Sore
memang tak selalu panas. Ditambah dengan dedaunan pohon yang menutupi tepian sungai. Gemercik air
yang menghantam bebatuan membuat udara semakin sejuk ketika air berubah menjadi embun. Menggigil,
namun cukup membuat suasana menjadi lebih terasa. Kuselami sungai kecil penuh bebatuan hingga kedua
tangan kumasukkan ke sela-sela bebatuan berharap ikan-ikan lari keluar menghantam jaring pukat kami.
Kutahan nafas 30 detik hingga terpecahkan rekor penyelaman paling lama yang pernah kulakukan. Cukup
singkat bila dibandingkan para penyelam nun jauh disana. Para penyelam yang punya level kelas dunia.
Ditambah riwayat spain ACL dikaki kiriku membuatku tak bisa berlama-lama di dalam air. Kupaksakan
mengayuh tubuhku sekuat tenaga hingga lelah yang terasa dikaki sebelahnya. Kulitku yang tipis akan lemak
semakin membuatku menggigil ketika angin hanya sekedar lewat memberikan kabar bahwa hari akan
hujan. Gemuruh petir seakan berteriak ingin mengusirku dari dalam sungai. Kunaiki sampan kecil waktu
itu, kuangkat pukat dan kukenakan baju dua lapis. Berharap air tak terus menyiksaku dengan
kesejukkannya. Menggigil, cukup lama menggigil. Hingga bergetar gerahang dan jari kecil-kecilku.
Menyerupai batu-batu kecil yang bergesekan ditepian sungai. Kutunggu hujan waktu itu. Hanya tetesan air
yang terjatuh di permukaan. Tak ada payung apalagi pendopo. Hanya topi tua yang semakin kusam
termakan waktu.