Anda di halaman 1dari 16

SATUHAN ACARA PENYULUHAN

LEUKIMIA DENGAN KEMOTERAPI DI RUANG 7A RSUD Dr. SAIFUL


ANWAR MALANG

Disusun oleh :

D4 Poltekkes Kemenkes Malang

STIKES Mahaani Malang

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DAMPAK KEMOTERAPI
di RUANG 7A RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Tanggal 11 Oktober 2018

Oleh:
Kelompok 2 DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
STIKES Maharani Malang

Mengetahui,
Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

( ) ( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kemoterapi
Pokok Bahasan : Dampak Kemoterapi
Sasaran : Keluarga pasien ruang 7A (IRNA IV)
Tempat : Ruang 7A
Waktu : Kamis, 11 Oktober 2018
Alokasi waktu : 30 menit (10.00 – 10.30 WIB)
Penyuluh : Mahasiswa DIV Poltekkes Malang dan tim PKRS IRNA IV

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga mampu
memahami tentang dampak kemoterapi dan cara perawatan klien post
kemoterapi di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan, keluarga mampu untuk:
a. Menjelaskan pengertian kemoterapi
b. Menyebutkan tujuan dan manfaat kemoterapi
c. Menyebutkan indikasi kemoterapi.
d. Menyebutkan kontra indikasi kemoterapi
e. Menyebutkan dampak kemoterapi
f. Menjelaskan perawatan pasien kemoterapi

B. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kemoterapi
b. Tujuan dan manfaat kemoterapi
c. Indikasi kemoterapi.
d. Kontra indikasi kemoterapi
e. Dampak kemoterapi
f. Perawatan pasien kemoterapi
C. Kegiatan Penyuluhan
Metode
Tahap
Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta dan
Kegiatan
Media
Pembukaan  Salam pembuka Memperhatikan Ceramah
(5 menit)  Menjelaskan maksud dan mendengarkan dan dan tanya
tujuan penyuluhan. menjawab pertanyaan jawab
 Memberi pertanyaan
tentang materi yang akan
disampaikan
Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan dan Ceramah
(10 menit )  Menjelaskan pengertian mendengarkan menggu-
kemoterapi keterangan nakan
 Menjelaskan tujuan dan poster
manfaat kemoterapi
 Menjelaskan indikasi
kemoterapi
 Menjelaskan
kontraindikasi kemoterapi
 Menjelaskan dampak
kemoterapi
 Menjelaskan perawatan
pasien kemoterapi
Tanya Jawab  Memberikan kesempatan Mengajukan
(10 menit) untuk bertanya tentang hal pertanyaan pada
yang belum dimengerti penyaji

Penutup  Memberikan kesimpulan Memperhatikan, Ceramah


(5 menit) bertanya pada peserta mendengarkan, dan dan Tanya
 Mengevaluasi hasil menjawab salam. jawab
penyuluhan
 Salam penutup

D. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Penyuluh mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Peserta datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan
3. Jumlah peserta minimal 5 orang
4. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi
yang diberikan
3. Peserta mengikuti acara dengan antusias
c. Evaluasi Hasil
1. Peserta memahami materi yang telah disampaikan, yaitu pengertian,
tujuan dan manfaat, indikasi, kontraindikasi, dampak, dan perawatan
pasien post kemoterapi di rumah
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh
3. Setelah dilakukan penyuluhan, terdapat perubahan perilaku yang
ditunjukkan peserta dalam merawat pasien kemoterapi

E. Materi (terlampir)
Daftar Pustaka
Joyce., 1993, Nursing Management of Symptoms Associated with
Chemotherapy, 3rd edition, Profesional Service by Farmitalio Carlo Erba.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta. EGC.
Rumah kanker. 2010. Kemoterapi, Kawan atau Lawan?
http://rumahkanker.com/pengobatan/medis/19-kemoterapi-kawan-atau-
lawan
The Medical News. 2010. Jenis Kemoterapi. http://www.news-
medical.net/health/Chemotherapy-Types-%28Indonesian%29.aspx.
Aslinda. 2017. Kemoterapi Leukimia Dan Fungsi Hati Anak Leukemia Di
RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2014.
Jurnal Mitrasehat, Volume VII Nomor 1, Mei 2017.
Adam, Kartini W., Adrian Umboh., Stefanus Gunawan. 2015. Gambaran
Fungsi Ginjal Pada Anak Dengan Terapi Leukemia Limfoblastik Akut Di
Pusat Kanker Anak Estella Rsup Prof Dr Rd Kandou. Jurnal e-Clinic
(eCl),Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015

.
MATERI PENYULUHAN
Kemoterapi dan Perawatannya Di Rumah

A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan
zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat
perkembangbiakan sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik.
Kemoterapi adalah penggunaan obat sitostatika dalam pengobatan
kanker,baik kanker darah (leukemia) maupun kanker lainnya. Kemoterapi
merupakan salah satu cara pengobatan kanker yang menggunakan zat kimia
ataupun jenis obat-obatan tertentu. Hingga saat ini ada lebih dari 50 jenis obat-
obatan kemoterapi yang biasa digunakan.

B. Tujuan dan Manfaat Kemoterapi


Kemoterapi bertujuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan
membunuh sel kanker. Sedangkan manfaat kemoterapi antara lain:
a. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu atau
beberapa jenis kemoterapi.
b. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan sel
kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
c. Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada
penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik
serta memperkecil ukuran sel kanker pada daerah yang diserang.

C. Indikasi
1. Untuk penyembuhan kanker
Hanya beberapa jenis kanker yang disembuhkan oleh kemoterapi seperti
akut limfoblastik leukemia, burkit limfoma, wilm tumor pada anak-anak,
choriokarsinoma.
2. Memperpanjang intervensi bebas kanker
Pengobatan perlu waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan interval yang
panjang untuk memberikan kesempatan jaringan normal pulih di antara
pengobatan.
3. Menghentikan perkembangan kanker
Progresi/perkembangan penyakit ditunjukkan secara subyektif seperti
anoreksia, penurunan berat badan, nyeri tulang atau terdapat kelainan
obyektif seperti penurunan fungsi-fungsi organ. Pemberian obat
kemoterapi dapat diberikan untuk menghentikan perkembangan kanker
yang terjadi.
4. Paliatif
5. Mengecilkan volume kanker

D. Kontraindikasi Kemoterapi
 Kontra indikasi absolute/mutlak :
a) Penyakit stadium terminal (akhir)
b) Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan
c) Septicemia
d) Koma
 Kontra indiaksi relatif :
a) Usia lanjut, terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat
b) Status penampilan yang sangat jelek
c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat seperti hati, ginjal, jantung,
sumsum tulang dan sebagainya
d) Dementia
e) Penderita tidak dapat mengunjungi rumah sakit secara teratur
f) Penderita tidak kooperatif
g) Tumor resisten terhadap obat
h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai
E. Dampak Kemoterapi
 Depresi sumsum tulang
Sumsum tulang merupakan cairan yang berada di bagian dalam
tulang, yang berfungsi memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih
dan trombosit. Sumsum tulang sangat sensitif terhadap efek dari
kemoterapi. Penurunan sel-sel darah tidak akan terjadi pada awal
kemoterapi, karena kemoterapi tidak menghancurkan darah yang berada di
aliran darah tepi tetapi darah yang baru saja diproduksi oleh sumsum tulang.
Masing-masing sel darah mempunyai masa hidup yang berbeda-
beda. Neutrofil yang merupakan bagian dari sel darah putih yang berfungsi
sebagai pertahanan tubuh mempunyai umur 6 jam, sedangkan trombosit
mempunyai umur 10 hari, dan sel darah merah mempunyai umur yang
terpanjang yaitu 120 hari. Sehingga neutrofil akan turun lebih cepat
dibandingkan sel darah merah yaitu satu sampai dua minggu sedangkan sel
darah merah sekitar 4 minggu.
Keadaan yang perlu diperhatikan yaitu neutropenia dimana jumlah
netrofil di bawah 1000 sel per meter kubik (jika dibawah 500 sel per meter
kubik disebut severe neutropenia). Hal ini menyebabkan tubuh menjadi
mudah terkena infeksi. Gejala yang sering menyertai neutropenia antara lain
panas, nyeri tenggorok, batuk, pilek, sesak, nyeri saat buang air kecil,
phlebitis. Demam merupakan gejala yang paling sering muncul sebagai
akibat dari infeksi pada keadaan neutropenia yang biasa dikenal dengan
demam neutropenia dan memerlukan perhatian serta penanganan khusus.
Dalam keadaan ini biasanya kemoterapi akan ditunda kemudian diberikan
antibiotik, anti jamur, anti virus dan obat yang dapat merangsang
pertumbuhan neutrofil.
Perdarahan sebagai akibat dari kekurangan trombosit pada
pengobatan kemoterapi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Kadar trombosit kurang dari 20.000 akan berpotensi menimbulkan
perdarahan spontan apabila kemoterapi dilanjutkan. Untuk meningkatkan
kadar trombosit diperlukan transfusi trombosit concentrate (TC), selain itu
juga dapat diberikan oprelvelkin untuk merangsang pembentukan
trombosit.
Anemia merupakan keadaan lain yang juga harus diperhatikan. Yang
dimaksud dengan anemia yaitu kadar hemoglobin dibawah 12 g/dl atau
hematokrit kurang dari 37%. Dalam keadaan yang berat transfusi sel darah
merah diperlukan untuk mengatasi kegawatan, tindakan lain yaitu dengan
memberikan erithropoetin untuk mempercepat pembentukan darah merah.

