Anda di halaman 1dari 8

Journal Industrial Servicess Vol. 4 No.

1 Oktober 2018

PENGUKURAN NILAI EFEKTIVITAS MESIN REAKTOR A700


di PT. ARCHROMA INDONESIA CILEGON PLANT

Akbar Gunawan
Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Email: a68ar@untirta.ac.id
Hadi Setiawan
Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Email: hadi@untirta.ac.id
Fajri Humaedi
Jurusan Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend.Sudirman Km.3 Cilegon, Banten 42435
Email: fajrihumaedi1@gmail.com

ABSTRAK
Semakin tinggi teknologi yang digunakan oleh industri, maka akan semakin tinggi pula biaya yang harus
dikeluarkan untuk melakukan perawatan terhadap mesin tersebut. PT. Archroma Indonesia-Cilegon Plant
merupakan perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dalam memenuhi permintaan pasar atau
konsumen, maka perusahaan dituntut untuk menjalankan produksinya secara produktif dan efisien dengan tetap
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksinya. Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)
untuk mengetahui tingkat efektivitas mesin reaktor A700. data yang diperlukan antara lain adalah data kapasitas
produksi perusahaan, waktu delay mesin, waktu breakdown dan waktu planned downtime Rata-rata nilai OEE
mesin reaktor A700 pada periode bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 adalah sebesar 40.98%
dan masih belum memenuhi nilai standar kelas dunia berdasarkan Japan Institute of Plan Maintenance (JPIM).
Six Big Losses masing-masing losses, yaitu Setup And Adjustment Loss yaitu sebesar 53%, Reduced Speed Loss
dengan total persentase sebesar 19.2%, Equipment Failure Loss sebesar 11.6%, Idling Minor Stoppages sebesar
9.9%, Rework Loss sebesar 6.3% dan Scrap/Yield Loss sebesar 0%. nilai OEE tidak mencapai nilai 100% atau
sempurna, sehingga perlu adanya perbaikan atau peningkatan agar dapat mencapai nilai OEE yang sempurna

Keyword : Efektivitas, Produktif, Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

69
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

PENDAHULUAN Observasi lapangan yaitu langkah awal yang


Industri yang semakin berkembang dalam dilakukan untuk mencari permasalahan yang dialami
memproduksi produknya dengan menggunakan di lapangan sebelum melakukan penelitian. Data
teknologi yang tinggi. Terlebih untuk industri kelas yang akan digunakan untuk pengolahan data, data
atas yang sudah menggunakan teknologi tinggi dalam tersebut diantaranya yaitu data profil perusahaan,
mendukung tingkat produksinya untuk memenuhi data waktu breakdown, data waktu kerja mesin dan
permintaan konsumen. Semakin tinggi teknologi data produksi.
yang digunakan oleh industri, maka akan semakin
tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan untuk Tabel 1 Data Kapasitas Produksi
melakukan perawatan terhadap mesin tersebut. Untuk Kapa
Gro Defect (Kg)
menjaga performa mesin agar tetap berjalan dengan ss
sitas
Bula Ta Pro Total
baik, maka diperlukan perhitungan untuk mengukur n hun
Prod
duct
Rework Scrap
Defect
efektivitas mesin sehingga tidak terjadi kelebihan uksi (Kg) (Kg)
(Kg (Kg)
(Kg)
produksi yang akan menyebabkan kerusakan pada )
mesin. PT. Archroma Indonesia-Cilegon Plant 201 13945 127
Maret 11850 0 11850
6 0 600
merupakan perusahaan yang berorientasi pada
201 11848 116
kepuasan pelanggan. Dalam memenuhi permintaan April 2125 0 2125
6 8 363
pasar atau konsumen, maka perusahaan dituntut 201 17706 157
Mei 19720 0 19720
untuk menjalankan produksinya secara produktif dan 6 0 340
201 37459 316
efisien dengan tetap mempertahankan dan Juni 58460 0 58460
6 0 130
meningkatkan kualitas produksinya. PT. Archroma 201 23005 203
Juli 26600 0 26600
Indonesia-Cilegon Plant merupakan perusahaan yang 6 4 454
bergerak di bidang polimer. PT. Archroma memiliki Agust 201 38677 380
6090 0 6090
4 mesin reaktor yang masih aktif dalam memproduksi us 6 6 686
Septe 201 23963 227
emulsi resin sitetis yaitu reaktor A200, reaktor A500, mber 6 7 850
11787 0 11787
reaktor A700 dan reaktor A900. Pada mesin reaktor Oktob 201 21120 203
7280 0 7280
A700 sering terjadi kerusakan yang menyebabkan er 6 0 920
proses produksi menjadi terhambat dan terganggu Nove 201 36984 359
10250 0 10250
mber 6 0 590
sehingga tidak sesuai dengan target yang telah
Dese 201 29816 272
ditentukan. Faktor terpenting adalah performance 25197 0 25197
mber 6 7 970
mesin produksi yang digunakan. Jika mesin Janua 201 30897 299
9290 0 9290
mengalami kerusakan mendadak karena kurang ri 7 0 680
terpelihara, kualitas produk dan produktivitas makin Febru 201 40701 375
31900 0 31900
ari 7 0 110
menurun dan diperlukan perhitungan menggunakan
metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Proses pengolahan data yang berasal dari
untuk mengetahui tingkat efektivitas mesin reaktor
pengumpulan data, dalam pengolahan data berisikan
A700. Metode Overall Equipment Effectiveness
tentang perhitungan Availability Rate, perhitungan
(OEE) merupakan metode yang dapat digunakan
Performance Rate, perhitungan Quality Rate,
untuk menentukan persentase keefektivitasan mesin
perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE),
dalam proses operasinya (produksi). Sehingga, saat
dan perhitungan Six Big Losses. analisa mengenai
diketahui hasil perhitungan persentase tersebut,
perhitungan Availability Rate, perhitungan
diharapkan perusahaan dapat menerapkan perawatan
Performance Rate, perhitungan Quality Rate,
terhadap mesin dengan lebih baik. Harapan yang
perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE).
dilakuakn adalah untuk menentukan nilai OEE
(Overall Equipment Effectiveness) pada mesin
reaktor A700 dan menentukan nilai persentase Sic
Big Loses yang berpengaruh pada mesin reaktor
A700.

