Anda di halaman 1dari 15

BAB V

ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK

A. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK

 Arus bolak balik (AC = Alternating current) adalah arus yang besar dan
arahnya selalu berubah-ubah secara periodik.
 Tegangan bolak balik adalah tegangan yang besar dan arahnya selalu
berubah ubah secara periodik.
 Besarnya arus dan tegangan bolak balik diukur dengan ampermeter dan
voltmeter AC
 Arus dan tegangan yang ditunjukkan merupakan harga efektifnya bukan
harga maksimummya.

1. Bentuk tegangan dan arus bolak balik


 Listrik bolak balik dihasilkan oleh generator listrik bolak balik / generator
AC
 Generator adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik
 Prinsip dasar generator arus bolak balik adalah sebuah kumparan berputar
dengan kecepatan sudut  yang berada di dalam medan magnet.

Generator AC

 Generator menghasilkan tegangan dan arus listrik induksi yang berbentuk


sinusoidal.
 Generator pembangkit tegangan bolak balik disebut alternator

40
 Perbedaan generator AC dan generator DC terletak pada cincin gesernya.
Pada generator AC, cincin gesernya tetap (ada 2 cincin) sehingga
bersinggungan dengan rotor secara bergantian dan menghasilkan GGL
induksi ke segala arah,
Pada generator DC , cincin gesernya dibelah menjadi 2 sehingga yang
bersinggungan dengan rotor tidak mengalami perubahan dan menghasilkan
GGL induksi ke satu arah.
 Grafik tegangan berbentuk sinusoidal maka secara matematis dirumuskan :

v  vm sin( .t  0 )

Keterangan ;
v : tegangan sesaat (volt)
vm : tegangan maksimum (volt)
 : 2  f = frekuensi sudut tegangan bolak balik (rad/s)
t : waktu (sekon)

 : sudut fase ketika t = 0, biasanya diambil sama dengan 0

 Grafik arus berbentuk sinusoidal, maka secara matematis arus bolak balik
dirumuskan

41
I  I m sin( t  0 )
Keterangan :
I : Arus sesaat (ampere)
Im : Arus maksimum (ampere)
 : …………………….
t : …………………………
 : ………………………….

Contoh soal :

1. Hitung arus sesaat ketika sudut fase  = 30o dan 200o dari suatu arus AC
pada gambar berikut!

I  I m sin( t   0 )

I  I m sin 

I  I m sin 
= 60 sin 30o
= 60 . ½
= 30 mA
= 30 x 10-3 A

2. Kuat arus dan tegangan pada fasor

 Hubungan amplitudo tegangan / arus bolak balik dengan sudut fase dapat
dinyatakan secara grafik dalam diagram fasor.
 Diagram fasor/diagram vektor adalah cara menggambarkan gelombang
sinusoidal secara vektor.
 Fasor digunakan untuk melukiskan tegangan / arus listrik bolak balik

42
 Panjang/besar fasor menyatakan tegangan/arus maksimum
 Arah fasor menyatakan sudut fase ke gelombang pada saat itu.

Contoh soal :
1. Misalkan ada dua tegangan listrik bolak balik A dan B yang berbeda fase 90o,
seperti gambar dibawah ini. Gambarlah fasornya!

Pembahasan :
 Fasor B sebagai acuan.
Fasor B ketinggalan 90o dari fasor A.
Panjang kedua fasor diambil dari perbandingan nilai maksimum kedua
tegangan.
Gambar diagram fasor

43
 Fasor A sebagai acuan .
Fasor A digambarkan mendatar.
Fasor B vertikal, karena ketinggalan dari A maka arah fasor B digambarkan
ke bawah.

3. Nilai rata-rata dan nilai efektif

 Untuk menentukan nilai rata-rata dan nilai efektif suatu arus dan tegangan
bolak balik, kalian harus mengetahui dulu pengertian tegangan maksimum
dan arus maksimum.
 Tegangan maksimum (Vm) adalah nilai terbesar tegangan listrik bolak
balik
 Kuat arus maksimum (Im) adalah nilai maksimum dari arus bolak balik.

a. Nilai rata-rata arus bolak balik


Adalah kuat arus bolak balik yang nilainya setara dengan kuat arus searah
untuk memindahkan sejumlah muatan llistrik yang sama dalam waktu yang
sama.
RUMUS :

2I m
Ir   0,637.I m

Keterangan :
Ir : Kuat arus rata-rata (A)
Im : Kuat arus maksimum (A)

44
b. Tegangan rata-rata arus bolak balik (Vr)
RUMUS :

2Vm
Vr   0,637.Vm

Keterangan :
Vr : Tegangan rata-rata (volt)
Vm : Tegangan maksimum (volt)

c. Nilai efektif arus bolak balik


Adalah arus bolak balik yang setara dengan arus searah untuk menghasilkan
jumlah muatan yang sama ketika melalui suatu resistor dalam waktu yang
sama.
RUMUS :

Im
I ef   0,707.I m
2

Keterangan :
Ief : arus efektif (A)
Im : arus maksimum (A)

d. Nilai efektif tegangan bolak balik


Adalah tegangan bolak balik yng setara dengan arus searah untuk
menghasilkan jumlah muatan yang sama.
RUMUS :

Vm
Vef   0,707.Vm
2

Keterangan :
Vef : tegangan efektif (volt)
Vm : tegangan maksimum(volt)

45
B. Hubungan Antara Arus, Tegangan Dan Hambatan Pada Rangkaian
Arus Bolak Balik

1. Resistor pada rangkaian arus bolak balik

Rangkaian arus bolak balik yang terdiri dari sebuah resistor dan generator AC

RUMUS :

 Beda tegangan antara ujung-ujungnya bersifat sinusoidal.

Vsumber  Vm .sin t

Keterangan :
Vsumber : tegangan sumber (volt)
Vm : tegangan maksimum (volt)
 : kecepatan sudut (radian) = 2  f
t : waktu (sekon)

46
 Nilai arus sesaat yang mengalir pada resistor
RUMUS :
VR V . sin .t
IR   m  I m sin t  I m sin 
R R

Vm  I m .R Vef  I ef .R

 Sesuai perumusan Vr dan Ir, maka grafik tegangan dan arus pada resistor
berbentuk sinusoidal.

Jika tahanan murni R dilewati arus bolak balik, ternyata arus dan tegangan
yang diderita tahanan tersebut adalah sefase.

Resistor sefase = berhimpit

47
 Contoh soal :
1. Hambatan 100 ohm pada catu daya listrik AC. Persamaannya V = 200 sin
(100  t + 45o)
Bagaimana persamaan arusnya?
Diketahui :

R = 100 
V = 200 sin (100  t + 45o)

Vsumber  Vm .sin t

V = 200 sin (100  t + 45o)


Jadi, Vm = 200

Ditanya : Persamaan I

Jawab :

Vm  I m .R
200 = Im . 100

200
Im =
100 = 2 A

Karena I dan V sefase, maka persamaan

I  I m .sin t
I = 2 sin (100  t + 45o)

48
2. Induktor Pada Rangkaian Arus Bolak Balik

a. Induktor
 Adalah kumparan kawat yang dililitkan pada inti besi

Induktor

 Suatu induktor idealnya memiliki hambatan kawat nol.


 Hambatan induktor muncul jika induktor dialiri arus bolak balik.
 Saat induktor dialiri listrik bolak balik, terjadi perubahan fluk magnetik
dalam kumparannya.
 Menurut Lenz, perubahan fluk magnetik menimbulkan GGL induksi
yang melawan arus semula. Arus inilah yang menghambat arus yang
datang, sehingga muncul hambatan pada induktor.
 Sebuah kumparan dengan induktansi diri L dialiri arus bolak balik, maka
arus yang melewati induktor mempunyai fase ketinggalan 90o terhadap
tegangannya (tegangan mendahului arus)

RUMUS :

I
 L  L
t
L =Induktansi diri
Keterangan :
Tanda (-) menunjukkan bahwa GGL induksi melawan perubahan kenaikan
arus.

49
b. Induktor dalam rangkaian AC

Rangkaian Arus bolak balik yang terdiri dari sebuah induktor dan sumber
listrik bolak balik

 Grafik sinusoidal

 Grafik fasor

50
RUMUS :
VI = Vm . sin t
IL = Im sin (  t – 90o)
 Hubungan antara arus maksimum Im dan tegangan induksi maksimum Vm
adalah

Vm
Im =
L L  X L  2. . f .L
XL = L

Keterangan:
 : kecepatan sudut (rad)
L : Induktansi diri kumparan

L : Reaktansi induktif (  )

 Berbeda dengan resistor, reaktansi induktif besarnya tergantung pada


frekuensi
RUMUS :

Vef
Ief =
XL
Contoh soal:
1. Suatu kumparan dengan induktansi diri 0,5 H pada catu daya listrik AC, V=
200 sin (100t + 120o). Bagaimana persamaan arusnya?
Diketahui :
L = 0, 5 H
V = Vm sin t
V = 200 sin (100t + 120o)
Vm = 200
 = 100
Ditanya: persamaan I
Jawab :

51
 L = XL = L
= 100 . 0,5 = 50 

Vm
Im =
L
200
= =4A
50

I = Im sin (  t – 90o)
= 4 sin (100t + 120o – 90o)
= 4 sin (100t + 30o)

3. Kapasitor pada rangkaian arus bolak balik

Rangkaian listrik bolak balik dengan sebuah kapasitor

Apabila kapasitor C dilewati arus bolak balik, ternyata arus yang melewati
kapasitor mempunyai fase mendahului 90o terhadap tegangannya.

52
 Grafik sinusoidal

 Grafik Fasor

RUMUS :
Q =C. V
Q = C . Vm Sin t
Keterangan :
Q : muatan kapasitor (Coulomb)
C : kapasitas kapasitor (Farad)

 Kuat arus yang mengalir melalui kapasitor


RUMUS :


IC = Im sin (  t +
2)
1 1
Xc = =
 .C 2. . f .C

53
XC = C = Reaktansi kapasitif (  )
f = frekuensi (Hz)

Im =  .C. Vm = Vm
XC

Vef
Ief =
XC

Contoh soal :
1. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 1mF pada catu daya dengan listrik
AC, V= 200 sin (200t – 90o). Bagaimana arus sesaatnya?
Diket :
C = 1 mF = 10-3 F
V = Vm sin t
V = 200 sin (200t – 90o)
Vm = 200
 = 200
Dit : Persamaan I
Jawab :
1
Xc =
 .C
1 1
= =
200 x10 3
2 x10 x10  3
2

1
= x 102x 10-3
2
=5 

Vm
Im = = 200 = 40 A
XC 5

I = Im sin  t
= 40 sin (200t – 90o+90o)
= 40 sin (200t)

54

Anda mungkin juga menyukai