64
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2.Surat Permohonan Izin Penelitian/Pengambilan Data
65
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
66
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Surat Iin/Telah Selesai Melaksanakan Penelitian di Empat Apotek.
67
Universitas Sumatera Utara
68
Universitas Sumatera Utara
69
Universitas Sumatera Utara
70
Universitas Sumatera Utara
Lampiran5. Lembar Penjelasan Dan Persetujuan responden
Ita Mellina
71
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
( INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur : tahun
Alamat :
(Ita Mellina) ( )
72
Universitas Sumatera Utara
3. Dimanakah saudara/i/bapak/ibu memperoleh informasi mengenai obat yang
dibeli tersebut ?
a. Iklan dari media cetak/elektronik
b. Pengalaman penggunaan obat pribadi/keluarga
c. Petugas kesehatan (dokter,apoteker,perawat,bidan,mantri)
d. Saran dari orang lain
e. Lainnya, sebutkan..................................................
II. PENGETAHUAN SWAMEDIKASI
1. Benarkah arti kata swamedikasi adalah mengobati penyakit/gejala dengan
menggunakan obat tanpa resep dokter ?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
2. Apakah obat-obat yang memiliki tanda lingkaran warna hijau/biru pada
kemasannya adalah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter ?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
3. Apakah dosis obat/jumlah obat yang diminum anak-anak sama dengan
dosis/jumlah obat yang diminum oleh orang dewasa?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
4. Apakah obat-obat yang boleh dibeli tanpa resep dokter selalu diminum tiga kali
sehari ?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
5. Jika dosis obat adalah tiga kali sehari, apakah berarti obat seharusnya diminum
setiap delapan jam?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
6. Apakah benar pengertian dari indikasi obat adalah “kegunaan dari suatu obat”?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
7. Apakah benar maksud dari kontraindikasi obat adalah “keaadan yang tidak
memperbolehkan suatu obat digunakan oleh seseorang”?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
8. Apakah benar pengertian dari efek samping obat adalah “efek yang tidak
diinginkan dan muncul ketika suatu obat digunakan pada takaran normal”?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
9. Apakah benar pengertian dari interaksi obat adalah “kejadian dimana kerja
suatu obat diubah/dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan bersamaan” ?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
10. Apakah setiap obat harus disimpan dalam kemasan aslinya?
a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
11. Apakah salah satu tugas apoteker adalah memberikan informasi penggunaan
obat yang lengkap?
b. Ya b. Tidak c. Tidak tahu
III. RASIONALITAS SWAMEDIKASI
1. Obat tanpa resep dokter apa yang Saudara/I/Bapak/Ibu minum ?
Nama obat :.............................................................
2. Saudara/I/Bapak/Ibu menggunakan obat diatas untuk mengobati
:.......................................................................
3. Bagaimana cara Saudara/I/Bapak/Ibu meminum obat tersebut ?
*Jumlah obat 1 x minum :....................
*Berapa kali sehari diminum :....................
*Dikunyah sebelum ditelan : a. Ya b. Tidak
73
Universitas Sumatera Utara
*Kapan diminum :
a. sebelum makan
b. sesudah makan
c. menjelang tidur
d. lainnya, sebutkan:............................
e. tidak tahu
4. Sampai berapa lama anda menggunakan obat anda diatas ?
a. Jika sakit
b. Terus menerus
c. .................kali/hari/minggu/bulan/tahun
d. Lainnya, harap tulis.............................
5. Selama menggunakan obat tersebut, pernahkah merasakan gejala-gejala atau
efek samping seperti berikut ?
a. Muntah f. Diare/sembelit
b.Nyeri lambung g. Alergi (gatal-gatal,ruam kuli)t
c. Jantung berdebar debar h. Sesak nafas
d. Mengantuk i. Tidak ada efek samping
e. Tidak tahu j. Lainnya, sebutkan:..........................
6. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu juga memiliki penyakit lain/kondisi tertentu
(hamil/menyusui bagi perempuan) ketika meminum obat tersebut ?
a. Ya, sebutkan (penyakitnya/kondisinya):...........................................................
b. Tidak
7. Apakah pada pengobatan sendiri anda menggunakan lebih dari satu jenis obat
(kombinasi obat) ?
a. Ya, sebutkan nama obat dan jarak waktu minumnya........................................
b. Tidak
(jika jawaban “Ya”, lanjut ke no.8)
(jika jawaban “Tidak”, berhenti disini)
8. Apakah Saudara/I/Bapak/Ibu meminum obat-obat pada soal no.7 hanya untuk
mengobati satu macam penyakit ?
a. Ya, sebutkan keluhan/penyakit yang diobati.
b. Tidak,sebutkan keluhan/penyakit yang diobati.
VI. DATA DEMOGRAFI
1. Nama :......................................................
2. Umur :
a. 18-28 tahun c. 40-50 tahun
b. 29-39 tahun d. 51-60 tahun
3. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Alamat :......................................................
5. No.Hp/Telp:
6. Pendidikan terakhir:
a. Tidak tamat SD d. SMA/SMK/MA
b. SD e. Perguruan tinggi (medis/non-medis)
c. SMP/MTs
7. Pekerjaan
a. Tidak/belum bekerja
74
Universitas Sumatera Utara
b. Karyawan
c. Guru
d. Mahasiswa (medis/non-medis)
e. Tenaga kesehatan
f. Lainnya, sebutkan..............................................
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Hasil Uji Statistika.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada bagian kedua yaitu pada bagian
pengetahuan swamedikasi.
a) Uji validitas
Hipotesis :
H0 = tidak ada hubungan antara soal 1-soal 11 dengan variabel total
H1 = ada hubungan antara soal1-soal -soal 11 dengan variabel total
Nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh adalah (0,694), maka kuisioner ini
dinyatakan reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada bagian ketiga yaitu pada bagian
rasionalitas swamedikasi.
a. Uji validitas
Hipotesis :
H0 = tidak ada hubungan antara soal 1-soal 8 dengan variabel total
76
Universitas Sumatera Utara
H1 = ada hubungan antara soal1-soal -soal 8 dengan variabel total
Nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh adalah 0,716 maka kuisioner ini
dinyatakanreliabel.
77
Universitas Sumatera Utara
Likelihood Ratio 19.369 6 .004 .004
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,51.
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 33,19.
a. 3 cells (20,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,48.
78
Universitas Sumatera Utara
Chi-Square Tests
a. 7 cells (38,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,48.
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,10.
79
Universitas Sumatera Utara
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28,26.
Rasionalitas vs Pendidikan
Chi-Square Tests
a. 1 cells (10,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,26.
Rasionalitas vs Pekerjaan
Chi-Square Tests
a. 3 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,26.
80
Universitas Sumatera Utara
a
Pearson Chi-Square 35.879 2 .000 .000
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,43.
81
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (2007). Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Calamusa, A., Cristofani, R., Carducci, A., Dimarzio, A., dan Santaniello, V.
(2011). Factor that influence italian consumers understanding of over the
counter medicine and risk precepcion.Journal. Patien Education and
Counseling. 2(1):37.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 103-113.
Depkes RI. (2007). Kompendia Obat Bebas. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Galato, D., Galafassi, L.M., Alano, G.M., Trauthman, S.C. (2009). Responsible
Self-Medication: Review of The Process of Pharmaceutical Attendance,
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, 45(4): p.625-633.
61
Universitas Sumatera Utara
Green, L.W. (1980). Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st
edition). California: Mayfield Publishing Company.
Harahap, N.A. (2015). Tingkat Pengetahuan Dan Rasionalitas Swamedikasi di
Tiga Apotek Kota Penyabungan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Hasana, F., Puspita, H.P., dan Sukoni, A.I. (2013). Profil Penyediaan Informasi
Dan Rekomendasi Pelayanan Swamedikasi Oleh Staf Apotek Terhadap
Kasus Diare Anak Di Apotek Wilayah Surabaya. Jurnal.Surabaya:
Universitas Indonesia. 2(1):11-15.
Hastono, S.P. Dan Sabri, L. (2010). Statistik Kesehatan (pp. 6, 152-153). Jakarta:
Rajawali Pers.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat-obat Bebas
dan Bebas Terbatas. Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek.
Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
62
Universitas Sumatera Utara
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Jogjakarta:
Mitra Cendikia. Halaman: 47, 49, 73.
Supardi, S., dan Rahmi. (2006). Penggunaan Obat Yang Sesuai Dengan Aturan
Dalam Pengobatan Sendiri Keluhan Demam, Sakit kepala, Batuk dan Flu
(Hasil Analisa Lanjut Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
2001). Jurnal Kedokteran Yarsi. 25(3):11-15
Supardi, S., dan Purwanti, H.A. (2004). Gambaran Ilmu Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(2):102-115.
World Health Organization. (1998). The Role of The Pharmacist in Self-Care and
Self-Medication. The hague, The Netherlands: WHO. Pages 1-11.
63
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
2000)
Apotek yang dipilih berdasarkan lokasi yang strategis seperti mudah dijangkau
pengunjung yang paling ramai serta pemilik apotik yang bersedia mengizinkan
dilakukan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai April hingga Mei
2016 pada jam 13.00 WIB s/d 20.00 WIB di empat Apotek di Kecamatan Medan
Marelan.
Marelan.
35
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien berusia 18-60 tahun yang
Kriteria inklusi :
Kriteria ekslusi :
Berdasarkan data yang diperoleh dari lima apotek yang menjadi tempat
(900 pasien), di apotek B (880 pasien), di apotek C (890 pasien) dan di apotek D
N Z ∝ 2 .P (1−P )
n = 22 2
N D +Z ∝ .P (1−P )
2
Keterangan:
N = Jumlah populasi
36
Universitas Sumatera Utara
d = limit dari error atau presisi absolute dengan persen kepercayaan yang
3423 ,826
n =8,91+0,9604
3423,826
n= 9,8704
n = 346,87
Oleh karena hasil yang diperoleh dalam bentuk desimal, maka total
penelitian ini adalah sebanyak 350 pasien. Penentuan jumlah pasien dari masing
N
x jumlah responden yang diperlukan
Total
a. Apotek A
900
x 350 =88
3565
b. Apotek B
880
x 350 = 87
3565
c. Apotek C
890
x 350 = 87
3565
d. Apotek D
895
x 350 =88
3565
37
Universitas Sumatera Utara
3.4 Definisi Operasional
berikut.
38
Universitas Sumatera Utara
d. 51-60
5. Jenis Jenis kelamin responden Nominal a. Laki-laki
kelamin b. Perempuan
6. Pendidikan Jenjang sekolah formal sesuai Ordinal a. Tidak tamat
sistem pendidikan nasional yang SD
terakhir diikuti dan ditamatkan b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan
Tinggi
7. Pekerjaan Pekerjaan yang dilakukan Nominal a. Tidak/belum
responden bekerja
b. Karyawan
c. Guru
d. Mahasiswa
e. Tenaga
kesehatan
f. Lainnya
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh secara
mengunjungi apotek (telah selesai membeli obat) apakah pasien membeli obat
dengan atau tanpa resep dokter, apabila membeli obat tanpa resep dokter maka
maksud serta tujuan penelitian ini. Pasien yang bersedia mengisi kuesioner
39
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Kuesioner Swamedikasi
2015, dengan tujuan yang sesuai dengan penelitian ini dan telah teruji validitas
dan reliabilitasnya.
demografi.
pernah membeli obat tanpa resep dokter, (jika pernah) dimanakah pasien
obat tersebut.
golongan obat yang dibeli tanpa resep dokter, dosis obat antara anak-anak dan
dewasa, dosis obat-obatan tanpa resep dokter, aturan minum obat dengan dosis 3
kali sehari, pengertian dari indikasi obat, kontraindikasi obat, efek samping obat,
dan interaksi obat, cara penyimpanan obat dan fungsi apoteker dalam pelayanan
obat.
40
Universitas Sumatera Utara
3.5.3.3 Bagian Rasionalitas Swamedikasi
oleh pasien yaitu : nama obat, indikasi obat, dosis dan cara pakai obat, lama
penggunaan obat, efek samping obat yang dialami pasien, kondisi khusus pasien
ketika menggunakan obat, dan obat lain yang digunakan (jika ada).
Jenis pertanyaan yang digunakan pada bagian data demografi terdiri nama,
yang telah dinyatakan valid dan reliabel oleh Nur Aini Harahapmahasiswa
Fakultas Farmasi USU pada tahun 2015 di apotek kota panyabungan. Kuesioner
sebelumnya dinyatakan valid karena hasil uji validitas dari kuesioner memiliki
nilai p < 0,050 dan dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha lebih besar
41
Universitas Sumatera Utara
3.7 Analisis Data
SPSS (Statistical Package for the Social Science) analisis data yang dilakukan
yang signifikan antara dua variabel. Untuk mengetahui adanya hubungan antara
Uji kai kuadrat dapat dilakukan bila syarat ujinya terpenuhi yaitu tidak
lebih dari 20% sel yang memiliki nilai harapan kurang dari 5. Penarikan
2011). Apabila syarat uji kai kuadrat tidak terpenuhi, maka digunakan uji mutlak
fisher (Hastono & Sabri, 2010) penarikan kesimpulan pada uji mutlak fisher
dilakukan berdasarkan nilai p dari Fisher’s Exact Test yang terdapat pada kolom
42
Universitas Sumatera Utara
Apabila diperoleh nilai p < α , baik dari hasil uji kai kuadrat maupun uji
mutlak Fisher, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
b. Mengurus surat pengantar dari Dekan Fakultas Farmasi USU kepada dinas
c. Mengurus surat pengantar dari Dinas Kesehatan Kota Medan kepada PSA
43
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
Sebanyak 350 responden yang berasal dari empat apotek terlibat dalam
dengan golongan umur antara 29-39 tahun (32,57 %) dan mayoritas pendidikan
terakhir adalah SMA (62,57 %) dengan kategori pekerjaan yang paling banyak
adalah ibu rumah tangga (25,43 %). Data lengkap dapat dilihat pada tabel 4.1.
Umur
a. 18-28 98 28
b. 29-39 114 32,57
c. 40-50 93 26,58
d. 51-60
45 12,85
Jenis kelamin
a. Laki-laki 44,86
b. Perempuan 157
193
55,14
Pendidikan Terakhir
a. Tidak tamat SD 7 2
b. SD 31 8,86
c. SMP 45 12,86
d. SMA
219 62,57
e. Perguruan Tinggi
48 13,71
Pekerjaan
a. Tidak/belum bekerja 35 10
b. Guru 88 25,14
c. Tenaga kesehatan
44
Universitas Sumatera Utara
d. Karyawan 7 2
e. Mahasiswa 16 4,57
f. Ibu rumah tangga 11 3,14
g. Wiraswasta
89 25,43
h. Lainnya
55 15,72
49 14
Hal ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huda
(2014) di RT. II desa jangkang kecamatan pasak talawang kabupaten kapuas yang
mengatakan bahwa masyarakat produktif dengan tingkat umur 29-39 tahun, lebih
memilih pengobatan sendiri untuk penyakit ringan dari pada berobat ke dokter.
dibandingkan yang tidak bekerja, hal ini disebabkan karena kesibukan dari
45
Universitas Sumatera Utara
4.2 Tempat dan Sumber Informasi Memperoleh Swamedikasi
yang tepat untuk memperoleh obat yang terjamin kualitasnya dan banyak jenis
obat yang dapat diperoleh dan yang terendah yaitu pada penjual jamu. Sedangkan
warung lebih mudah dijangkau dari rumah dan harga obat yang dijual di warung
memperoleh obat.
apotek
warung
20,60%
toko obat
supermarket
67,10%
lainnya
46
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Sumber Informasi Swamedikasi
responden diperoleh dari penelitian ini paling banyak adalah dari iklan di media
oleh Hermawati (2012) di kecamatan cimanggis depok, hal ini dikarenakan iklan
merupakan jenis informasi yang paling berkesan dan sangat mudah ditangkap
(Depkes RI, 2008). Sedangkan pada penelitian Harahap (2015) berbeda, yang
informasi obat.
19,40% pengalaman
32,90% penggunaan obat
pribadi/keluarga
petugas kesehatan
22,60%
jenis yang umumnya dilakukan swamedikasi yaitu nyeri, gastritis, demam, batuk,
47
Universitas Sumatera Utara
flu, diare. Penelitian ini didasari pada beberapa penelitian sebelumnya yang
Berdasarkan hasil penelitian ini, keluhan yang paling banyak dialami responden
kepala, sakit gigi, nyeri sendi, nyeri haid, dan badan pegal-pegal. Selain nyeri
gastritis, demam, batuk, flu, dan diare; responden mengeluh penyakit lain seperti
di nepal oleh Bhattarai dan Deepak (2014) di nepal yang menyatakan bahwa
demam adalah keluhan terbanyak diikuti dengan sakit kapala dan jenis nyeri
lainnya.
Keluhan Penyakit
Nyeri
Gastritis
28,90% 33,70% Demam
Batuk
Flu
4,00%
Diare
8,30%
8,00% 11,10% Lainnya
6,00%
48
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Pilihan Sub Kelas Farmakologi Obat
Sesuai dengan keluhan yang didapat pada penelitian ini, maka pemilihan
sub kelas farmakologi obat yang digunakan adalah didominasi oleh golongan
vitamin, anti histamin, pil KB, anti asma, obat cacing, obat laksan, obat jerawat,
pelangsing, obat sakit mata, obat sariawan/panas dalam) (29,10) , obat batuk-flu
(12,90%), AINS (11,1%), antasida (7,10%), anti diare (3,70%), dan antibiotik
(3,10%).
mengobati keluhan gejala penyakit demam dan nyeri diikuti dengan antasida dan
anti diare untuk mengobati keluhan penyakit pada saluran cerna (Bhattarai dan
Deepak, 2014)
49
Universitas Sumatera Utara
4.4 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Swamediksi
sedang (terbatas) dengan nilai rata-rata 64,57% dan frekuensi pengetahuan buruk
Baik 74 21,1
sebagian besar pertanyaan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan benar oleh
responden, sehingga mayoritas responden menjawab dengan buruk. Hal ini dapat
50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi jawaban responden terhadap kuesioner tingkat pengetahuan.
No Soal Jawaban
sebagian besar pertanyaan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan benar oleh
dosis obat antara dewasa dan anak-anak (86,9%) lalu diikuti dengan pengetahuan
responden mengenai tugas apoteker (80%) dan aturan penyimpanan obat (78,9%).
tentang definisi swamedikasi (22,0%) lalu diikuti dengan pertanyaan tentang logo
obat-obatan.
51
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas responden yang melakukan pengobatan sendiri tidak mengerti
yang tepat dari obat over the counter (OTC) dengan kondisi yang mereka
Hal lain yang kurang diketahui responden mengenai golongan obat yang
dapat diperoleh tanpa resep dokter. Golongan obat yang dapat diterima tanpa
resep dokter juga memerlukan pengetahuan bahwa hanya obat-obat yang bertanda
lingkaran hijau dan biru yang bisa digunakan dalam pengobatan (Notoadmodjo,
2007) selain itu obat-obatan yang dapat diberikan tanpa resep dokter adalah obat
apotek menggunakan obat secara rasional (78,9%). Data lengkap dapat dilihat
52
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penilaian pada setiap kriteria rasionalitas, tidak
kontraindikasi (4,9%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Harahap
durasi pemakaian obat dan cara penggunaan obat. Hal ini dikarenakan responden
merasa dosis obat kurang efektif dan lama menimbulkan kesembuhan sehingga
antibiotik tidak sampai habis, hal ini dapat menimbulkan masalah obat tidak
53
Universitas Sumatera Utara
manjur, kepekaan berlebihan setelah digunakan secara lokal, resistensi (bakteri
menjadi kebal dan tidak dapat dibunuh lagi dengan obat tersebut), terjadi infeksi
Demikian juga cara penggunaan obat yang tidak tepat seperti antasida
penggunaan obat yang baik dalam pengobatan rasional juga dapat berpengaruh
efek yang ditimbulkan. Oleh karena itu, cara pemakaian obat harus
yang paling mudah diikuti oleh pasien dan paling aman, serta efektif (Safrina,
2008).
kemanfaatan dan keamanan obat sudah terbukti secara pasti. Kedua, risiko
pengobatan kecil untuk pasien dan seimbang dengan manfaat yang diperoleh.
Ketiga, biaya obat paling sesuai untuk obat alternatif dengan manfaat yang sama
dan paling terjangkau oleh pasien. Keempat, jenis obat yang paling mudah
parasetamol untuk keluhan penyakit flu, menggunakan efek samping dari CTM
untuk keluhan sulit tidur. Perlu diingat bahwa obat juga memiliki efek yang tidak
diinginkan. Bentuk kesalahan misalnya seseorang sakit kepala, tapi yang diminum
54
Universitas Sumatera Utara
obat flu. Memang kebanyakan obat flu mengandung obat sakit kepala, tapi obat
flu juga mengandung obat-obat lainnya. Ibarat membunuh satu penjahat yang
sebenarnya hanya perlu satu peluru, tetapi dilakukan dengan granat, penjahat itu
mati, tetapi kerusakan yang ditimbulkan juga lebih banyak (Widodo, 2004).
obat AINS (anti inflamasi non steroid) yang digunakan pada penderita tukak
efek samping obat pada penderita. Penilaian kondisi pasien menjadi hal yang
dari satu macam obat. Pada sebagian obat, pabrik obat diperbolehkan membuat
atau zat aktifnya sama atau hampir sama (Widodo, 2004). Hal tersebut dapat
dengan Sanmol yang memiliki kandungan serupa yaitu Parasetamol 500 mg.
tentang swamedikasi.
55
Universitas Sumatera Utara
seperti umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Kesimpulan
tersebut didasari oleh nilai p dari keempat variabel faktor sosiodemografi yang
56
Universitas Sumatera Utara
mengenai swamedikasi tidak dipengaruhi oleh semua faktor sosiodemografi.
Sementara hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang di lakukan oleh
lebih banyak mempunyai pengetahuan tentang obat yang lebih baik dibandingkan
dengan laki-laki hal ini dikarena perempuan cenderung lebih peduli dengan
kesehatan pribadi dan keluarga, juga lebih aktif dalam mencari informasi.
Demikian pula pada responden dengan katagori usia produktif 29-39 tahun
baik daripada pasien dengan usia lebih muda atau lebih tua dan pasien dengan
swamedikasi.
pekerjaan. Kesimpulan tersebut didasari oleh nilai p dari keempat variabel faktor
penelitian ini tidak dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi yang serupa dengan
57
Universitas Sumatera Utara
Sementara pada penelitian lainnya faktor umur dan pendidikan terakhir diketahui
sesuai aturan (Supardi dan Raharni, 2006). Hal ini dapat terjadi dikarenakan
penelitian.
58
Universitas Sumatera Utara
4.8 Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap rasionalitas swamedikasi.
oleh responden. Kesimpulan tersebut didasari oleh nilai p dari variabel faktor
(reinforcing factor). Hal ini diperkuat dengan adanya hasil penelitian dari Supardi
jumlah individu yang memiliki sikap dan berperilaku pengobatan sendiri sesuai
59
Universitas Sumatera Utara
BAB V
5.1 Kesimpulan
64,57%.
hasil yang diperoleh 78,9% tergolong rasional; 21,1% tergolong tidak rasional.
5.2 Saran
swamedikasi.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti
tempat menjual dan meramu obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker
apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu yang
terdri atas obat, bahan obat, obat asli Indonesia (simplisia), alat kesehatan, dan
19
Universitas Sumatera Utara
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi, dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Oleh sebab itu, sebagai salah satu sarana kesehatan, dalam pelayanannya, apotek
jabatan apoteker.
farmasi, antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Bogadenta, 2012).
paling cepat menyembuhkan, rasa yang enak, dan sebagainya. Belum lagi suatu
obat dikenal dengan baik, obat baru yang sejenis sudah muncul lagi. Mungkin
sudah sulit dihitung berapa macam obat untuk sakit kepala, flu, batuk, pegal-
20
Universitas Sumatera Utara
akan selalu mencoba produk baru yang ditawarkan dan membandingkan
banyak merek obat tersebut seringkali mengandung isi yang sama atau hampir
sama dan bahwa tidak semua obat memiliki kemanjuran yang sama untuk pribadi
berupa tulisan pada kertas kecil yang ditempelkan pada tiap strip obat atau
lembaran lepas dalam tiap dos, atau bisa juga tertera pada kemasan obat.
a. Komposisi, yakni obat/zat aktif apa saja yang terkandung dalam obat beserta
jumlah masing-masing.
b. Cara kerja obat, sebagai apa atau dengan cara bagaimana obat bekerja.
d. Dosis atau cara pemakaian, besarnya obat yang boleh digunakan dalam sekali
pakai dan dalam sehari sesuai berat badan atau umur pengguna.
penggunaan obat.
g. Peringatan dan perhatian, hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh
pengguna.
h. Interaksi obat, yaitu pengaruh yang disebabkan oleh obat ataupun makanan bila
21
Universitas Sumatera Utara
i. Waktu kadaluarsa, yaitu waktu yang menunjukkan batas akhir obat masih
lain seperti cara penyimpanan, mekanisme kerja dan lain sebagainya yang perlu
a. Pilihlah obat yang paling khusus untuk penyakit. Sangat penting mengetahui
penyakit batuk, harus diperjelas apakah berjenis batuk berdahak ataukah batuk
kering.
menyatakan bahwa obat yang manjur untuk seseorang akan selalu manjur bagi
orang lain. Hal ini karena kondisi tubuh yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Kondisi tubuh meliputi keadaan jantung, ginjal, hati, kepekaan tubuh,
penyakit yang diderita, berat badan, umur, sedang hamil, dan lain sebagainya.
Termasuk dalam hal memilih obat, perlu penyesuaian dengan kondisi tubuh,
karena obat memiliki sifat dan cara kerja masing-masing yang pada suatu
c. Pilihlah yang efek samping paling ringan. Hampir semua obat memiliki efek
22
Universitas Sumatera Utara
lain hanya merasakan ringan saja. Bila mungkin pilihlah obat yang memiliki
d. Pilih bentuk sediaan obat yang paling sesuai dan nyaman. Suatu obat seringkali
tersedia dalam berbagai bentuk, misalnya tablet, sirup, salep sehingga bisa
memilih bentuk obat yang paling aman dan nyaman, misalnya bila menderita
penyakit ringan yang cukup diobati dengan obat luar, sebaiknya jangan
memilih obat yang diminum (berefek sistemik), karena efek samping obat luar
e. Pilihlah yang harganya murah. Obat dengan harga tinggi tidak selalu
yang sama, antar merek obat bisa berbeda harga hingga 3 kali lipat bahkan
lebih. Produsen obat berlomba membuat iklan yang memikat, dan biaya iklan
yang tinggi ini akan dibebankan kepada harga produk obat tersebut. Salah satu
cara mendapatkan obat bermutu dan relatif murah adalah dengan membeli obat
generik(Widodo, 2004).
sukarnya obat didapatkan di pasaran. Obat relatif aman (relatif kurang beracun).
Makin kurang aman atau makin berbahanya suatu obat, makin ketat obat itu
mendapat obat-obat tersebut harus dengan resep dokter dan hanya dapat dibeli di
23
Universitas Sumatera Utara
Ada empat kelompok obat berdasarkan keamanannya:
dijualbelikan dengan bebas, tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko
pembungkusnya diberi tanda khusus, warna hijau di dalam lingkaran warna hitam.
Termasuk dalam kelompok ini ialah: Vitamin B compleks, vitamin B1, tablet
Golongan obat bebas ini biasanya tidak membahayakan jiwa, dalam arti
kata agak luas: bila makan jumlah 10-20 biji sekaligus pun belum tentu sampai
diperjual belikan secara bebas dengan syarat hanya dalamjumlah yang telah
ditentukan dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda peringatan ditulis dengan
Ada enam macam tanda peringatan yang dipilih sesuai dengan obatnya:
Peringatan No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
Peringatan No. 3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan.
Peringatan No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar (untuk rokok asma).
24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Peringatan obat golongan bebas terbatas
Tanda lain untuk obat bebas terbatas ini, pada pembungkusnya diberi
tanda khusus, warna biru di dalam lingkaran warna hitam. Yang termasuk dalam
yang sangat besar dan untuk mendapatkannya di perlukan resep dokter dan hanya
Lebih dari 100 bahan obat termasuk dalam kelompok ini, meliputi
antibiotika, obat-obat yang tercantum dalam daftar obat bebas terbatas, bila
jumlahnya melebihi dari apa yang ditentukan oleh daftar itu, obat-obat yang
25
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh pada susunan saraf seperti obat penenang, obat-obat yang digunakan
Sebagai tanda obat keras, pada pembungkusnya diberi tanda khusus, huruf
4. Kelompok narkotika.
Obat ini seperti halnya dengan obat daftar G, hanya dapat diperoleh di
apotek dengan resep dokter. Dalam dunia kefarmasian terkenal dengan obat
ini sangat ketat dan di awasi oleh badan pengawasan obat. Di apotek, keluar
pengawasan obat. Obat-obat narkotika ini mempunyai akibat buruk, tidak hanya
pada badan pemakainya, tetapi juga pada masyarakat sekelilingnya. Hal ini
dan dapat merusak kepribadian pemakainya. Jadi masalah narkotika ini bukan
hanya merupakan masalah medis tetapi juga merupakan masalah sosial. Contoh
narkotika, pada pembungkusnya diberi tanda khusus, palang merah dengan latar
26
Universitas Sumatera Utara
Tidak semua golongan obat dapat diberikan kepada pasien yang
melakukan pengobatan sendiri. Hanya golongan obat bebas, obat bebas terbatas
yang dapat diserahkan apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter.
samping dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh pasien (Sartono, 1996).
2.4.1 Demam
Demam adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari
biasanya atau diatas 370 Celsius; dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Pada
anak-anak dapat terjadi kejang demam dengan gejala-gejala antara lain: tangan
dan kaki kejang, mata melirik ke atas, gigi dan mulut menutup rapat, kesadaran
Penyebab infeksi antara lain: kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain.
Penyebab non-infeksi antara lain: tirotoksikosis, dehidrasi pada anak dan orang
tua, alergi, stress, trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau
menggigil itu sendiri bukan merupakan suatu gejala infeksi karena menggigil
27
Universitas Sumatera Utara
dapat juga terjadi karena demam yang disebabkan alergi atau keganasan. Keringat
yang berlebihan umumnya terjadi pada saat temperatur tubuh turun secara tiba-
tiba dan sering terjadi pada dini hari (Depkes RI, 2007).
Penanggulangan:
b. Terapi obat: obat penurun demam atau antipiretik hanya dianjurkan digunakan
jika dengan cara terapi non-obat, demam tidak dapat diatasi. Obat penurun
demam yang dapat digunakan adalah parasetamol dan asetosal. Kedua obat ini
selain mempunyai efek penurun demam juga mempunyai efek pereda nyeri
2.4.2 Nyeri
Nyeri adalah suatu gejala subjektif yang kompleks berupa emosional yang
rangsangan ujung-ujung saraf yang sangat peka pada jaringan tubuh. Bila terjadi
rangsangan pada ujung saraf maka senyawa kimia prostaglandin akan terbentuk.
Zat inilah yang bekerja pada ujung-ujung saraf jaringan yang rusak, dan akan
Rasa nyeri disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf karena kerusakan
jaringan tubuh yang disebabkan, antara lain oleh: a. trauma, misalnya karena
benda tajam, benda tumpul, bahan kimia, dan sebagainya. b. Proses infeksi atau
peradangan.
28
Universitas Sumatera Utara
Radang adalah respon atau reaksi protektif setempat yang ditimbulkan
oleh cedera atau kerusakan jaringan tubuh karena suatu rangsangan, yang
maupun jaringan yang cedera. Radang dapat ditimbulkan oleh rangsangan fisik,
Penanggulangan
a. Terapi non-obat: rasa nyeri sebagian dapat dikurangi dengan cara antara lain:
memijat atau kompres hangat pada nyeri otot, pada trauma karena luka bakar
b. Terapi obat: obat pereda nyeri atau yang dikenal dengan analgesik (yang
dengan mengurangi respon atau persepsi rasa nyeri yang dialami. Asetosal,
parasetamol, dan ibuprofen (200 mg) adalah obat pereda nyeri yang dapat
digunakan untuk rasa nyeri ringan sampai sedang pada otot dan tulang. Dari
ketiga obat tersebut, asetosal disamping memiliki efek pereda nyeri dan
penurun demam juga memiliki efek antiradang yang cukup kuat dibanding
lainnya adalah ibuprofen dengan dosis 200 mg. Obat ini juga mempunyai efek
antipiretik. Pada dosis besar (>200 mg) ibuprofen mempunyai efek antiradang
2.4.3 Diare
Yang dimaksud dengan diare adalah bila penderita buang air mengalami
29
Universitas Sumatera Utara
bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 24
jam). Wujud tinja merupakan ukuran yang lebih penting dibanding frekuensi
buang air. Meski sering buang air, tapi wujud tinja lunak dan berisi, tidak dapat
a. Diare akut (mendadak): diare yang berlangsung kurang dari dua minggu.
Gejala: tinja cair, biasanya terjadi mendadak, disertai rasa lemas, kadang-
kadang demam atau muntah, biasanya berhenti/ berakhir dalam beberapa jam
sampai beberapa hari. Diare akut biasanya terjadi akibat infeksi virus, infeksi
b. Diare kronik: diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu lama,
untuk mengatasi diare karena kehilangan cairan tubuh. Oralit tidak menghentikan
diare, tetapi menggantikan cairan tubuh yang hilang bersama tinja. Dengan
(menyerap cairan dalam usus). Penggunaan obat ini untuk diare tidak dianjurkan
karena penggunaan oralit telah terbukti yang paling efektif (Depkes RI, 2007).
2.4.4 Gastritis
lambung usus 12 jari, atau tanpa tukak. Dikenal juga sebagai sakit maag.
30
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor kecemasan, emosi, stress;
obat-obat tertentu misalnya obat pereda nyeri atau radang; makanan atau
minuman yang merangsang produksi asam lambung. Gejala: nyeri dan rasa panas
pada perut bagian atas atau ulu hati, mual, muntah dan banyak gas (kembung).
Penanggulangan:
b. Terapi obat: gastritis dapat diobati dengan obat antasida (Depkes RI, 2007).
2.4.5 Infeksi
bagian dari pengobatan infeksi ini, obat lain yang juga termasuk dalam kelompok
(misalnya salep kulit), maka apabila menggunakan obat yang sama untuk
31
Universitas Sumatera Utara
b. Bakteri menjadi lebih kebal dan tidak dapat dibunuh lagi dengan obat tersebut.
Hal ini disebabkan dosis obat yang digunakan terlalu rendah atau waktu
pengobatan kurang lama. Kebiasaan untuk tidak minum obat secara penuh, dan
berhenti minum obat sebelum habis obat sebagaimana yang ditetapkan dokter,
c. Terjadi infeksi lain (sekunder) yang muncul selama penggunaan obat berjalan.
tengah, sangat peka terhadap terjadinya infeksi sekunder ini (Widodo, 2004).
2.4.6 Batuk
benda asing dari saluran napas. Batuk juga membantu melindungi paru dari
aspirasi yaitu masuknya benda asing dari saluran cerna atau saluran napas bagian
atas. Yang dimaksud dengan saluran napas mulai dari tenggorokan, trakhea,
Penyebabnya:
batuk rejan.
a. Batuk berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka
32
Universitas Sumatera Utara
b. Batuk tak berdahak (batuk kering)terjadi apabila tidak ada sekresi saluran
Penanggulangan:
a. Terapi non-obat:
Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat dikurangi dengan
cara sebagai berikut: sering minum air putih untuk mengencerkan dahak,
mengurangi iritasi atau rasa gatal. Hindari paparan debu, minuman atau
b. Terapi obat
Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut di atas,
maka dapat digunakan obat batuk. Sesuai dengan jenis batuk, maka obat batuk
Flu adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung yang
Penyebabnya:
a. Reaksi alergi
Alergi dapat terjadi pada setiap golongan umur, meskipun lebih sering
Penyebab reaksi alergi adalah alergen tertentu seperti: debu, bulu binatang
peliharaan, serat kain/kapas, dan lain-lain. Reaksi alergi yang terjadi antara
alergen dan zat pertahanan tubuh menyebabkan terlepasnya beberapa zat mediator
33
Universitas Sumatera Utara
yang bersifat vasodilator. Akibatnya terjadi pembengkakan selaput lendir hidung
b. Infeksi
Pilek juga merupakan suatu gejala infeksi virus atau bakteri, misalnya:
influenza.
Penanggulangan:
alergen.
34
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit antara lain adalah dengan berobat ke dokter atau mengobati diri sendiri
dengan BPJS (badan penyelenggara jaminan sosial). Namun hal ini masih sangat
fakta ketersediaan obat di rumah sakit penyelenggara BPJS. Sempat terjadi kasus
dimana pihak rumah sakit hanya memberikan sebagian obat dari resep yang dibuat
dokter, sementara obat sisanya harus dibeli di apotek swasta sehingga masyarakat
merasa pengobatan sendiri untuk penyakit ringan jauh lebih efektif, tidak rumit,
dan tidak menyita energi dan waktu yang lama (Putri, 2014). Fakta menunjukkan
pelayanan resep (Sulistyarini, 2010) yaitu antara 20-70% (Pal, 2002 ; Rinukti dan
widayati, 2005 ; Chui dan Li, 2005 dalam Hasana, dkk., 2013).
penggunaan obat, baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh
13
Universitas Sumatera Utara
seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 1998).
(Depkes RI, 2008). Biaya sakit dapat ditekan dan dokter sebagai tenaga
profesional kesehatan lebih terfokus pada kondisi kesehatan yang lebih serius dan
kritis. Namun jika tidak dilakukan secara benar justru menimbulkan masalah baru
ketergantungan; munculnya penyakit baru karena efek samping obat antara lain
hal penting dalam swamedikasi, pengetahuan tersebut antara lain mengenai gejala
petunjuk yang tertera pada etiket brosur, memantau hasil terapi dan kemungkinan
Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk
benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini
14
Universitas Sumatera Utara
(Chua, dkk., 2006; Depkes RI, 2006) untuk meminimalkan kesalahan pengobatan
sebagian besar masyarakat Kecamatan Medan Marelan dan juga dapat menjadi
15
Universitas Sumatera Utara
d. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan rasionalitas
1.3 Hipotesis
ini adalah:
16
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan pasien dan rasionalitas
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian bagi pemerintah daerah,
kesehatan masyarakat.
c. Data dan informasi dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat
Kuesioner yang digunakan dalam peneltian ini terdiri dari variabel terikat
pasien tentang swamedikasi. Secara skematis kerangka pikir penelitian ini dapat
17
Universitas Sumatera Utara
Variabel Bebas Variabel Terikat
Karakterisik Pasien
-Umur
-Jenis kelamin
-Pendidikan
-Pekerjaan
Rasionalitas penggunaan
obat swamedikasi
Tingkatan pengetahuan
pasien tentang
swamedikasi
18
Universitas Sumatera Utara
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DAN RASIONALITAS
SWAMEDIKASI DI EMPAT APOTEK KECAMATAN
MEDAN MARELAN
ABSTRAK
vii
Universitas Sumatera Utara
LEVEL KNOWLEDGE OF PATIENT AND RATIONALITY OF SELF
MEDICATION IN FOUR PHARMACIES MARELAN
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DAN
RASIONALITAS SWAMEDIKASI DI EMPAT
APOTEK KECAMATAN MEDAN MARELAN
SKRIPSI
OLEH:
ITA MELLINA
NIM 121501065
SKRIPSI
OLEH:
ITA MELLINA
NIM 121501065
OLEH:
ITA MELLINA
NIM 121501065
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Pembimbing II,
Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt.
NIP 197802152008122001
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas
besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi. Ibu
Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt., dan Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya,
skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Wiryanto,
M.S.,Apt., dan Ibu Dr. Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt., selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan, arahan, kritik dan saran dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Drs. Maralaut Batubara, M.Phill., Apt., selaku penasehat akademik yang
memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis serta Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.
Manurung dan Ibunda tercinta Saria Samosir, serta Adik tercinta Dina dan Alfred
yang tiada hentinya berdoa dan berkorban dengan tulus ikhlas memberikan
iv
Universitas Sumatera Utara
dukungan baik moril maupun materil selama perkuliahan hingga penyelesaian
skripsi ini.
skripsi ini, dengan itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis
Ita Mellina
NIM 121501065
v
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis berdasarkan data dari hasil
pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat
karena kutipan yang ditulis telah disebutkan sumbernya di dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam skripsi
ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia
menerima sanksi apapun oleh Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Utara, dan bukan menjadi tanggungjawab pembimbing.
Demikianlah surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Ita Mellina
NIM 121501065
vi
Universitas Sumatera Utara
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DAN RASIONALITAS
SWAMEDIKASI DI EMPAT APOTEK KECAMATAN
MEDAN MARELAN
ABSTRAK
vii
Universitas Sumatera Utara
LEVEL KNOWLEDGE OF PATIENT AND RATIONALITY OF SELF
MEDICATION IN FOUR PHARMACIES MARELAN
ABSTRACT
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................. i
ix
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penggolongan Obat ........................................................... 10
2.4.6 Batuk....................................................................... 18
x
Universitas Sumatera Utara
3.5.3.3 Bagian Rasionalitas........................................ 26
xi
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran ................................................................................. 45
LAMPIRAN ........................................................................................... 49
xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
6 Lembar Kuesioner.................................................................. 58
xv
Universitas Sumatera Utara