Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menegetahui pemeriksaan fetografi dengan
baik dan benar dan mengetahui peranan fetografi dalam menentukan umur kehamilan
(trimester III), menentukan letak janin, menentukan jumlah janin, menentukan letak
kepala janin, menentukan tanda janin mati, dll.

B. Dasar Teori
Saat ini pemeriksaan Fetografi sudah jarang dilakukan, lebih sering digunakan USG
karena tidak menimbulkan resiko radiasi terhadap pasien dan fetus. Namun pada indikasi
tertentu pemeriksaan fetografi masih dilakukan. Fetografi merupakan pemeriksaan
radiografi pada ibu hamil dengan menggunakan sinar-x dan untuk melihat kondisi janin.
Pemeriksaan Fetografi hanya dapat dilakukan setelah trimester ke III. Karena bahaya
radiasinya dapat mempengaruhi pertumbuhan janin (dapat mengakibatkan malformasi).
Fetografi dilakukan untuk menentukan umur kehamilan (trimester III), menentukan letak
janin, menentukan jumlah janin, menentukan letak kepala janin, menentukan tanda janin
mati.
Hindari pemeriksaan Fetografi pada usia kehamilan sebelum trimester ke III dan
pemeriksaan Fetografi dilakukan sebagai langkah terakhir dari suatu pemeriksaan
mengingat bahaya yang ditimbulkan terhadap pasien dan janin. Untuk itu radiographer
harus lebih berhati-hati dan teliti dalam bekerja dan hindari adanya pengulangan foto.

Anatomi dan Fisiologi


Keterangan
1. Tali pusar (Umbilical Cord) merupakan pembuluh darah yang terdiri dari satu vena
dan dua arteri. Tali pusar fungsinya sebagai saluran yang menghubungkan plasenta
dan bagian tubuh janin. Dengan demikian janin mendapatkan asupan makanan,
oksigen, serta antibody yang sebelumnya diterima oleh plasenta melalui vena
umbilikalis. Tali pusar juga memiliki fungsi sebagai saluran pertukaran bahan kumuh
seperti gas karbondioksida atau urea yang akan meresap keluar melalui arteri
umbilikalis (Cunningham et all, 2005).
2. Plasenta terletak di dalam kandungan (rahim). Memiliki bentuk bundar seperti
piringan tebal, plasenta berisi pembuluh darah yang salnya dari tali pusar. Fungsi
plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara
peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon.
3. Janin adalah bayi yang belum lahir dari hewan vertebrata apa pun, terutama mamalia,
setelah mencapai bentuk dan struktur dasar yang khas dari jenisnya. Perkembangan
janin terjadi antara tahap perkembangan embrio dan kelahiran pada manusia. Tahap
ini dimulai setelah usia kehamilan 11 minggu, ketika embrio mulai menunjukkan
karakteristik manusia, dan berlangsung hingga kelahiran. Biasanya, semua organ dan
jaringan utama dapat diamati; Namun, mereka belum sepenuhnya berkembang atau
terletak tepat di dalam tubuh.
4. Fungsi uterus atau rahim untuk menerima sel telur yang dibuahi yang akan berubah
menjadi janin dan menahannya selama perkembangan Uterus juga membantu
mendukung janin selama masa kehamilan. Uterus adalah tempat di mana telur yang
telah dibuahi tertanam supaya terjadi kehamilan. Setelah telur tertanam, uterus
memberikan nutrisi bagi janin – yang tertanam dalam endometrium – melalui
pembuluh darah yang dikembangkan secara khusus
5. Kantung ketuban adalah tersusun dari dua membran transparan tipis, amnion dan
korion . Korion membentuk lapisan luar dan amnion terdiri lapisan dalam yang
memegang cairan ketuban. Cairan ini mengelilingi dan sebagai bantalan bayi yang
belum lahir sampai kelahiran, memberikan perlindungan dan mengatur suhu tubuh.
6. Leher rahim (serviks) adalah bagian dari Anatomi Organ Reproduksi Perempuan
yang terletak di bagian bawah rahim. Fungsi Serviks (leher rahim) adalah membantu
mendorong sperma dari vagina ke rahim. Leher rahim mengeluarkan lendir tertentu
dengan tugas yang berbeda-beda . Serviks menghubungkan uterus ke vagina. Selama
periode menstruasi darah mengalir, dari rahim melalui leher rahim ke dalam vagina.
Vagina mengarah ke bagian luar tubuh.Leher rahim membuat lendir. Selama seks,
lendir membantu sperma bergerak dari vagina melalui leher rahim ke dalam
rahim.Selama kehamilan, serviks tertutup rapat untuk membantu menjaga bayi di
dalam rahim. Selama persalinan, leher rahim terbuka untuk memungkinkan bayi
melewati vagina.
7. Kandung kemih ,organ ini berada di dalam rongga panggul. Kandung kemih bertugas
menyimpan urine. Jika kandung kemih sudah penuh terisi oleh urine, maka akan
timbul dorongan untuk buang air kecil.
8. Vagina merupakan organ seksual pada wanita yang berbentuk seperti tabung. Vagina
memiliki fungsi dalam berhubungan secara seksual dan sebagai jalan lahir. Tanda dari
kesuburan dimana keluarnya darah dan jaringan mukosa secara periodik (datang
bulan/menstruasi) dari uterus (rahim) melalui vagina juga merupakan salah satu
fungsi dari vagina.
C. Indikasi Pemeriksaan
a. Menentukan umur kehamilan (trimester III)
• Ephifise distal femur yang menunjukkan umur kehamilan 36 minggu.
• Ephifise proksimal femur yang menunjukkan umur kehamilan 38 minggu.
b. Menentukan letak janin
c. Menentukan jumlah janin (tunggal, gemelli, multiple)
d. Menentukan letak kepala janin
• Preskep : Diameter kepala di bawah.
• Presbo : Posisi pantat/glutea.
• Posisi Lintang : Diameter kepala berada di diameter samping.
e. Menentukan tanda janin mati (pengganti USG)
• Ada pertumbuhan atau tidak
Adanya Robert Sign’s
Ciri Robert Sign’s
• Ada udara di sistem sirkulasi.
• Adanya maserasi jaringan & elemen darah yang mati.
• Timbul gas CO2 , sebagian O2 dan N2.
• Gas masuk ke dalam jaringan , gambar radiolusent bulat.
• Lobulated di daerah jantung.
• Atau gambaran pohon bercabang dari hepar disebabkan masuknya gas ke hepar.
• Tanda tersebut terlihat setelah 12 jam – 1 minggu janin meninggal.

