah
Pada pasien ditemukan daya konsentrasi berlangsung selama satu bulan atau lebih dan
kurang, pasien sering tertawa dan menyeringai harus ada perubahan yang konsisten dan
namun memori segera, jangka pendek, bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi.1,4
Skizofrenia Hebrefrenik adalah perilaku Pada kasus ini penegakan diagnosis aksis I
yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai berdasarkan anamnesis dari pasien dan
dengan karakteristik umumnya, wajah dungu, keluarga, didapatkan beberapa gejala yaitu
tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri perilaku pasien yang sering tertawa sendiri (
secara ekstrim. giggling ) dan disorganize behavior serta adanya
halusinasi yang tidak khas sehingga didapatkan
Pedoman Diagnostik skizofrenia hebefrenik diagnosis skizofrenia hebefrenik
yaitu :Memenuhi Kriteria umum diagnosis Pada pasien ini diberikan pengobatan
skizofrenia,Diagnosis hebefrenik untuk pertama berupa kombinasi Risperidone, Trihexyphenidyl
kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dan Chlorpromazine. Obat yang dikonsumsi oleh
dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun). pasien adalah Risperidone 2x1mg,
Kepribadian premorbid menunjukan pemalu Trihexyphenidyl 2x2 mg dan Chlorpomazin 1x25
dan senang menyendiri (solitary), namun tidak mg. Rencana terapi yang diberikan saat ini yaitu,
harus demikian untuk memastikan bahwa respiridol 2x1mg selama 5 hari, lalu dievaluasi
gambaran yang khas berikut ini. Untuk selama dua minggu mengenai kondisi pasien,
meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan naikkan hingga dosis maksimal lalu
kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk dipertahankan sampai 8-12 minggu lalu
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut diturunkan perlahan selama 2 minggu
ini memang benar bertahan :perilaku yang tidak dipertahankan selama 6 bulan sampai dengan 2
bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, tahun. Resperidon merupakan antipsikosis
serta manerisme, ada kecenderungan untuk atipikal atau antipsikosis golongan II.
menyendiri (solitaris) dan perilaku menunjukan Antipsikosis golongan II merupakan golongan
hampa tujuan dan hampa perasaan. Afek pasien obat yang memiliki lebih efek untuk mengurangi
yang dangkal (shallow) tidak wajar (inaproriate), gejala negative (upaya pasien yang menarik diri
sering disertai oleh cekikikan (gigling) atau dari lingkungan) maupun positif (halusinasi,
perasaan puas diri (self-satisfied), senyum- gangguan proses pikir), jika dibandingkan
senyum sendiri (self absorbed smiling) atau dengan antipsikosis golongan I. Efek samping
sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa sedasi, otonomik,dan ekstrapiramidal sangat
menyerigai, (grimaces), manneriwme, mengibuli minimal dibandingkan obat antipsikosis tipikal.
secara bersenda gurau (pranks), keluhan Dosis anjurannya adalah 2-6 mg/hari.5
hipokondriakalI dan ungkapan dan ungkapan Pasien juga diberikan obat chlorpromazine
kata yang diulang-ulang (reiterated phrases), 1x25mg, pada pemberian obat ini bisa terjadi
dan proses pikir yang mengalamu disorganisasi efek samping ekstrapiramidal. Selain itu, jika
dan pembicaraan yang tak menentu (rambling) timbul efek samping berupa sindrom ekstra
dan inkoherens. piramidal yang timbul akibat pemberian anti
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, psikotik walaupun kemungkinanya kecil maka
serta gangguan proses pikir biasanya menonjol, dapat diberikan trihexyphenidil 2x. Menurut
halusinasi dan waham biasanya ada tapi tidak penelitian pengobatan tidak cukup hanya
menonjol ) fleeting and fragmentaty delusion dengan pengobatan secara farmakologi tetapi
and hallucinations, dorongan kehendak (drive) harus diiringi dengan lingkungan keluarga yang
dan yang bertujuan (determnation) hilang serta mendukung. Pada pasien ini diperlukan
sasaran ditinggalkan, sehingga prilaku tanpa dorongan dari keluarga dan lingkungan untuk
tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of mengurangi faktor pencetus.6,7
purpose) Tujuan aimless dan tampa maksud Pada umumnya pemberian obat anti-
(empty of puspose). Adanya suatu preokupasi psikosis sebaiknya dipertahankan selama 1
yang dangkal, dan bersifat dibuat-buar terhadap tahun setelah semua gejala psikosis mereda
agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya, makin sama sekali untuk psikosis akut. Pengobatan
mempersukar orang memahami jalan skizofrenia onset pertama kali diberikan selama
pikirannya. 2 tahun. Sedangkan untuk kekambuhan
berikutnya diberikan selama 5 tahun. Obat anti
psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat Unila. Lampung : Fakultas Kedokteran,
yang hebat walaupun diberikan dalam jangka Universitas Lampung;4(3); Hal 58-63.
waktu lama, sehingga potensi ketergantungan 3. Hirjak D, Hochlehnert A, Thomann PA,
obat kecil sekali. Kubera KM, Knut S. 2016. Evidence For
Distinguishable Treatment CostsAmong
Simpulan Paranoid Schizophrenia And Schizoaffective
Pasien ini ditemukan adanya disorganize Disorder. Germany : Center For
behavior yang dirasakan oleh pasien seperti Psychosocial Medicine, Department Of
merasa di surga dan halusinasi auditorik yang General Psychiatry, University Of
tidak jelas serta pasien sering tertawa sendiri Heidelberg
dan menyeringai sehingga pasien didiagnosis 4. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. 2013.
skizofrenia hebefrenik dan terapi akan diberikan Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai Penerbit
selama 5 tahun. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Lieberman JA. 2005. Effectiveness
Daftar Pustaka ofantipsychotic drugs in patients
withchronic schizophrenia. N Engl J Med.;
1. Maslim R. 2011. Diagnosis Gangguan Jiwa 353:1209-23.
Rujukan Ringkas dari PPDGJ. Jakarta : 6. Maramis WF. 2010. Catatan Ilmu
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Jiwa. Edisi II. Surabaya: FK
Kedokteran Unika Atmajaya. Unair.
2. Hendarsyah F. 2016. Diagnosis Dan 7. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., dan Grebb J.A.,
Tatalaksana Skizofrenia ParanoidDengan 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Gejala-Gejala Positif Dan Negatif. J Medula Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2.
Jakarta: Binanupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai