Anda di halaman 1dari 17

I.

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing)
adalah suatu proses pengolahan yang berprinsip memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik
bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan. Khusus untuk batu
bara, proses pengolahan itu disebut pencucian batu bara (coal washing) atau preparasi batu
bara (coal preparation).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah jarang
yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap untuk dilebur atau
dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu menjalani pengolahan bahan galian
(PBG) agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau
peleburan. Keuntungan yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
a. Mengurangi ongkos angkut.
b. Mengurangi ongkos peleburan.
c. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
d. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.

II. TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


A. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG
yang bertujuan untuk :
a. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat
lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Peremukan / pemecahan (crushing)
b. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap pertama / primer (primary stage)
b. Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
c. Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
d. (Kadang-kadang ada) tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung
dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100
cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
 Jaw crusher
 Gyratory crusher
 Cone crusher
 Roll crusher
 Impact crusher
 Rotary breaker
 Hammer mill

2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)


Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
a. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
b. Batang-batang baja (steel rods).
c. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
disebut semi autagenous mill (SAG).
d. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
 Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
 Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
 Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah
bahan galian atau bijihnya sendiri.
 Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.

B. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)


Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(oversize).
 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
 Hand sieve
 Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
 Sieve shaker / rotap
 Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
 Stationary grizzly
 Roll grizzly
 Sieve bend
 Revolving screen
 Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
 Shaking screen
 Rotary shifter

2. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan
dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
a. Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas
disebut overflow.
b. Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di
bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara
(concept), yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan
bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau
fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya
berat dan gaya gesek dari media. Pada saat kecepatan gerak partikel
menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar
mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang
lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak
sempat mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :

 Scrubber
 Log washer
 Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
 Hydraulic bowl classifier
 Hydraulic clindrical tank classifier
 Hydraulic cone classifier
 Counter current classifier
 Pocket classifier
 Hydrocyclone
 Air separator
 Solid bowl centrifuge
 Elutriator

C. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)


Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah
lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang dapat
dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
 Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
 Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
 Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
 Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan
dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga
dipisahkan untuk dibuang.
2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam
suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
a. Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation(HMS).
b. Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
c. Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari
3 (tiga) tahap sebagai berikut :
a. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya
terhalang.
b. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel
yang berat mengendap lebih dahulu.
c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel
kecil berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai
dengan berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
 Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral
berharga dengan kadar tinggi.
 Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
 Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang
harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
 Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
 Meja goyang (shaking table).
 Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
 Palong / sakan (sluice box).

3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)


Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri
dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang
berat jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
 Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang
berat.
 Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang
ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
 Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
 Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
 Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
 Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96),
bromoform (b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32).
Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya
dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium
separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
a. Drum separator karena bentuknya silindris.
b. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.

4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)


Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir
konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
 Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan
yang tidak terlalu besar.
 Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan
debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
 Magnetit (Fe3 O4)
 Kasiterit (Sn O2)
 Ilmenit (Fe Ti O3)
 Molibdenit (Mo S2)
 Wolframit [(Fe, M) WO4]
 Galena (Pb S)
 Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
 Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
 Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
 Electrodynamic separator (high tension separator).
 Electrostatic separator yang terdiri dari :
a. plate electrostatic separator
b. screen electrostatic separator

5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)


Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat
kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral. Sifat
kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :
 Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat
untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
 Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh
medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3)
dan pyrhotit (Fe S).
 Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan
magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3
O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
 Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
 Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
a. Induced roll dry magnetic separator.
b. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
 Concurrent
 Countercurrent
 counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
 Suspended magnets
 Suspended magnets with continuous removal
 Cobbing drum

6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)


Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap
udara” atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-
mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air,
karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic).
Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb
S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air
menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa
hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses
flotasi adalah :
a. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil
gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl isobuthyl
carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
b. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat
permukaan mineral yang semula suka air menjadi suka
udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
c. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk
mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel pada
udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4untuk menekan
Zn S.
d. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk
mengatur tingkat keasaman proses flotasi. Misalnya : HCl,
HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
 Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang
ikut terapung (mineral-mineral apungan) dengan gelembung-
gelembung udara.
 Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan
yang masih mengandung banyak mineral-mineral pengotor.
 Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral
pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
 Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara
lain :
a. Agitair cell
b. Denver cell
c. Krupp cell
d. Outokumpu cell
e. Wemco-Fagregren cell
 Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
a. Column cell
b. Cyclo cell
c. Davcra cell
d. Flotaire cell
D. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.
Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan
bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow.
Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
 Rake thickener.
 Deep cone thickener.
 Free flow thickener.
2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian
akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
 Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
 intermitten, misalnya Moore leaf filter.
Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
a. bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter,
Dorrco filter.
b. bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American
filter.
c. bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya :
Oliver filter.
d. bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table
filter.
 Pressure filter, misalnya :
a. Merrill plate and frame filter
b. Kelly pressure filter
c. Burt revolving filter

3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang
berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
 Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang
dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering
diaduk (dibolak-balik).
 Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
a. tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di
dalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o
– 100o).
b. rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder
panjang yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri
udara panas yang berlawanan arah.
 Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di
dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
 Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke
dalam ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di
bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.

E. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)


Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat
dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang
berbentuk ampas (tailing).
1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah
dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah
berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup
sebelum sempat diproses lebih lanjut.
2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya
tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis
(filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat
khusus yang sesuai.
3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
a. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari
material yang ditambang.
b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila
metode penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak
dapat segera dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan
kolam pengendap. Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali
menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta
pemikiran khusus sepanjang umur tambang.

III. PERBEDAAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN


Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral dressing)
adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik
bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang bersangkutan, sedangkan
pemurnian adalah suatu pekerjaan pengolahan / pengilangan untuk memurnikan /
meninggikan kadar bahan galian dengan jalan memisahkan mineral berharga dan yang tidak
berharga, kemudian membuang mineral yang tidak berharga tersebut (dapat dilakukan
dengan cara kimia).

IV. ALAT-ALAT PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


A. SLUICE BOX

Sluice Box biasa digunakan pada tambang semprot untuk lapisan alluvial.
Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air bertekanan tinggi menggunakan
pompa sederhana untuk melepaskan butiran material berharga dengan fragmen
alluvial. Selanjutnya aliran lumpur alluvial ini disemprotkan ke dalam sluice box
tersebut untuk dilakuan proses pemisahan awal. Material berharga yang dicari
dengan menggunakan metode ini umumnya adalah bijih emas dan timah.

Didalam sluice box, lumpur hasil penyedotan konsentrat yang mengandung


emas yang terdapat didalam aliran lumpur dapat ditangkap (terendapkan karena
berat jenisnya tinggi) dengan bantuan dasar sluice box yang dilapisi karpet. Setelah
itu karpet dasaran dari sluice box ini kemudian dicuci dalam drum tertutup, agar
butiran material berharga telepas dan terkumpul didalamnya. Kosentrat yang berisi
campuran mineral berat selanjutnya didulang untuk mendapatkan butiran emasnya.
Pada saat proses ini biasanya masih banyak material berharga yang ikut terbawa
bersama tailing. Untuk menghindari proses tersebut, pada saat pendulangan
campuran konsentratnya dicampurkan dengan air raksa (Hg), Hal ini memanfaatkan

sifat emas yang hanya mau bersenyawa dengan Unsur air raksa tersebut. Proses

tersebut disebut disebut proses “Amalgamisasi”. Kemudian campuran air raksa dan
emas lalu tersebut disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan
konsentrat murni dari emasnya, konsentrat ini boasanya disebut “Bulion”. Bulion ini
kemudian dibakar untuk memisahkan kembali campuran antara air raksa dan unsur
emasnya.

B. Humprey Spiral

Pada metode ini, prinsip utama yang diterapkan adalah pola aliran horizontal.
Adapun gaya-gaya utama yang bekerja pada sistem pengolahan dengan
menggunakan alat humprey spiral ini adalah :
1. Gaya dorong air
2. Gaya gesek air
3. Gaya grafitasi
4. Gaya Sentrifugal
Alatnya berupa Louder yang melingkar dan membentuk spiral, semakin panjang
loudernya, maka konsentrat yang diperoleh akan semakin tinggi kadarnya.
Terjadinya pemisahan di Humprey Spiral adalah karna feed yang dimasukkan
kedalam feed tank, melalui pompa, akan dihisap masuk kedalam cyclone. Didalam
cyclone, material cairan akan dipisahkan berdasarkan berat jenisnya. Material yang
lebih besar berat jenisnya akan masuk kedalam feed box, dan yang ringan akan
mengalir masuk kedalam llounder sebagai wash water. Karena bentyuk dari louder
ini melingkar dari atas sampai bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, dan
material yang ringan akan mengalir keluar sebagai tailing, dan material berat akan
masuk kedalam port konsentrat.

C. Jaw Crusher

Jaw Crusher adalah salah satu alat penghancur utama dalam pengolahan bijih
tambang atau tanaman. Ukuran rahang yang ditunjuk adalah penghancur oleh
rectangular atau persegi tersebut di bagian atas mulut (feed membuka). Misalnya,
24 x 36 rahang penghancur memiliki pembukaan 24 "36", a 56 x 56 rahang
penghancur memiliki pembukaan 56 "square. Primer jaw crushers biasanya dari
desain persegi tersebut, dan kedua adalah rahang crushers rectangular yang
membuka desain. Namun, ada banyak pengecualian untuk aturan umum ini.
Bongkah batu diletakkan didalam lubang feed, kemudian bongkahan tersebut akan
masuk diantara rahang tetap, dan rahang bergerak, lalu rotor akan menggerakan
rahang bergerak dengan menggunakan noken, gerakan rahang beregerak ini akan
menjepit bongkahan dan memecahkannya.
Tekanan yang diberikan rahang bergerak kepada material ditentukan dari
tingkat kekerasan material itu sendiri. Sedangkan lebar bukaan minimum dari
lubang out put, ditentukan dari besarnya ukuran yang diinginkan. Biasanya di bagian
bawah dari jaw crusher ini diletakkan screen untuk menyaring dan memastikan
material yang keluar sesuai dengan standart ukuran yang diinginkan. Sedangkan
bongkahan yang masih belum sesuai ukurannya, akan kembali mengalami proses
lanjutan, dapat berupa milling, grinding, atau crushing lagi.

D. Drum Magnetic Separator

Metode ini umumnya digunakan untuk pengolahan bijih yang memiliki sifat
kemagnetan. Konsentrat dan tailing dipisahkan dengan menggunakan magnet
induksi yang berupa drum. Feed dijatuhkan di lubang pemasukan feed, kemudian
curahan bijih tersebut akan menabrak drum magnet yang sedang berputar. Material
yang memiliki sifat kemagnetan akan melengket pada drum tersebut, sedangkan
material yang tidak memeiliki sifat kemagnetan akan jatuh ketempat tailing. Ada
tiga tempat output terpisah didalam alat ini.

a. Lubang keluaran untuk material yang memiliki sifat kemagnetan besar.


b. Lubang keluaran untuk material dengan sifat kemagnetan rendah yang
disebut Midling. (biasanya campuran antara material magnetic dan non-
magnetic).
c. Lubang keluaran untuk material non-magnetic.

E. Flotation (flotasi)
Flotasi adalah jenis pemisahan antara konsentrat dan Ore, konsentrat adalah
materaial yang mengandung unsur-unsur material berharga, biasanya dalam bentuk
bijih, seperti emas dan tembaga. Dari hasil pengolahan ini, tidak 100% konsentrat
material emas dan tembaga yang dapat diambil, biasanya dari 100% konsentrat,
setelah dilakukan proses ekstraksi, ada sekitar 10% - 20% yang hilang.

Proses-proses dalam flotasi ini antara lain : Pengahancuran, peggilingan


(biasanya 2 proses ini adalah proses awal dalam pengolahan), Pengapungan, dan
pengeringan. Penghancuran dan penggilingan bertujuan untuk mererduksi ukuran
bijih agar sesuai dengan kapasitas alat flotasi. Flotasi sendiri dapat diartikan
pengapungan, dimana yang diapungkan disini adalah material berharga yang reaktif
terhadap adanya gelembung udara dan tingkat kejenuhan terhadap air. Sehingga
jika suatu material sudah jenuh terhadap air, maka dia cenderung akan bereaksi
dengan gelembung udara dan terangkat kepermukaan sel flotasi dalam bentuk buih.

Awalnya konsentrat halus hasil penggilingan yang mengandung unsur emas atau
tembaga tadi dicampur dengan Reagen untuk membuat bubur konsentrat (slurry)
didalam sel flotasi, lalu dimasukkan udara bertekanan untuk proses pengadukannya.
Reagen sendiri adalah media yang digunakan untuk membuat gelembung udara
pada saat poses, reagen type ini dapat berupa kapur. Kemudian dimasukkan juga
reagen type Collector, fungsinya adalah mempengaruhi semua partikel-partikel
sulfida yang biasanya berupa logam agar bersifat menolak air. Setelah partikel
sulfida terpengaruh oleh reagen collector. Maka partikel tersebut akan mengikuti
gelembung dan mengapung kepermukaan sel flotasi. Partikel ini akan berbentuk
buih seperti detergen yang berwarna metalik dan akan masuk ke palung konsentrat.
Hasil dari proses flotasi ini harus mengalami proses lanjutan berupa proses
pengeringan.

F. Conveyor Magnetic Separator

Metode ini biasanya digunakan untuk memisahkan material berupa bijih yang
memiliki sifat kemagnetan. Metode yang digunakan hampir sama dengan Drum
magnetic separator, namun pada alat ini, magnet tidak berbentuk drum yang
berputar dan memiliki arus magnet induksi, melainkan sebuah belt conveyor yang
terbuat dari lempeng logam. Bentuk dan mekanisme kerja alat dari Conveyornya
sama dengan conveyor yang biasa digunakan pada proses pemindahan material
hasil proses crushing. Namun conveyor logam ini memiliki arus magnet induksi.

Prisnsip kerjanya adalah dengan menjatuhkan material curah hasil proses


crushing di atas conveyor yang sedang berjalan. Material yang tidak memiliki sifat
kemagnetan akan jatuh diujung landasan conveyor dan masuk kedalam Waste port
untuk selanjutnya dialirkan dengan aliran air ke tailing pit. Sedangkan material yang
memiliki sifat kemagnetan akan terus berjalan bersama dengan belt conveyor, lalu
belt conveyor akan dibersihkan oleh scrap, agar material magnetic terlepas dari belt
conveyor ketempat penampungannya.

Anda mungkin juga menyukai