Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2 BLOK 3.3

TUTOR:

dr. PUTRI SARI WULANDARI

KELOMPOK 7

YUDHA NUGRAHA PRATAMA G1A113062

EGY ZELLA HASNESIA G1A113067

SELLA NURSA G1A113070

DESWITRI GINTA SARI G1A113125

NOPRA PERMATA SARI G1A113126

SYUKRI G1A114042

AGATHA LA MARSHA G1A114046

SHINTA LAKSMI G1A114070

KHOIRUNNISA S. PAZKA G1A114072

HANIFA AZZAHRA G1A114089

DESY PERMATA SARI G1A114090

M. AINUN NAJIB G1A114086

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
2015/2016
SKENARIO II
Ny. Z, 35 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat di daerah pinggang yang
datang secara mendadak. Nyeri mulai dirasakan sejak 3 hari yang lalu yang sifat nya hilang
timbul. Nyeri timbul selama lebih kurang 15 menit dan kemudian hilang secara tiba-tiba.
Nyeri seperti saat menstruasi tetapi dirasa lebih berat. Riwayat mentruasi teratur dan riwayat
trauma didaerah pinggang di sangkal. Sejak seminggu yang lalu Ny. Z merasakan BAK tidak
lancar, tidak tuntas, terasa nyeri, dan di sertai sedikit darah. Keluhan di sertai demam terus
menerus, rasa terbakar pada perut bagian bawah. Sehari-hari pasien jarang minum air putih
dan lebih banyak mengkonsumsi minuman ringan. Dokter menduga ada obtruksi di saluran
kemih Ny. Z, sehingga dokter melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang diperlukan
untuk menegakkan diagnosis secara akurat. Dokter menganjurkan agar Ny. Z di rawat untuk
mendapat penatalaksanaan yang optimal sehingga dapat terhindar dari komplikasi yang tidak
di harapakan.

I. Klarifikasi istilah
1. Menstruasi : Peluruhan lapisan pada uterus yaitu endometrium bersama
dengan darah.1
2. Nyeri : sensasi yang tidak nyaman yang menandakan kerusakan
jaringan.1
3. Obstruksi : keadaan atau kondisi tersumbat pada organ berlumen.1

II. Identifikasi masalah


1. Apa makna klinis nyeri pinggang secara mendadak?
2. Apa saja penyakit yang ditandai dari nyeri pinggang secara mendadak?
3. Apa makna klinis nyeri hilang timbul sejak 3 hari yang lalu?
4. Apa makna klinis nyeri hilang timbul selama 15 menit, kemudian hilang secara
tiba-tiba?
5. Apa hubungan penyakit Ny. Z dengan riwayat menstruasi?
6. Apa makna klinis buang air kecil tidak lancar, tidak tuntas, rasa nyeri, dan
disertai sedikit darah?
7. Apa makna klinis keluhan disertai demam dan rasa terbakar di perut bagian
bawah?
8. Apa hubungan antara kebiasaan Ny. Z yang jarang minum air dengan lebih
banyak mengkonsumsi minuman ringan dengan keluhan?
9. Apa diagnosis banding terhadap keluhan Ny. Z?
10. Bagaimana penegakan diagnosis terhadap keluahan Ny. Z?
11. Apa yang terjadi pada Ny. Z?
12. Apa definisi terhadap penyakit yang dialami oleh Ny. Z?
13. Apa etiologi dari keluhan Ny. Z?
14. Apa epidemiologi dari keluhan Ny. Z?
15. Bagaimana patogenesis dari keluhan Ny. Z?
16. Bagaimana patofisiologi dari keluhan Ny. Z?
17. Apa Manifestasi klinis dari keluhan Ny. Z?
18. Apa penatalaksanaan terhadap keluhan Ny. Z?
19. Apa Komplikasi dari keluhan Ny. Z?
20. Apa prognosis dari keluhan Ny. Z?

III. Analisis masalah


1. Apa makna klinis nyeri pinggang secara mendadak?
Jawaban :
 Nyeri somatis mengakibatkan nyeri hebat yang berasal dari organ tubular
yang meningkatkan tekanan intra abdominal.
 Terjadi gangguan pada organ-organ di sekitar pinggang,bisa terjadi akibat
infeksi bakteri(PNA) atau bisa jadi kibat obstruksi organ-organ berlumen.6
Sakit pinggang = dikarenakan adanya infeksi bakteri saluran kemih
bagian bawah diteruskan ke ureter atau ginjal (terdapat pielum dan parenkim
ginjal)  inflamasi  nyeri pada pinggang.

2. Apa saja penyakit yang ditandai dari nyeri pinggang secara mendadak?
Jawaban :
a. Distensi kapsula ginjal
b. Obstruksi saluran kemih distal
c. Urolitiasis
d. Trauma pada ginjal
e. ISK (Infeksi Saluran Kemih)
f. Reproduksi : KET, adneksitis
g. Digestiv : ileus destruksi
h. Apenddisits
i. Tulang : HNP.4
3. Apa makna klinis nyeri hilang timbul sejak 3 hari yang lalu?
Jawaban :
Nyeri Kolik : Nyeri 3 hari yang lalu menandakan indikasi obstruksi
akut disaluran kemih, nyeri tersebut termasuk akut. Ada obtruksi organ
berlumen, biasanya memicu hiperperistaltik sehingga terjadi spasme dan nyeri
hebat berulang selama penyebab sumbatan belum dihilangkan.6

4. Apa makna klinis nyeri hilang timbul selama 15 menit, kemudian hilang
secara tiba-tiba?
Jawaban :
 Nyeri merupakan fase akut yang berlangsung mendadak dan < 30 menit.
 Obstruksi organ berlumen akan terjadi respon hiperperistaltik yang
mengakibat kan spasme pada otot organ dan menimbulakan rasa nyeri
heba.Setelah terjadi kontraksi maksiman alkan terjadi penurunan spasme
otot polos dan nyeri kan hilang.6

5. Apa hubungan penyakit Ny. Z dengan riwayat menstruasi?


Jawaban :
Riwayat menstruasi yang normal atau teratur menghasilkan banyak
diagnosis banding yang tersingkir, terutama yang berhubungan dengan
genitalia wanita, karena nyeri pinggang dengan riwayat menstruasi yang tidak
teratur bisa saja menuju kepada gangguan genitalia wanita atau gangguan
reproduksi lainnya.6

6. Apa makna klinis buang air kecil tidak lancar, tidak tuntas, rasa nyeri,
dan disertai sedikit darah?
Jawaban :
 BAK tidak lancar , bisa jadi hubungannya dengan sumbatan dan asupan air
yang kurang.
 BAK yang tidak tuntas bisa jadi karena sumbatan dari uretra.
 BAK terasa nyeri bisa jadi karena lesi obstruksi pada uretrovesikalis
jungtion, biasanya disertai dengan keinginan BAK yang sering mendadak.
 BAK dapat terlihat sedikit darah bisa jadi karna taruma pada mukosa
saluran kemih. Kadang hematuri diketahui setalah pemeriksaan
mikroskopik atau karna hiperkalsuri.5,6
Gejala-gejala diatas merupakan gambaran klinis dari batu saluran
kemih. Nyeri disini mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik.
Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltic otot polos system kalises ataupun
ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Penigkatan peristaltic itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat
sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi
nyeri. Nyeri nonkolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai
nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Hematuria sering kali dikeluhkan
oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh
batu. Kadang-kadang hematuria didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa
hematuria mikroskopik.

7. Apa makna klinis keluhan disertai demam dan rasa terbakar di perut
bagian bawah?
Jawaban :
Adanya demam atau peningkatan suhu pada Ny. Z dapat terjadi akibat
beberapa hal, yaitu:
1. Ketika suhu set point meningkat, misalnya saat infeksi yang merupakan
penyebab utama demam.
2. Ketika terjadi produksi panas metabolik misalnya padahipertiroid
3. Ketika asupan panas lingkungan melebihi kemampuanpelepasan panas
misalnya pada hiperpireksia malignaakibat anestesia, ruang kerja
industri yang sangat panas,dan sauna
4. Ketika ada gangguan pelepasan panas misalnya dysplasia ectodermal
5. Kombinasidaribeberapafaktor.
Pada kondisi tertentu, peningkatan suhu tubuh di atas rata-rata
fisiologis justru membawa manfaat adaptif. Misalnya,saat terjadi infeksi,
demam merupakan respons yang dibutuhkan untuk memfasilitasi
penyembuhan melalui peningkatan kerja sistem imun dan menghambat
replikasi mikro-organisme. Oleh karena itu, secara ilmiah, demam dapat
disebut sebagai respons homeostatik. Pada kondisi tersebut, endotoksin dan
sitokin proinflamasi berinteraksi dengan reseptor tertentu di sel endotelial
vaskular dan/atau subendotelial mikroglia dan terjadilah aktivasi
cycloocxygenase (COX) untuk memproduksi PGE2. Meski jarang terjadi,
demam juga dapat terjadi akibat pirogen endogen endotoksemia, demam
steroid (etioklonalon), dan alergi. Demam alergi diperantarai oleh limfosit
yang terangsang lalu melepaskan limfokin yang menyebabkan leukosit PMN
menginduksi produksi pirogen endogen. Pirogen endogen juga dapat
diproduksi oleh beberapa sel tumor. Penelitian yang dilakukan pada pasien
leukemia granulositik menunjukkan bahwa sel monositik juga memproduksi
pirogen endogen. Selain menyebabkan demam, endotoksin juga secara
otomatis mengaktifkan respons antidemam sehingga suhu tubuh tidak
meningkat berlebihan. Dilakukan dengan menstimulasi sumbu hipotalamus-
hipofisis-adrenal. Aktivasi sumbu ini mengurangi respon terhadap sitokin yang
dikemukakan di atas.5,6
Sedangkan rasa terbakar pada perut bagian bawah yang dirasakan oleh
Ny. Z bisa dicurigai akibat adanya respon inflamasi yang distimulasi oleh
trauma atau infeksi yang terjadi di perut bagian bawah. Sehingga adanya
inflamasi dapat menghasilkan nyeri setempat, bengkak, panas, merah, dan bisa
menyebabkan perubahan fungsi.
Inflamasi merupakan suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik
atau kimiawi yang merusak, reaksi inflamasi dapat berupa rangkaian reaksi
yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena
terbakar, atau terinfeksi.. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator
inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin yang
menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai
gangguan fungsi. Kerusakan sel yang terkait dengan inflamasi berpengaruh
pada selaput membran sel yang menyebabkan leukosit mengeluarkan enzim-
enzim lisosomal dan asam arakhidonat. Metabolisme asam arakhidonat
menghasilkan prostaglandin-prostaglandin yang mempunyai efek pada
pembuluh darah, ujung saraf, dan pada sel-sel yang terlibat dalam inflamasi.
Proses terjadinya inflamasi sebenarnya merupakan salah satu mekanisme
pertahanan diri dari tubuh terhadap benda asing, tetapi jika proses ini
berlangsung secara terus menerus (kronis) justru akan merusak jaringan.5,6
8. Apa hubungan antara kebiasaan Ny. Z yg jarang minum air dengan lebih
banyak mengkonsumsi minuman ringan dengan keluhan?
Jawab :
Jarang minum air putih dapat menimbulkan pembentukan batu dengan
peningkatan reaktan dan pengurangan aliran air kemih dan banyak
mengkonsumsi minuman ringan dapat menyebabkan pengasaman dengan asam
fosfor dapat meningkatkan risiko penyakit batu.
Kurang minum air putih juga dapat menyebabkan metabolisme tubuh
tidak berjalan maksimal, cairan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan berbagai
macam racun tidak cukup sehingga urin mengalami kondensasi dan
membentuk butiran batu.

9. Apa diagnosis banding terhadap keluhan Ny. Z?


Jawaban :
o Urolithiasis4
 Nyeri
 Hematuria dan kristaluria
 Hematuria dan kristaluria
 Gangguan BAK berupa BAK tidak tuntas, tidak lancar, dan terasa nyeri
 Kebiasaan jarang minum air putih
o Pielonefritis4
 Infeksi
 Demam tinggi yang disertai menggigil
 Nyeri di daerah perut dan pinggang
 Mual maupun muntah.
 Disuria, frekuensi, dan urgensi
 Dematuria
o Sistitis4
 Tekanan di bagian bawah pinggul
 Nyeri buang air kecil (disuria)
 Sering buang air kecil (poliuria) atau kebutuhan mendesak untuk buang
air kecil (kencing urgensi)
 Perlu untuk buang air kecil pada malam hari (nokturia, mirip dengan
kanker prostat atau BPH)
 Urin abnormal warna (mendung), mirip dengan infeksi saluran kemih
 Darah dalam urin (hematuria) (mirip dengan kanker kandung kemih)
 Kotor atau bau urin yang kuat
o Adneksitis4
 Infeksi
 Demam
 Nyeri di sebelah kanan kiri uterus.
o Tumor ginjal4
 Hematuria
 Nyeri
 Benjolan

10. Bagaimana penegakan diagnosis terhadap keluhan Ny. Z?


Jawaban :
Diagnosis
- Anamnesis :
Anamnesa harus sitematik yang mencakup :
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit lain (pribadi / keluarga)
3. Riwayat penyakit sekarang pada kasus urogenital / urologi
- Pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan Ginjal
 Inspeksi
Lakukan pada daerah pinggang. Dengan meminta pasien duduk
rileks dan membuka penutup pakaian.
PERHATIKAN : pembesaran asimetris di daerah punggung /
pinggang atas. Pada keadaan ini bisa disebabkan karena
hidronefrosis , tumor ginjal atau tumor organ retroperitoneum yang
lain.
 Palpasi
Lakukan secara bimanual dengan 2 tangan tangan kiri di sudut
kostovertebra untuk mengakat ginjal ke atas tangan kanan meraba
ginjal dari depan dibawah arcus costa.  pada saat inspirasi akan
terasa ginjal teraba.
 Perkusi
Lakukan dengan melakukan ketok ginjal pada daerah sudut
kostovertebra. (sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan
tulang vertebra) pembesaran ginjal karena hidronefrosis / adanya
tumor ginjal akan teraba saat palpasi dan nyeri saat perkusi.
 Pemeriksaan Buli-Buli
Perhatikan adanya benjolan/ massa / jaringan parut
disuprasimfisis.  mungkin merupakan suatu tanda adanya tumor
ganas buli, / terjadinya retensi urine.
Vesica urinaria yang terisi penuh dapat terlihat melewati batas
atas umbilicus.

ALUR DIAGNOSIS
Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakan
diagnosis, penyakit batu perlu di tunjang dengan pemeriksaan
radiologik,laboratorium,dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan
adanya obstruksi aliran kemih,infeksi,dan gangguan faal ginjal. pemeriksaan
penunjang itu antara lain :
1. Pemeriksaan laboratorium
 Darah rutin (Hb ,Ht, Leukosit, Trombsit)
 Urine rutin (pH, BJ urine, Sedimen urine,)
Untuk menentukan hematuria,leokosituria dan kristaluria.
 Kultur urine
Untuk menunjukkan adanya perumbuhan kuman pemecah urea.
 Faal ginjal (Ureum, creatinin)
Bertujuan untuk mencari kemungkinan penurunan fungsi ginjal
dan untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto IVP.
 Kadar lektrolit
Untuk mencari faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih
(antara lain : kalsium, oksalat, fosfat maupun urat didalam darah dan
urine).
2. Pemeriksaan radiografi
 Ultrasonografi (USG)
Dapat menujukkan ukuran.bentuk dan posisi batu.Pemerksaan
ini diperlukan pada perempuan hamil dan pasien yang alergi kontras
radiologi. Dapat diketahui juga batu radiolusen dan diatasi sistem
duktus kolektivus.
 Foto polos abdomen
Dapat menunjukkan bentuk dan posisi batu dan membedakan
klasifikasi batu. Keterbatasan pemeriksaan ini adalah tidak dapat
menentukan raio lusen,batu kecil atau batu yang tertutu bayangan
struktur tulang.
Urutan Radio-Opasitas Beberapa Jenis Batu Saluran Kemih

