Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya pembahasan gerak harmonic selalu diasumsikan adanya


keadaan ideal yaitu tidak ada gesekan yang bekerja pada osilator. Namun pada
kenyataannya tidaklah demikian, sebagai contoh dalam kasus ayunan sederhana
apabila diberikan simpangan maka semakin lama amplitudonya semakin kecil
sehingga akhirnya berhenti. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya gesekan.
Dengan demikian jelas bahwa adanya gesekan sangat berpengaruh terhadap
amlitudo ayunan. Gaya gesek ini dapat berupa gaya gesek yang timbul di udara
ataupun dalam system ayunan itu sendiri. Berkurangnya amplitude gerak
harmonik kerenaa gesekan ini sering disebut redaman. Berdasarkan pernyataan
tersebut, maka perlu dilakukan percobaan simulasi osilasi putir yag akan
mendasari percobaan ini dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dari teori

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan osilasi puntir adalah :


1. Mengukur amplitudo pendulum puntir dengan fungsi waktu t pada
berbagai tingkat peredaman.
2. Mengamati realisasi peredaman melalui pengereman berat arus dari badan
pendulum.
3. Menentukan konstanta peredaman dan pengurangan logaritmis dari kurva
A=f(t)
1.3 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari osilasi ?
2. Bagaimanakah pengaruh redaman terhadap amplitude yang dihasilkan ?
3. Bagaimanakah grafik hubungan amplitude sebagai fungsi waktu ?

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya setiap benda yang berisolasi akan berhenti berisolasi jika
tidak digetarkan secara terus menerus. Benda yang pada mulanya bergetar atau
berisolasi bisa berhenti karena mengalami redaman. Redaman bisa terjadi akibat
adanya gaya hambat atau gaya gesekan. Jika hambatan atau gesekan cukup kecil
maka benda tersebut akan mengalami redaman adanya redaman menyebabkan
amplitude berkurang secara perlahan-lahan hingga menjadi nol. Amplitudo
berkaitan dengan energi. Berkurangnya amplitudo menunjukkan bahwa energi
benda yang berosilasi berkurang. Energy ini berubah menjadi kalor alias panas (
kalor ditimbulkan oleh adanya gesekan). Jika redaman yang dialami oleh benda
cukup kecil maka osilasi benda menyerupai gerak harmonic sederhana.
(Young,2002)

Apabila redaman cukup besar maka osilasi yang dialami oleh benda tidak
lagi menyerupai gerak harmonic sederhana. Dalam hal ini osilasi yang dialami
oleh benda termasuk osilasi teredam. Terdapat tiga jenis redaman yang dialami
oleh benda yang berisolasi, antara lain redaman terlalu rendah (underdamped),
redaman kritis (critical underdamping) dan redaman berlebihan (over damping).
(Giancoli,2001)

 Underdamped

Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa


osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getaran sebelum
berhenti karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.

 Critical damping

Benda yang mengalai critical damping biasanya langsung berhenti


berosilasi (benda langsung kembali ke posisi setimbang). Benda langsung berhenti
berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar.

 Over damping

2
Over damping mirip seperti critical damping. Bedanya pada critical
damping benda tiba lebih cepat diposisi setimbangnya. Sedagkan pada
overdamping benda lama sekali tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan
karena redaman yang dialami oleh benda sangat besar.

Setiap gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama
disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga
sebagai gerak harmonik. Apabila suatu partikel melakukan gerak periodik pada
lintasan yang sama maka gerakannya disebut gerak osilasi/getaran. Bentuk
sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas.
Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana.

Gerak harmonik sederhana disebabkan oleh gaya pemulih atau gaya balik
linier (F), yaitu resultan gaya yang arahnya selalu menuju titik kesetimbangan dan
besarnya sebanding dengan simpangannya, dimana arah gaya selalu berlawanan
dengan arah simpangan. Sehingga :

𝐹 = −𝑘𝑥

Dimana :
k = ketetapan gaya/konstanta pegas
x = simpangan (m)
F = gaya pemulih (N)

Dalam keadaan nyata, osilasi lama kelamaan akan melemah (teredam)


karena adanya gaya gesek benda dengan lingkungan. Pengaruh inilah yang disebut
dengan gaya non konservatif, yaitu gaya gesek. Gaya gesek akan mengakibatkan
setiap amplitudo setiap osilasi secara pelan menurun terhadap waktu. Sehingga
osilasi akan berhenti sama sekali.
Gaya gesek dinyatakan dengan :

𝑅 = −𝑏𝑣
𝑑²𝑥
𝑅 = −𝑏 𝑑𝑡²

3
Dimana :
R = gaya gesek (N)
b = konstanta redaman
v = kecepatan gelombang (m/s)
x = simpangan (m)
t = waktu (s)

Jika faktor gaya gesek dan gaya pemulih osilasi disubtitusikan dengan
Hukum II Newton, maka :

∑𝐹 = −𝑘𝑥 + 𝑅 ; 𝑅 = −𝑏𝑣
𝑑²𝑥
𝑚𝑎 = −𝑘𝑥 − 𝑏𝑣 ; 𝑎= 𝑑𝑡²
𝑑²𝑥 𝑑𝑥
𝑚 𝑑𝑡² = −𝑘𝑥 − 𝑏 𝑑𝑡
𝑑² 𝑑
Misal 𝑑𝑡²
= 𝐴² ; 𝑑𝑡
= 0 ; 𝑘 = 𝑚ù²
Maka :
𝑑²𝑥 𝑑𝑥
𝑚 𝑑𝑡² + 𝑏 𝑑𝑡 + 𝑘𝑥 = 0 ; jika nilai m diabaikan

𝐴²𝑥 + 𝑏𝐴𝑥 + ù²𝑥 = 0


Jadi ;

−𝑏±√𝑏2 −4𝜔²
𝜆1,2 = − 2

−𝑏 2
𝜆1,2 = ± √(𝑏) − 𝜔²
2 2

𝑏
Misal 𝑟 = 2 , maka :

𝜆₁‚₂ = −𝑟 ± √𝑟² − 𝜔²

Sehingga solusi umum osilasi teredam adalah :


𝑥 = 𝑐1 𝑒 −𝜆₁𝑡 + 𝑐2 𝑒 −𝜆₂𝑡
2 𝜔2 )𝑡 2 𝜔2 )𝑡
𝑥 = 𝑐1 𝑒 −(−𝑟±√𝑟 + 𝑐2 𝑒 −(−𝑟±√𝑟

𝑥 = 𝑒 −𝑟𝑡 (𝑐1 𝑒 √𝑟²𝜔² + 𝑐2 𝑒 √𝑟²𝜔² )

4
Dimana : 𝑒−𝑟𝑡 adalah faktor redaman

Getaran teredam dapat terjadi pada 3 kemungkinan, yaitu :


a. Osilasi teredam kurang
Terjadi jika 𝑟2 <<< ù², maka
√𝑟²𝜔² = 𝑖√𝜔² − 𝑟² ≈ 𝑖𝜔0, sehingga solusi menjadi
𝑥(𝑡) = 𝑐𝑒−𝑟𝑡 [𝑒𝑖𝜔0𝑡 + 𝑒𝑖𝜔0𝑡 ] >>>>> disebut fungsi harmonik
𝑥(𝑡) = 𝐴𝑒−𝑟𝑡 sin(ù𝑡 + 𝑥)
Dengan 𝐴𝑒−𝑟𝑡 adalah amplitudo yang berubah sebagai fungsi waktu.
Getaran ini mempunyai amplitudo yang berkurang secara eksponensial
terrhadap waktu.
b. Osilasi teredam lebih
Terjadi jika ² >>> ù² , sehingga solusi osilasi menjadi :
𝑥(𝑡) = 𝑐1 𝑒0 + 𝑐2 𝑒−2𝑟𝑡
𝑥(𝑡) = 𝐴 + 𝐵𝑒−2𝑟𝑡
c. Osilasi teredam kritis
Terjadi jika 𝑟2 = 𝜔2 , sehingga solusi menjadi :
−𝑟𝑡
𝑥(𝑡) = (𝐴 + 𝐵)〱
𝑥(𝑡) = 𝑐𝑒−𝑟𝑡
Gerakan ini tidak berisolasi lagi dan amplitudo lama kelamaan akan
menjadi nol. (Halliday,1991)

5
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun peralatan yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai
berikut :
1. Pendulum Puntir
2. Power Supply
3. Stopwatch
4. Ammeter
5. Kabel hubung warna merah
6. Kabel hubung warna biru

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Disusunlah alat percobaan seperti gambar berikut :

Gambar 3.2 Susunan alat percobaan, susunan eksperimen untuk


mengukur amplitudo pendulum putar sebagai fungsi waktu t untuk
berbagai tingkat peredaman; Peredaman dari pada pendulum puntir
dengan cara pengereman arus pusaran melalui suatu elektromagnetik
dengan variasi arus.
2. Dengan tanpa memberikan redaman (ID = 0 A), gerakan pendulum ke
posisi batasnya dan baca amplitudo A, kemudian lepaskan pendulum dan
catat pula amplitudo dan waktu berikutnya bersamaan dengan frekuensi
osilasi motor penggerak sampai pendulum berhenti.

6
3. Berikan redaman (ID = 0.4 A, ID = 0.8 A, dan ID = 1.2 A), langkah
selanjutnya sama dengan poin pertama. Diskusikan dengan asisten hasil
data yang telah diperoleh.
4. Plotkan grafik amplitudo sebagai fungsi waktu.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

Setelah dilakukan percobaan, maka di peroleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Osilasi Puntir dengan Variasi Arus

𝐀𝟏 𝐀𝟑 𝐀𝟓
No. I (A) (+) 𝐭 𝟏 (s) 𝐀 𝟐 (-) 𝐭 𝟐 (s) (+) 𝐭 𝟑 (s) 𝐀 𝟒 (-) 𝐭 𝟒 (s) (+) 𝐭 𝟓 (s)
16 0,61 15 1,43 11 2,33 10 3,28 7 4,18
𝐀𝟕
𝐀 𝟔 (-) 𝐭 𝟔 (s) (+) 𝐭 𝟕 (s) 𝐀 𝟖 (-) 𝐭 𝟖 (s) 𝐀 𝟗 (+) 𝐭 𝟗 (s)
1 0 6 5,09 3 6,08 2 6,96 0 7,89
14 0,77 12 1,52 8 2,39 6 3,25 3 4,30
𝐀𝟕
𝐀 𝟔 (-) 𝐭 𝟔 (s) (+) 𝐭 𝟕 (s) 𝐀 𝟖 (-) 𝐭 𝟖 (s) 𝐀 𝟗 (+) 𝐭 𝟗 (s)
2 0,4 1 5,18 0 6,12
11 1,05 7 1,84 1 2,75 2 3,83 0 5,04
𝐀𝟕
𝐀 𝟔 (-) 𝐭 𝟔 (s) (+) 𝐭 𝟕 (s) 𝐀 𝟖 (-) 𝐭 𝟖 (s) 𝐀 𝟗 (+) 𝐭 𝟗 (s)
3 0,8
6 0,63 2 1,42 0 2,51
𝐀𝟕
𝐀 𝟔 (-) 𝐭 𝟔 (s) (+) 𝐭 𝟕 (s) 𝐀 𝟖 (-) 𝐭 𝟖 (s) 𝐀 𝟗 (+) 𝐭 𝟗 (s)
4 1,2

4.2 Pembahasan

Percobaan ini adalah tentang osilasi puntir. Yang di amati pada percobaan
ini adalah banyaknya osilasi, amplitude, dan waktu dengan variasi arus mulai dari
0 A, 0.4 A, 0.8 A, dan 1.2 A. Berdasarkan tabel pengamatan kita dapat melihat
jika pada arus 0 A, maka osilasi yang terjadi sebanyak 9 kali dengan amplitude
maksimum sebesar 16. Pada arus 0,4 A, terjadi 7 kali osilasi dan amplitude
maksimumnya bernilai 14 . Pada arus 0,8 A osilasi yang terjadi sebanyak 5 kali
dan amplitude maksimum sebesar 11. Pada arus 1,2 A terlihat jelas bahwa osilasi
yang terjadi semakin sedikit yaitu 3 kali osilasi dengan amplitude maksimum
bernilai 6. Hal ini menunjukkan bahwa arus mempengaruhi amplitude, apabila

8
diberikan arus tinggi, maka osilasi yang terjadi semakin sedikit dan amplitude
yang dihasilkan semakin mengecil.

Prinsip kerja osilasi puntir yaitu ketika benda disimpangkan dari titik
kesetimbangannya, kemudian gerak osilasinya terganggu ketika kembali ke titik
kesetimbangannya akibat gaya pemulih, hal ini di karenakan adanya gaya redam
atau gaya gesek udara sehingga lama kelamaan gerakannya akan berhenti dalam
gerakan kembali ke titik kesetimbangan. Selain itu, redaman juga disebabkan oleh
adanya arus listrik yang dialirkan. Didalam arus listrik terdapat medan magnet
yang menyebabkan redaman lebih cepat.

Berdasarkan data hasil percobaan, kita dapat memplotkan grafik hubungan


antara amplitude dan waktu dengan variasi arus, sehingga kita bisa menentukan
jenis redaman yang terjadi. Berikut ini adalah grafiknya :

20

15

10

5
Amplitudo

0
A
0 2 4 6 8 10
-5

-10

-15

-20
Waktu (s)

Grafik 4.2.1 Hubungan antara Amplitudo dan Waktu pada saat I = 0 A

Grafik 4.2.1 menunjukkan bahwa terjadi redaman overdamping pada saat


I= 0 A. benda yang mengalami overdamped biasanya benda tersebut lama sekali
tiba di posisi setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami oleh
benda sangat besar.

9
20

15

10
Amplitudo

A
0
0 1 2 3 4 5 6 7
-5

-10

-15
Waktu (s)

Grafik 4.2.2 Hubungan antara Amplitudo dan Waktu pada saat I = 0,4 A

Grafik 4.2.2 menunjukkan bahwa pada saat I= 0,4 A masih terjadi


redaman overdamping. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya 7 kali osilasi.

12
10
8
6
Amplitudo

4
2
A
0
-2 0 1 2 3 4 5 6

-4
-6
-8
Waktu (s)

Grafik 4.2.3 Hubungan antara Amplitudo dan Waktu pada saat I = 0,8 A

Grafik 4.2.3 menunjukkan bahwa terjadi redaman underdamped pada saat


I= 0,8 A. Benda yang mengalami underdamped biasanya melakukan beberapa
osilasi sebelum berhenti. Benda masih melakukan beberapa getran sebelum
berhenti karena redaman yang dialaminya tidak terlalu besar.

10
7
6
5
4
Amplitudo

3
2
A
1
0
-1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

-2
-3
Waktu (s)

Grafik 4.2.4 Hubungan antara Amplitudo dan Waktu pada saat I = 1,2

Grafik 4.2.4 tersebut menunjukkan bahwa terjadi redaman critical


damping pada saat I= 0,8 A. Benda yang mengalai critical damping biasanya
langsung berhenti berosilasi (benda langsung kembali ke posisi setimbang). Benda
langsung berhenti berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar. Hal ini
di buktikan oleh sedikitnya osilasi yang terjadi yaitu hanya 3 kali osilasi.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan percobaan osilasi puntir


adalah sebagai berikut :

1. Setiap benda yang berosilasi akan mengalami redaman.

2. Redaman diakibatkan oleh adanya gaya gesek dan arus listrik (adanya
medan magnet)

3. Ada 3 jenis redaman yaitu :

a. Underdamped

b. Critical Damping

c. Over Damping

4. Semakin besar redaman yang diberikan, maka semakin kecil amplitudo


yang dihasilkan.

5. Semakain besar arus yang diberikan, maka amplitudonya semakin kecil


dan waktu berhentinya osilasi semakin cepat.

5.2 Saran

Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam mengamati osilasi dan waktu


secara bersamaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I ( Terjemahan). Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I ( Terjemahan). Jakarta : Penerbit


Erlangga.

Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid I (Terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan).


Jakarta : Penerbit Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai