Anda di halaman 1dari 11

KLASIFIKASI DENTAL MATERIAL

A. Sifat Dental Material


Dental material adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bahan-
bahan yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi, sifat-sifatnya, serta cara
memanipulasi bahan tersebut (Mitchell dkk, 2014). Dental material memiliki
dua sifat, yaitu (Anusavice, 2004) :
1. Sifat Mekanis
Sifat mekanis dari dental material meliputi :
a. Stress (tekanan) dan strain (regangan)
Stress (tekanan) adalah gaya per unit daerah yang bekerja pada
berjuta-juta atom atau molekul pada bidang tertentu suatu bahan.
Suatu tekanan harus didefinisikan menurut jenis dan besarnya.
Berdasarkan arah aplikasi gaya, tekanan diklasifikasikan menjadi 3
jenis, yaitu :
1) Tekanan tarik
Tekanan tarik disebabkan oleh benda yang cenderung
meregangkan atau memperpanjang suatu benda. Tekanan Tarik
selalu disertai dengan regangan tarik. Ada beberapa tekanan tarik
murni dan komponen-komponen tekanan tarik dapat ditemukan
bila struktur bersifat lentur meskipun beban kompresi di
aplikasikan (Anusavice, 2004).
2) Tekanan kompresi
Bila suatu benda ditempatkan dibawah beban yang
cenderung menekan atau memendekkannya, ketahanan internal
terhadap beban tersebut disebut tekanan kompresi. Untuk
menghitung tekanan tarik dan tekanan kompresi, gaya yang
diaplikasikan dibagi dengan potongan melintang tegak lurus
dengan arah gaya (Anusavice, 2004).

1
3) Tekanan geser
Tekanan geser cenderung menahan pergeseran dari satu
bagian suatu benda ke yang lain. Tekanan geser dapat juga
dihasilkan dengan gerak memutar atau memilin suatu bahan.
Misalnya bila suatu gaya diaplikasikannya sepanjang permukaan
email gigi oleh suatu instrumen berujung tajam, sejajar terhadap
pertemuan antara email dan braket ortodonsi, braket tersebut bisa
juga terlepas karena kegagalan tekanan geser dari bahan perekat
resin. Tekanan geser dihitung dengan membagi gaya dengan
daerah sejajar terhadap arah gaya (Anusavice, 2004).

Regangan dapat bersifat elastik atau plastik, atau kombinasi


keduanya. Beberapa penjelasan sebagai berikut (Anusavice, 2004) :
1) Regangan elastik
Regangan elastik dapat kembali ke bentuk semula. Regangan
tersebut menghilang bila gaya dibebaskan.
2) Regangan plastik
Regangan plastik merupakan deformasi permanen suatu bahan
yang tidak dapat kembali ke bentuk semula bila gaya dibebaskan.
Bila suatu komponen protesa seperti lengan cengkeram pada gigi
tiruan sebagian diubah bentuknya melampaui batas elastik masuk ke
dalam region deformasi plastik hanya regangan elastik yang dapat
hilang ketika gaya dibebaskan. Jadi, bila dilakukan penyesuaian
dengan menekuk suatu kawat ortodonsi, tepi dari mahkota tiruan, atau
cengkeram gigi tiruan dan kemudian beban gaya dibebaskan,
regangan plastis bersifat permanen, tetapi kawat tepi mahkota tiruan
atau cengkeram dapat melenting kembali batasan tertentu begitu
terdapat regangan elastis (Anusavice, 2004).

2
b. Sifat mekanis berdasarkan perubahan elastik
1) Modulus elastik (Modulus young atau modulus elastisitas)
Istilah modulus elastik menggambarkan kekerasan atau
kekakuan relatif dari suatu bahan yang di ukur dengan lereng
miring daerah elastik dari diagram tekanan-regangan (Anusavice,
2004).
2) Modulus young dinamis
Modulus elastik dapat di ukur dengan metode dinamis serta
teknik statik yang telah dibahas karena kecepatan suara melalui
benda padat dapat di ukur dengan gelombang transuder ultrasonik
longitudinal dan transversal serta penerima yang tepat
(Anusavice, 2004).
3) Fleksibilitas
Ada keadaan yang membutuhkan regangan atau deformasi
yang lebih besar pada tekanan sedang atau kecil. Sebagai contoh,
pada piranti ortodonsi sebuah pegas seringkali dibengkokkan
cukup jauh dibawah pengaruh tekanan kecil. Pada keadaan
tersebut, struktur dianggap fleksibel dan mempunyai sifat
fleksibilitas. Fleksibilitas maksimal adalah regangan yang terjadi
ketika bahan ditekan sampai batas kesetimbangannya
(Anusavice, 2004).
4) Resilien
Jarak antara atom-atom meningkat, energi internal
meningkat. Sejauh tekanan tidak lebih besar dibandingkan batas
kesetimbangannya, energi ini disebut resilien. Istilah resilien
populernya dihubungkan dengan kepegasan, meskipun hal ini
berkonotasi lebih luas lagi (Anusavice, 2004).
5) Rasio Poisson
Bila suatu gaya tarik diaplikasikan pada benda, benda
tersebut menjadi lebih panjang dan lebih tipis. Sebaliknya gaya
kompresi dapat membuat suatu benda lebih pendek tetapi lebih
tebal (Anusavice, 2004).

3
c. Sifat kekuatan
Kekuatan adalah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur atau
sejumlah deformasi plastik tertentu. Kekuatan suatu bahan dapat
digambarkan dengan satu atau lebih sifat berikut (Anusavice, 2004) :
1) Batas Kesetimbangan, tekanan yang bila melebihi nilai tersebut
tidak lagi seimbang dengan regangan.
2) Batas Elastik, tekanan maksimal yang dapat ditahan suatu bahan
sebelum bahan tersebut mengalami deformasi plastik.
3) Kekuatan luluh atau bahan tekanan, tekanan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu regangan plastik tertentu.
4) Kekuatan tarik puncak, kekuatan geser, kekuatan kompresi
dan kekuatan fleksural, masing-masing adalah ukuran
tekanan yang diperlukan untuk mematahkan bahan.
d. Sifat mekanis struktur gigi
Banyak sifat mekanik dari struktur gigi manusia yang telah di
ukur, tetapi nilai yang dilaporkan bervariasi dari satu penelitian ke
penelitian lain. Tidak diragukan lagi perbedaan tersebut adalah akibat
masalah teknis yang berhubungan dengan persiapan dan pengujian
contoh bahan yang cukup kecil, yang pada beberapa situasi
mempunyai panjang kurang dari 1 mm. Sifat tarik struktur gigi juga
di ukur. Dentin dianggap lebih kuat terhadap tarikan (50 mPa)
dibandingkan email (10 mPa). Meskipun kekuatan kompresi email
dan dentin dapat dibandingkan, batas kesetimbangan dan modulus
elastisitas email lebih tinggi dibandingkan nilai yang sama untuk
dentin. semakin tinggi modulus elastisitas semakin rendah resiliensi
dari email dibandingkan dengan dentin (Anusavice, 2004).
e. Sifat mekanik lainnya
1) Kekerasan
Kekerasan didefinisikan sebagai banyaknya energi
deformasi plastik atau elastik yang diperlukan untuk mematahkan
suatu bahan dan merupakan ukuran dari ketahanan terhadap
fraktur. Kekerasan bergantung pada kekuatan dan kelenturan.

4
Semakin tinggi kekuatan dan semakin tinggi kelenturan, semakin
besar kekerasan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu bahan
keras umumnya kuat, meskipun suatu bahan yang kuat belum
tentu keras (Anusavice, 2004).
2) Fraktur kekerasan
Kekuatan suatu bahan lentur seperti logam emas dan
beberapa komposit bermanfaat dalam menentukan tekanan
maksimal yang dapat ditahan oleh suatu restorasi yang terbuat
dari bahan tersebut sebelum menjadi deformasi plastis atau
fraktur. Untuk bahan rapuh seperti keramik, kedokteran gigi, nilai
kekuatan terbatas dalam desain protesa keramik (Anusavice,
2004).
3) Kerapuhan
Kerapuhan adalah ketidakmampuan relatif dari suatu bahan
untuk menahan deformasi plastik sebelum bahan tersebut
menjadi patah. Misalnya, amalgam, keramik dan komposit adalah
rapuh pada temperature mulut (5°-55°C). Bahan tersebut
menahan sedikit atau tidak sama sekali regangan plastic sebelum
patah. Dengan kata lain, suatu bahan rapuh patah pada atau dekat
batas kesetimbangan (Anusavice, 2004).
2. Sifat Fisik
Sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustika, optik,
termodinamika, kelistrikan, magnet, radiasi struktur atom atau gejala
nuklir. Corak, nila, kroma, serta translusensi (kebeningan) adalah sifat
fisik yang berdasarkan pada dalil optik, yaitu ilmu yang berhubungan
dengan fenomena cahaya, visi dan penglihatan. Kekerasan juga
merupakan sifat yang seringkali digunakan untuk memperkirakan
ketahanan dari suatu bahan dan kemampuannya untuk mengikis struktur
gigi lawannya (Anusavice, 2004).
a. Abrasi dan ketahanan abrasi
Kekerasan seringkali digunakan sebagai suaatu petunjuk dari
kemampuan suatu bahan menahan abrasi atau pengikisan. Namun,

5
abrasi merupakan mekanisme kompleks pada lingkungan mulut yang
mencakup interaksi anatara sejumlah faktor. Untuk alasan ini,peran
kekerasan sebagai suatu prediktor ketahanan abrasi adalah terbatas.
Keterandalan pengujian invitro terhadap ketahanan abrasi juga
dilakukan bersamaan dengan digunakannnya pengujian invivo
terhadap ketahanan abrasi. Ada beberapa faktor utama lain yang dapat
menyebabkan pengaruh keausan permukaan email yang berkontak
dengan bahan dan terdapat pula pengikisan email gigi yang berlebihan
oleh mahkota keramik lawannya cenderung terjadi pada pasien
dengan tekanan gigit yang kuat dan permukaan keramik yang kasar.
Meskipun klinisi tidak dapat mengendalikan tekanan gigit seorang
pasien, mereka dapat memoles permukaan keramik yang aus untuk
mengurangi tingkat keausan email yang destruktif (Anusavice, 2004).
b. Kekentalan
Suatu cairan tidak dapat menahan tekanan geser dan gaya
geser per unit daerah geser, kebanyakan cairan bila dibuat bergerak
menahan gaya beban yang membuatnya bergerak. Ketahanan untuk
bergerak disebut viskositas atau kekentalan dan dikendalikan oleh
gaya friksi internal dalam cairan. Kekentalan adalah ukuran
konsistensi suatu cairan beserta ketidakmampuannya untuk mengalir.
Cairan dengan kekentalan tinggi mengalir lambat karena
vaskositasnya yang tinggi. Sebagai contoh, suatu cairan berada pada
ruang diantara dua lempeng metal,lempeng bawah tidak dapat
bergerak dan lempeng atas digerakkan dengan kecepatan (V) tertentu,
Suatu gaya (F) diperlukan untuk mengatasi tarikan yang dihasilkan
oleh friksi (viskositas) dari cairan (Anusavice, 2004).
c. Struktur dan Relaksasi Tekanan
Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen,akan
ada tekanan internal yang terjebak. Sebagai contoh, dalam suatu
senyawa kristal atom-atom dalam pola ruang geometric berubah
tempat,dan sistem tersebut tidak dalam keseimbangan. Hal yang sama
berlaku untuk sistem amorf, yaitu beberapa molekul menjadi terlalu

6
berdekatan dan yang lain terlalu berjauhan setelaah senyawa tersebut
diubah bentuknya secara permanen (Anusavice, 2004).
d. Creep dan Aliran
Para ahli teknik yang merancang struktur-struktur untuk
menahan tekanan dan temperature tinggi harus menghadapi sifat
reologi (aliran) dari bahan padat. Bila suatu logam dipanaskan pada
temperatur mendekati titik leburnya dan dipajankan terhadap tekanan
konstan, geseran yang dihasilkan akan meningkat sebanding dengan
fungsi waktu.
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung
waktu dari suatu bahan dibawah muatan statis atau tekanan
konstan.Aliran digunakan dalam diskusi sifat reologi dari cairan dan
sekarang diterapkan pada bahan amorf (Anusavice, 2004).
e. Warna dan Persepsi Warna
Bagian selanjutnya membahas sifat-sifat yang diperlukan agar
suatu bahan dapat merestorasi fungsi dari jaringan asli yang rusak atau
hilang.Tujuan lain dari perawatan gigi yang juga penting adalah
merestorasi warna dan penampilan gigi asli. Pertimbangan estetik
dalam kedokteran gigi restoratif dan prostetik dianggap menduduki
prioritas tinggi. Cahaya adalah radiasi elektromagnetik yang dapat
terdeteksi oleh mata manusia. Mata sensitive terhadap panjang
gelombang lebih kurang 400 (ungu) sampai 700 nm (merah gelap).
Intensitas cahaya yang dipantulkan dan kombinasi intensitas panjang
gelombang yang ada pada pancaran cahaya menentukan sifat
penampilan. Agar suatu objek dapat dilihat, objek harus memantulkan
atau meneruskan cahaya yang diterimanya dari sumber diluar
(Anusavice, 2004).

7
B. Klasifikasi Dental Material
Menurut Walls dkk (1984), klasifikasi dental material dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Dental material klinis
a. Amalgam
Amalgam adalah campuran logam dan air raksa
(Hg). Amalgam merupakan bahan untuk merestorasi gigi yang
terkena karies. Bahan tersebut mudah dimanipulasi, harga relatif
murah dan cukup kuat menahan daya kunyah. Hal ini karena merkuri
bersifat cair dalam temperatur kamar dan dapat dicampur dengan
logam lain yang padat. Kerugian dari penggunaan amalgam adalah
warnanya yang tidak serupa dengan warna gigi pada umumnya, yang
mengakibatkan berkurangnya tingkat estetika dan bahan tersebut
tergolong bahan yang kurang aman apabila digunakan karena
mengandung air raksa (merkuri) (Walls dkk, 1984).
b. Cetak
Bahan cetak terdiri dari dua jenis, yaitu bahan cetak elastis dan
non elastis. Bahan yang bersifat non elastis adalah impression
compound, impression wax, plaster of paris, dan zinc oxide eugenol
impression material. Bahan cetak elastis terdiri dari hydrocoloid
material dan elastomer impression material. Contoh bahan cetak
elastomer adalah silikon, polieter, dan polisulfida (Walls dkk, 1984).
c. Resin komposit
Resin komposit digunakan untuk menggantikan struktur gigi
yang hilang serta memodifikasi warna dan kontur gigi, serta
menambah estetis. Bahan resin komposit sudah sangat luas digunakan
di bidang kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan yang
mementingkan estetik (restorative esthetic material). Pada umumnya
resin komposit yang dipasarkan adalah bahan universal (dapat
digunakan untuk restorasi gigi anterior maupun posterior). Pada akhir
tahun 1996 diperkenalkan resin komposit packable atau resin

8
komposit condensable. Resin komposit packable merupakan resin
komposit dengan viskositas yang tinggi (Ismail, 2010).
Resin komposit mengacu pada penambahan polimer yang
digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit
digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk
dan warna gigi sehingga dapat mengembalikan fungsinya. Resin
komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks,
partikel bahan pengisi, dan bahan coupling (Ismail, 2010).
Resin komposit termasuk bahan tumpatan langsung yang
sewarna dengan gigi. Resin komposit digunakan untuk mengganti
struktur gigi yang hilang, memodifikasi warna gigi dan kontur
sehingga menambah estetika wajah. Resin komposit cukup kuat untuk
digunakan pada tambalan gigi posterior dan tidak berbahaya seperti
amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada pasien.
Selain itu, resin komposit juga dapat mengalami pengerutan.
Pengerutan biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna
resin komposit pada marginal tambalan. Komposit dengan
filler berukuran kecil dapat dipergunakan hingga 9 tahun, tambalan
komposit ini lebih cepat rusak dibandingkan dengan tambalan
amalgam (Ismail, 2010).
d. Semen
Semen digunakan sebagai bahan tambal yang mempunyai
kekuatan rendah jika dibandingkan dengan bahan restorasi, namun
dapat digunakan untuk daerah yang mendapat sedikit tekanan. Meski
semen restorasi digunakan untuk restorasi sementara maupun jangka
panjang, juga diperlukan untuk aplikasi lain misalnya penempatan
restorasi. Pulpa dapat terganggu atau terluka oleh beberapa sebab
misalnya karies, atau preparasi kavitas. Untuk melindungi pulpa
terhadap trauma, seringkali di tempatkan alas penahan panas di bawah
tambalan, dan bahan-bahan penutup pulpa serta pelapik kavitas pada
permukaan kavitas gigi yang dekat dengan kamar pulpa. Penggunaan
utama lain dari semen gigi termasuk merekatkan gigi (menyemen)

9
tiruan dan peralatan ortodonti serta merekatkan post dan pasak untuk
retensi restorasi. Semen gigi yang berfungsi sebagai basis yaitu
lapisan semen pelindung yang tebal yang ditempatkan di bawah
tambalan, adalah mendukung pemulihan dari pulpa yang cidera dan
melindunginya terhadap trauma yang mungkin mengenainya (Walls
dkk, 1984).
2. Dental material labor
a. Logam
Logam dan paduannya memiliki banyak kegunaan, misalnya
paduan baja biasanya digunakan untuk konstruksi instrumen dan
kabel untuk ortodontik. Paduan emas dan paduan yang mengandung
kromium digunakan untuk membuat mahkota, inlays dan basis gigi
tiruan sementara amalgam gigi, paduan yang mengandung merkuri
merupakan bahan paduan yang paling banyak digunakan pada
perawatan gigi (Walls dkk, 1984).
b. Gipsum
Gipsum merupakan bahan alami yang berupa mineral bubuk
putih dengan nama kimia kalsium sulfat dehidrasi. Namun produk
gipsum yang biasanya dipakai adalah kalsium sulfat
hemihydrate. Gipsum sebagai bahan dasar pembuatan model
memiliki keuntungan yaitu harga murah, mudah digunakan, dan
memiliki akurasi serta stabilitasi dimensi yang baik. Sedangkan
kekurangannya yaitu sifat mekanik yang tidak ideal dan mudah rapuh
yang akhirnya berujang pada mudahnya terjadi fraktur (Walls dkk,
1984).
c. Lilin (Wax)
Lilin terdiri dari dua atau lebih komponen yang alami atau
sintetis, resin, minyak, lemak dan pigmen. Lilin gigi terdiri dari
campuran termoplastik bahan yang dapat melunak oleh pemanasan,
kemudian mengeras dengan pendinginan. Kegunaan lilin pada
kedokteran gigi untuk peralatan sebelum penuangan pada model
(Walls dkk, 1984).

10
Komponen terbesar yang terkandung pada lilin terdiri atas 3
jenis yaitu mineral, hewani, dan nabati atau sayur-sayuran. Komponen
mineral contohnya pada lilin paraffin dan lilin mikrokristalin yang
keduanya diperoleh dari residu minyak bumi serta distilasi.
Komponen hewani pada lilin lebah yang berasal dari sarangnya.
Komponen nabati atau sayur-sayuran contohnya pada lilin karnauba
dan lilin kandelilla yang berasal dari pohon dan tanaman (Walls dkk,
1984).
d. Keramik dan fusi porselin dan logam
Bahan ini adalah buram, relative lemah dan berpori, dan akan
cocok untuk aplikasi gigi. Kandungan utama dari keramik adalah
kaolin yang kemudian dicampur dengan mineral lainnya seperti silica
dan feldspar yang kekuatan tambahannya diperlukan untuk restorasi
gigi, kemudian diberikan tambahan bahan yang paling penting yaitu
porselin (Walls dkk, 1984).

11

Anda mungkin juga menyukai