 Mual dan muntah


Efek samping yang juga sering timbul pada pengggunaan
kemoterapi adalah mual dan muntah. Ada beberapa penjelasan mengenai
munculnya muntah oleh karena efek samping kemoterapi. Pertama, oleh
karena iritasi pada mukosa usus halus sehingga akan merangsang saraf-saraf
tertentu yang akan mengaktifasi pusat mual dan chemoreseptor trigger zone
di otak. Kedua area di otak ini juga dapat diaktifasi oleh karena obstruksi
saluran cerna, peradangan, perlambatan pengosongan lambung yang
kesemuanya dapat disebabkan oleh kemoterapi.
Penanggulangan mual dan muntah yang disebabkan oleh karena efek
samping kemoterapi antara lain dengan pemberian anti mual dan muntah
seperti ondansentron. Selain pemberian preparat anti mual dan anti muntah
dapat juga dilakukan akupuntur, akupresure dan terapi relaksasi.

 Alopecia (Kerontokan rambut)


Kemoterapi akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut
sehingga rambut akan mudah patah dan rontok. Kerontokan rambut ini
secara klinis tidak membahayakan, akan tetapi dapat mengganggu aspek
sosial dan psikologis dari penderita kanker. Kerontokan rambut ini tidak
bersifat permanen sehingga apabila kemoterapi dihentikan maka rambut
akan tumbuh kembali. Penggunaan kompres dingin di kepala untuk
pencegahan kerontokan rambut masih menjadi kontroversi.
 Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan
Epitel mukosa saluran pencernaan merupakan sel normal tubuh yang
sering menerima dampak kemoterapi oleh karena sel epitel mukosa saluran
pencernaan membelah dengan cepat. Manifestasi klinis dari rusaknya sel
epitel mukosa saluran cerna dapat berupa stomatitis, ulcer, diare dan kolitis.
Stomatitis merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang
sering timbul akibat kemoterapi. Hal ini disebabkan rusaknya mukosa
akibat dari pemberian kemoterapi. Biasanya stomatitis muncul setelah dua
sampai dengan empat minggu setelah kemoterapi, dan akan sembuh
sempurna setelah kemoterapi dihentikan. Kerusakan mukosa juga akan
menimbulkan gejala diare. Hal yang perlu diperhatikan adalah gejala
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi akibat diare. Kolitis
dan ulcer merupakan perlukaan pada lambung dan usus akibat lesi pada sel
epitel.

 Gangguan jantung, hati, dan ginjal


Beberapa kemoterapi meyebabkan gangguan pada otot jantung yang
dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pompa jantung. Untuk
menghindari efek fatal dari gangguan jantung, sebelum kemoterapi dimulai
biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menilai fungsi jantung seperti EKG,
CK-MB, dan Ekokardiografi.
Pemecahan sebagian jenis obat kemoterapi terjadi di hati, dan
sebagian lagi terjadi di ginjal, namun kemoterapi juga dapat merusak hati
dan ginjal. Hal ini hanya bersifat sementara, apabila obat kemoterapi
dihentikan maka fungsi jantung, hati dan ginjal akan kembali normal.
Pemeriksaan penunjang ureum dan kreatinin harus rutin dilakukan untuk
memantau fungsi ginjal. Peningkatan ureum diatas 50 mg/dl dan kreatinin
diatas 1 mg/dl harus diwaspadai bila akan memberikan kemoterapi. Untuk
pemantauan fungsi hati dilakukan pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT,
apabila terjadi peningkatan diatas 3-4 kali lipat dari kadar normal perlu
dilakukan penyesuaian dosis atau bahkan penghentian kemoterapi.
 Fatigue/kelelahan
Fatique adalah perasaan lelah atau kurang energi. Penyebab dan
mekanisme pastinya sampai saat ini belum diketahui. Fatigue hampir selalu
timbul pada setiap penderita yang menjalani kemoterapi. Fatigue akibat efek
samping kemoterapi berbeda dengan kondisi fatigue sehari-hari yang
biasanya hilang setelah istirahat. Fatigue akibat kemoterapi biasanya
muncul tiba-tiba dan tidak hilang atau berkurang dengan istirahat.
Gejala fatigue berbeda pada setiap individu dan bersifat sangat
subyektif, tergantung juga pada jenis dan dosis obat kemoterapi yang
digunakan. Dapat berlangsung dalam waktu seminggu atau bahkan sampai
sebulan, tetapi biasanya berkurang sesuai sel kanker yang respon terhadap
kemoterapi yang dilakukan.

F. Dampak Kemoterapi Terhadap Pasien Leukemia


Kemoterapi merupakan jenis pengobatan yang menggunakan obat-
obatan untuk membunuh sel-sel neoplasma. Pengobatan semacam ini telah
digunakan sejak tahun 1950-an. Di lain pihak terdapat efek samping yang
ditimbulkan oleh obatobat kemoterapi yang tidak hanya membunuh sel-sel
leukemia tetapi juga menyerang sel-sel normal. Salah satu cara untuk
mengevaluasi keberhasilan kemoterapi dilakukan pemerikaan hematologi
rutin.
Vincristine merupakan obat kemoterapi yang paling banyak digunakan
pada kemoterapi Metotreksat dan vinkristin adalah obat anti metabolit yang
banyak digunakan dan dapat juga mempengaruhi system syaraf, konstipasi,
nyeri abdominal, dan gangguan fungsi hati., Sitarabin juga menyebabkan efek
samping berupa leukopenia, trombositopenia, dan gangguan fungsi hati., oleh
karena itu baik sebelum diberikan kemoterapi, dan sesudah kemoterapi dapat
diberikan terapi suportif
Kemoterapi merupakan pengobatan utama untuk pasien LLA, namun
kemoterapi dapat mempengaruhi sel dan organ normal tubuh. Efek samping
kemoterapi dibagi menjadi early side effect contohnya neutropenia dan
stomatitis, serta delayed side effect. Metotreksat adalah obat anti-metabolit
yang banyak digunakan dalam kemoterapi, efek samping yang dapat timbul
akibat obat ini terutama apabila digunakan dalam dosis yang tinggi yaitu
kerusakan mukosa ginjal, depresi sumsum tulang, sampai dengan terjadinya
acute kidney injury.
Selain metotreksat, vinkristin juga dapat mempengaruhi sistem saraf
berupa hilangnya refleks tendon achilles, konstipasi, nyeri abdominal, dan
gangguan fungsi hati.
Sitarabin juga dapat menyebabkan efek samping berupa leukopenia,
trombositopenia, dan gangguan fungsi hati. Oleh karena itu baik sebelum
dilakukan kemoterapi, selama kemoterapi, dan sesudah kemoterapi dapat
diberikan terapi suportif pada pasien LLA yaitu hidrasi cairan baik secara oral
atau infus 2-3 L/m 2/haridan pemberian obat anti-emetik untuk mengurangi
efek obat. Selain itu dapat diberikan juga asam folat seperti leucovorin untuk
mengurangi efek samping obat khususnya untuk metotreksat.

