NIM: 160401064
Kelompok: I
1. PLANNING
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan
teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah
tertentu.Perencanaan juga diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber
yang tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan
secara efisien dan efektif. Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses
manajemen, karena dengan merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala
sumber daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting).
Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan
prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi
dan juga melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk
mengetahui potensi internal dan eksternal.
Di dalam Ilmu Manajemen Planning atau Perencanaan adalah tahap awal
berdirinya suatu perusahaan. Dalam Perencanaan ini mencakup :
- Penentuan Visi dan Misi perusahaan
- Menentukan Strategi dan Taktik yang diaplikasikan pada pelaksanaan kerja.
- Mengalokasikan dan Menentukan Sumber Daya yang diperlukan
- Menetapkan standar dan indikator keberhasilan suatu usaha
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap
pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting
karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain. Contohnya,
setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.
Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu
harus SMART :
a) Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
b) Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya.
c) Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
d) Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada
tantangan.
e) Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
2. ORGANIZING
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik
setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,
membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang
memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.
Pengorganisasian diartikan juga sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang
dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan
keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur
mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan
organisasi. Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah
mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam
kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke
departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas kepegawaian
yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan
sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi
biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi
berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan uraian jabatan (Job Description).
Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab
dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan pembagian
tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas
sesuai dengan keahliannya masing-masing.
Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing(penempatan
staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam
pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat
dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin.
Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place.
Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan
bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah
menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga
mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja
secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :
Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang
tujuan organisasi yang harus dicapai)
Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang
berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong,
karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)
Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff,
serta punishment dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis
koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk
menuju tujuan organisasi)
Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan
tugas dan fungsi tiap-tiap staff)
3. DIRECTING/ ACTUATING
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja
yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi
dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah
menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan
organisasi.
Dalam mengimplementasikan aktivitas organisasi, pelaku organisasi harus :
1) Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2) Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4) Tugas yang diberikan cukup relevan,
5) Hubungan harmonis antar rekan kerja.
Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi.
Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan
seluruh potensi dan sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan
program dan organisasi. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-
orang yang terlibat organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan
adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang
tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat
dalam mencapai tujuan. Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang
tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
4. CONTROLLING
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi
hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang
terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan
aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan
koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang
tepat dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti
dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting
adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan
penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
lingkungan sekitar organisasi.
Proses pengawasan sebagai bagian dari pengendalian akan mencatat perkembangan
organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin mendeteksi
penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil tindakan
korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas
organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Manfaat pengawasan :
Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan
Dapat mengetahui adanya penyimpangan
Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi