1. Hipertensi pulmonal primer ditandai dengan perubahan vaskular yang progresif dan
ireversibel sama seperti pada sindrom Eisenmenger tetapi tanpa lesi intracardiac. Patogenesis
hipertensi pulmonal primer belum diketahui sepenuhnya, namun disfungsi endotel pembuluh
darah pulmonal (dengan overprodusi endothelin) dan aktivitas platelet yang meningkat bisa
menjadi faktor yang penting. Overproduksi endothelin tidak hanya dikaitkan dengan
vasokonstriksi, tetapi juga dengan proliferasi sel, inflamasi, hipertrofi medial, dan fibrosis.
2. Kondisi ini jarang didapatkan pada pasien anak, kondisi ini biasa didapatkan pada orang
dewasa dan lebih sering pada wanita. Kondisi ini juga memiliki prognosis yang buruk.
E. Penyakit Lain
Hipertensi pulmonal yang berhubungan dengan penyakit lain memiliki patogenesis yang
sama dengan yang telah dijelaskan di atas.
V. Patologi
d. Grade 4-6: dilatasi dan lesi plexiform, angiomatous dan cavernous, hyalinisasi fibrosis
intima, dan arteritis nekrotis
2. Perubahan hingga grade 3 termasuk reversibel jika penyebabnya diatasi. Perubahan pada
grade 4-6 termasuk ireversibel dan memerlukan tindakan pembedahan PJB.
3. Perubahan vaskular progresif yang terjadi pada hipertensi pulmonal primer sama dengan
perubahan yang terjadi pada PJB.
4. Dengan hipertensi vena pulmonal, arteri pulmonalis dapat menunjukkan adanya hipertrofi
medial yang berat dan fibrosis intima. Meskipun begitu, perubahan terbatas hanya pada grade
1-3 dan biasanya reversibel jika penyebabnya diatasi.
2. Sianosis dengan atau tanpa clubbing dapat ditemukan. Terjadi distended vena pada leher
dan teraba lift atau tap ventrikel kanan pada palpasi.
3. Bunyi jantung 2 nyaring dan tunggal. Klik ejeksi dan bising decrescendo diastolik awal
biasanya juga muncul di MLSB (middle left sternal border). Bising holosistolik dari
regurgitasi trikuspid juga dapat terdengar di LLSB (lower left sternal border). Mungkin
didapatkan juga tanda-tanda gagal jantung kanan (seperti hepatomegali, edema tungkai)
4. EKG menunjukkan dilatasi atrium kanan dan hipertrofi ventrikel kanan dengan atau tanpa
”strain”. Hipertrofi atrium kanan sering ditemukan. Aritmia terjadi pada stadium akhir.
5. Radiografi dada dapat menunjukkan hasil normal atau sedikit pembesaran jantung. Segmen
arteri pulmonal yang menonjol dan pembuluh darah hilus yang dilatasi dengan lapang paru
yang bersih merupakan karakteristik khas.
a. Pelebaran atrium dan ventrikel kanan, dengan ventrikel kiri normal atau kecil.
c. Tekanan arteri pulmonalis dapat diperkirakan menggunakan studi doppler (dibahas pada
chapter 4)
1) Menggunakan peak TR velocity, tekanan sistolik ventrikel kanan dapat diketahui dari
persamaan Bernouli (ΔP = 4V2) dan tekanan atrium kanan diasusmsikan 10 mmHg.
Batas atas dari tekanan sistolik arteri pulmonal normal dengan metode Doppler adalah
36-40 mmHg.
2) Menggunakan shunt lesion, contohnya adalah VSD atau PDA, kecepatan sistolik
puncak melewati aliran itu digunakan untuk memperkirakan tekanan ventrikel kanan.
3) Kecepatan end diastolic dari pulmnonary regurgitation (PR) dapat digunakan untuk
memperkirakan tekanan diastolik pada arteri pulmonal. Kecepatran end diastolic
diukur dan dimasukkan pada persamaan Bernouli dan tekanan vena sentral normal
adalah 10 mmHg.
a. Pulmonal hipertensi sekunder pada obstruksi saluran nafas atas biasanya reversibel
ketika penyebabnya ditangani.
b. Pulmonal hipertensi berhubungan dengan lesi L-R shunt lebar atau dihubungkan
dengan hipoertensi vena pulmonal yang membaik atau hilang setelah penyebabnya
dihilangkan jika ditangani awal.
d. Pulmonal hipertensi primer progresif dan memiliki dampak fatal biasanya 2-3 tahun
setelah onset dari gejala.
f. Gagal jantung kanan dan aritmia jantung terjadi pada tahap lanjut. Nyeri dada,
hemoptysis, dan sinkop adalah tanda bahaya.
VII. Diagnosis
1. Pemeriksaan non invasif (EKG, Ecocardiography dan rongen dada) digunakan untuk
mendeteksi dan memperkirakan derajat keparahan dari pulmonal hipertensi pulmonal.
a. Inhalasi nitrit oxide (20 ppm) dengan atau tanpa meningkatkan konsentrasi
oksigen selama 10 sering digunakan. Tolazoline (Priscoline, α adrenoreseptor
bloker) , protasiklin intravena atau penambahan dari oksigen bisa juga digunakan.
3. Biopsi paru telah digunakan dalam percobaan evaluasi operabilitas pada pasien denga
hipertensi pulmonal dan penyakit jantung kronik. Sayangnya, perubahan vaskular
paru tidak distribusi merata dan pada penemuan biopsi menunjukkan hubungan
rendah dengan perjalanan alami dari penyakit operabilitas. Data hemodinamik
menunjukkan prediksi kemampuan bertahan lebih baik daripada penemuan biopsi.
VIII. Tatalaksana
B. Tindakan Umum