Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN RESIKO

Anggota :
1. Rika Damayati S.Farm., Apt
2. Dr.Titi Nurhayati
3. Dr.Pitoyo Marbun
4. Drg.Cahya Satriawira
5. Ulfan
Manajemen resiko merupakan penerapan secara sistematis dari
kebijakan manajemen, prosedur, dan aktivitas kegiatan identifikasi bahaya,
analisis, penilaian, penanganan, pemantauan, serta evaluasi resikonya.
Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia.

Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks. Semakin


luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu puskesmas maka semakin
kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal
tersebut menyebabkan puskesmas mempunyai potensi yang bahaya yang
sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, resiko ini juga
membahayakan pengunjung puskesmas.
Di puskesmas kecamatan penjaringan terdapat tiga kegiatan
manajemen resiko yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap
resiko yang mungkin terjadi, yaitu ;
a) Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan
manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh
aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas
maupun pada lingkungan.
b) Manajemen resiko klinis
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi,
mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi
secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu
pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada
suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan
untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun
petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di
Puskesmas adalah untuk keselamatan pasien dan
petugas.Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis
bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan
Puskesmas.

c) Manajemen resiko pelaksanaan program


Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas
merupakan upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan
meminimalkan dampak atau risiko atas pelaksanaan program
Puskesmas.

Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen resiko, terdapat beberapa


tahapan dalam manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah :
1. Identifikasi resiko
2. Menafsirkan kerugian atau resiko yang dapat terjadi
3. Menangani resiko
4. Pengimplementasian
5. Memonitor dan mengevaluasi pengimplementasiannya

Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi


resiko. Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan
terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya
resiko atau kerugian. Proses identifikasi resiko ini mungkin adalah proses
terpenting, karena dengan proses inilah semua resiko yang ada atau yang
mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus diidentifikasikan. Adapun proses
identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan komprehensif, sehingga
tidak ada resiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam
pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik
antara lain :

1. Incident investigation
2. Inspection
3. Checklist
4. Auditing

Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk


mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai
fasilitas dan peralatan kesehatan. Potensi bahaya di sarana pelayanan
kesehatan, selain penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yang
mempengaruhi situasi dan kondisi tempat pelayanan tersebut seperti bahan
kimia berbahaya, gangguan psikososial.
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan
karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.
Sarana pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat
meningkatkan peluang kecelakaan.. Untuk itu perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh
karena itu manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola
dengan baik.

A. MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN


Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas kecamatan
penjaringan meliputi:
- Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas
- Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah
karyawan dan toilet, dsb
- Tata ruang dan penetapan zona risiko
- Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih,
keadaan udara, penghawaan, kebisingan, pencahayaan,
kelembaban
- Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas
1) Toilet dan Kamar Mandi,
2) Pembuangan sampah,
3) Penyediaan air minum dan air bersih,
4) Hygiene dan sanitasi makanan
5) Pengolahan limbah,
6) Pengolahan limbah medis
7) Pengelolaan linen
8) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
9) Dekontaminasi dan sterilisasi
10) Promosi hygiene dan sanitasi

B. MANAJEMEN RESIKO LAYANAN KLINIS


Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas kecamatan
penjaringan dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan
layanan klinis yaitu:
1. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Poli 24 Jam
3. Poli Ruang Bersalin
4. Poli Farmasi
5. Poli Umum
6. Poli PKPR
7. Poli KIA
8. Poli Gigi
9. Poli TB
10. Poli MTBS
11. Poli Ims
12. Laboratorium
13. Poli Gizi
14. Poli Radiologi

C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM


Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi
risiko :
- Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
- Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
- Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program
Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program di Puskesmas
kecamatan penjaringan dilaksanakan di unit pelayanan yang
menyelenggarakan layanan klinis yaitu:
1. Program TB kusta
2. Program Kesling
3. Program Lansia
4. Program Imunisasi
5. Program KIA
6. Program Promkes
7. Program ISPA Diare
8. Program Gizi
9. Program UKS

TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN


Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan
a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
- Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi
kuat, atap tidak bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat dan
rata serta menggunakan bahan bangunan yang tidak
membahayakan
- Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan
cukup, seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu.
- Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi
dan pintu darurat jika terjadi kecelakaan
- Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan
jumlah karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap
penambahan 20 karyawan harus ditambah I toilet dan 1 kamar
mandi.
- Tata ruang
o Zona ruang dengan
 Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang
Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang
penyimpanan rekam medis bersatu dengan loket (unit
pendaftaran), ruang penyimpanan obat, ruang
Akreditasi dan Musholla
 Risiko sedang: meliputi poli rawat jalan (selain poli P2)
 Risiko tinggi: meliputi,Laboratorium, POLI 24 Jam dan
tempat penampungan limbah/sampah medis
o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan
b. Identifikasi risiko kondisi lingkungan
Setiap unit kerja melakukan identifikasi risiko kondisi lingkungan antara
lain:
1. Sarana
o Kerusakan bangunan atau sarana prasarana
o Fasilitas sanitasi seperti wastafel buntu, air tidak lancar,
sampah medis tidak tersedia, toilet rusak, dll
2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembaban, kebisingan
peralatan, dsb
3. Kebersihan ruangan dan fasilitas
4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh,
paparan limbah pada lingkungan dll.
c. Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
1. Toilet dan Kamar Mandi,
o Tersedia dalam keadaan bersih
o Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
o Terpisah antara toilet laki laki dan perempuan
o Tidak terdapat perindukan nyamuk
2. Pembuangan sampah,
o Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik di
setiap ruangan
o Tempat sampah tertutup
o Sampah/ limbah non medis padat ditampung dalam kantong
warna hitam. Sampah medis ditampung dalam kantong
warna kuning.
o Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan
sampah sementara
3. Penyediaan air minum dan air bersih,
o Tersedia air bersih
o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan
4. Hygiene dan sanitasi makanan
o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas
5. Pengolahan limbah
o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas
6. Pengolahan limbah medis
o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box
o Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah medis
dengan kantong warna kuning
o Limbah medis padat selanjutnya ditampung pada
penampungan sementara untuk dikirim ke tepat
pemusnahan
7. Pengelolaan linen
o Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non infeksius
o Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses desinfeksi
o Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke
tempat pencucian
8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa
dan tikus
o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang
pengganggu
o Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang
pengganggu
9. Dekontaminasi dan sterilisasi
o Seluruh peralatan yang terkontaminasi dilakukan proses
dekontaminasi dan sterilisasi
o Proses dekontaminasi dilaksanakan segera setelah proses
pelayanan, sterilisasi dilakukan di ruang sterilisasi
10. Promosi hygiene dan sanitasi
o Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan,
membuang sampah, kebersihan kamar mandi dan cara
mencuci tangan, etika batuk.

d. Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan


Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan dilaksanakan
oleh petugas sanitasi

A. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PELAYANAN KLINIS


Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:

1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun
daftar risiko yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang
bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit
pelayanan tersebut
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi
manajemen risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas.
2. Analisis risiko (Risk Assessment)
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh
Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan
dari risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode
and Effect Analysis)
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan
kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah
menggunakan Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis)
kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan (treatment)
ataukah tidak.

4. Tindakan atau perbaikan


Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap
tindakan perbaikan.Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada
Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas
lainnya.

B. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM


Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program meliputi
kegiatan
1. Identifikasi risiko
Risiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program.
2. Analisis risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis
oleh Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai
tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment) dan dengan
metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA
dan analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA
(Root Caused Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang
tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan pemecahan masalah.
Identifikasi risiko dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring
terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya

1. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden
tersebut untuk snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat jarang/rare ( > 5 tahun / kali )
2 Jarang/unlikely ( > 2-5 tahun / kali )
3 Mungkin/Possible 1 - 2 tahun / kali )
4 Sering/likely ( beberapa kali / tahun )
5 Sangat sering / almost certain (tiap minggu /
bulan)

b. Dampak
TINGKAT DESKRIPSI PELUANG
DAMPAK
RESIKO / FREKUENSI
1 Tidak significant Tidak ada cedera
2 Minor  Cedera ringan, mis iuka
lecet
 Dapat diatasi dengan
P3K
3 Moderat  Cedera sedang, mis Iuka
robek
 Berkurangnya fungsi
motoric/ sensorik/
psikologis /intelektual
(reversible), tidak
berhubungan dengan
penyakit)
 Setiap kasus yang
memperpanjang
perawatan
4 Mayor  Cedera luas/ berat, mis
cacat, lumpuh
 Kehilangan
fungsi motoric/ sensorik/
psikologis/ intelek tual
(ireversibel), tidak
berhubungan dengan
penyakit
5 Katatropik  Kematian yang tidak
berhubungan dengan
perjalanan penyakit
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya.

2. EVALUASI RESIKO
Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor
dan grading yang di dapat
SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG

LEVEL TOTAL SKOR


Rendah 1-3
Sedang 4-6
Tinggi 8 - 12
Extreme 15 - 25
3. KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2
minggu
Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.
Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola
resiko. Traget waktu pengendalian sampai 6 minggu
Rendah Dilakukan penelitian sederhana paling lama 1
minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin. Target waktu
pengendalian sampai 12 minggu

Respon Manajemen
Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim
manajerial akan memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang
tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu
sendiri. Adapun tujuan dan strategi ini adalah untuk memindahkan dampak
potensial resiko sebanyak mungkin untuk meningkatkan control terhadap
resiko.
Ada 5 strategi alternative untuk menangani resiko :
1. Menghindari resiko
2. Mencegah resiko dan mengurangi kerugian
3. Meretensi resiko
4. Mentransfer resiko
5. Asuransi
LAMPIRAN I

PROSES MANAJEMEN RESIKO


LAMPIRAN II

FORMULIR LAPORAN INSIDEN KTD, KNC,KPC


dan KEJADIAN SENTINEL PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN

I. DATA PASIEN
Nama : ...................................................................
No. Register : ...................... Ruangan ............................
Umur : ( ) 0 - 1 bulan ( ) > 1 bl – 1 th
( ) > 1 th - 5 th ( ) > 5 th – 15 th
( ) > 15 th – 30 th ( ) > 30 th – 65 th

Jenis Kelamin : ( ) Laki – laki ( ) Perempuan


Penanggung jawab pasien : ( ) Pribadi ( ) Asuransi
swasta
( ) Askes Pemerintah ( ) BPJS

Tanggal masuk Puskesmas : ............................... Jam

II. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ............................... Jam
2. Insiden :
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
3. Kronologi insiden
..............................................................................................................
..............................................................................................................
4. Jenis Insiden : ( ) Kejadian Nyaris Cedera / KNC ( Near Miss)
( ) Kejadian Tidak Cedera / KTC ( No Harm)
( ) Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event)
( ) Kejadian Sentinel

5. Orang yang pertama melaporkan insiden :


( ) Karyawan : Dokter/Perawat/Bidan/Petugas Lain
( ) Pasien
( ) Keluarga/Pendamping Pasien
( ) Pengunjung
( ) Lain-lain (sebutkan) ...........................................

6. Insiden terjadi pada :


( ) Pasien
( ) Lain-lain ....................
Misal: karyawan/Pengunjung/Pendamping/Keluarga Pasien

7. Insiden menyangkut pasien :


( ) Pasien Rawat Jalan
( ) Pasien Rawat Inap
( ) Pasien UGD
( ) Pasien Kebidanan dan Bayi Baru Lahir
( ) Pasien Anak
( ) Pasien IMS/VCT
( ) Pasien TB Dots
( ) Pasien KIA- KB
( ) Pasien Pemeriksaan Laboratorium
( ) Pasien Lain-lain

8. Tempat Insiden
Lokasi Kejadian ............................................ (tempat pasien berada)

9. Insiden terjadi pada pasien :


(sesuai kasus penyakit / spesialisasinya)
( ) Penyakit dalam dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit anak dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit bedah dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit obgin dan subspesialisasinya
( ) Penyakit THT dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit Mata dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit Saraf dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit Kulit dan Kelamin dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit Jantung dan sub spesialisasinya
( ) Penyakit Jiwa dan sub spesialisasinya
( ) Lain-lain (sebutkan)...................................

10. Unit/Departemen terkait yang menyebabkan insiden :


Unit kerja penyebab ...........................................................................

11. Akibat insiden terhadap pasien :


Kematian
Cedera irreversible/cedera berat
Cedera Reversibel/cedera sedang
Cedera ringan
Tidak ada cedera

12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :


.............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
13. Tindakan dilakukan oleh Tim, terdiri dari :
..............................................................................................................
Dokter
Perawat
Petugas lainnya

14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di unit kerja lain ?
Ya Tidak
Apabila ya,
Kapan? Dan langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja
tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
Pembuat : Penerima :
laporan ......................... laporan .........................
Paraf : ........................ Paraf : .......................
Tgl. Laporan : ........................ Tgl. Laporan : .......................

Grading Resiko Kejadian (diisi oleh atasan pelapor) :


Biru Hijau Kuning Merah
Lampiran IV

FORM PENILAIAN RESIKO


NO : ...................

BAGIAN : ...............................................................
UNIT : ...............................................................

Deskripsi resiko/insiden/complain/temuan audit :

Resiko terindentifikasi :

Siapa (atau apa) yang terkena resiko dan bagaimana ? (missal : dokter,
perawat, staff, pengunjung, gedung, reputasi Puskesmas) :

Akar masalah :

Tindakan pengendalian resiko yang ada (jika ada) (misal : peralatan,


kesiapan staf, lingkungan, kebijakan/prosedur, pelatihan, dokumentasi) :
1. ................................................................................................................
....
2. ................................................................................................................
....
3. ................................................................................................................
....

Peringkat resiko saat ini : peluang x dampak = .............. x ............ =


1. Ekstrem 2. High 3. Medium 4. Low

Rencana tindakan untuk mencegah / mengurangi resiko (misal : perubahan


dalam pelaksanaan, peralatan, kesiapan staf, lingkungan, kebijakan /
prosedur, pelatihan, dokumentasi):
Formulir Analisis FMEA
Risiko Pelayanan Klinis Puskesmas Wongsorejo

FAILURE FREKUENSI KEMUDAHAN


KEGAWATAN RPN VALIDASI
No (Kegagalan/ PENYEBAB EFEK TERJADINYA TERDETEKSI SOLUSI
(SV) (OCC x SV x DT) SOLUSI
Kesalahan) (OCC) (DT)

Keterangan:
- Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 = sangat sering terjadi
- Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
- Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat sulit dideteksi
JADWAL MONITORING

BULAN TAHUN 2018

No POLI/UNIT PELAKSANA
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT SEP OKT NOV DES
1 Ruang Dr.Pitoyo √ √ √ √
Bersalin Marbun
2 Poli 24 jam Dr.Pitoyo √ √ √ √
Marbun
4 Loket Ulfan √ √ √ √
5 Laboratorium Dr.Titi √ √ √ √
Nurhayati
6 Gigi Rika Apt √ √ √ √
7 Radiologi Ulfan √ √ √ √
8 KIA Rika Apt √ √ √
9 Farmasi Rika Apt √ √ √ √
10 TB Dr.Cahya √ √ √ √
Sastriawira
11 PKPR Dr.Cahya √ √ √ √
Sastriawira
12 MTBS Dr.Titi √ √ √ √
Nurhayati
13 Umum Dr.Titi √ √ √ √
Nurhayati
15 IMS Ulfan √ √ √ √
16 Gizi Dr.Cahya √ √ √ √
Sastriawira
17 Prog.Imunisasi Rika Apt √ √ √ √
18 Prog.TB Kusta Dr.Cahya √ √ √ √
Sastriawira
19 Prog.Promkes Dr.Titi √ √ √ √
Nurhayati
20 Prog.Lansia Dr.Pitoyo √ √ √ √
Marbun
21 Prog.Kesling Ulfan √ √ √ √
22 Prog.KIA Rika Apt √ √ √ √
23 Prog.Gizi Dr.Cahya √ √ √ √
Sastriawira
24 Prog.UKS Dr.Pitoyo √ √ √ √
Marbun
25 Prog.ISPA Dr.Titi √ √ √ √
Diare Nurhayati
26 Penyediaan air Dr.Titi √ √ √ √
minum dan air Nurhayati
bersih
27 Hygiene dan Dr.Cahya √ √ √ √
sanitasi Sastriawira
makanan
28 Pengelolaan Dr.Pitoyo √ √ √ √
linen Marbun
29 Pengendalian Ulfan √ √ √ √
serangga dan
binatang
pengganggu
30 Toilet dan Ulfan √ √ √ √
kamar mandi
31 Pembuangan Rika Apt √ √ √ √
sampah
32 Pengelolaan Rika Apt √ √ √ √
limbah dan
limbah medis
33 Dekontaminasi Rika Apt √ √ √ √
dan sterilisasi
34 Promosi Rika Apt √ √ √ √
hygiene dan
sanitasi

Anda mungkin juga menyukai