D. Kontra Indikasi
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK

A. Persiapan Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
a) Informasi dan komunikasi yang baik dan jelas tentang pelaksanaan pemeriksaan
fetografi.
b) Melepas benda-benda logam yang dapat mengganggu gambaran pemeriksaan.
c) Pengosongan daerah blass.

b. Persiapan Alat dan Bahan


a) Pesawat Sinar-X
b) Kaset dan film 30 x 40
c) Grid/lysolm
d) Marker
e) Gonad shield

B. Prosedur Pemeriksaan
a. Proyeksi AP/PA
a) Posisi Pasien : Supine untuk AP / Erect untuk PA
b) Posisi Obyek :
• MSP tubuh di pertengahan kaset.
• Rongga abdomen di pertengahan kaset.
• Batas atas kaset diafragma dan batas bawah kaset simphisis pubis.
• Posisikan knee joint sejajar.
c) Central Ray :Vertikal tegak lurus untuk AP/ Horizontal tegak lurus
untuk PA
d) Central Point : Pertengahan kedua SIAS setinggi Lumbal ke-3
e) FFD : 90-100 cm
f) Ekspose : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.
g) Kriteria Gambar
• Tampak gambaran tulang fetus.
• Densitas dan kontras dapat memperlihatkan persendiaan & tulang fetus.
• Tidak tampak rotasi abdomen.

b. Proyeksi Lateral
a) Posisi Pasien :Miring salah satu sisi tubuh
b) Posisi Obyek :
• Daerah abdomen pada pertengahan film.
• Kedua lengan di atas sebagai ganjalan kepala.
• Kedua tungkai fleksi maksimal.
• Axilare plane tegak lurus meja pemeriksaan.
c) Central Ray : Vertikal tegak lurus
d) Central Point : Pada axilare plane setinggi Lumbal ke-3
e) FFD : 90-100 cm
f) Ekspose : Saat pasien ekspirasi dan tahan nafas.

g) Kriteria Gambar
• Hip joint & femur superposisi
• Densitas dan kontras dapat memperlihatkan persendian fetus dan tulang
• Gambaran fetus terkover dengan jelas

C. Proteksi radiasi yang bisa dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Faktor Ekspose yang cukup (High kV Technique)
b. Hindari pengulangan foto, lakukan prosedur dengan tepat
c. Luas penyinaran seminimal mungkin
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fetografi merupakan pemeriksaan radiografi pada ibu hamil dengan menggunakan
sinar-x dan untuk melihat kondisi janin yang dilakukan pada trimester ke III kehamilan.
Fetografi dilakukan untuk menentukan umur kehamilan (trimester III), menentukan letak
janin, menentukan jumlah janin, menentukan letak kepala janin, menentukan tanda janin
mati atau tidak. Teknik pemeriksaan placentografi dilakukan dengan 2 proyeksi, yaitu :
Antero Posterior/Postero Anterior, dan Lateral
Teknik pemeriksaan Fetografi ini tidak lagi dilakukan seiring dengan perkembangan
jaman, sebab ditemukan nya suatu alat yang menggunakan gelombang suara (ultrasonic)
yaitu USG (Ultrasonografi). Dengan alat ini pemeriksaan bisa lebih akurat, aman, dan
terhindar dari bahaya radiasi

B. Saran
Teknik pemeriksaan Fetografi sebaiknya diganti dengan pemeriksaan USG yang
sudah tersedia kini, karena dilihat dari bahaya radiasi sinar-X yang ditimbulkan bagi
janin dan pasien, berbeda dengan pemeriksaan USG tidak menggunakan sinar-X dan
menggunakan gelombang suara,dan hal itu akan lebih aman. Apabila pemeriksaan
Fetografi dilakukan, adalah pilihan terakhir, maka harus menggunakan pemeriksaan high
kV teknik, untuk mengurangi dosis radiasi pada janin.
Daftar Pustaka
https://bocahradiography.wordpress.com/2012/05/26/teknik-pemeriksaan-radiografi-gravid-
reproduction-fetografi/

http://siavent.blogspot.com/2010/05/teknik-radiografi-fetografi.html

https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/technoc/article/download/1581/1191

http://journal.ui.ac.id/index.php/eJKI/article/download/1605/1347

Anda mungkin juga menyukai