Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN OBAT DAN LOGISTIK KLINIK UTAMA MEDIKA ANTAPANI

Fauzan Kurniawan 20130310054


Ammalia Mutiara Hikmah 20130310014
Dita Putri Hendriyani 20130310086

PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


Tujuan:
a. meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian
b. menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety).

Pasal 3 :
(1) Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar:
a. pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan farmasi klinik.

(2) Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pemilihan;
b. perencanaan kebutuhan;
c. pengadaan;
d. penerimaan;
e. penyimpanan;
f. pendistribusian;
g. pemusnahan dan penarikan;
h. pengendalian; dan
i. administrasi.

(3) Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. pengkajian dan pelayanan Resep;
b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c. rekonsiliasi Obat;
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
e. konseling;
f. visite;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j. dispensing sediaan steril; dan
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD);
(4) Pelayanan farmasi klinik berupa dispensing sediaan steril sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf j hanya dapat dilakukan oleh Rumah Sakit yang mempunyai sarana untuk melakukan produksi
sediaan steril.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Kondisi Real :
1. Obat di Instalasi Farmasi Klinik Utama Medika Antapani didapat dari pihak ketiga (pabrik obat)
2. Penyediaan stok obat dari pihak ketiga (pabrik obat) dilakukan dengan cara menyesuaikan
dengan 10 daftar penyakit tersering di Klinik Utama Medika Antapani
3. Pemilihan obat berdasarkan jenis penyakit yang terbanyak dalam 2-3 bulan terakhir untuk
menghindari penumpukan obat-obat yang jarang dipakai
4. Penyimpanan dan peletakan obat berada di rak obat yang diurutkan sesuai dengan indikasi
penyakit termasuk obat substitusinya
5. Obat hanya disimpan selama 3 bulan, setelah 3 bulan obat tersebut akan dipindahkan
6. Pengambilan obat di Instalasi Farmasi dilakukan dengan cara memanggil pasien yang
bersangkutan. Obat golongan narkotika, pasien akan dipanggil dan diminta untuk melakukan
finger-print untuk mencegah penyalahgunaan pemakaian obat
7. Pelayanan resep dokter dilakukan dengan menggunakan media elektronik berupa e-Receipt,
namun beberapa dokter masih menggunakan resep dengan tulis tangan
8. Dokter diberi sosialisasi tentang peresepan obat pasien BPJS supaya dokter memberi resep
obat yang sesuai dengan daftar obat yang tercantum dalam Formulasium Nasional (Fornas)
sehingga pasien tidak perlu membayar obat.

Pasal 6
(3) Instalasi Farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai
penanggung jawab.

Keadaan Real :
Instalasi Farmasi Klinik Utama Medika Antapani dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai penanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai