Fungsi utama ginjal adalah pengeluaran zat-zat sisa atau toksik dari dalam tubuh melalui
urin. Terdapat 3 mekanisme utama dalam pembentukan urin, yaitu :
1. Filtrasi glomerulus
2. Reabsorbsi tubulus
3. Sekresi tubulus
I.FILTRASI GLOMERULUS
Merupakan suatu filtrasi non diskriminatif plasma bebas protein dari glomerulus ke
dalam kapsula Bowman. Sekitar 20% jumlah total plasma dalam tubuh akan masuk ke
dalam glomerulus untuk difiltrasi.
Untuk dapat terfiltasi ke dalam kapsula Bowman, plasma harus melewati 3 lapisan
kapiler glomerulus, yaitu :
a. Endotelium kapiler.
Terdiri dari 1 lapis sel endotel gepeng dan memiliki banyak pori-pori besar
(fenestrata) shg 100 kali lebih permeabel terhadap H2O dan zat terlarut dibanding
kapiler di bagian tubuh lain. Membran inilah yang memfiltrasi sel-sel darah
seperti sel darah merah sehingga tidak dapat melewati kapiler glomerulus.
b. Membran basal.
Merupakan lapisan gelatinosa aselular (tidak mengandung sel) yang terbentuk dari
kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara glomerulus dan kapsula Bowman.
Kolagen menghasilkan kekuatan struktural, sedangkan glikoprotein berperan
sebagai penghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Di dalam membran ini juga
terdapat sel mesangial yang dapat berkontraksi maupun relaksasi, yang juga akan
berpengaruh terhadap luas permukaan filtrasi.
c. Lapisan sel epitelial (Podosit)
Podosit memiliki banyak prosessus atau penjuluran. Terdiri dari prosessus primer
dan sekunder atau pedikel. Pedikel inilah yang akan mengelili kapiler glomerulus
sehingga menghasilkan celah-celah filtrasi yang berukuran 8 nm. Melalui celah-
celah inilah plasma akan akan difiltrasi masuk ke kapsula Bowman.
3 lapisan kapiler glomerulus yang telah disebutkan diatas, semuanya memiliki
muatan negatif, karena alasan tersebut protein-protein plasma yang juga
bermuatan negatif tidak dapat melewati kapiler glomerulus. Sekalipun protein
plasma terkecil yaitu albumin. Walaupun sebenarnya ukuran albumin hanya 7
nm, tetapi karena muatan negatif yang dimilikinya itulah yang membuatnya
tertahan di dalam kapiler.
Namun pada akhirnya didapatkan gaya (tekanan filtasi netto) sebesar 10 mmHg
untuk melakukan suatu filtrasi.
Mengukur Laju Filtrasi Glomerulus
Reabsorbsi tubulus adalah suatu proses yg sangat selektif. Di dalam filtrate glomerulus ,
semua konstituen, kecuali protein plasma berada dalam konsentrasi yg sama dgn konsentrasi
di plasma. Umumnya jumlah setiap bahan yg direabsorbsi adalah jumlah yg diperlukan untuk
mempertahankan komposisi dan volume lingkungan cairan internal yg sesuai.
Nasib berbagai bahan yang difiltrasi oleh ginjal
Delapan puluh persen dari kebutuhan energy total ginjal digunakan untuk transportasi Na+ ,
yang menandai betapa pentingnya proses ini.
- Reabsorbsi natrium di tubulus proksimal berperan penting dalam reabsorbsi glukosa,
asam amino, H2O , Cl- , dan urea.
- Reabsorbsi natrium di lengkung Henle , bersama dengan reabsoorbsi Cl- , berperan
penting dalam kemampuan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi dan volume
yang berbeda-beda , bergantung pada kebutuhan tubuh untuk menyimpan atau
membuang H2O.
- Reabsorbsi natrium di bagian distal nefron bersifat variabel dan berada di bawah
control hormone, menjadi penting dalam mengatur volume CES. Reabsorbsi tersebut
juga sebagian berkaitan dengan sekresi K+.
Glukosa dan asam amino direabsorbsi oleh transportasi aktif sekunder yg bergantung
pada Na+
Sejumlah besar molekul organic yg mengandung nutrisi, misalnya glukosa dan asam amino
di filtrasi setiap harinya, karena zat-zat ini secara normal direabsorbsi secara totalkembali ke
darah oleh mekanisme yang bergantung energy dan Na+ yg terletak di tubulus proksimal ,
mereka biasanya tidak diekskresikan dalam urin. Reabsorbsi yang cepat dan tuntas di awal
tubulus ini mencegah hilangnya nutrient-nutrien organic yg penting ini.
Kecuali Na, bahan yang direabsorpsi secara aktif memperlihatkan maksimum transportasi,
semua bahan yang direbsorpsi secara aktif berikatan dengan pembawa yang berada di
membrane yang memindahkan mereka menembus membrane melawan gradient konsentrasi.
Setiap pembawa bersifat spesifik untuk jenis bahan yang dapat mereka angkut; sebagai
contoh, pembawa kontransportasi glukosa tidak dapat mengangkut asam amino atau
sebaliknya. Karena di sel yang melapisi tubulus jumlah masing-masing jenis pembawa
terbatas, jumlah suatu bahan yang secara aktif dipindahkan dari cairan tubulus dalam rentang
waktu tertentu memiliki batas maksimum. Kecepatan reabsorpsi maksimum tercapai apabila,
semua pembawa yang spesifik untuk suatu bahan terisi penuh atau jenuh, sehingga mereka
tidak dapat lagi mengangkut tambahan penumpang. Tidak hanya reabsorpsi aktif sekunder
glukosa dan asam amino yang dikaitkan dengan pompa NaK basolateral, tetapi reabsorpsi
pasif Cl-, H20, urea juga bergantung pada mekanisme reabsorpsi aktif Na+ ini.
SEKRESI TUBULUS
Proses sekresi yang terpenting adalah H+, K+, dan ion-ion organic
Sekresi ion Hidrogen
Tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan tubuh. Sebaliknya sekresi H+
berkurang apabila konsentrasi H+ didalam cairan tubuh terlalu rendah.
Sekresi ion Kalium
Selama keadaan kekurangan K+, sekresi K+ dibagian distal nefron berkurang hingga
minimum, sehingga hanya sebagian kecil K+ yang difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi di
tubulus proksimal diekskresikan dalam urin. Dengan cara ini, K+ yang dalam keadaan
normal akan keluar melalui urin tertahan dalam tubuh.
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a) Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan tahap ke-2.
b) Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang).
Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan dapat dipelajari
“latih”. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika urinaria dan gerak
spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi.
Sistem saraf parasimpatis : impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi,
sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, P. Fisiologi Perkemihan. Jakarta. Dikutip dari
https://www.scribd.com/doc/248310847/Fisiologi-Perkemihan pada tanggal 03 Maret 2015
Sherwood, L. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Brahm U. Pendit (Alih Bahasa). Nella
Yesdelita (Editor). Jakarta : EGC. 2009 : hal 578-579