Jenis Batu Radio opasitas


Kalsiun Opak
MAP Semi Opak
Urat/sistin Non-Opak

 Intra-Venous Pielografi (IVP)


Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi
ginjal.Sselin itu IVP dapat mendeteksi adanya batu semi opak ataupun
batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen. Jika
IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat
adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah
pemeriksaan pielografi retrograde.
 Urogram
Mendeteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian
(filling),menu jukkan lokasi bau dalam sistem kolectivus dan
menunjukkan kelainan anatomis.
3. Pemeriksaan renografi
Merupakan alat uji fungsi ginjal manusia dengan menggunakan
teknologi nuklir. Dasar renografi adalah spektrometri gamma yang di
desain untuk kepentingn dalam bidang kedokteran yang menyangkut
prinsip kesederhanaan dan kemudahan dalm pengoperasian. Aman
digunakan karna radio frmaka yang di guanakan tidak mengandung
racun,mempunyai waktu paruh yang pendek,dosis yang dipergunakan
sekitar 20-30 uCi, waktu pemeriksaan berlangsung antara 15-25 menit dan
hasilnya langsung dapat di analisis.
Berdasarkan renogram akan memberikan infrmasi tentang keadaan
fungsi ginjal meliputi respon vaskuler, kapasitas uptake dan kemampuan
mengelurkan perunut. Kurva renogram dapat di bagi menjadi tiga fase:
 Fase I (Respon Vaskuler)
Berlangsung sangat cepat ekitr 12 etik,terjadi setelah perunut
radioisotop disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
 Fase II ( Konsentrasi)
Menggambarkan kapasitas pengambilan bahan perunut oeh
ginjal akan terjadi proses sekresi tubular daan filtrasi gomerular.
Perunut akan bertambah sampai kepincak kesetimbangan (T max).Pada
keadaan normal fase kedua ini akan berlngsung 2-5 menit setelah
injeksi, kemiringan pada fase ini dapat memberikan informasi kondisi
proses ginjal.
 Fase III ( Eksresi )
Menggambarkan proses eksresi atau pembuangan. Laju dan
bentuk kurva dari fase ini mencerminkan keadaan fungsional segmen
eksresi dari ginjal mulai dari pelvis renalis sampai dengaan ureter.
Dalam analisis renogram, dilakukan dengan melihat beberapa iri atau
parameter meliputi : kemiringan dari setiap fase, waktu paruh dari
kurva naik maupun turun, perbandingan (ratio) dari level laju
pencacahan.

11. Apa yang terjadi pada Ny. Z?


Jawaban :
Suspect urolitiasis disertai isk.

12. Apa definisi terhadap penyakit yang dialami oleh Ny. Z?


Jawaban :
Batu saluran kencing merupakan keadaan patologis karena adanya
massa keras berbentuk seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kencing dan dapat menyebabkan nyeri, perdarahan atau infeksi pada saluran
kencing.4
13. Apa Epidemiologi dari keluhan Ny. Z?
Jawaban :
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan
zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya ditemukan batu pada kandung
kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia
tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak
sama di berbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak
dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas; hal ini karena adanya
pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. – Purnomo, Basuki B.
2007. Dasar-dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta: Sagung Seto
Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini,
sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita
batu saluran kemih. Di rumah sakit di Amerika Serikat kejadian batu ginjal
dilaporkan sekitar 7-10 pasien untuk setiap 1.000 pasien rumah sakit dan
insiden dilaporkan 7-21 pasien untuk setiap 10.000 orang dalam setahun.
Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi di samping
infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. – Sudoya, Aru W, dkk.
2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid II. Jakarta:
InternaPublishing
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia,
gender, prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Adapun faktor predisposisi
ISK, antara lain:
1. Litiasis
2. Obstruksi saluran kemih
3. Penyakit ginjal polikistik
4. Nekrosis papilar
5. Diabetes mellitus pasca-transplantasi ginjal
6. Nefropati analgesic
7. Penyakit sickle-cell
8. Senggama
9. Kehamilan dan peserta KB dengan progesterone
10. Kateterisasi
Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan
cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang jarang
dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi. Prevalensi bakteriuria
asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan. Prevalensi selama
periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara
seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-
laki maupun perempuan bila disertai faktor predisposisi.

14. Apa Etiologi dari keluhan Ny. Z?


Jawaban :
Etiologi BSK :
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi,
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor intrinsik yaitu
keadaan yang berasal dari tubuh seseorang, dan faktor ekstrinsik yaitu
pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.

Faktor intrinsik itu antara lain:


1. Herediter (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
2. Umur: penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.

Beberapa faktor ekstrinsik di antaranya:


1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran
kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai
daerah stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah di Afrika Selatan hampir
tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
2. Iklim dan temperature
3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya
penyakit batu saluran kemih
5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary life.

Beberapa contoh mikroorganisme penyebab ISK:


1. Escherichia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien
dengan infeksi simtomatik maupun asimtomatik.
2. Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33%
ISK anak laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp, dan Staphylococcus
dengan koagulase negative.
3. Infeksi yang isebabkan Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti
Staphyloccous spp jarang dijumpai, kecuali pasca-kateterisasi.4

15. Bagaimana Patogenesis dari keluhan Ny. Y ?


Jawaban :
Patogenesis batu saluran kemih
Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi
dalam pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih
normal. Batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein.
Beberapa promoter atau reaktan dapat memacu pembentukan batu seperti asam
urat, memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan inhibitor belum dikenali
sepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau
nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misalnya penambahan
sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi kristal kalsium
oksalat dan mungkin dapat mengurangi risiko agregatasi kristal dalam saluran
kemih.
Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa factor
pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu.
Subyek normal dapat mengekskresikan nucleus kristal kecil. Proses
pembentukan batu dimungkinkan dengan kecenderungan ekskresi agregat
kristal yang lebih besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat
dalam air kemih.
Proses perubahan kristal yang terbentuk pada tubulus menjadi batu
masih belum sejelas proses pembuangan kristal melalui aliran kemih yang
banyak. Diperkirakan bahwa agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga
tertinggal dan biasanya tertimbun pada duktus kolektikus akhir. Selanjutnya
secara perlahan timbunan akan membesar. Pengendapan ini diperkirakan
timbul pada sel epitel yang mengalami lesi. Kelainan ini kemungkinan
disebabkan oleh kristal sendiri.
Sekitar delapan puluh persen pasien batu ginjal merupakan batu
kalsium , dan kebanyakn terdiri dari kalsium oksalat atau agak jarang sebagai
kalsium fosfat. Jenis batu lainnya terdiri dari batu sistin, batu asam urat dan
batu struvit.4

Patogenesis Infeksi Saluran Kemih


Secara umum patogenesis ISK kompleks hampir sama dengan ISK,
tetapi terdapat perbedaan yaitu pada ISK kompleks terdapat faktor risiko
berupa kelainan anatomi, fungsi dan metabolik dan sering menimbulkan
infeksi berulang. Hampir seluruh ISK terjadi secara asenden. Bakteri berasal
dari flora feses, berkolonisasi didaerah perineum dan memasuki kandung
kemih melalui uretra. Pada bayi, septikemia karena bakteri gram negatif relatif
lebih sering, hal ini mungkin disebabkan imaturitas dinding saluran pencernaan
pada saat kolonisasi oleh Escherichia coli atau karena imaturitas system
pertahanan. Penyebaran secara hematogen lebih sering terjadi pada neonatus.
Infeksinosokomial juga dapat terjadi, biasanya disebabkan operasi atau
intrumentasi pada saluran kemih. Bakteri penyebab ISK yang paling sering
ditemukan di praktek umum adalahE. coli (lebih dari 90%), sedangkan yang
disebabkan infeksi nosokomial (hospital acquired) sekitar 47%.Awal
terjadinya ISK adalah bakteri berkolonisasi di perineum pada anakperempuan
atau di preputium pada anak laki-laki. Kemudian bakteri masuk
kedalamsaluran kemih mulai dari uretra secara asending. Setelah sampai di
kandung kemih,bakteri bermultiplikasi dalam urin dan melewati mekanisme
pertahanan antibakteri darikandung kemih dan urin. Pada keadaan normal
papila ginjal memiliki sebuah mekanismeanti refluks yang dapat mencegah
urin mengalir secara retrograd menuju collecting tubulus. Akhirnya bakteri
bereaksi dengan urotelium atau ginjal sehingga menimbulkanrespons inflamasi
dan timbul gejala ISK.Mekanisme tubuh terhadap invasi bakteri terdiri dari
mekanisme fungsional,anatomis dan imunologis. Pada keadaan anatomi
normal, pengosongan kendung kemihterjadi reguler, drainase urin baik dan
pada saat setiap miksi, urin dan bakteri dieliminasisecara efektif. Pada tingkat
seluler, bakteri dihancurkan oleh lekosit polimorfonuklear dan komplemen.
Maka setiap keadaan yang mengganggu mekanisme pertahanan normal
tersebut dapat menyebabkan risiko terjadinya infeksi.Pada anak perempuan,
ISK kompleks sering terjadi pada usiatoilet trainingkarena gangguan
pengosongan kandung kemih terjadi pada usia ini. Anak mencoba untuk
menahan kencing agar tidak ngompol, dimana kontraksi otot kandung kemih
ditahan sehingga urin tidak keluar. Hal ini menyebabkan tekanan tinggi,
turbulensi aliran urin dan atau pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas,
kemudian semuanya akanmenyebabkan bakteriuria. Gangguan pengosongan
kandung kemih dapat terjadi pula pada anak yang tidak BAK secara teratur.
Uropati obstruktif menyebabkan hidronefrosis yang akan meningkatkan risiko
ISK karena adanya stasis urin. Instrumentasi pada uretra selama VCUG atau
kateterisasi yang tidak steril dapat menginfeksi kandung kemih oleh bakteri
patogen. Konstipasi dapat meningkatkan risiko terjadinya ISK karena dapat
menyebabkan gangguan pengosongan kandung kemih.Patogenesis ISK adalah
berdasarkan adanya pili atau fimbrae pada permukaan bakteri. Terdapat 2 tipe
fimbrae yaitu tipe I dan tipe II. Fimbrae tipe I terdapat padaseluruh strain
E.Coli. Karena perlekatan pada sel target dapat dihambat oleh D-
Mannose,maka fimbrae ini disebut juga mannose sensitive dan tidak berperan
dalam pielonefritis.Perlekatan fimbrae tipe II tidak dihambat oleh mannose,
sehingga disebut juga Mannoseresistant, fimbrae ini hanya terdapat pada
beberapa strain E. coli.
Reseptor fimbriae tipe II adalah suatu glikospingolipid yang terdapat
pada sel uroepitel dan sel darah merah. Fraksi Gal 1-4 oligosakaridase adalah
resptor. Karena fimbrae tersebut dapat diaglutinasi oleh P blood eritrosit maka
disebut sebagai P fimbrae. Bakteri dengan P fimbrae lebih sering menyebabkan
pielonefritis. Sekitar 76-94% strain pielonefritogenik E. coli mempunyai P
fimbrae, sedangkan strain sistitis sekitar 19-23%.Infeksi persisten atau rekuren
dari ISK pertama dapat terjadi disebabkan oleh terapi yang tidak adekuat
(misalnya antibiotik yang tidak tepat, lama terapi terlalu pendek atau dosis
kurang tepat).Tetapi selain hal tersebut, merupakan suatu tanda adanya
kelainan yang mendasari di saluran kemih (misalnya batu ginjal, kista, abses,
benda asing) yang menjadi tempat bakteri berkembang biak.Infeksi rekuren
dapat merupakan infeksi baru yang disebabkan bakteri yang baru dan harus
dicurigai adanya kelainan anatomi dan fungsi.4
16. Bagaimana Patofisiologi dari keluhan Ny. Z?
Jawaban :
Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi
dalam pembentukan batu. Inhibitor pembentukan batu dapat dijumpai pada air
kemih normal. Batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein.
Beberapa promoter (reaktan) dapat memicu pemebentukan batu seperti oksalat.
Aksi rektan dan inhibitor belum dikenali sepenuhnya. Ada dugaan proses ini
berperan pada pembentukan awal atau nukleai kristal, progrei kristal atau
agregasi kristal. Misalnya penambahan sitrat dalam komplek kalsium dapat
mencegah agregasi kristal kalsium oksalat dan mungkin dapat mengurangi
resiko agregasi kristal dalam saluran kemih.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oksalat, dan faktor
lain mendukung pembentukan batu meliputi : pH urin yang berubah menjadi
asam, jumlah solute dalam urin dan jumlah cairan urin. Masalah-masalah
dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH
urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan batu cystine
dapat mengendap dalam urin yang asam. Batu kalsium fosfat dan batu struvite
biasa terdapat dalam urin yang alkalin. Batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH
urin. Imobilisasi yang lama akan menyebabkan pergerakan kalsium menuju
tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan
yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan
atau pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini semakin kompleks
sehingga terjadi batu.
Batu ginjal dapat terbentuk bila dijumpai satu atau beberapa faktor
pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregas pembentukan batu.
Subyek normal dapat mensekresikan nucleus kristal kecil. Proses pembentukan
batu dimungkinkan dengan kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih
besar dan kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih.
Proses perubahan kristal yang terbentuk di tubulus menjadi batu masih
belum sejelas proses pembuangan kristal melalui aliran air kemih yang
banyak. Diperkirakan bahwa agregasi kristal menjdi cukup besar sehingga
tertinggal dan biasanya ditimbun pada ductus kolektikus akhir.Selanjutny
secara perlahan timbunan akan membesar.pengendapan ini diperkirakan
timbul pad bagian sel epitel yang mengalami lesi. Kelainan ini kemungkinan
disebabkan oleh kristal sendiri.
Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi, ada batu
yang kecil dan batu yang besar. Batu yang kecil dapat keluar lewat urin dan
akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak
darah dalam urin. Sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan
terjadi refluks urin dan akibat yang fatal dapat timbul hidronefrosis karena
dilatasi ginjal. Kerusakan pada struktur ginjal yang lama akan mengakibatkan
kerusakan pada organ-organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis
karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal.4

17. Apa manifestasi klinis dari keluhan Ny. Z?-> (najib, kak nopra, kak deswi
Jawaban :
Manifestasi klinis urolitiasis
 Nyeri
Nyeri kolik ginjal biasanya disebabkan oleh meregangnya sistem
kolektiva atau ureter, sedangkan nyeri non kolik disebabkan oleh distensi
dari kapsul ginjal. Mayoritas dari batu saluran kemih memberikan
gambaran onset nyeri akut karena obstruksi dan distensi akut dari saluran
kemih bagian atas.
Manifestasi klinis ISK
 Sistitis akut
 Pielonefritis akut.

18. Apa penatalaksanaan terhadap dari keluhan Ny. Z?


Jawaban :
PENATALAKSANAAN BSK (Urolithiasis)
Berhasilnya penatalaksanaan medis ditentukan oleh lima faktor yaitu :
ketepatan diagnosis, lokasi batu, adanya infeksi dan derajat beratnya, derajat
kerusakan fungsi ginjal, serta tata laksana yang tepat. Terapi dinyatakan
berhasil bila: keluhan menghilang, kekambuhan batu dapat dicegah, infeksi
telah dapat dieradikasi dan fungsi ginjal dapat dipertahankan.
1. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang
dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin
dengan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih. Selain itu juga dilakukan pembatasan diet kalsium, oksalat, natrium,
fosfat dan protein tergantung pada penyebab batu. Beberapa jenis obat
yang diberikan antara lain spasmolitika yang dicampur dengan analgesik
untuk mengatasi nyeri, kalium sitrat untuk meningkatkan pH urin,
antibiotika untuk mencegah infeksi dan sebagainya.
Obat penghilang nyeri, seperti: golongan narkotik (meperidine, morfin
sulfat, kombinasi parasetamol dan kodein, atau injeksi morfin), golongan
analgesik opioid (morphine sulfate, oxycodone dan acetaminophen,
hydrocodone dan acetaminophen), golongan analgesik narkotik
(butorphanol), golongan anti-inflamasi non steroid (ketorolac, diclofenac,
celecoxib, ibuprofen). Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau
muntah. Antibiotik jika ada infeksi saluran kemih, misalnya: ampicillin
plus gentamicin, ticarcillin dan clavulanic acid, ciprofloxacin, levofloxacin,
ofloxacin. Untuk mengeluarkan batu ginjal dapat juga dengan obat
golongan calcium channel blockers atau penghambat kalsium (nifedipine),
golongan alpha-adrenergic blockers (tamsulosin, terazosin), golongan
corticosteroids atau glukokortikoid, seperti: prednisone, prednisolone. Obat
pilihan lainnya: agen uricosuric (allopurinol), agen alkalinizing oral
(potassium citrate).
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu
syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien, ada
tidaknya infeksi dan obstruksi. Adanya kolik berulang atau ISK ( Infeksi
Saluran Kemih ) menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu
juga dengan adanya obstruksi, apalagi pada pasien-pasien tertentu
(misalnya ginjal tunggal, ginjal trasplan dan penurunan fungsi ginjal ) tidak
ada toleransi terhadap obstruksi. Pasien seperti ini harus segera dilakukan
intervensi.
2. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif dan
tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan
batu yang sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan
menyebabkan hematuria.
Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :
a. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.
b. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.
c. Fungsi ginjal masih baik.
d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.
3. Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan mengeluarkannya
dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam
saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara
mekanik, dengan memakai energi hidroulik, energi gelombang suara atau
energi laser.
Tindakan Operasi
1. Bedah Laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil BSK saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.
2. Bedah Terbuka
Diklinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai
untuk tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi maupun ESWL,
pengambilan batu masih dilakukan melalui pembedahan terbuka.
Pembedahan terbuka itu antara lain adalah : pielolitomi atau
nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal, dan
ureterolitotomi untuk batu di ureter.Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena
ginjalnya sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis),
korteksnya sudah sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat BSK
yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
PENATALAKSANAAN ISK
Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis)
Prinsip manajemen ISK bawah meliputi intake cairan yang banyak,
antibiotika yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkalinisasi
urin:
 Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan
antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gram, trimetoprin 200 mg. Pilihan
antimikroba yang tepat untuk sistitis akut akibat E. Coli dan kuman gram
negatif lainnya adalah nitrofurantoin, ampisilin dan trimetropin1,4
 Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (leukosuria) diperlukan
terapi konvensional selam 5-10 hari
 Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa leukositoria.
 Atasi faktor predisposisi
 Asupan cairan yang banyak pada pagi sampai sore, dan kurangi pada waktu
malam.
 Mencuci kemaluan setelah BAK. Cara mencuci dengan menjauhi alat
kelamin

Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis Akut)


PNA pada umumnya memerlukan rawat inap untuk memelihara status
hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam. Pilihan
antimikroba yang tepat untuk PNA
1. Untuk pasien rawat : gentamisin (aminoglikosid lainnya), kotrimoksazol
parenteral, sefalosporin generasi III, aztreonam.
2. Untuk pasien berobat jalan : kotrimoksazol oral, fluorokuinolon,
amoksisili-asam klavunalat.