G. Perawatan Pasien Kemoterapi


 ANOREKSIA (penurunan nafsu makan)
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur makanan:
a) Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus dikonsumsi secara
teratur, bisa diperoleh dari tepung, sereal, pasta dan roti, tetapi hindari
yang terlalu manis seperti permen dan kue-kue basah.
b) Kebutuhan protein, penting karena banyak mengandung vitamin dan
mineral. Untuk menambah masukan protein bisa juga dengan makan
telur rebus, daging, yoghurt.

 PERUBAHAN INDRA PENGECAP


a) Hindari makanan yang pahit
b) Makanan lunak berprotein (susu, ikan, ayam)
c) Pertahankan rasa manis
d) Konsumsi makanan tambahan
e) Gunakan tambahan bumbu
 STOMATITIS DAN ESOFAGITIS
Untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya stomatitis dan esofagitis :
a) Melakukan pemeriksaan gigi 14 hari sebelum kemoterapi pertama
b) Gosok gigi 30 menit setelah makan dan sebelum tidur, gunakan sikat
gigi yang lembut, gunakan air hangat untuk kumuran pertama
kemudian bilas dengan air dingin. Kemudian letakkan sikat gigi di
tempat yang kering
c) Gunakan pasta gigi berflouride atau yang mengandung baking soda
d) Jaga bibir tetap lembab
e) Minum air 3L perhari, kecuali merupakan kontra indikasi
f) Hindari makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu banyak
mengandung zat kimia
g) Kontrol gigi setelah selesai semua sesi kemoterapi

 MUAL DAN MUNTAH


Untuk mencegah atau meminimalkan mual dan muntah :
a) Makan makanan yang dingin atau yang disajikan dengan suhu ruangan
karena makanan panas meningkatkan sensasi mual
b) Minum segelas jus apel, lemon, gelatin, teh atau cola untuk meredakan
mual
c) Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan telalu pedas
d) Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi
e) Gunakan teknik distraksi (musik, radio, televisi)
f) Gunakan untuk tidur saat terasa mual

 KONSTIPASI
a) Minum jus buah atau makan buah setelah waktu makan
b) Minum air hangat
c) Minum 3L air kecuali merupakan kontraindikasi
d) Usahakan agar makanan yang dikonsumsi mengandung serat
e) Hindari produk yang banyak mengandung tepung
f) Tingkatkan aktivitas fisik
 DIARE
a) Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti sereal, roti dari
tepung, kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan,
jus buah (pisang, alpukat, apel, dan anggur diperbolehkan), sayur
mentah, makanan yang banyak mengandung gas, makanan dan
minuman yang mengandung kafein
b) Gunakan untuk beristirahat
c) Minum 3L perhari kecuali merupakan kontraindikasi
d) Makan sedikit tapi sering
e) Hindari makanan yang terlalu panas atau dingin
f) Hindari susu atau produk susu

 ALOPECIA (kerontokan rambut)


Penanganan untuk meminimalkan alopecia adalah :
a) Gunakan shampoo bubuk atau yang lembut, shampoo dengan bahan
dasar protein, diikuti dengan penggunaan minyak rambut atau
kondisioner setiap 3-5 hari.
b) Minimalkan penggunaan hair dryer, jika memang diperlukan gunakan
dengan panas rendah.
c) Hentikan penggunaan mesin dengan listrik seperti alat pelurus rambut.
Selain itu hentikan pula penggunaan roll rambut, bandana yang
menekan rambut, hair spray, semir rambut karena akan menyebabkan
kerapuhan rambut.
d) Hindari menggosok rambut dan menyisir rambut terlalu keras.
e) Hindari manipulasi rambut yang berlebihan seperti mengikatnya ekor
kuda.
f) Gunakan bantal yang lembut

 KELELAHAN
a) Batasi penggunaan energi
b) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
c) Seimbangkan antara istirahat dengan aktivitas
d) Makan dan minum yang cukup

Anda mungkin juga menyukai