METODOLOGI

70
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

Mulai Loading time adalah waktu yang tersedia per bulan


dikurangi dengan waktu planned downtime. Berikut
ini adalah tabel hasil perhitungan loading time.
Studi Literatur Observasi lapangan

Tabel 2 Perhitungan Loading Time


Perumusan Masalah Availab Planned Loading
Bulan Tahun le Time Downtim Time
Tujuan Penelitian
(Jam) e (Jam) (Jam)
Maret 2016 340,9 15,5 325,4
Batasan Masalah
April 2016 516,5 15 501,5
Pengumpulan Data:
Mei 2016 684 15,5 668,5
1. Data Profil Perusahaan
2. Data Waktu Breakdown
Juni 2016 661 15 646
3. Data Waktu Kerja Mesin Juli 2016 407,5 15,5 392
4. Data Produksi
Agustu
Pengolahan Data:
2016 702,2 15,5 686,7
1. Perhitungan Available Rate
s
2. Perhitungan Performance Rate Septem
3. Perhitungan Quality Rate 2016 689,8 15 674,8
4, Perhitungan OEE
5. Perhitungan Six Big Loses
ber
Oktobe
2016 672,2 15,5 656,7
Analisa r
Novem
Kesimpulan dan Saran 2016 697,7 15 682,7
ber
Desem
Selesai 2016 732 15,5 716,5
ber
Gambar 1. Folwchart Metodologi Januari 2017 665,2 15,5 649,7
Februar
2017 632,8 14 618,8
HASIL dan PEMBAHASAN i
Hasil pengamatan pada mesin reaktor A700,
faktor-faktor yang menyebabkan delay pada mesin Downtime mesin merupakan waktu dimana
reaktor A700 adalah: No Raw Material, yaitu mesin tidak bisa melakukan operasi sebagaimana
terjadinya pasokan bahan baku yang akan diproses mestinya karena adanya gangguan terhadap mesin
tidak bisa terpenuhi karena ada kendala seperti atau peralatan. Pada mesin reaktor A700, faktor-
terlambatnya pasokan material, material belum faktor yang menyebabkan downtime adalah
ditimbang, dan menunggu preparasi bahan baku. pencucian mesin, schedule shutdown, machine break.
Planned Downtime, yaitu waktu downtime yang telah Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan dari total
dijadwalkan dalam rencana produksi.Machine Break, downtime:
yaitu kerusakan atau gangguan terhadap mesin atau
peralatan pendukungnya yang menyebabkan mesin Tabel 3 Perhitungan Total Downtime
berhenti beroperasi untuk sementara waktu. Planned Mac
Plann No
Shutdown, yaitu lama waktu berhenti produksi yang hine Other Total
Ta ed Raw
Bula Brea Down Down
ditetapkan oleh perusahaan yang meliputi schedule hu Shutd Mater
n k times time
maintenance, weekend shutdown, holiday shutdown, n own ial
(Jam (Jam) (Jam)
(Jam) (Jam)
projects dan training. )
Availability Rate merupakan rasio yang Mare 20
170,7 8 0 25,3 204
t 16
menunjukkan penggunaan waktu yang tersedia untuk
20
kegiatan operasi mesin atau peralatan. Adapun data- April 132,3 10 0 216,4 358,7
16
data yang digunakan dalam perhitungan Availability 20
Mei 313,7 37,4 0 14 365,1
Rate adalah available time, planned downtime dan 16
downtime. Perhitungan Availability Rate adalah 20 158,
Juni 72,3 32,8 42,4 306,1
16 6
sebagai berikut:
20
Juli 0 0 0 56,9 56,9
Availability Rate = 16
Agus 20
100% 72,6 16,7 27 130,6 246,9
tus 16

70
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

Sept
20
emb
16
110,6 35,3 76,1 56,8 278,8 Availability Rate (%)
er
Okto 20 100,00%
5 62,7 3 156,2 226,9

Persentase
ber 16 80,00%
Nov
20
60,00%
emb 103,7 69,2 2,3 56,1 231,3 40,00%
16
er 20,00% Availability
Dese 20 0,00% Rate (%)
253,2 71,6 5,2 60,8 390,8
mber 16

Januari
Mei

September
Maret

Juli

November
Janu 20
45,3 13,1 67,9 177,5 303,8
ari 17
Febr 20
24 0 76,7 41,5 142,2
uari 17
Gambar 2 Grafik Availability Rate
Berikut ini merupakan tabel hasil
perhitungan Availability Rate pada mesin reaktor Setelah mendapatkan nilai Availability Rate,
A700 periode Maret 2016 – Februari 2017 Performance Rate, dan Quality Rate, maka
selanjutnya adalah menghitung nilai OEE. Berikut ini
Tabel 4 Perhitungan Availability Rate merupakan tabel hasil perhitungan dari nilai Overall
Total Operati Availa Equipment Effectiveness (OEE) pada mesin reaktor
Ta Loadin
Bula Downti ng bility A700.
hu g Time
n me Time Rate
n (Jam)
(Jam) (Jam) (%)
Mar 20 37,31 Tabel 5 Perhitungan Nilai Overall Equipment
325,4 204 121,4
et 16 % Effectiveness (OEE)
Apri 20 28,47 Availabilit Quality Nilai
501,5 358,7 142,8 Bula Tah Performan
l 16 % y Rate Rate OEE
n un ce Rate (%)
20 45,39 (%) (%) (%)
Mei 668,5 365,1 303,4
16 % 26,08
Maret 2016 37,31% 76,41% 91,50%
20 52,62 %
Juni 646 306,1 339,9
16 % 25,69
April 2016 28,47% 91,88% 98,21%
20 85,48 %
Juli 392 56,9 335,1
16 % 32,63
Mei 2016 45,39% 80,89% 88,86%
Agu 20 64,05 %
686,7 246,9 439,8
stus 16 % 35,22
Juni 2016 52,62% 79,32% 84,39%
Sept %
20 58,68
emb 674,8 278,8 396 58,63
16 % Juli 2016 85,48% 77,56% 88,44%
er %
Okto 20 65,45 Agust 51,32
656,7 226,9 429,8 2016 64,05% 81,41% 98,43%
ber 16 % us %
Nov Septe 42,70
20 66,12 2016 58,68% 76,52% 95,08%
emb 682,7 231,3 451,4 mber %
16 %
er Okto 39,98
2016 65,45% 63,27% 96,55%
Dese ber %
20 45,46
mbe 716,5 390,8 325,7 Nove 56,18
16 % 2016 66,12% 87,38% 97,23%
r mber %
Janu 20 53,24 Dese 30,69
649,7 303,8 345,9 2016 45,46% 73,74% 91,55%
ari 17 % mber %
Febr 20 77,02 Janua 41,10
618,8 142,2 476,6 2017 53,24% 79,59% 96,99%
uari 17 % ri %
Febru 51,53
2017 77,02% 72,59% 92,16%
ari %
Rata- 40,98
56,61% 78,38% 93,28%
rata %

71
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

Scrap atau Yield


6 0 0,0%
Nilai OEE (%) Loss 100,0%
Jumlah 3602,757
70,00%
Persentase

50,00% Dari hasil pengurutan persentase faktor six big losses


30,00% tersebut akan digambarkan diagram paretonya
Nilai OEE sehingga terlihat jelas urutan dari keenam faktor yang
10,00% (%)
mempengaruhi efektivitas di mesin reaktor A700.
-10,00%
Juli

November
Januari
Mei

September
Maret

Berikut ini merupakan diagram pareto dari hasil


kumulatif pengaruh six big losses.

Pareto Chart of Six Big Losses


Gambar 3 Grafik Nilai Overall Equipment 4000
100
Effectiveness (OEE) 3000 80

Percent
Value
2000 60
Setelah didapatkan hasil perhitungan Six Big Losses 40
diatas, dapat diketahui mana yang menjadi penyebab 1000
20
terbesar yang menjadi pengaruh terhadap nilai 0 0
Six Big Losses
os
s ss re ge ss er
Overall Equipment Effectiveness (OEE), yaitu tL Lo ai
lu pa Lo O
th
n d F p r k
e ee t St
o o
sebagai berikut: st
m Sp en r w
ju d pm i no Re
d c e ui M
Tabel 6 Perhitungan Waktu dan Persentase Six A
d du Eq g
An Re li n
Id
Big Losses t up
N Total Time Loss Persentase Se
Six Big Losses Value 1909 692 417 357 228 0
o (Jam) (%)
Percent 53,0 19,2 11,6 9,9 6,3 0,0
Equipment Failure Cum % 53,0 72,2 83,8 93,7 100,0 100,0
1 416,800 11,6%
Loss
Set up And
2 1909,200 53,0%
Adjustment Loss Gambar 4 Diagram Pareto Six Big Losses
3 Reduced Speed Loss 691,864 19,2%
4 Idling Minor Stoppage 356,800 9,9% Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa faktor
5 Rework Loss 228,093 6,3% losses terbesar terletak pada Set up And Adjustment
6 Scrap atau Yield Loss 0 0,0% Loss sebesar 53% kemudian Reduce Speed Loss
Jumlah 3602,757 sebesar 19,2%, Equipment Failure Loss sebesar
11,6%, Idling & Minor Stoppages sebesar 9,9%,
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor yang Rework Loss sebesar 6,3% dan Scrap/Yield Loss
memiliki persentase terbesar dari keenam faktor sebesar 0%. Melalui diagram pareto dapat dilihat
tersebut adalah Set up And Adjustment Losses dengan bahwa faktor yang memberikan kontribusi terbesar
nilai sebesar 53,0%. Untuk melihat urutan persentase dari faktor six big losses tersebut adalah set up and
keenam faktor tersebut mulai dari yang terbesar adjustment loss sebesar 53% diikuti dengan faktor
hingga yang terkecil dapat dilihat pada tabel dibawah reduced speed loss sebesar 19,2 %.
ini Menurut aturan Pareto, nilai persentase
kumulatif mendekati atau sama dengan 80% menjadi
Tabel 7 Persentase Kumulatif Pengaruh Six Big prioritas permasalahan yang akan dibahas
Losses selanjutnya. Oleh karena itu, kedua faktor inilah yang
Persenta akan dianalisa dengan menggunakan diagram
N Total Time Persent se
Six Big Losses fishbone (cause and effect diagram). Berikut ini
o Loss (Jam) ase (%) Kumulat
if(%) merupakan gambar dari diagram fishbone set up and
Set up And adjustnent loss dan reduced speed loss.
1 1909,200 53,0%
Adjustment Loss 53,0%
Reduced Speed
2 691,864 19,2%
Loss 72,2%
Equipment Failure
3 416,800 11,6%
Loss 83,8%
Idling Minor
4 356,800 9,9%
Stoppage 93,7%
5 Rework Loss 228,093 6,3% 100,0%