The Infectious Diseae Society of America menganjurkan satu dari tiga


alternatif terapi antibiotik IV sebagai terapi awal selama 48-72 jam sebelum
diketahui MO sebagai penyebabnya:
1. Flourokuinolon
2. Amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin
3. Sefalosporin dengan spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
19. Apa Komplikasi dari keluhan Ny. Z?
Jawaban :
Komplikasi BSK secara umum :
Struktur ureter, obstruksi, ISK, karsinoma epidermoid, gagal ginjal
Komplikasi BSK :
Dibedakan komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi akut yang sangat diperhatikan oleh penderita adalah kematian,
kehilangan ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan intervensi sekunder yang
tidak direncanakan. Data kematian, kehilangan ginjal dan kebutuhan transfusi
pada tindakan batu ureter memiliki risiko sangat rendah. Komplikasi akut
dapat dibagi menjadi yang signifikan dan kurang signifikan. Yang termasuk
komplikasi signifikan adalah avulsi ureter, trauma organ pencernaan, sepsis,
trauma vaskuler, hidro atau pneumotorak, emboli paru dan urinoma. Sedang
yang termasuk kurang signifikan perforasi ureter, hematom perirenal, ileus,
stein strasse, infeksi luka operasi, ISK dan migrasi stent.6
Komplikasi jangka panjang adalah striktur ureter. Striktur tidak hanya
disebabkan oleh intervensi, tetapi juga dipicu oleh reaksi inflamasi dari batu,
terutama yang melekat. Angka kejadian striktur kemungkinan lebih besar dari
yang ditemukan karena secara klinis tidak tampak dan sebagian besar penderita
tidak dilakukan evaluasi radiografi (IVP) pasca operasi. 6
Obstruksi adalah komplikasi dari batu ginjal yang dapat menyebabkan
terjadinya hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis
yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Komplikasi lainnya
dapat terjadi saat penanganan batu dilakukan. Infeksi, termasuk didalamnya
adalah pielonefritis dan sepsis yang dapat terjadi melalui pembedahan terbuka
maupun noninvasif seperti ESWL. Biasanya infeksi terjadi sesaat setelah
dilakukannya PNL, atau pada beberapa saat setelah dilakukannya ESWL saat
pecahan batu lewat dan obstruksi terjadi. Cidera pada organ-organ terdekat
seperti lien, hepar, kolon dan paru serta perforasi pelvis renalis juga dapat
terjadi saat dilakukan PNL, visualisasi yang adekuat, penanganan yang hati-
hati, irigasi serta drainase yang cukup dapat menurunkan resiko terjadinya
komplikasi ini. 6
Pada batu ginjal nonstaghorn, komplikasi berupa kehilangan darah,
demam, dan terapi nyeri yang diperlukan selama dan sesudah prosedur lebih
sedikit dan berbeda secara bermakna pada ESWL dibandingkan dengan PNL.
Demikian pula ESWL dapat dilakukan dengan rawat jalan atau perawatan yang
lebih singkat dibandingkan PNL.7
Komplikasi akut meliputi transfusi, kematian, dan komplikasi
keseluruhan. Dari meta-analisis, kebutuhan transfusi pada PNL dan kombinasi
terapi sama (< 20%). Kebutuhan transfusi pada ESWL sangat rendah kecuali
pada hematom perirenal yang besar. Kebutuhan transfusi pada operasi terbuka
mencapai 25-50%. Mortalitas akibat tindakan jarang, namun dapat dijumpai,
khususnya pada pasien dengan komorbiditas atau mengalami sepsis dan
komplikasi akut lainnya. Dari data yang ada di pusat urologi di Indonesia,
risiko kematian pada operasi terbuka kurang dari 1%.6
Komplikasi ESWL meliputi kolik renal (10,1%), demam (8,5%),
urosepsis (1,1%) dan steinstrasse (1,1%). Hematom ginjal terjadi akibat trauma
parietal dan viseral. Hasil studi pada hewan tidak menunjukkan adanya
kelainan lanjut yang berarti. Dalam evaluasi jangka pendek pada anak pasca
ESWL, dijumpai adanya perubahan fungsi tubular yang bersifat sementara
yang kembali normal setelah 15 hari. Belum ada data mengenai efek jangka
panjang pasca ESWL pada anak. 6
Komplikasi pasca PNL meliputi demam (46,8%) dan hematuria yang
memerlukan transfusi (21%). Konversi ke operasi terbuka pada 4,8% kasus
akibat perdarahan intraoperatif, dan 6,4% mengalami ekstravasasi urin. Pada
satu kasus dilaporkan terjadi hidrothoraks pasca PNL. Komplikasi operasi
terbuka meliputi leakage urin (9%), infeksi luka (6,1%), demam (24,1%), dan
perdarahan pascaoperasi (1,2%). Pedoman penatalaksanaan batu ginjal pada
anak adalah dengan ESWL monoterapi, PNL, atau operasi terbuka.

Komplikasi ISK :
1. ISK sederhana: sistitis non obstruksi dan bukan wanita hamil, merupakan
penyakit ringan (self limited desease) tidak menyebabkan akibat lanjut
yang lama.
2. ISK tipe berkomplikasi:
2.1. ISK selama kehamilan: pyelonephritis, bayi prematur, anemia,
hipertensi, bayi retardasi mental, petumbuhan bayi lambat, cerebral
palsy, fetal death
2.2. ISK pada DM: ISK lebih sering pada DM.
Komplikasi :pyelonephritis, penurunan LFG, sepsis.
20. Apa prognosis dari keluhan Ny. Z?
Jawaban :
Tergantung dari besarnya batu, letak batunya,adanya infeksi,adanya
ostruksi,makin besar batunya prognosisnya buruk. Letaknya batu yang dapat
menyebabkan obstruksi dapat menurunkan fungsi ginjal dan menyebabkan
prognosis yang jelek pula.
Setelah pasien menderita batu saluran kemih, ada kemungkinan besar
bahwa batu yang lain akan ada pada seumur hidup nya . Karena batu saluran
kemih mungkin juga turun-temurun , kemungkinan ini diteruskan ke generasi
berikutnya .Mereka yang memiliki batu berulang dapat diberikan obat untuk
tetap di rumah harus gejala kambuh.4
IV. Mind maping

Ny. Z, 35 tahun

Keluhan :
Nyeri pinggang, gangguan
buang air kecil disertai
darah, demam, dan rasa
terbakar di perut bawah

DIAGNOSA

Urolithiasis
ISK

Definisi Definisi

Epidemiologi Epidemiologi

Etiologi Etiologi

Patogenesis
Patogenesis

Patofisiologi
Patofisiologi

Alur diagnosa alur diagnosa

komplikasi dan penatalaksanaan


penatalaksaan dan komplikasi

prognosis prognosis
DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W. A. Newman. 2010. Dorland’s Ilustrated Medical Dictionary. 31th Ed.


Jakarta: EGC.
2. Soermamo, Markam, dkk. 2011. Kamus Kedokteran. 5th Ed. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI.
3. Snell, Richard S. 2011. Clinical Anatomy by System. Jakarta. EGC.
4. Setiati, Siti. 2014. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. 6th Ed. Jakarta: Interna Publishing.
5. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patophysiology: Clinical Concept of Disease
Processes. 6th Ed. Jakarta: EGC
6. Guyton AC and Hall JE. 2000. Textbook of Med. Phys. 10th Ed. Saunders
Philadhelphia.
7. Sherwood, Laurale. 2007. Human Physiology. 6th Ed. Jakarta: EGC.
8. Purnomo, B Basuki. 2007. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Sagung Seto: Jakarta
9. Sjamsuhidajat R, dan Jong W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2004
10. Gan Gunawan, Sulistia. 2009. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai