BORROMEUS BANDUNG
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar Riset Metodologi Keperawatan
Disusun Oleh:
Wayan Sudiarta
30140115026
PADALARANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal penelitian ini
berjudul “Orientasi Alat Medis dengan Tingkat Stres Hospitalisasi Anak usia Prasekolah Di
Rumah Sakit Santo Borromeus”. Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas mata
ajar Metodologi Keperawatan studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo
Borromeus.
Dalam penyelesaian Proposal penelitian ini, masih terdapat kekurangan dan kesalahan
dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, demi perbaikan selanjutnya yang dapat
dipertanggungjawabkan, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Besar harapan
penulis, Proposal penelitian ini bermanfaat bagi perawat khususunya dan para pembaca.
2
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
NIM : 30140115026
Judul penelitian : Hubungan orientasi alat kesehatan dengan tingkat stres hospitalisasi anak
Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden dalam penelitian
ini adalah secara sukarela. Saudara berhak menolak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan dalam bentuk observasi dan kuisioner. Wawancara dilakukan satu
kali selama kurang dari 60 menit. Segala informasi yang saudara berikan akan digunakan
sepenuhnya hanya dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan
identitas saudara dan tidak dipublikasikan dalam bentuk apapun. Jika ada yang belum jelas,
saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika saudara sudah memahami penjelasan ini dan
Peneliti,
Wayan Sudiarta
3
Lampiran 2
“Hubungan orientasi alat kesehatan dengan tingkat stres hospitalisasi anak usia prasekolah di
Maka saya dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia menjadi
Bandung 2018,
Responden
4
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
INFORMED CONSENT ...................................................................................................................... 3
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN .......................................................................................... 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN .................................................................... 4
Daftar isi ................................................................................................................................................ 5
BAB I ...................................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 6
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 7
D. Manfaat Penulisan .................................................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup.......................................................................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................................................. 10
TINJAUAN TEORI ............................................................................................................................ 10
A. Konsep Orientasi ..................................................................................................................... 10
B. Konsep Stress .......................................................................................................................... 10
C. Macam-macam Stres .............................................................................................................. 11
D. Sumber stres ( Stressor ) ........................................................................................................ 12
E. Faktor Pengaruh Respon Terhadap Stressor ....................................................................... 13
F. Tahapan Stres.......................................................................................................................... 15
G. Management Stres .............................................................................................................. 16
H. Konsep hospitalisasi ............................................................................................................ 18
I. Kerangka Teori ....................................................................................................................... 21
J. Kerangka konsep .................................................................................................................... 21
K. Hipotesis ............................................................................................................................... 22
BAB III................................................................................................................................................. 23
METODE PENELITIAN ................................................................................................................... 23
A. Desain Penelitian ..................................................................................................................... 23
B. Populasi dan Sampel ............................................................................................................... 23
C. Instrumen Penelitian .............................................................................................................. 24
D. Pengumpulan Data.................................................................................................................. 24
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................................. 25
F. Etika Penelitian ....................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 28
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga kesehatan
dan keadaan di rumah sakit, serta biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak
berlangsung pada anak, secara psikologis anak akan merasakan perubahan perilaku
dari orang tua yang mendampinginya selama perawatan. Anak akan semakin stres dan
hal ini berpengaruh terhadap proses penyembuhan, yaitu menurunnya respon imun.
Hal ini telah dibuktikan bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akan
mudah terserang penyakit, karena pada kondisi stres terjadi penekanan sistem imun.
Pasien anak yang teraupetik dan sikap perawat yang penuh perhatian akan
anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung
berespons terhadap penyakit dan hospitalisasi anak mereka dengan reaksi yang luar
biasa konsisten. Pada awalnya orang tua dapat bereaksi tidak percaya, marah atau
situasi yang membuat stres. Hal ini dikarenakan kemampuan koping yang digunakan
6
oleh orang dewasa pada anak-anak belum berkembang dengan sempurna. Kondisi
anak yang dirawat di rumah sakit saat ini banyak mengalami masalah yang lebih
Pada saat dirawat di rumah sakit anak akan mengalami berbagai perasaan
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Kecemasan
merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien anak yang dirawat di
anak yang dirawat di Amerika Serikat mengalami stres selama hospitalisasi. Sekitar 3
sampai dengan 7% dari anak usia sekolah yang dirawat di Jerman juga mengalami hal
yang serupa, 5 sampai dengan 10% anak yang dihospitalisasi di Kanada dan Selandia
dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang ditunjukkan
dengan selalu penuhnya ruang anak baik di rumah sakit pemerintah ataupun rumah
sakit swasta
B. Rumusan Masalah
indonesia yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu 35 per 100 anak, maka
C. Tujuan Penulisan
7
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hospitalisasi.
D. Manfaat Penulisan
anak
2. Institusi pendidikan
3. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui Hubungan orientasi alat kesehatan dengan tingkat stres
hospitalisasi anak usia prasekolah, dapat menambah wawasan dan pegalaman saat
melakukan penelitian
Hasil penelitian ini dapat mejadi tambahan informasi kepada orang tua bahwa
pentingnya pendampingan orang tua agar anak tidak mengalami stres saat anak
8
E. Ruang Lingkup
alat kesehatan dengan tingkat stres hospitalisasi anak usia pra sekolah di Rumah Sakit
dengan pendekatan cross sectional design Teknik sampling yang digunakan adalah
Purposive Sampling.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Orientasi
1. Pengertian orientasi
fasilitas, dan peraturan yang berlaku (Nursalam, 2008). Informasi tentang rumah
sakit dibutuhkan pasien dan pendamping untuk dapat beradaptasi dengan situasi
rumah sakit yang berbeda dengan rumah sendiri (Keliat, 2002). Dengan dilakukan
B. Konsep Stress
1. Pengertian Stres
sesuatu yang negatif padahal tidak. Sumber stressor dapat mempengaruhi sifat
10
dari stressor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikologis maupun spiritual
(Hidayat, 2008). Dalam batas tertentu, stres dapat membantu kita untuk tetap aktif
dan waspada. Akan tetapi, stres yang berlangsung lama dapat melebihi
2009).
C. Macam-macam Stres
1. Stres Fisik
yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau
karena tegangan arus listrik (Hidayat, 2008). Perubahan iklim, alam, suhu, cuaca,
geografi; yang meliputi letak tempat tinggal, domisili, demografi; berupa jumlah
(Rasmun,2004).
2. Stres Kimiawi
Stres yang disebabkan karena zat-zat kimia seperti obat-obatan dan zat
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh
3. Stres Mikrobiologik
Stres yang disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau
parasit (Hidayat, 2008). Bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang
(Rasmun, 2004).
4. Stres Fisiologis
11
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh (Hidayat,
2008).
seperti pada pubertas, perkawinan, dan proses lanjut usia (Hidayat, 2008).
7. Stres Spiritual
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat
mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikologis
psikologis dapat berupa suara atau sikap kesehatan atau orang yang ada disekitarnya,
fasilitas ibadah atau lainnya. Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat
berupa perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau
lainnya. Sedangkan sumber stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian
seseorang terhadap status kesehatan yang dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, menurut Alimul (2008), stres yang dialami manusia
dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan
lingkungan.
12
1. Sumber Stres Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang
terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu
berkembang.
1. Sifat Stressor
2. Durasi Stressor
Apabila stressor yang dialami lama, maka respon yang dialami juga lama
13
kemampuan individu mengatasi stres, karena individu telah berada pada fase
(Rasmun, 2004).
3. Jumlah Stressor
banyak stressor yang dialami, maka dapat menimbulkan dampak yang besar bagi
fungsi tubuh (Hidayat, 2008). Pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah
stressor yang harus dihadapi, sehingga stressor kecil dapat menjadi pemicu
menghadapi stressor yang sama (Rasmun, 2004). Semakin banyak stressor dan
pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka semakin baik dalam
2008).
5. Tipe Kepribadian
agresif, bicara cepat, kurang sabar, mudah tersinggung, mudah marah, dan lain-
2008).
6. Tingkat Perkembangan
stressor yang berbeda sehinggga resiko terjadi stres pada tiap tingkat
14
perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk mengatasinya.
(Hidayat, 2008).
F. Tahapan Stres
1. Tahapan Pertama
Tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangat
bekerja besar, penglihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu
berkurang.
2. Tahapan Kedua
Pada tahap ini seseorang memiliki ciri adanya perasaan letih sewaktu
bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah
menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut
3. Tahapan Ketiga
keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur, ketegangan otot semakin terasa,
perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur, lemah, terasa seperti tidak bertenaga.
4. Tahapan Keempat
Pada tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan
15
melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak
5. Tahapan Kelima
Pada tahap ini ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam,
pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan
semakin meningkat.
G. Management Stres
Apabila stres tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan
dapat berdampak lebih lanjut seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit
(Hidayat, 2008). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa stres membuat kita
2009). Tahap untuk mengatasi dan mencegah stres dapat dilakukan dengan:
mengurangi atau mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak
hindari makanan dingin dan menonton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh
darah ketika ia beredar ke seluruh tubuh serta sumber utama energi bagi tubuh.
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres
karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik
16
dan akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan
Olahraga atau latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan
daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olahraga dapat dilakukan dengan
4. Berhenti Merokok
kekebalan tubuh.
tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras
7. Pengaturan Waktu
kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara
menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek produktivitas
waktu.
8. Terapi Psikofarmaka
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga
17
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau
9. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang
dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
10. Psikoterapi
psikoterapi suportif memberikan motivasi atas dukungan agar pasien percaya diri,
secara berulang.
kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial dan sehat spiritual
H. Konsep hospitalisasi
1. Pengertian hospitalisasi
karena alasan tertentu atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di RS,
18
a. Faktor Lingkungan rumah sakit; Rumah sakit dapat menjadi suatu tempat yang
menakutkan dilihat dari sudut pandang anak-anak. Suasana rumah sakit yang
tidak familiar, wajah-wajah yang asing, berbagai macam bunyi dari mesin
yang digunakan, dan bau yang khas, dapat menimbulkan kecemasan dan
b. Faktor Berpisah dengan orang yang sangat berarti; Berpisah dengan suasana
yang biasa dilakukan dan juga berpisah dengan anggota keluarga lainnya
c. Faktor kurangnya informasi yang didapat anak dan orang tuanya ketika akan
merupakan hal yang tidak umum di alami oleh semua orang. Proses ketika
rumah sakit, prosedur medis yang dijalani seperti tirah baring, pemasangan
sering seorang anak berhubungan dengan rumah sakit, maka semakin kecil
f. Faktor perilaku atau interaksi dengan petugas rumah sakit; khususnya perawat;
bahasa dan komunikasi. Perawat juga merasakan hal yang sama ketika
19
tantangan, dan dibutuhkan sensitifitas yang tinggi serta lebih kompleks
juga sangat dipengaruhi oleh usia anak, kemampuan kognitif, tingkah laku,
kondisi fisik dan psikologis tahapan penyakit dan respon pengobatan (Pena &
Juan,2011).
merupakan sebuah stressor, serta dapat menimbulkan krisis bagi anak dan
keluarga. Hal ini mungkin terjadi karena anak tidak memahami mengapa di rawat,
stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan
akan memberikan reaksi saat sakit dan mengalami proses hospitalisasi. Reaksi
support system dalam keluarga, ketrampilan koping dan berat ringannya penyakit.
penilaian sesuatu yang berbahaya, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan
tidak berdaya (Stuart & Sundeen, 1998). Menurut Wong (2003), Stres utama
dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah, terutama untuk anak-anak
yang disebut sebagai depresi anaklitik. Pada kondisi cemas akibat perpisahan
20
orang lain tahu bahwa ia tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta
menolak perhatian orang asing atau orang lain dan sulit ditenangkan.
2) fase putus asa (phase of despair); dimana tangisan akan berhenti dan
muncul depresi yang terlihat adalah anak kurang begitu aktif, tidak tertarik
untuk bermain atau terhadap makanan dan menarik diri dari orang lain.
I. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan teori diatas maka peneliti membuat kerangka teori sebagai
berikut:
Tingkat stres Hospitalisasi
Orientasi - Faktor yang dapat
alat medis
menimbulkan stres saat anak
menjalani hospitalisasi
J. Kerangka konsep
21
Kerangka konsep merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lain, atau dari variabel satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti ( Soekidjo, 2010 ).
Berdasarkan tinjauan teori, maka kerangka konsep yang dibuat oleh peneliti sebagai
berikut :
K. Hipotesis
adalah : H1 ada Hubungan Orientasi Alat Medis dengan Tingkat Stres Hospitalisasi
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sedemikian rupa sehingga menuntun peneliti untuk dapat meperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian ( Alatas dkk. 2011 Dalam Sastroasmoro, 2011 ). Desain yang
Hubungan Orientasi Alat Medis dengan Tingkat Stres Hospitalisasi Anak Usia Pra
Populasi adalah sebagian dari sampel objek penelitian atau objek yang akan
diteliti ( Notoatmojo, 2005 ). Populasi pada penelitian ini anak yang dirawat di ruang
irene 2 Rumah Sakit Santo Borromeus. Sampel adalah kelompok yang mewakili
Purposive Sampling yang berarti metode penetapan sampel dengan memilih beberapa
23
sampel tertentu yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam
C. Instrumen Penelitian
bantu yang dipilih & digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya.
Jadi instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk
tertutup, dimana 20 pilihan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden
1. Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui alat ukur tersebut valid, valid artinya ketepatan
mengukur, atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang
2. Uji Realibilitas
Uji reabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel
dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Reliabel dapat
diartikan ajeg, artinya alat ukur mempunyai prinsip keajegan, dimana dipakai pada
waktu dan tempat yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama .
D. Pengumpulan Data
a) Metode Observasi
24
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang
b) Metode kuisioner
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri
responden yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di kumpulkan langsung dengan observasi pada
obyek yang akan di teliti dan memberikan kuesioner pada responden tentang
hubungan orientasi alat medis dengan tingkat stres anak usia prasekolah.
b. Data Skunder
Data Skunder berupa data terkaitan penelitian yang di dapatkan di ruang irene
1. Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti
25
F. Etika Penelitian
yaitu
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode yang terdapat
kepada responden bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik
26
27
DAFTAR PUSTAKA
H. Alimul dan A. Aziz, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak (Edisi 1). Salemba
methods)
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-
28