72
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

dan Overall Equipment Effectiveness telah diperoleh


hasil sebagai berikut:
Analisa availability rate merupakan rasio waktu
Lingkungan Metode dimana sistem tidak beroperasi yang disebabkan oleh
Set up tidak
standar
faktor downtime dan breakdown. Dari perhitungan
Pemakaian secara
Banyaknya
Kotoran yang ada Terus menerus availability rate dapat diketahui bahwa nilai
Reduced
Tingginya kadar
Speed Loss availability keseluruhan mencapai 28,47% - 85,48%,
Kerusakan salah
Kotoran Motivasi kerja
Komponen yang
Satu komponen
Kurang untuk nilai availability terendah terdapat pada bulan
Sudah tua Kurang
teliti
April 2016 yaitu sebesar 28,47% dan nilai
Material Mesin Manusia
availability tertinggi terdapat pada bulan Juli 2016
yaitu sebesar 85,48%. Rata-rata nilai availability rate
selama 1 tahun yaitu sebesar 56,61%.Dilihat dari
standar nilai availability untuk analisa pada
penelitian ini yaitu 90%, maka dapat disimpulkan
Gambar 5 Diagram Fishbone Set Up And bahwa mesin yang dianalisa masih jauh dibawah nilai
Adjustment Loss standar untuk pengukuran nilai Overall Equipment
Effectiveness (OEE). Nilai selisih antara nilai tersebut
sangat jauh berbeda yaitu selisihnya sebesar 33,39%.
Analisa performance rate merupakan rasio
kecepatan operasi aktual dari peralatan dengan
Lingkungan Metode
Set up tidak kecepatan ideal berdasarkan kapasitas produksi.
Banyaknya standar
Kotoran yang ada
Pemakaian secara
Dengan membandingkan waktu siklus aktual
Terus menerus
Reduced terhadap waktu siklus ideal. Dari perhitungan
Speed Loss
Tingginya kadar
Kotoran
Kerusakan salah
Satu komponen
Kejenuhan
Motivasi kerja performance rate dapat diketahui bahwa nilai
Kurang Kurang
Komponen yang teliti Kurang
performance rate keseluruhan mencapai 63,27% -
Sudah tua Konsentrasi
Material Mesin Manusia 91,88%, untuk nilai performance terendah terdapat
pada bulan Oktober 2016 yaitu sebesar 63,27% dan
nilai performance tertinggi terdapat pada bulan April
2016 yaitu sebesar 91,88%. Rata-rata nilai
performance rate selama 1 tahun yaitu sebesar
Gambar 6 Diagram Fishbone Reduced Speed Loss 78,38%. Nilai performance untuk analisa pada
penelitian ini yaitu 95%, maka dapat disimpulkan
ANALISA bahwa mesin yang dianalisa masih jauh dibawah nilai
standar untuk pengukuran nilai Overall Equipment
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah Effectiveness (OEE). Nilai selisih antara nilai tersebut
diuraikan pada bagian pengolahan data, maka analisa jauh berbeda yaitu selisihnya sebesar 16,62%.
terhadap hasil pengolahan tersebut terbagi menjadi Analisa quality rate merupakan rasio berapa
dua bagian yaitu analisa pengukuran nilai OEE dan banyaknya kualitas produk yang tidak rusak/cacat.
analisa big six losses. Menurut Nakajima (1988), nilai Dari perhitungan quality rate dapat diketahui bahwa
ideal dari OEE adalah: nilai quality rate keseluruhan mencapai 84,39% -
98,43%, untuk nilai quality terendah terdapat pada
Tabel 8 World Class OEE bulan Juni 2016 yaitu sebesar 84,39% dan nilai
OEE Factor Nilai quality tertinggi terdapat pada bulan Agustus 2016
Availability Rate > 90% yaitu sebesar 98,43%. Rata-rata nilai quality rate
Performance Rate >95% selama 1 tahun yaitu sebesar 93,28%. Nilai quality
Quality Rate >99% untuk analisa pada penelitian ini yaitu 99%, maka
Overall OEE >85% dapat disimpulkan bahwa mesin yang dianalisa masih
Dari perhitungan efektivitas mesin reaktor A700 dibawah nilai standar untuk pengukuran nilai Overall
dengan menggunakan metode Overall Equipment Equipment Effectiveness (OEE). Nilai selisih antara
Effectiveness (OEE) yang meliputi perhitungan nilai tersebut yaitu selisihnya sebesar 5,72%.
Availability Rate, Performance Rate, Quality Rate Perhitungan Overall Equipment Effectiveness dapat
diketahui bahwa nilai Overall Equipment

73
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

Effectiveness (OEE) pada bulan Maret 2016 sebesar sudah merasa bekerja keras. Disinilah letak kelebihan
26,08%, kemudian mengalami penurunan di bulan dari metode OEE ini dimana tidak saja hanya
April 2016 sebesar 25,69% dan ini adalah nilai OEE mengukur kinerja manufaktur tetapi juga dapat
yang terendah, dan pada bulan Mei 2016 mengalami mengidentifikasi masalah sebagai sumber kerugian
peningkatan yaitu sebesar 32,63%, kemudian yang menyebabkan nilai OEE perusahaan dibawah
mengalami peningkatan lagi pada bulan Juni 2016 kondisi ideal.
sebesar 35,22 dan kembali meningkat pada bulan Juli
2016 sebesar 58,63% dan ini adalah nilai OEE yang Tabel 9 Rata-Rata Persentase Nilai Kerugian
tertinggi, dan pada bulan Agustus 2016 sampai (Losses)
dengan bulan Oktober 2016 mengalami penurunan No Six Big Losses Persentase (%)
yaitu pada bulan Agustus 2016 sebesar 51,32%, pada 1 Set up And Adjustment Loss 53,0%
bulan September 2016 sebesar 42,70% dan pada 2 Reduced Speed Loss 19,2%
bulan Okteber 2016 sebesar 39,98%, pada bulan 3 Equipment Failure Loss 11,6%
November 2016 mengalami peningkatan sebesar 4 Idling Minor Stoppages 9,9%
56,18%, kemudian mengalami penurunan di bulan 5 Rework Loss 6,3%
Desember 2016 sebesar 30,69%, pada bulan Januari 6 Scrap atau Yield Loss 0,0%
2017 dan bulan Februari 2017 mengalami
peningkatan dengan nilai 41,10% di bulan Januari KESIMPULAN
2017 dan 51,53% di bulan Februari 2017. Nilai Pada analisa losses terlihat bahwa rata-rata
keseluruhan pada mesin reaktor A700 yaitu 25,69% - losses pada perusahaan terbesar terdapat pada set up
58,63% dengan nilai rata-rata OEE selama bulan and adjustment loss yaitu sebesar 53%, kemudian
Maret 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 reduce speed loss yaitu sebesar 19,2%, equipment
adalah 40,98%. failure loss sebesar 11,6%, idling minor stoppages
Nilai untuk standar OEE kelas dunia yaitu 85%. sebesar 9,9%, rework loss sebesar 6,3% dan yang
Nilai OEE yang sudah didapatkan selama bulan terakhir scrap/yield loss sebesar 0%. Kerugian yang
Maret 2016 sampai dengan bulan Februari 2017 paling dominan yaitu Setup And Adjustment Loss
masih belum memenuhi nilai standar kelas dunia dan yaitu sebesar 53%. Hal tersebut disebabkan karena
masih harus dilakukan banyak perbaikan, namun lamanya waktu penyetelan mesin saat pemanasan dan
menurut Vorne Industries (2013), nilai OEE tersebut pada saat jadwal penghentian mesin, sehingga
sudah cukup baik untuk standar pabrik, karena rata- menghasilkan total waktu set-up and adjustment yang
rata mesin pabrik umumnya masih menghasilkan tinggi. Kerugian pada urutan kedua yaitu kerugian
nilai OEE sebesar 35% hingga 45%, namun pengurangan kecepatan (Reduced Speed Loss)
produksinya dianggap memiliki skor yang rendah. dengan total persentase sebesar 19.2%. Kerugian ini
Tapi, dengan nilai OEE 40,98% dapat dengan mudah terjadi akbiat mesin beroperasi dibawah standar
di-improve melalui pengukuran langsung dengan kecepatan. Kerugian pada urutan ketiga yaitu yaitu
menelusuri alasan-alasan downtime dan menangani kerugian akibat kerusakan mesin (Equipment Failure
sumber-sumber penyebab downtime secara satu per Loss), dengan total persentase 11,6%. Kerusakan
satu. yang terjadi berupa kerusakan pada beberapa part
mesin yang perbaikannya tidak membutuhkan waktu
Dalam analisa OEE, terdapat enam losses yang lama. Kerugian pada urutan keempat yaitu kerugian
teridentifikasi yaitu equipment failure loss yang akibat mesin menganggur dan kemacetan kecil
merupakan lamanya waktu kerusakan mesin hingga (Idling and Minor Stoppages). Total persentase
perbaikan mesin, setup and adjustment loss yang kerugian ini adalah 9.9%. Kerugian ini disebabkan
merupakan lamanya waktu persiapan dan karena adanya waktu mesin yang tidak produktif
penyesuaian, reduced speed loss dan idling minor dimana mesin tidak dapat bekerja. Kerugian pada
stoppages yang merupakan akibat berhentinya urutan kelima yaitu rework loss, dengan nilai
peralatan sebagai akibat terlambatnya pasokan persentase 6,3%. Kerugian ini terjadi akbiat adanya
material atau tidaknya adanya operator. Bahwa produk yang dimasukkan kembali ke dalam proses
kinerja operasi manufaktur di perusahaan masih jauh produksi Kerugian pada urutan terakhir yaitu
di bawah kondisi ideal. Tentu timbul pertanyaan kerugian akibat adanya produk yang gagal
besar mengapa keadaan ini bisa terjadi, sementara (Scrap/Yield Loss) dengan nilai persentase 0% yang
mungkin orang yang terlibat dalam proses operasi berarti tidak ada masalah.

74
Journal Industrial Servicess Vol. 4 No. 1 Oktober 2018

Berdasarkan perhitungan efektivitas Binoy Boban and Jenson Joseph E., 2013.
menggunakan metode Overall Equipment “Enhancing Overall Equipment
Rffectiveness (OEE) terhadap mesin reaktor A700 di Effectiveness for a Manufacturing Firm
PT. Archroma Indonesia Cilegon Plant, dapat through Total Productive Maintenance”.
disimpulkan bahwa rata-rata nilai OEE mesin reaktor International Journal of Emerging
A700 pada periode bulan Maret 2016 sampai dengan Technology and Advanced Engineering
bulan Februari 2017 adalah sebesar 40.98% dan Vol. 3 Issue 8.
masih belum memenuhi nilai standar kelas dunia Dinda Hesti T, Arif Rahman dan Ceria Farela M.T.,
berdasarkan Japan Institute of Plan Maintenance 2013. “Analisis Overall Equipment
(JPIM). Dari perhitungan Six Big Losses terhadap Effectiveness (OEE) dalam meminimalisi
mesin reaktor A700 PT. Archroma Indonesia Cilegon Six Big Losses pada Mesin Produksi Dual
Plant, diperoleh rata-rata nilai persentase masing- Filters DD07, Jurnal Teknik Industri.
masing losses, yaitu Setup And Adjustment Loss yaitu Universitas Brawijaya.
sebesar 53%, Reduced Speed Loss dengan total Ebeling, Charles E. 1997. An Introduction to
persentase sebesar 19.2%, Equipment Failure Loss Reliability an Maintainability Engineering.
sebesar 11.6%, Idling Minor Stoppages sebesar 9.9%, McGraw-Hill International Edition.
Rework Loss sebesar 6.3% dan Scrap/Yield Loss Nakajima, Seiichi. 1988. Introduction to TPM : Total
sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Productive Maintenance.
pengaruh dari kategori Six Big Losses yang Nakajima, Seiichi. 1989. TPM Development
mempengaruhi efektivitas mesin reaktor A700 yang Program: Implementing Total Productive
menyebabkan nilai OEE tidak mencapai nilai 100% Maintenance.
atau sempurna, sehingga perlu adanya perbaikan atau Robert, J. 1997. Total Productive Maintenance.
peningkatan agar dapat mencapai nilai OEE yang Departement of Industrial Engineering
sempurna. Technology, Texas.
Santoso, G. 2010. Manajemen Perwatan Pabrik.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Pustaka Prestasi Publisher.
Agil Septiyan H dan H. Hari Supriyanto., 2012. Vorne Industries. (2013). Overall Equipment
“Pengukuran Nilai Overall Effectiveness Effectiveness,
(OEE) Sebagai Pedoman Perbaikan http://www.leanproduction.com/oee.html,
Efektivitas Mesin CNC Cuttin”. Jurnal (diakses tanggal 15 Mei 2017)
Teknik POMITS Vol. 1, No 1: 1-6 https://sonoftito.wordpress.com/2013/11/25/apa-itu-
Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi, pareto-chart/ (diakses tanggal 14 Mei
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi 2017)
Universitas Indonesia.

75

Anda mungkin juga menyukai