Anda di halaman 1dari 177

Modul Gizi dan Diet

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Gizi dan Diet
yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah S.Kep.Ns.Mkep

Oleh
DIII Keperawatan Lawang 1A
DIII Keperawatan Lawang 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN, LAWANG Juli 2018
Daftar Isi

Bab I Konsep Nutrisi ......................................................................................................... 1

Bab II Pengaturan Nutrisi ................................................................................................. 6

Bab III Kebutuhan Nutrisi, Bentuk dan Jenis Makanan pada Bayi, Remaja,

Dewasa, Lansia, Ibu Hamil dan Menyusui ................................................. 12

Bab IV Nutrisi Sebagai Terapi ........................................................................................ 46

Bab V Bentuk Makanan .................................................................................................. 56

Bab VI Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Pasien ................................................. 70

Bab VII Diet Pada Saluran Pencernaan .......................................................................... 78

Bab VIII Diet Pada Gangguan Atau Penyakit Ginjal Dan Kandung Kemih .................. 95

Bab IX Mencegah dan Mengurangi Kekurangan Vitamin, Anemia dan Cacingan

Kekurangan Kalori Protein, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium .............. 99

Bab X Diet Pada Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah ............................................ 109

Bab XI Diet Pada Gangguan Atau Penyakit Hati Dan Kantung Empedu..................... 125

Bab XII Diet Pada Penyakit Endokrin .......................................................................... 144

Bab XIII Diet Pada Kelainan Kehamilan ...................................................................... 158

i
BAB I

KONSEP NUTRISI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang konsep nutrisi

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan :

1. Esensi nutrisi dan fungsi nutrisi (Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin, Air dan

Mineral)

2. Pengaturan pencernaan dan absorbsi.

Konsep Nutrisi

Ada beberapa pengertian nutrisi dari beberapa sumber. Menurut (Soenarjo

: 2000), nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih

baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan

nutrien oleh tubuh lebih efisien. Sedangkan menurut (Rock CL : 2004), nutrisi

adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk

energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya

fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa

nutrisi merupakan kebutuhan bagi setiap individu guna untuk membentuk energi,

dan mempertahankan kesehatan masing-masing individu tersebut.

1
Menurut (alviescoot.blogspot) nutrisi berbeda dengan makanan, makanan

adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah apa yang

terkandung dalam makanan tersebut (Uri:2008).

Nutrisi terbagi dalam 2 golongan, yaitu makronutrisi dan mikronutrisi.

1. Pengertian nutrisi makronutrisi adalah adalah nutrisi yang di butuhkan tubuh

dalam jumlah yang besar dan biasanya berfungsi sebagai sumber energi. Yang

termasuk makronutrisi adalah:

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon,

hydrogen dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,

gandum, umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam

tumbuhan (Pekik, 2007). Contoh makanan sumber karbohidrat: beras,

gandum, singkong, kentang, dll

b. Protein

Menurut sumber (alviescoot.blogspot) Protein merupakan

konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien

kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Contoh makanan sumber

protein: susu, telur, daging, ikan, kacang-kacangan, dll

c. Lemak

Menurut sumber (alviescoot.blogspot) lemak merupakan sumber

energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol

dan asam-asam lemak. Contoh makanan sumber lemak: susu, telur,

kacang-kacangan, kelapa, dll.

2
2. Nutrisi mikronutrisi adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit

dan berfungsi untuk mendukung proses metabolisme tubuh. yang termasuk

kedalam mikronutrisi adalah:

a. Vitamin

Menurut sumber (alviescoot.blogspot) vitamin adalah bahan

organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi sebagai

katalisator proses metabolisme tubuh. Contoh makanan sumber vitamin:

Buah-buahan, sayur-sayuran, dll

b. Mineral

Menurut sumber (alviescoot.blogspot) mineral merupakan unsur

esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan sangat penting dalam

pengendalian sistem cairan tubuh. Mineral merupakan konstituen esensial

pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Contoh makanan sumber

minderal: buah-buahan, sayur-sayuran, dll

c. Air

Air di temukan dalam bentuk sejatinya atau dalam semua jenis

bahan pangan meski dalam kosentrasi yang sedikit.

Zat gizi mempunyai fungsi penting yang antara satu dengan yang lainnya

saling mendukung dan bekerja sama untuk tetap menjaga agar tubuh dapat

memperoleh pasokan yang di butuhkan. Beberapa jenis nutrisi dapat menjadi

penganti bagi yang lainnya. Meski hal ini tidak dianjurkan oleh pakar kesehatan.

Kebutuhan nutrisi harus di penuhi oleh nutrisi yang bersangkutan.

3
Untuk fungsi nutrisi dapat dilihat dari pengertian di atas, dimana nutrisi

sangat berperan dalam tubuh masing-masing individu dalam pembentukan energi,

pertumbuhan, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk

berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL:2004).

Peran Sistem Tubuh dalam Pengaturan Nutrisi

Di dalam sistem saraf, terdapat bagian yang disebut medulla oblongata.

Medullaoblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan

sumsum tulangbelakang. Medulla oblongata berfungsi mengatur denyut jantung,

pelebarandan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa,

batuk, muntahdan pusat pernapasan. Selain itu, sistem saraf juga merupakan

pengontrolan utama ketikaada rangsang.

1. Peran sistem endokrin dalam pengaturan nutrisi tubuh

Pada intinya, terdapat dua bagian pada sistem endokrin yang sangat

berpengaruh padasistem pencernaan, yakni hipotalamus. Pada hipotalamus, diatur

rasa lapar dan kenyang.Rasa lapar dan kenyang inilah yang nantinya berhubungan

dengan pengaturan nutrisi didalam tubuh.

2. Peran sistem muskuloskeletal dalam pengaturan nutrisi tubuh

Terdapat bagian pada sistem musculoskeletal yang membantu pengaturan

nutrisi tubuh,yakni otot polos. Otot polos adalah otot yang ditemukan pada

dinding organ pencernaan,seperti lambung dan usus. Sifat kerja otot polos yang

involunter (tidak sadar) jugamembantu tubuh pada saat pencernaan makanan.

4
3. Peran sistem kardiovaskular dalam pengaturan nutrisi tubuh

Sistem kardiovaskuler sangat berperan dalam pengaturan nutrisi tubuh.

Fungsi utamasitem kardiovaskuler adalah memenuhi kebutuhan system kapiler

dan mikrosirkulasi.Komponen darah akan membawa oksigen,glukosa,asam

amino,asam lemak,hormon,danelektrolit ke sel dan kemudian mengangkut

karbondioksida,urea,asam laktat,dan sisametabolisme lainnya dari sel

tersebut.Nutrien adalah subtansi dalam makanan yang dipakai tubuh untuk

bertumbuh,bertahandan memperbaiki diri.

4. Peran sistem perkemihan dalam pengaturan nutrisi tubuh

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses

penyaringan darahsehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan

oleh tubuh dan menyerapzat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat

yang tidak dipergunakan lagi olehtubuh larut dalam air dan dikeluarkan dalam

bentuk urin.Pada proses pembentukan urin terdapat beberapa proses yang

berperan dalam pengaturannutrisi di dalam tubuh, yakni proses filtrasi dan

reabsorpsi.

Pada proses liltrasi terjadipenyerapan darah dimana yang tersaring adalah

bagian cairan darah kecuali protein.Cairan yang tersaring tersebut ditampung oleh

capsula bowman yang terdiri dari glukosa,air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat

dan kemudian diteruskan ke tubulus ginjal. Selainitu, pengaturan nutrisi tubuh

juga terjadi pada proses reabsorbsi. Pada proses ini terjadipenyerapan kembali

sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ionbikarbonat.

Prosesnya terjadi secara pasif di tubulus proximal. Kemudian pada tubulusdistal

5
terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan

tubuh.Penyerapan ini terjadi secara aktif dan sisanya dialirkan pada papilla

renalis.

Daftar Pustaka

Avrie. 2018. Pengertian Nutrisi Menurut Beberapa Ahli, (Online), (http://

alviescoot.blogspot.com/2015/01/pengertian-nutrisi-menurut-beberapa-

ahli.html) diakses pada tanggal 28 Juni 2018

BAB II

PENGATURAN NUTRISI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang pengaturan nutrisi.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

1. Keseimbangan energi dan pengolahan berat badan

a. kebutuhan total energi

b. Komposisi tubuh : gemuk dan kurus

6
2. Penetapan angka kecukupan gizi

3. Cara memenuhi angka kecukupan gizi

Pengaturan Nutrisi

Pengertian BMR Kalori nutrisi digunakan untuk menghasilkan energi yang

diperlukan ketika tubuh istirahat atau melakukan aktivitas fisik. Kebutuhan

manusia terhadap energi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Energi yang dibutuhkan seseorang ketika beristirahat disebut nilai metabolisme

basal atau basal metabolisme rate (BMR) (Umi:2017). BMR bisa diartikan

sebagai jumlah dari energi yang dibutuhkan dari masing-masing individu. Dimana

setiap individu mempunyai BMR yang berbeda-beda. Seseorang mengalami

kenaikan BMR setelah makan sekitar 5-30%. Para ahli menjelaskan bahwa

kenaikan BMR disebabkan proses fisiologis yang disebut spesific dynamic action.

BMR naik kira-kira sekitar 10% 5 jam setelah makan dan menurun sampai 0-5%

24 jam setelah makan (Umi : 2017).

Perbedaan BMR ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu; usia,

kehamilan, malnutrisi atau kelaparan, komposisi tubuh, jenis kelamin, hormon,

suhu badan dan suhu lingkungan.

Dikutip dari (scribd.com) mengatakan bahwa “Menurut Almatsier (2001)

cara menghitung AMB di pengaruhi oleh umur, gender, bera tbadan, dan tinggi

badan. Ada beberapa cara menentukan AMB, yaitu :

1) Menggunakan rumus Harris Benendict (1919)

7
Laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)

Perempuan = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)

Keterangan :

BB = berat badan dalam kg

TB = tinggi badan dalam cm

U = umur dalam tahun

2) Cara Cepat (2 CARA)

(a) Laki-laki = 1 kkal x kg BB x 24 jam

Perempuan = 0,95 kkal x kg BB x 24 jam

(b) Laki-laki = 30 kkal x kg BB

Perempuan = 25 kkal x kg BB 3) CARA FAO/WHO/UNU

Kelompok AMB (kkal/hari)

Umur

Laki-laki Perempuan

0-3 60,9 B*) - 54 61,0 B – 51

3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499

10-18 17,5 B + 651 12,2 B + 746

8
18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496 Cara ini memperhatikan

umur, gender, dan berat


30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
badan.Tabel 2.1.1
³ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Sumber : FAO/WHO/UNU 1985 dalam Almat

Dikutip dari (Berat Badan Cara menentukan kebutuhan energy untuk

aktivitas fisikCara menaksir kebutuhan energy menurut Almatsier (2001) yaitu

aktivitas fisik dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu sangat ringan, ringan, sedang

dan berat. Kebutuhan energy untuk berbagai aktivitas fisik dinyatakan

dalam kelipatan AMB

Gender Tabel 2.2.1

Aktivitas Sumber :*) Mahan. L.K


Laki-laki Perempuan
Dan M.T. Arlin, 2000.
Sangat 1,30 1,30
Krause’s Food,Nutrition
ringan *)
1,65 1,55 & Diet Theraphy**)
Ringan **) Muhilal, Fasli Jalal Dan
1,76 1,70

Sedang **) Hardinsyah. 1998.


2,10 2,00

Berat **) Angka

Kecukupan Gizi Yang

Dianjurkan Widya Karsa Pangan Dan Gizi Dalam Almatsier Contoh cara

menaksirkan kebutuhan energy untuk seorang perempuan berumur 30 tahun

dengan berat badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan aktivitas ringan

dengan menggunakan 4 cara berikut :

9
1) Kebutuhan energy untuk AMB

a) Harris benedict (1919)

= 655 + ( 9,6 x BB ) + (1,8 x TB) - (4,7 x U)

= 655 + (9,6 x 52 ) + (1,8 x 158 ) - (4,7 x 30)

= 1297,6 kkal

b) RUMUS CEPAT 1

= 0,95 kkal x kg bb x 24 jam

= 0,95 kkal x 52 x 24

= 1185,8 kkal

c) RUMUS CEPAT 2

= 25 kkal x kg bb

= 25 kka x 52

= 1300 kkal

d) RUMUS FAO/WHO/UNU

= 14,7 x 52 + 496 kkal

=1260,4 kkal.

Pada pengaturan nutrisi ini susunan makanan mengacu pada pola menu

seimbang dan AKG. Menurut (coretantangankecilmahasiswa.blogspot) “Angka

Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang

harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk

10
mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis seperti hamil

atau menyusui.” Berbagai faktor memengaruhi angka kebutuhan gizi, seperti

genetic, aktivitas, dan berat badan. Oleh karena itu, ada angka kebutuhan gizi

yang rendah dan ada pula angka kebutuhan gizi tinggi.” ( Almatsier, 2001).

Daftar Pustaka

Pratiwi, S. 2016. Coretan Tangan Kecil Mahasiswa, (Online), (http://coretan

tangankecilmahasiswa.blogspot.com/2016/09/pengaturan-nutrisi_16.html)

diakses tanggal 28 Juni 2018

Scribd. 2018. Makalah KD 8 Nutrisi, (Online), (https://www.scribd.com/doc/

108525345/Makalah-KD-8-Nutrisi-II-456) diakses pada tanggal 3 Juli

2018

Scribd. 2018. Pengaturan Nutrisi, (Online), (https://www.scribd.com/document/

367363956/Pengaturan-Nutrisi) diakses pada tanggal 3 Juli 2018

Scribd. 2018. Pengaturan Nutrisi, (Online),

(https://www.scribd.com/presentation/ 371241330/Pengaturan-Nutrisi-

pptx) diakses pada tanggal 3 Juli 2018

11
BAB III

KEBUTUHAN NUTRISI, BENTUK DAN JENIS MAKANAN

PADA BAYI, REMAJA, DEWASA, LANSIA, IBU HAMIL DAN

MENYUSUI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi, bentuk dan jenis makanan pada tiap

golongan umur pada bayi dan anak, remaja, dewasa, lansia, ibu hamil dan

menyusui.

Tujuan Khusus: Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang :

1. Pengertian balita, usia sekolah dan remaja

2. Karakteristik tumbuh kembang balita, usia sekolah, dan remaja

3. Kebutuhan gizi balita, usia sekolah, dan remaja

(Kebutuhan gizi bayi, ASI eksklusif, cara dan siklus pemberian ASI, faktor yang

mempengaruhi pemberian ASI)

4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja

5. Pedoman gizi seimbang bagi balita, usia sekolah, dan remaja

12
6. Masalah gizi pada anak balita, usia sekolah, dan remaja. (dampak, resiko

kekurangan gizi)

7. Karakteristik masa dewasa dan usia lanjut serta kebutuhan zat gizi pada dewasa

dan lansia

8. Perubahan fisiologis pada remaja dan lansia berkaitan dengan kebutuhan zat

gizi

9. Masalag gizi pada kelompok dewasa dan lansia (resiko akibat kekurangan dan

kelebihan gizi pada remaja, serta resiko penyakit penyerta pada lansia)

10. Kebutuhan zat gizi pada tahap kehamilan (trimester I, II, III)

11. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi pada saat kehamilan

12. Fisiologi masa kehamilan

Kebutuhan Nutrisi

Menurut Wikipedia “Nutrisi adalah subtansi organik yang dibutuhkan

organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan

kesehatan”.

Jenis-jenis nutrisi

1. Karbohidrat adalah terdiri dari elemen karbo, hidrogen, dan oksigen.

2. Lemak meruoakan energi yang dipadatkan , yang terdiri atas gabungan gliserol

dan asam-asam lemak.

13
3. Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, berupa struktur nutrisi

lengkap yang terdiri dari asam-asam amino.

4. Vitamin adalah bahan organik yang tidak bisa dibentuk oleh tubuh dan

berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

5. Mineral dan air, Mineral merupakan unsure esensial bagi fungsi normal

sebagian enzim, dan sangat penting dalam pengendalian system cairan tubuh.

Mineral merupakan konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka.

Rangka mengandung sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis

sehingga harus disediakan lewat makanan.

Malnutrisi

Malnutrisi adalah kekurangan intake dari zat-zat makanan terutama protein

dan karbohidrat. Dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembngan dan kognisi

serta dapat memperlambat proses penyembuhan. Klien yang berisiko

malnutrisi pada orang tua, sendiri dirumah,atau kurang bergerak. Juga yang

mengalami injury, pembedahan, trauma tau penyakit kronik yang dapat

menurunkan nafsu makan.

Jenis-jenis malnutrisi diantaranya adalah:

1. Defisiensi Nutrien, contohnya: kurang makan buah dan sayur menyebabkan

kekurangan vitamin C yang dapat mengakibatkan perdarahan pada gusi.

2. Marasmus adalah kekurangan protein dan kalori sehingga terjadinya

pembongkaran lemak tubuh dan otot. Gambaran klinis, atropi otot,

menghilangnya lapisan lemak subkutan, kelambatan pertumbuhan, perut buncit,

sangat kurus seperti tulang dibungkus kulit.

14
3. Kwashiorkor adalah kekurangan protein karena diet yang kurang protein atau

disebabkan karena protein yang hilang secara fisiologis (misalnya keadaan cidera

dan infeksi). Ciri-cirinya : lemah, apatis, hati membesar, BB turun, atropi otot,

anemia ringan, perubahan pigmentasi pada kulit dan rambut.

Efek malnutrisi pada system tubuh diantaranya adalah:

1. Neurologis/temperatur regulasi.

2. Status mental Apatis, depresi, mudah terangsang, penurunan fungsi kognitif,

kesulitanpengambilan keputusan.

3. Sistem imun.

4. Muskuloskeletal Penurunan massa otot, terganggunya kordinasi dan

ketangkasan.

5. Kardiovaskuler Gangguan irama jantung, atropi jantung, pompa jantung turun.

6. Respiratori Atropi otot pernafasan, pneumonia.

7. Gastrointestinal Penurunan massa feces, penurunan enzim pencernaan,

penurunan proses absorbsi, mempersingkat waktu transit,

meningkatkan pertumbuhan bakteri, diare,mengurangi peristaltik.

8. Sistem urinaria Atropi ginjal, mengubah filtrasi dan keseimbangan cairan dan

elektrolit.

9. Sistem hati dan empedu Mengurangi penyimpanan glukosa, mengurangi

produksi glukosa dari asam amino, mengurangi sintesa protein.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

15
1. Pengetahuan

2. Prasangka

3. Kebiasaan

4. Kesuukaan

5. Ekonomi

6. Faktor fisiologi

7. Alkohol

8. Immobilitas

9. Kanker

10. Luka bakar

11. Pembedahan

Bentuk-Bentuk Dan Jenis Makanan

1. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi

Menurut DokterSehat.Com dalam situsnya

http://doktersehat.com/kebutuhannutrisi-bagi-bayi-dan-balita/ ” Kurang gizi

diperkirakan menjadi penyebab 3,1 juta kematian anak setiap tahun atau sekitar

45% dari total kematian anak. Pemberian makanan bagi bayi dan balita

merupakan kunci untuk memperbaiki kelangsungan hidup anak dan mendukung

pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak. Dua tahun pertama

16
kehidupan seorang anak merupakan periode yang amat penting, karena nutrisi

yang optimal selama periode ini dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian

anak, mengurangi risiko penyakit kronis, serta mendukung perkembangan anak

yang lebih baik.

Pemberian ASI secara optimal sangatlah penting karena dapat

menyelamatkan hidup lebih dari 800.000 balita setiap tahunnya. Untuk itu, WHO

dan UNICEF merekomendasikan:

1. Inisiasi menyusu dini dalam waktu 1 jam setelah anak lahir.

2. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan.

3. Memperkenalkan makanan pendamping ASI (makanan padat) yang aman dan

kadar gizinya cukup pada usia 6 bulan dengan tetap melanjutkan ASI hingga usia

2 tahun atau lebih.

Namun, masih banyak bayi dan anak yang tidak mendapatkan nutrisi

optimal. Contohnya, hanya sekitar 36% bayi usia 0-6 bulan di seluruh dunia yang

mendapat ASI eksklusif pada tahun 2007-2014.

Rekomendasi ini juga diberlakukan untuk bayi yang lahir dari ibu yang

menyandang HIV. Obat-obat antiretroviral yang telah tersedia saat ini mendukung

bayi-bayi tersebut untuk mendapat ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan bisa

dilanjutkan hingga minimal usia 12 bulan dengan risiko penularan HIV yang lebih

rendah.

Air Susu Ibu (ASI)

17
ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan banyak manfaat bagi ibu dan

bayinya. Yang utama adalah perlindungan terhadap infeksi saluran cerna yang

banyak ditemukan di negara berkembang maupun di negara industri. Inisiasi

menyusu dini, dalam waktu satu jam setelah lahir, melindungi bayi baru lahir dari

infeksi sehingga menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Risiko kematian

akibat diare dan infeksi lain meningkat pada bayi yang tidak mendapat ASI

eksklusif atau bayi yang sama sekali tidak mendapat ASI.

ASI juga merupakan sumber energi dan nutrisi yang penting bagi anak

usia 6-23 bulan. ASI dapat memenuhi setengah atau lebih kebutuhan energi anak

usia 6-12 bulan, dan sepertiga kebutuhan energi anak usia 12-24 bulan. ASI juga

merupakan sumber energi dan nutrisi yang sangat penting saat anak sedang sakit

sehingga mengurangi angka kematian akibat malnutrisi.

Anak dan remaja yang mendapat ASI ketika mereka masih bayi memiliki

risiko lebih rendah untuk mengalami kegemukan atau obesitas. Selain itu, mereka

menunjukkan tingkat kecerdasan dan prestasi sekolah yang lebih baik. ASI

dikaitkan dengan kehidupan yang lebih baik pada ketika anak tumbuh dewasa

nantinya. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik juga akan menghemat

pengeluaran sehingga ekonomi keluarga akan lebih baik.

Pemberian ASI yang lebih lama juga berperan pada kesehatan ibu.

Pemberian ASI dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan kanker payudara

pada ibu serta merenggangkan jarak kehamilan – karena ASI eksklusif pada bayi

kurang dari 6 bulan memberikan efek hormonal yang dapat mempengaruhi siklus

18
menstruasi. Saat ini telah dikenal metode KB alamiah (meskipun tidak selalu

berhasil) dengan ASI, yang disebut Lactation Amenorrhea Method.

Makanan pendamping ASI

Di usia 6 bulan, kebutuhan energi dan nutrisi bayi mulai meningkat

melebihi jumlah yang dapat dipenuhi oleh ASI sehingga diperlukan adanya

makanan pendamping untuk memenuhinya. Bayi usia 6 bulan menurut

perkembangannya juga sudah siap untuk menerima makanan lain selain ASI. Jika

makanan pendamping tidak mulai diperkenalkan sejak usia 6 bulan, atau jika

diberikan secara tidak tepat, dapat mengganggu proses pertumbuhan bayi.

Panduan pemberian makanan pendamping yang tepat adalah:

1. Lanjutkan ASI sesuai permintaan anak hingga anak usia 2 tahun atau lebih.

2. Lakukan responsive feeding (misalnya dengan menyuapi atau mendorong anak

makan sendiri pada anak yang lebih besar. Makan pelan-pelan, jangan dipaksakan.

Boleh sambil diajak bicara. Pertahankan kontak mata).

3. Lakukan kebiasaan yang bersih dan penyajian makanan yang benar.

4. Dimulai pada usia 6 bulan dengan jumlah makanan yang kecil lalu ditingkatkan

sesuai dengan umur.

5. Tingkatkan frekuensi makan: 2-3 kali sehari untuk bayi 6-8 bulan dan 3-4 kali

sehari untuk bayi9-23 bulan dengan diselingi 1-2 kali makanan ringan.

6. Berikan makanan pendamping yang telah difortifikasi atau berikan suplemen

vitamin-mineral tambahan sesuai kebutuhan.

19
7. Ketika anak sakit, perbanyak asupan cairan termasuk ASI lebih banyak dan

makanan yang lebih lunak.

Pemberian makanan khusus

Keluarga dan anak dalam kondisi tertentu memerlukan perhatian khusus

dan dukungan lebih. Sebisa mungkin, ibu dan bayinya harus selalu bersama dan

mendapat dukungan untuk memanfaatkan pilihan makanan yang ada. ASI tetap

merupakan bentuk pemberian makanan pada bayi yang lebih dipilih pada hampir

semua kondisi seperti:

1. Bayi prematur atau berat lahir rendah.

2. Ibu menyandang HIV.

3. Ibu yang terlalu muda.

4. Bayi dan balita malnutrisi.

5. Keluarga yang mengalami masalah kompleks.

HIV dan pemberian makan pada bayi

ASI, terutama inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif, merupakan salah

satu cara efektif untuk meningkatkan angka harapan hidup bayi. Namun, HIV

dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan juga melalui

ASI. Dulu, tantangannya adalah mempertimbangkan antara risiko bayi tertular

HIV melalui AsI dengan risiko bayi meninggal karena malnutrisi atau penyakit

lain akibat tidak mendapatkan ASI.

20
Penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian obat antiretroviral

(ARV) pada ibu yang terinfeksi HIV dapat menurunkan risiko penularan HIV ke

anak melalui ASI serta juga bisa meningkatkan kesehatan ibu.

Sejak tahun 2010, WHO merekomendasikan para ibu yang terinfeksi HIV

agar mengonsumsi ARV dan memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan,

kemudian memperkenalkan makanan pendamping yang sesuai dengan tetap

melanjutkan Asi sampai usia satu tahun. ASI hanya boleh dihentikan jika telah

tersedia makanan yang aman dan mengandung zat gizi yang cukup.

Bahkan sekalipun tidak ada ARV, ibu yang terinfeksi HIV tetap

dianjurkan untuk menyusui anaknya secara eksklusif sampai kondisi sosial dan

lingkungan dinyatakan aman dan mendukung pemberian susu formula pada

bayi.’’

Sumber: World Health Organization (WHO)

1. Nutrisi pada remaja

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi

yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan

pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi

pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan

pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya

penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit

kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan

tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan

21
fisiologik tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan

nutrienpun menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan

zat besi lebih banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.

Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami

perubahan psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung

masa transisi dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor

sosio-kultural dan ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen

walaupun berada dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar

dalam hal perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada

remaja 15-18 tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa

lebih bahagia dan sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan

yang cenderung merasa kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta

kesehatannya.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,

khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang

dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-

morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.

Kebutuhan nutrisi

Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan

perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan),

massa tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut :

Tinggi badan

1. Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.

22
2. Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak

ypercepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat

melambat atau terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau

energy expenditure meningkat misal pada atlet.

Berat badan

1. Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.

2. Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi

yasupan makanan / energi dan energy expenditure.

Komposisi tubuh

1. Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa ytubuh

tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.

2. Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih

ybanyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa tubuh

tanpa lemak dibanding anak perempuan.

3. Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23% pada

yperempuan dan 15% pada lelaki.

4. Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada yakhir

dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.

5. Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan ypubertas

terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi

merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.

23
6. Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U,

BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT = BB/TB.

Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di

bawah ini:

1. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan kognitif serta maturasi seksual.

2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.

3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular,

diabetes, osteoporosis dan kanker.

4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta

perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal

yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini

dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi

remaja dibahas berikut ini:

Energi

Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas, metabolisme basal

dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan tumbuh-kembang masa

remaja. Metabolisme basal (MB) sangat berhubungan erat dengan jumlah massa

tubuh tanpa lemak (lean body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi

daripada perempuan yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak.

24
Karena usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka

perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan lebih sesuai.

Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap kekurangan energi

dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien kronik pada masa ini dapat

berakibat terjadinya keterlambatan pubertas dan atau hambatan pertumbuhan.

Protein

Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein untuk

rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang dibutuhkan untuk

peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama percepatan tumbuh. Kebutuhan

protein tertinggi pada saat puncak percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14

tahun, lelaki 15-18 tahun) dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada

masa ini dapat berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan maturasi

seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak.

Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan, selain juga

sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan adalah 50% atau lebih

dari energi total serta tidak lebih dari 10-25% berasal dari karbohidrat sederhana

seperti sukrosa atau fruktosa.

Di Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok

lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya meningkat 3

kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di Jakarta (2010) pada

remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang mengonsumsi minuman bersoda

3-4 kali per minggu berisiko untuk terjadi gizi lebih.

25
Lemak

Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial untuk

pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di berbagai negara

termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan konsumsi lemak tidak lebih

dari 30% dari energi total dan tidak lebih dari 10% berasal dari lemak jenuh.

Sumber utama lemak dan lemak jenuh adalah susu, daging (berlemak),

keju, mentega / margarin, dan makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es

krim, dan lain-lain.

Mineral

Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja merupakan yang

tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja mengalami pertumbuhan

skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari puncak pembentukan massa tulang

berlangsung pada masa remaja, sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi

sangat penting untuk kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan

osteoporosis. Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa

tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of

opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa depan.

Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok

remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, disusul

keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan minuman yang difortifikasi

dengan kalsium yang setara dengan kandungan kalsium pada susu (300mg per

saji). Terdapat pula kalsium dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk

karbonat, sitrat, laktat atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat

26
kalsium akan diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan

dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik

perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan

bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan

lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12

mg/hari dan perempuan 15 mg/hari. Besi dalam bentuk neme yang terdapat pada

sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-heme yang terdapat pada

biji-bijian atau sayuran.

Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme

serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng yang

adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti

halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat

mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging

merah, kerang dan biji-bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.

Vitamin

Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A juga

diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi imunologik. Kekurangan

vitamin A awal ditandai dengan adanya buta senja. Sumber vitamin A utama :

serealia siap saji, susu, wortel, margarin dan keju. Sumber β- karoten sebagai pro-

vitamin A yang sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan

sayuran hijau lain, ubi jalar merah dan susu.

27
Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada

remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang

mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E

umumnya mengandung lemak tinggi.

Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat

menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan

dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja perokok lebih rendah walaupun

telah mengonsumsinya dalam jumlah cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga

mereka memerlukan tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.

Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga

kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat menyebabkan

terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada masa sebelum dan

selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina bifida pada bayi.

Lain-lain

Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi normal usus

dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik seperti kanker, penyakit

jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2. Asupan serat yang cukup juga

diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan

mengurangi risiko terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung

dengan rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 ) gram.

Masalah nutrisi pada remaja

28
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,

khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang

dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-

morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah

dan gaya hidup.

Laporan hasil beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa

kebanyakan remaja kekurangan vitamin dan mineral dalam makanannya antara

lain folat, vitamin A dan E, Fe, Zn, Mg, kalsium dan serat. Hal ini lebih nyata

pada perempuan dibanding lelaki, tetapi sebaliknya tentang asupan makanan yang

berlebih (lemak total, lemak jenuh, kolesterol, garam dan gula) terjadi lebih

banyak pada lelaki daripada perempuan.

Isu masalah nutrisi pada remaja

1. Defisiensi besi, anemia defisiensi besi dan defisiensi mikronutrien lain.

Anemia merupakan masalah nutrisi utama pada remaja dan umumnya pola

makan salah sebagai penyebabnya di samping infeksi dan menstruasi. Prevalensi

anemia pada remaja cukup tinggi. Sukarjo dkk di Jawa Timur (2001)

mendapatkan prevalensi sebesar 25.8% pada remaja perempuan dan 12.1% pada

remaja lelaki usia 12-15 tahun, sedangkan laporan Sunarno dan Untoro (2002)

pada SKRT 1995 menunjukkan angka 45.8% dan 57.1% masing-masing pada

anak sekolah lelaki dan perempuan usia 10-14 tahun. Beberapa penelitian

menunjukkan adanya hubungan defisiensi besi dengan gangguan proses kognitif

yang membaik setelah mendapat suplementasi zat besi.

2. Gizi kurang dan perawakan pendek

29
Perawakan pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi

dengan kejadian malnutrisi tinggi, prevalensi berkisar antara 27 - 65% pada 11

studi oleh ICRW (International Centre for Research on Women). Gizi kurang

kronik yang mengakibatkan perawakan pendek merupakan penyebab terjadinya

hambatan pertumbuhan dan maturasi, memperbesar risiko obstetrik, dan

berkurangnya kapasitas kerja.

3. Obesitas

Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin

lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan

morbiditas. Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti

berkorelasi terbalik dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa.

Obesitas juga menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan

tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya

pencegahan obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.

4. Perilaku

Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko

terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan

pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan.

Gambaran khas pada remaja yaitu : pencarian identitas, upaya untuk

ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan,

rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok (peer

group) serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja

kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering

30
terlihat pada remaja antara lain ngemil (biasanya makanan padat kalori),

melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur,

sering makan fast foods, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk

peternakan (dairy foods) serta diet yang salah pada remaja perempuan. Hal

tersebut dapt mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi

seimbang dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan

makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja perempuan cenderung pada asupan

makanan yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan.

Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti

anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada perempuan yang berkorelasi dengan

body image yang negatif. Karenanya penting membangun body image dan self

esteem yang positif pada remaja dalam upaya promosi kesehatan dan gizi serta

pencegahan obesitas.

Ringkasan

Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi

yang tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal. Tidak

terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini dapat berakibat terlambatnya

pematangan seksual dan hambatan pertumbuhan linear.

Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya penyakit

kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit

kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.

Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien,

khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang

31
dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-

morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan.

3. Bentuk makanan pada dewasa

Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang

lazimnya merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak yang telah menjadi

pria atau wanita. Periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan

tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluh

tahun. Masa dewasa adalah masa yang penting dan panjang dalam siklus

kehidupan manusia dan juga merupakan usia yang paling produktif. Ada beberapa

ahli membagi masa dewasa menjadi tiga tahapan yaitu: dewasa muda (21-25

tahun), dewasa madya (26-40 tahun), dewasa akhir (41-59 tahun).

(ns.harwina.2011)

Ciri-ciri dewasa

1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri sendiri atau egonya

2. Mempunyai tujuan yang jelas dan kebiasan kerja yang efisien

3. Mengendalikan perasaan pribadi

4. Objektif, berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang sesuai dengan

kenyataan

5. Menerima kritik dan saran

6. Mempertanggung jawabkan terhadap usaha pribadi

32
7. Menyesuaikan diri secara realistis terhadap hal-hal yang baru

(sibagariang, 2010)

Kebutuhan zat gizi pada dewasa

1. Karbohidrat

Angka kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal (untuk

perempuan) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini

dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber

karbohidrat adalah antara lain beras, terigu, umbi-umbian, jagung, dan gula.

(anda, 2012)

2. Protein

Kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan karena

perbedaan komposisi tubuh2000. Kecukupan protein dewasa adalah 48-62 gr/hr

untuk perempuan dan pada laki-laki 55-66 gr/hr. Kebutuhan protein pada usia

dewasa adalah 50-60 gr/hr atau berkisar 11% dari total masukan energi. Berbagai

sumber protein adalah antara lain daging merah, susu, tempe, kacang-kacangan,

dll (sudarmani.2005)

3. Lemak

Kebutuhan lemak pada orang dewasa todak boleh melebihi 630 kkal atau

sekitar 30% dari total kalori. Energi yang paling dekat dengan makanan adalah

lemak. Konsumsi lemak yang tinggi dari makanan kemungkinan akan menaikkan

kadar lipid darah yang disertai peningkatan resiko terserang penyakit jantung

koroner.

33
4. Vitamin

Kebutuhan vitamin juga meningkat selama dewasa karena pertumbuhan

dan perkembangan cepat terjadi, karena energi yang meningkat maka

pertumbuhan kebutuhan beberapa vitaminpun meningkat antara lain:

a. Vitamin A, fungsi dari vitamin A ini adalah untuk mencegah kerusakan

mata, meningkatkan kesehatan imun, juga berperan penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan sel serta menjaga kesehatan kulit.

Sumber vitamin A banyak terdapat pada sayuran dan buah yang berwarna

oranye seperti wortel, labu, aprikot, peach, pepaya, dan mangga.

b. Vitamin C, berfungsi dalam pembentukan kolagen, yaitu jaringan tissue

yang menahan sel. Vitamin C juga penting untuk pertumbuhan tulang,

gigi, gusi serta pembuluh darah, membantu penyerapan zat besi dan

kalsium, dan membantu dalam proses penyembuhan luka. Vitamin C

dalam jumlah banyak dapat ditemukan pada buah berry, kiwi, jeruk, tomat,

jambu biji, dan anggur.

c. Vitamin D, berfungsi untuk memperkuat tulang karena vitamin D

membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Sumber vitamin D dapat

diproduki oleh tubuh saat terkena sinar matahari. Sumber lain yang

mengandung vitamin D adalah kuning telur, minyak ikan, dan susu.

d. Vitamin E, berfungsi sebagai anti oksidan yang dapat melindungi sel

dari kerusakan. Vitamin E juga penting untuk kesehatan sel darah merah.

Sumber vitamin E dapat ditemukan dalam berbagai macam makanan

seperti minyak nabati, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, alpukat,

dan gandum.

34
e. Vitamin B1 (thiamin), berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi

energi, diperlukan juga oleh jantung, otot, dan sistem saraf agar dapat

berfungsi dengan baik. Sumber vitamin B1 banyak terdapat pada daging,

ikan, kacang-kacangan, makanan yang terbuat dari kedelai, gandum, dan

beras.

f. Vitamin B2 (riboflavin), berfungsi dalam pembentukan sel darah merah

dan kesehatan mata. Sumber vitamin B2 banyak terdapat pada kacang

polong, telur, daging, produk olahan susu, dll.

g. Vitamin B3, berfungsi membantu mengubah makanan menjadi energi,

menjaga kesehatan kulit, dan fungsi saraf. Sumber vitamin B3 terdapat

pada daging, unggas, ikan, dan kacang.

h. Vitamin B6, berfungsi untuk menjalankan fungsi normal otak dan saraf,

serta bermanfaat untuk memecah protein. Sumber vitamin B6 banyak

terdapat pada pisang, kentang, buncis, bayam, dan kacang-kacangan.

i. Vitamin B9 biasa disebut asam folat, berfungsi membantu pembentukan

sel darah merah dan DNA. Sumber vitamin B9 terdapat pada telur, daging

merah, sayuran berdaun hijau, asparagus, oti, mie, dan sereal.

j. Vitamin B12 berfungsi untuk menjaga fungsi saraf. Sumber vitamin B12

terdapat pada ikan, telur, daging, susu, dan makanan yang telah

difortifikasi.

(Mary E. Beck.2011)

5. Kalsium

Lebih kurang dari 12% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% masa

tulang dewasa dicapai pada masa remaja, kalsium untuk orang dewasa adalah

35
600-700 mg. Bagi laki-laki dewasa kebutuhan mineral akan kalsium cukup 0,45

gr/hr.

Bahwa kebutukan kalsium 7,5mg/kg berat badan adalah kurang lebih sama

dengan 0,5-0,7 gram sehari bagi orang dewasa normal. Sumber kalsium antara

lain adalah susu, ikan, kacang dan sayuran.

(Tim dokter anda. (2012))

Dampak gizi pada orang dewasa

1. Resiko akibat kekurangan

a. Resiko mengalami komplikasi penyaki seperti campak, pneumonia, dan

diare lebih tinggi.

b. Depresi

c. Resiko komplikasi setelah operasi meningkat.

d. Resiko hipotermia atau suhu rendah.

e. Imunitas menurun sehingga meningkatkan risiko terhadap infeksi.

f. Penyembuhan terhadap luka dan penyakit lama.

g. Gangguan kesuburan.

h. Anemia, hal ini disebabkan kekurangan mengkonsumsi makanan

sumber zat besi.

i. Gondok, akibat kurangnya mengkonsumsi yodium.

j. Kebutaan, disebabkan kurangnya mengkonsumsi vitamin A.

(Almatsier.2003)

2. Resiko akibat kelebihan

36
a. Jantung koroner.

b. Diabetes melitus.

c. Hipertensi.

4. Bentuk makanan pada lanjut usia

Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998

tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah

mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Secara umum, seseorang

dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Batasan usia lanjut

menurut WHO meliputi:

1. Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun

2. Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun

3. Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun

4. Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas

Ciri-ciri lanjut usia

Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang

lanjut usia, yaitu :

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

3. Menua membutuhkan perubahan peran

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia

37
Perubahan sistem pencernaan pada lanjut usia

Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodental disease yang biasa

terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk

dan gizi buruk. Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput

lendir, atropi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap

di lidah terutama rasa manis, asin, asam, dan pahit. Esofagus (kerongkongan)

melebar. Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung

menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi atau sembelit. Fungsi

absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu). Liver (hati) semakin mengecil dan

menurunnya tempat penyimpanan serta berkurangnya aliran darah.

Kebutuhan gizi pada usia lanjut

Pemenuhan kebutuhan gizi dengan baik dapat membantu menyesuaikan

proses perubahan yang dialami dan dapat menjaga kelangsungan pergantian sel

tubuh sehingga dapat memperpanjang umur untuk para lansia. Berdasarkan

kegunaan bagi tubuh, zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu zat energi, zat

pembangun dan zat pengatur.Pertama, zat energi. Dalam bahan makanan, zat

energi ini mengandung karbohidrat dan lemak. Bahan makanan yang

mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, ubi, roti dll. Sedangkan bahan

makanan yang mengandung lemak seperti santan, mentega, minyak dll. Kedua,

zat pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini mengandung protein.

Bahan makanan yang mengandung protein seperti tempe, tahu, ikan, daging dll.

Ketiga, zat pengatur. Dalam bahan makanan, zat pengatur ini mengandung

38
vitamin dan mineral. Bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral

seperti buah, sayur dll.

Panduan pola makan pada usia lanjut

1. Fokus pada gizi seimbang

2. Mengatur porsi makan

3. Batasi gula, garan, dan lemak

4. Konsumsi kalsium

5.Perkatiakan kebutuhan kalori pada lansia

6. Pemenuhan cairan

Masalah gizi pada lanjut usia

1. Gizi berlebih

2. Gizi kurang

3. Kekurangan vitamin

4. Kekurangan kalori protein

Kebutuhan nutrisi ibu hamil

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, I.B.G,

1998).

Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir

(Judi J.E, 2002). Dalam kehamilan perlu diperhatikan gizi seorang ibu untuk

mencegah terjadinya kecacatan pada bayi.

39
Kebutuhan untuk sehari

Nama Bahan Berat (g) Urt

Beras 500 5½ gelas nasi

Daging 75 3 potong sedang

Tempe 75 3 potong kecil

Sayuran 300 3 gelas

Buah 200 2 potong

Susu 200 1 gelas

Gula 10 1 sendok makan

Minyak 25 5 sendok makan

Nilai Gizi

Energi 2300 kkal Zat besi 27 mg

Protein 75 g Vitamin D 10 mkg

Karbonhidrat 300 g Vitamin B6 2 mg

Kalsium 1000 mg Vitamin C 50 mg

Asam folat 800 mkg

PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI

PAGI

Nama Bahan Berat (g) Urt

Nasi 150 1 gelas

Daging 25 1 potong

40
Tempe 25 1 potong

Sayuran 100 1 gelas

Minyak 7½ 1 ½ sd. Makan

Susu 200 (1 gelas)

Gula 10 (1 sdm)

SIANG

Nama Bahan Berat (g) Urt

Nasi 150 1 gelas

Daging 25 1 potong

Tempe 25 1 potong

Sayuran 100 1 gelas

Minyak 7½ 1 ½ sd. Makan

Buah 100 1 buah

MALAM

Nama Bahan Berat (g) Urt

Nasi 150 1 gelas

Daging 25 1 potong

Tempe 25 1 potong

Sayuran 100 1 gelas

Minyak 7½ 1 ½ sd. Makan

41
Buah 100 1 buah

Kebutuhan nutrisi ibu menyusui

Menurut Lawrence (1994), menyusui adalah pemberian yang sangat

berharga yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada bayinya. Menyusui tidak

terbatasi oleh keadaan keluarga miskin, sedang sakit atau kekurangan nutrisi/ gizi,

menyusui juga merupakan pemberian sang Ibu yang dapat menyelamatkan

kehidupan bayi. Dalam menyusui makanan sang ibu juga harus diperhatikan agar

asi yag dihasilkan berkualitas.

Kebutuhan untuk sehari

NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT

Beras 650 8½ gelas nasi

Daging 200 4 potong sedang

Tahu 75 3 potong kecil

Sayuran 300 3 gelas

Buah 300 3 potong

Susu 200 2 gelas

Gula 15 gr 1 1/2 sdm

Minyak 25 5 sendok makan

Nilai Gizi

Energi 2500 kkal Zat besi 34 mg

Protein 77 g Vitamin E 19 mg

Lemak 73 g Vitamin C 100 mg

Kalsium 1200 mg

42
Kalium 5100 mkg

PAGI

NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT

Beras 200 gr 1 1/4 gelas

Daging 50 gr 1 potong sedang

Tahu 25 gr 1 potong sedang

Minyak 7 ½ gr 1 ½ sdm

Sayur 100 gr 1 gls

Gula 15 gr 1 1/2 sdm

Susu 200 gr 1 gelas

Buah 100 gr 1 potong

SIANG

NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT

Beras 200 gr 1 1/4 gelas

Daging 50 gr 1 ptg sdg

Minyak 7 ½ gr 1 ½ sdm

Tahu 25 gr 1 ptg sdg

Sayur 100 gr 1 gls

Susu 200 gr 1 gls

Buah 100 gr 1 potong

MALAM

43
NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT

Beras 250 gr 1 ½ gelas

Daging 100 gr 1 ptg sdg

Minyak 7 ½ gr 1 ½ sdm

Tahu 25 gr 1 ptg sdg

Sayur 100 gr 1 gls

Buah 100 gr 1 iris sdg

Daftar Pustaka

Hendridunan, A.2013. Hidangan sehari hari ibu hamil(online),

(http://aantekuk28.

blogspot.com/2013/05/hidangan-sehari-hari-bagi-ibu-hamil.html)

diakses tanggal 4 Juli 2018

Aldokter.com. Kebutuhan Nutrisi Gizi Ibu Hamil yang Harus Dipenuhi(online),

(https://www.alodokter.com/kebutuhan-nutrisi-gizi-ibu-hamil-

yang-harus-dipenuhi) diakses tanggal 4 Juli 2018

Sarjanaku.com.2013. Pengertian Kehamilan Normal dan Tanda Bahaya

Kehamilan Menurut Para Ahli(online),

(http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-kehamilan-normal-

dan-tanda.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Juriah. 2011. Gizi Ibu Hamil dan Gizi Ibu Menyusui(online), (http://khairuliksan.

44
blogspot.com/2011/12/gizi-ibu-hamil-dan-gizi-ibu-menyusui.html)

diakses tanggal 4 Juli 2018

Hellosehat.com. 2017. 8 Zat Gizi Wajib Bagi Ibu yang Sedang Menyusui(online),

(https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/gizi-ibu-menyusui-

harus-dipenuhi/) diakses tanggal 4 Juli 2018

Purnama, A.A. 2017. Pengertian Menyusui(online), (http://www.ayunda.info

/2017/03/pengertian-menyusui.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Gizi, I. 2013. Kebutuhan Nutrisi Untuk Dewasa (online), (http://s2giziuns12.

blogspot.com/2013/01/kebutuhan-nutrisi-untuk-dewasa.html) diakses

tanggal 4 Juli 2018

Putri, R. 2016. Makalah nutrisi pada lansia (online),

(http://ramadianputri.blogspot.com/2016/04/makalah-nutrisi-pada-

lansia.html ) diakses tanggal 4 Juli 2018

Hellosehat.com. kehamilan melahirkan gizi ibu menyusui harus dipenuhi (online),

(https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/gizi-ibu-menyusui-

harus-dipenuhi/) diakses tanggal 4 Juli 2018

45
BAB IV

NUTRISI SEBAGAI TERAPI

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang nutrisi sebagai terapi.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

1. Kebutuhan zat gizi pada masa menyusui

2. Fisiologi pada ibu menyusui

3. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi pada ibu menyusui

Nutrisi Sebagai Terapi

Pengertian terapi nutrisi adalah terapi yang diberikan kepada pasien yang

mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan kata lain dapat

diartikan terapi nutrisi adalah sebuah program terapi yang dirancang dengan

menggunakan makanan berkualitas tinggi yang memiliki kandungan lengkap

semua nutrisi yang diperlukan tubuh, bebas zat toksin, yang mampu diserap tubuh

sampai ke tingkat sel, sehingga tubuh memiliki sel-sel yang sehat dan kuat.

(Febriyant, 2017)

Tujuan Nutrisi Sebagai Terapi

46
Tujuan dari terapi nutrisi. (ethicaldigest.com, 2018) menyatakan bahwa

“ada beberapa tujuan terapi nutrisi yaitu : memperoleh nutrisi yang optimal,

memberikan kepuasan fisik dan psikologis yang dihubungkan dengan makan,

meningkatkan berat badan dan meningkatkan control diri dengan mampu

melakukan aktivitas harian secara mandiri.”

Jenis-Jenis Nutrisi Sebagai Terapi

Terdapat tiga pilihan dalam pemberian nutrisi diet oral, nutrisi enteral dan

nutrisi parenteral.

a. Feeding oral /Diet Oral

Pengertian Feeding oral/Diet oral. (ethicaldigest.com, 2018) menyatakan

bahwa “Feeding oral atau pemberian makan melalui oral adalah memasukan

sejumlah nutrisi melalui mulut. Beberapa klien perlu diberikan ekstra motivasi

agar mau memakan makanan mereka. Bukan hanya untuk mendapatkan nutrisi

secara optimal, namun klien juga akan mendapatkan manfaat kepuasan fisik dan

psikologis yang bisa didapatkan melalui nutrisi yang adekuat”.

Dalam pemberian makanan melalui mulut/oral ini, perawat harus

memperhatikan beberapa hal, seperti makanan apa yang disukai klien, apakah

suapan terlalu banyak, apakah waktu pemberian makanan terlalu cepat, dan lain

sebagainya, sehingga nutrisi yang diasup oleh klien pun akan adekuat.

b. Pemberian makan perselang (Enteral)

Bila pasien tidak dapat memenuhi kecukupan nutrisi secara oral maka

perlu dilakukan pemberian nutrisi dengan cara lain. Pemberian makan lewat sonde

47
yang juga disebut nutrisi enteral atau pemberian makan dengan selang perlu

dilakukan. Menurut ethicaldigest.com (2018) menyatakan bahwa “Nutrisi enteral

meliputi pemberian nutrisi lewat sonde dan memerlukan saluran gastrointestinal

yang masih berfungsi dengan usus halus dan masih berfungsi sepanjang

sedikitnya 30 cm dan katup ileosekal yang utuh (skipper et al, 1993)”. Sumber-

sumber nutrisi berkisar mulai dari makanan yang diblender hingga formula

komersial.

Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak dapat makan yang

disebabkan oleh obstruksi mekanik atau anoreksia yang lama, tidak dapat makan

secara oral karena efek samping terapi misalnya odynophagia, mukositis,

asofagitis, dan lain-lainnya. Pemberian formula yang diberikan harus

mempertimbangkan fungsi saluran cerna, penyakit yang mendasari serta status

metabolisme. Pemberian nutrisi enteral dapat dilakukan secara bolus, intermiten,

atau berkelanjutan. Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan fungsi usus, lebih

murah, kurang invasif dan kurang beresiko dibandingkan nutrisi perenteral.

c. Nutrisi Parenteral

Menurut ethicaldigest.com (2018) menyatakan bahwa “Pemberian nutrisi

parenteral (NP) adalah merupakan bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu

pemberian nutrien melalui intravena. Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi

secara efektif pada klien yang tidak dapat makan melalui rute enteral”.

Larutan NP disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang spesifik dan

larutan yang khas meliputi dektrosa 12%-25% asam amino, 3%-6% dan memiliki

tambahan emulsi lemak.

48
Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang saluran cernanya

tidak dapat mentolerir makanan akibat mual, muntah yang hebat dan malapsorbsi.

Pada pasien yang mendapat nutrisi parenteral perlu dimonitor dengan baik untuk

meminimalkan komplikasi yang terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi

antara lain: kelebihan cairan, hiperglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit

dan juga terjadinya infeksi.

Tipe Pasien Yang Memerlukan Dukungan Nutrisi Sebagai Terapi.

Tipe-tipe pasien yang memerlukan dukungan nutrisi (artikelkeren.com,

asep, 2017) :

a. Pasien-pasien pra-bedah yang akibat penyakitnya mengalami kekurangan gizi,

pasien-pasien ini mencangkup pasien yang akan menjalani operasi traktus

gastrointestinalis, khususnya pada oesofagus dan lambung.

b. Pasien-pasien pasca-bedah yang mengalami komplikasi sehingga untuk

sementara waktu setelah operasi tidak dapat makan – misalnya pasien-pasien

ileus.

c. Para penderita penyakit pada traktus gastrointestinalis, seperti penyakit infeksi

atau fistula pada usus yang memerlukan istirahat usus.

d. Pasien-pasien yang mengalami sepsis, luka bakar atau trauma berat sehingga

memerlukan perawatan di unit perawatan intensif.

e. Pasien-pasien yang menderita gangguan neurologis seperti pasien stroke, atau

pasien yang baru menjalani operasi saraf dan mengalami gangguan tingkat

kesadarannya.

49
f. Pasien-pasien kanker yang tidak dapat makan dan mengalami penurunan selera

makan akibat tindakan radioterapi ataupun pemberian obat-obat sitotoksik.

Pasien-pasien di atas dapat diberi makan melalui dua cara, yaitu: nutrisi enteral

dan nutrisi parenteral.

Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,

yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kebutuhan nutrisi selama

laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil

susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal,

kebutuhan kalori ini lebih tinggi bila dibanding saat kehamilan. Kandungan kalori

ASI rata-rata yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml, dan

kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata

ibu menggunakan kira-kira 640 kal/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari

selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan susu normal.

Kebutuhan nutrient ibu menyusui meliputi:

1. Protein

Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika

menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.

2. Cairan

50
Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.

Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air putih, susu

dan jus buah.

3. Vitamin dan Mineral

Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi dari pada

selama hamil.

Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein, laktosa dan lemak.

Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya berupa whey yang

lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam

ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A dan karotinoid.

Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat

dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan taurin untuk

pertumbuhan otak.

Selain itu ASI juga mengandung zat immunitas, seperti sel T dan

immunoglobulin, yang merupakan pertahan tubuh spesifik. Juga mengandung sel

fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosom, laktoperoksidase, laktoferin, transferin,

yang merupakan pertahan tubuh non spesifik. Dengan mengikat besi, laktoferin

telah berperan menghambat pertumbuhan bacteri staphylococcus dan E. Coli yang

memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga menghambat

pertumbuhan jamur candida.

Selain itu, Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa

menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluaran

51
pencernaan menjadi asam sehingga menghambat pertumbuhan microorganisme,

seperti E. Coli, shigella dan jamur.

Fisiologi Menyusui (Dr. Maharani Bayu, 2013)

Semua ibu yang bisa hamil, pada hakikatnya bisa menyusui karena ASI

berproduksi sejak kehamilan usia 20minggu. Hal ini adalah sejalan dengan

laktogenesis (pembentukan ASI) tahap 1 dalam ilmu fisiologi manusia. Dimana

ini adalah suatu hal yang mutlak, tidak terpengaruh dengan bentuk puting,

maupun besar-kecilnya payudara dalam kondisi normal kecuali memang ada

kondisi khusus yang jarang sekale ditemukan, dimana payudara tidak berkembang

semestinya sejak masa pubertas dan juga saat hamil. Besar-kecil payudara tidak

berpengaruh, karena jumlah sel susu semua wanita dewasa pada umumnya adalah

sama, dan dapat memproduksi ASI yang sama banyaknya bergantung dengan

rangsangan dan manajemen ASI yang benar. Dan untuk bentuk puting juga tidak

berpengaruh pada keberhasilan menyusui karena menyusu pada hakikatnya adalah

lidah memerah areola dan bukan menghisap puting, dan akan dijelaskan pada

judul perlekatan di pembahasan selanjutnya.

Walau ASI sudah berproduksi sejak hamil 20 minggu, namun tidak keluar

dari payudara, atau hanya keluar setetes-setetes yang ditemui saat hamil semakin

besar adalah karena adanya hormone kehamilan yang menahannya, dan hormone

kehamilan ini berpusat pada ari-ari. Dimana saat ibu melahirkan, dan ari-ari ibu

lepas dari rahim, lalu kadar hormone kehamilan yang turun, maka ASI dapat

keluar dari payudara Ibu. Namun terdapat jeda sampai 3hari atau 72 jam pasca

52
bersalin, karena sisa hormon kehamilan yang masih tersisa di pembuluh darah ibu

dan akan semakin hilang dalam jangka waktu 3 hari pasca bersalin.

Laktogenesis tahap selanjutnya adalah sejak bayi lahir hingga bayi berusia

72 jam. Dan dalam waktu ini diharapkan untuk bayi dan ibu berkontak kulit dan

kulit dan bayi menyusu dengan perlekatan benar untuk merangsang payudara ibu

memproduksi ASI dan mengalirkan ASI paling tidak setiap 2 jam sekali dan

dilakukan selama 15-30 menit untuk setiap periode karena hal ini sangat

mempengaruhi keberhasilan menyusui selanjutnya.

Bila 3 hari awal ini bayi sepertinya tidak mendapat asupan apa-apa karena

ASI belum keluar saat payudara di tekan oleh tangan, ibu baru lahir tidak perlu

kuatir. Karena, bayi dengan usia kehamilan cukup bulan, sudah mempunyai lemak

coklat yang akan dipakai untuk metabolisme tubuhnya selama 3 hari pertama

kehidupan. Lagipula, dengan bayi mencoba menyusu setiap paling lama 2jam

sekali itu, bayi mendapatkan ASI yang memang sudah produksi sejak ibu hamil,

1-2 tetes sudah mencukupi kebutuhannya, dengan ukuran lambung bayi yang

hanya <5cc selama 3 hari pertama.

Menyusu pada bayi dan menyusui pada ibu adalah suatu proses

pembelajaran. Seperti halnya merangkak dan berjalan pada bayi. Bila periode

belajar ini diinterupsi, bayi akan lebih sulit berhasil menyusui. Contohnya adalah

bila diinterupsi dengan pemberian dot dimana adalah mekanisme yang berbeda

dengan menyusu payudara langsung. Hal ini dapat menghambat keberhasilan

menyusu, sehingga menghambat proses perangsangan payudara untuk

53
memproduksi ASI dengan optimal, dan akan menghambat keberhasilan menyusu

dan menyusui.

Jadi, 3 hari awal usia bayi, cukup kontak kulit dan kulit ibu – bayi, dan

lakukan percobaan menyusui setiap paling lama 2 jam sekali dengan perlekatan

benar, akdalah hal yang paling mendukung keberhasilan menyusui.

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui

Menurut Lusa (2009) menyatakan, Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui

adalah :

1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per

hari.

2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20

gram protein sehari.

3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan

kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

4. Aktivitas.

Daftar Pustaka

54
Artikelkeren. 2016. Nutrisi enteral dan parenteral, (Online), (http://artikelkeren.

com/2016/08/nutrisi-enteral-dan-parenteral/) di akses pada Sabtu 30 Juni

2018

Bayu, M. 2013. Fisiologi Menyusui, (Online), (https://drmaharanibayu.

wordpress.com/2013/10/23/fisiologi-menyusui/) diakses tanggal 4 Juli

2018

Etichaldigest. 2015. Suplemen kebutuhan nutrisi pasien, (Online), (http://www.

ethicaldigest.com/2015/07/suplemen/kebutuhan-nutrisi-pasien-0) diakses

pada 8 Januari 2018

Lusa. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui, (Online),

(https://www.lusa.web.id/gizi-seimbang-bagi-ibu-menyusui/) diakses pada

tanggal 4 Juli 2018

Paramita. -. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui, (Online), (http://www.pramita.co.id/

index.php/artikel-kesehatan/99-bulletin/229-kebutuhan-gizi-pada-ibu-

hamil-dan-menyusui) diakses tanggal 4 Juli 2018

Syofeb. 2017. Nutrisi sebagai terapi, (Online), (http://syofeb.blogspot.

com/2017/09/nutrisi-sebagai-terapi.html?m=1) diakses Selasa, 26 Juni

2018

55
BAB V

BENTUK MAKANAN

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang bentuk makanan.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

1. Bentuk makanan cair

a. Indikasi pemberian

b. Syarat pemberian

c. Bahan makanan yang boleh, dibatasi, dan tidak boleh diberikan

2. Bentuk makanan saring

a. Indikasi pemberian

b. Syarat pemberian

c. Bahan makanan yang boleh, dibatasi, dan tidak boleh diberikan

3. Bentuk makanan cincang-lunak

a. Indikasi pemberian

b. Syarat pemberian

c. Bahan makanan yang boleh, dibatasi, dan tidak boleh diberikan

56
4. Makanan yang diberikan secara khusus

5. Makanan lewat pipa

6. Dukungan keluarga pada pemberian makan di rumah

Bentuk Makanan

Bentuk makanan di rumah sakit disesuaikan dengan keadaan

pasien.Menurut Almatsier (2004) makanan orang sakit dibedakan dalam :

makanan biasa, makanan lunak, makanan saring dan makanan cair.

1. Makanan biasa

(Almatsier.2004) menyatakan bahwa “Makanan biasa sama dengan

makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur

dengan aroma yang normal”. Susunan makanan mengacu pada pola makanan

seimbang dan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa

sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus

berhubungan dengan penyakitnya, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk

yang mudah cerna, dan tidak merangsang saluran cerna.

2. Makanan lunak

(Almatsier.2004) menyatakan bahwa “Makanan lunak adalah makanan

yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna, makanan ini

cukup kalori, protein dan zat-zat gizi lainnya”. Menurut keadaan penyakitnya

makanan lunak dapat Diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan

57
dari makanan saring ke makanan biasa. Makanan lunak diberikan kepada pasien

sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan

kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi.

Syarat Makanan Lunak

Adapaun syarat-syarat makanan lunak menurut Gizi For Healt (2015)

yaitu:

1. Energi, protein, dan zat gizi lain sesuai kebutuhan

2. Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau cincang sesuai keadaan penyakit

dan kemampuan makan pasien

3. Makanan tidak menimbulkan gas, tidak banyak mengandung serat, tidak

mengandung bumbu yang tajam dan tidak digoreng

4. Diberikan dalam porsi 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

Indikasi Pemberian

Menurut Gizi For Healt (2015) indikasi pemberiannya adalah, makanan

lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan penyakit

infeksi dengan kenaikan suhu tubuh, pasien dengan kesulitan mengunyah.

Menurut keadaan penyakit, makanan dapat diberikan langsung kepada pasien atau

merupakan makanan transisi dari makanan saring ke makanan biasa.

Makanan yang Dianjurkan

(Gizi For Healt, 2015)

a. Sumber energi

58
Nasi ditim, dibubur, kentang direbus, mie, bihun, macaroni, soun, miso

dikukus,roti, tepung-tepungan dibuat bubur atau puding, gula, mentega, margarine

untuk mengoles roti atau dicampur ke dalam makanan, untuk memanggang,

minyak goreng untuk menumis, santan encer.

b. Sumber pembangun

Daging sapi, kerbau, ikan, unggas, direbus, ditim, dikukus, disemur,

dipanggang, telur direbus, didadar, diceplok, dan dicampur dalam makanan atau

minuman, keju, yoghurt, susu, kacang hijau, kacang merah dalam jumlah terbatas

direbus, tempe tahu oncom ditumis, dikukus, dipanggang, susu kedelai.

c. Sumber zat pengatur

Sayuran yang tidak banyak serat dimasak, bayam, kangkung, kacang

panjang, buncis muda, oyong muda dikupas, labusiam, labu kuning, labu air,

tomat, ketimun muda dikupas. Buah segar : pisang, pepaya, jeruk, mangga, sawo,

alpukat, sirsak, jambu tanpa biji, dan buah dalam kaleng.

d. Bumbu-bumbu

Bumbu dapur, pala, kayu manis, asam, gula, garam, dalam jumlah

terbatas.

e. Minuman

Teh encer, sirop, coklat, susu.

3. Makanan saring

59
(Almatsier.2004) menyatakan bahwa “Makanan saring adalah makanan

semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus dari makanan lunak, sehingga

lebih mudah ditelan dan dicerna”. Makanan saring diberikan kepada pasien

sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran

cerna, serta pada pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan. Menurut

keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau

perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.

Indikasi makanan saring

Menurut Dhede, D (2013) mengatakan indikasi makanan saring yaitu,

Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu,

pada infeksi akut termasuk pada infeksi saluran pencernaanseperti gastroenteritis

dan pada kesukaran menelan. Dapat diberikan langsung atau merupakan

perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan untuk

jangka waktu pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi.

Syarat-syarat diet makanan saring adalah:

(1) hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena kurang

memenuhi kebutuhan gizi terutama energi dan tiamin

(2) rendah serat , diberikan dalam bentuk disaring atau diblender

(3) diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.

Bahan makanan yang diberikan sehari-hari:


Bahan makanan Berat (gram) Ukuran rumah tangga

60
Beras 90 3 gelas bubur saring

Maezena 15 3 sdm

Daging 100 ½ gelas saring

Telur 100 2 butir

Tahu 75 ½ buah besar

Sayuran 100 1 gelas saring

Buah 200 1 gelas pepaya saring

Margarin 30 3 sdm

Gula pasir 60 6 sdm

Susu 800 4 gelas

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan:

Golongan bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh

makanan diberikan diberikan

Sumber hidrat Beras dibubur saring atau Beras ketan,bulgur,jagung,

arang dihaluskan, roti cantel,ubi,tales.

dipanggang, creckers

biskuit. Tepung-tepungan :

beras,maezena,sago,

hunkwee, havermout

61
dibubur,dipoding. Gula

pasir,sirop

Sumber protein Daging giling saring atau Daging berlemak,daging

hewani dihaluskan, telur ayam digoreng,daging diawet,

direbus ½ masak, diceplok dendeng,daging asap, ikan

air atau dicampur dalam diawet,ikan banyak

makanan atau minuman, duri,bandeng,mujair,mas,selar

susu. dan sebagainya, telur

digoreng.

Sumber protein Tahu giling,kacang hijau Sumber protein nabati lain.

nabati saring atau

dihaluskan,saridele

Lemak Mentega atau margarin Santan,minyak.

dalam jumlah terbatas.

Sayuran Sayuran yang rendah serat Sayuran mentah, sayuran

dan disaring atau yang menimbulakn gas : kol,

dihaluskan seperti sawi,lobak. Sayuran yang

bayam,wortel,labu banyak serat : genjer,kapri,

kuning,labu siam. daun singkong,nangka

muda,keluwih dan

sebagainya.

Buah-buahan Buah-buahan yang tak Buah-buahan yang banyak

62
banyak serat disaring atau serat dan atau menimbulkan

dihaluskan seperti gas : nangka,durian,

pepaya,jeruk dan kedondong, nenas dan

sebagainya. sebagainya.

Bumbu-bumbu Bumbu yang tidak Lombok,merica,dan lain-lain

merangsang dalam jumlah bumbu yang merangsang.

terbatas.

Minuman Teh encer,kopi Minuman yang mengandung

encer,coklat dalam jumlah alkohol : bir,wiski. minuman

terbatas. yang mengandung gas : air

soda,minuman botol ringan

(coca cola), fanta dan

sebagainya.

4. Makanan cair

(Almatsier.2004) menyatakan bahwa “Makanan cair adalah makanan yang

mempunyai konsistensi cair hingga kental”. Makanan ini diberikan kepada pasien

yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang

disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah. Pasca

pendarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah makanan dapat diberikan

secara oral atau parenteral (Almatsier, 2007).

Jenis makanan cair

63
Berdasarkan konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas 3 jens yaitu

makanan cair jernih, makanan cair penuh, makanan cair kental.

A. Makanan cair jernih

Makanan yang disajikan dalam bentuk cairan jernih pada suhu ruang

dengan kandungan sisa (reisu) minimal dan tembus pandang bila diletakkan dalam

wadah bening.

Tujuan diet

1. memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi kebutuhan cairan

tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit meninggalkan sisa (residu).

2. mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus

Syarat diet

1.Makan diberikan dalam bentuk cair jernih yang tembus pandang

2.Bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat

3.Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap

4.Sangat rendah sisa

5.Diberikan hanya selama 1-2 hari

6.Porsi kecil dan diberikan sering

Indikasi pemberian

64
Diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan

mual dan muntah dan sebagai makan tahap awal pasca perdarahan saluran cerna.

Nilai gizinya sangat rendah karena terdiri dari sumber karbohidrat.

Makanan yang boleh diberikan

Teh, sari buah, sirup, air gula, kaldu jernih serta cairan mudah cerna

seperti cairan yang mengandung maltodekstrin. Makanan dapat ditambahkan

dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.

B. Makanan cair penuh

Makanan yang berbentuk cair atau semicair dengan kandungan serat

minimal dan tidak “tembus pandang” bila diletakkan dalam wadah bening.

Tujuan diet

1. Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi

kebutuhan gizi

2. Meringankan kerja saluran cernah

Syarat diet

1. Tidak merangsang saluran cerna

2. Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan

protein

3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml. Konsentrasi cairan dapat diberikan

secara bertahap ¼. ¾ sampai penuh

65
4. Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan formula rendah atau bebas

laktosa, formula dengan asam lemak rantai sedang (MCT), formula dengan

protein yang terhidrolisa, formula tanpa susu, formula dengan serat dan

sebagainya

5. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dapat diberikan tambahan

ferosulfat, vit. B kompleks dan vit.c

6. Sebaiknya osmolaritas ˂400 mosml.

Indikasi pemberian

Diberikan kepada pasien yang memiliki masalah untuk mengunyah,

menelan atau mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau

tenggorokan dan/atau pada kesadaran menurun, diberikan melalui oral, pipa atau

enteral (NGT), secara bolus atau drip (tetes). Ada dua golongan yaitu: 1. Formula

Rumah Sakit (FRS) 2. Formula Komersial (FK)

C. Makanan cair kental

Makanan yang mempunyai konsistensi kental atau semi padat pada suhu

kamar, yang tidak dibutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan. Menurut

keadaan penyakit, makanan cair kental dapat diberikan langsung kepada pasien

atau merupakan perpindahan cair penuh ke makanan saring.

Tujuan diet

Memberikan makanan yang tidak membutuhkan proses mengunyah,

mudah ditelan dan mencegah terjadinya aspirasi, yang memenuhi kebutuhan gizi.

Syarat diet

66
1. Mudah ditelan dan tidak merangsang saluran cerna

2. Cukup energi dan protein

3. Diberikan bertahap menuju makanan lunak.

4. Porsi diberikan kecil dan sering (tiap 1-3 jam).

Indikasi pemberian

Makanan cair diberikan pada pasien yang tidak mampu mengunyah dan menelan,

serta untuk mencegah aspirasi (cairan masuk ke dalam saluran napas), seperti

penyakit yang disertai peradangan, ulkus peptikum, atau gangguan struktural atau

motorik pada rongga mulut. Makanan ini dapat mempertahankan keseimbangan

cairan tubuh.

Makanan Lewat Pipa

Makanan lewat pipa menurut Yuheldi Cendra (2012) menyatakan bahwa,

diberikan kepada pasien yang tidak dapat makan melalui mulut karena gangguan

jiwa : prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah

operasi (mulut, tenggorokan dan saluran cerna).

Makanan berupa sari buah dan cairan kental terbuat dari susu, telur, gula

dan margarin. cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet hidung,

lambung atu rektum. pemakaian gula pasir dan susu penuh (whole) disesuaikan

dengan kemampuan pasien untuk menerimanya. bila erjadi kembung perut atau

diare, pemakaian gula pasir dikurangi dan susu penuh diganti dengan susu skim

atau susu rendah laktosa. karena kurang zat besi dan vitamin, ke dalam makanan

67
dimasukkan 8 mg preparat ferosulfat, 3 tablet vitamin B Kompleks dan 150 mg

preparat vitamin C.

Banyaknya makanan sehari adalah 1500-2000 ml, dibagi dalam 4 porsi.

makanan dapat dibuat sekaligus untuk 24 jam, dimasukkan ke dalam botol steril

dan disimpan di lemari es. sebelum diberikan, makanan dipanaskan hingga

mencapai suhu badan.

Menurut kebutuhan pasien, dapat diberikan salah satu dari jenis makanan

lewat pipa (MLP) berikut :

1. Makanan lewat pipa I (MLP I) : mengandung 1.500 kalori, protein 64 gr,

lemak 62 gr, karbohidrat 169 gr, kalsium 1,7 gr, besi 5,7 mg, vitamin A 3.624

SI, tiamin 0,7 mg, vitamin C 59 mg, natrium 669 mg dan kalium 2468 mg.

2. Makanan lewat pipa II (MLP II) : mengandung 1.700 kalori, protein 78 gr,

lemak 70 gr, karbohidrat 208 gr, kalsium 2,5 gr, besi 5,9 mg, vitamin A 3.824

SI, tiamin 0,9 mg, vitamin C 62 mg, natrium 929 mg dan kalium 3.068 mg.

3. Makanan lewat pipa III (MLP III) : mengandung 2.200 kalori, protein 95 gr,

lemak 83 gr, karbohidrat 284 gr, kalsium 2,8 gr, besi 6,3 mg, vitamin A 4.452,

tiamin 1 mg, vitamin C 66 mg, natrium 1.109 mg dan kalium 3.848 mg.

Sumber karbohidrat yang boleh diberikan misalnya maezena, teoung

beras, hunkwee, sago, dibuat saos. Susu atau telur ayam yang dicampur dalam

minuman adalah protein hewani yang boleh diberikan, sedangkan sumber

protein nabati, misalnya susu kedele atau kacang hijau saring. sumber lemak,

dapat diberikan margarin atatu mentega. untuk buah-buahan, dapat diberikan

68
sari buah jeruk, pepaa, tomat, sirsak dan apel. teh encer, sirup, air gula dan

kaldu merupakan minuman yang dapat diberikan.

Daftar Pustaka

Alanwar. 2017. Syarat Makanan Saring, (Online), (http://alanwar.omasae.com/

2017/10/diet-makanan-saring.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Cendra, Y. 2012. Makanan Lewat Pipa, (Online), (http://yuheldi-cendra.blogspot.

com/2012/11/makanan-lewat-pipa.html) diakses tanggal 3 Juli 2018

Dhediwan. 2013. Indikasi Makanan Saring, (Online), (http://dhediwan.blogspot.

com/2013/07/terapi-nutrisi-dan-standar-makanan.html) diakses tanggal 4

Juli 2018

Etichaldigest.com. 2015. Suplemen kebutuhan nutrisi pasien, (Online),

(http://www.ethicaldigest.com/2015/07/suplemen/kebutuhan-nutrisi-

pasien-0) diakses pada 8 Januari 2018

Giziforhealt. 2015. Makanan Lunak, (Online), (https://giziforhealth.blogspot.

com/2015/07/makanan-lunak.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Rahmadani, N. 2012. Bahan Makanan, (Online), (http://nita-rahmadani.blogspot

.com/2012/02/standar-makanan-rumah-sakit.html) diakses tanggal 4 Juli

2018

Revananda, D. 2012. Makanan Cair, (Online), (http://celanacingkrang.blogspot.

com/2012/06/pemahaman-tentang-makanan-cair.html) diakses tanggal 4

Juli 2018

69
BAB VI

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DIET PASIEN

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien.

Tujuan Khusus: Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang :

1. Makanan per enteral

a. Enteral feeding di klinik nutrisi

b. Formula enteral

c. Nutrisi enteral system delifery

d. Alternatif pemberian rutin formula

2. Makanan parenteral

a. Makanan parenteral nutrisi klinik

b. Formula parenteral

c. System pemberian nutrisi parenteral

3. Pemberian makanan lewat pipa

Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Diet Pasien

70
Perawat tentunya memiliki peran didalam membantu diet pasien. Peran

perawat dikutip dari (davidsaputra1994.blogspot.com, Saputra, 2017) adalah

sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan gizi

Metode untuk mengidentifikasi kebutuhan gizi adalah :

a) Antropometri measurements

Pengakjian nutrisi yang meliputi :

Sistem pengukuran dari susunan tubuh dan proporsi tubuh manusia

mengavaluasi pertumbuhan, mengakaji status nutrisi, ketersediaan energi

tubuh identifikasi masalah nutrisi:

a. Tinggi badan

b. Berat badan

c. Body mass index

d. Lipatan trisep, LLA, dan LOLA

b) Biochemical data

Pengkajian nutrisi menggunakan nilai biokimia seperti: total limfosit,

serum albumin, zat besi, creatinin, Hb, Ht, keseimbangan nitrogen, kadar

kolesterol dll.

c) Clinical signs

71
Pemeriksaan fisik pada pasien yang berhubungan dengan adanya mal

nutrisi, prinsip: head to feet/ cephalo caudal.

Dietry history

Mengkaji riawayat diet meliputi: fead recall 24 jam: pola, jenis dan frekuensi

makanan yang dikonsumsi 24 jam.

1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan diet.

Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan kesehatanya

melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan

medik yang diterima sehingga pasien/keluarga dapat menerima tanggung jawab

terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat

memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko

tingga, kader kesehatan dll.

2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

Dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain ( collaborator ) perawat bekerja

sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun

pelaksanaan keperawatan guna memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.

3. Motivator pelaksanaa diet.

Perawat mengadakan invasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah laku

dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini

mencakup perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dalam

berhubungan dengan pasien dan cara memberikan perawatan kepada pasien.

72
Pemberian makan perselang (Enteral)

Bila pasien tidak dapat memenuhi kecukupan nutrisi secara oral maka

perlu dilakukan pemberian nutrisi dengan cara lain. Pemberian makan lewat sonde

yang juga disebut nutrisi enteral atau pemberian makan dengan selang perlu

dilakukan. Menurut ethicaldigest.com (2018) menyatakan bahwa “Nutrisi enteral

meliputi pemberian nutrisi lewat sonde dan memerlukan saluran gastrointestinal

yang masih berfungsi dengan usus halus dan masih berfungsi sepanjang

sedikitnya 30 cm dan katup ileosekal yang utuh (skipper et al, 1993)”. Sumber-

sumber nutrisi berkisar mulai dari makanan yang diblender hingga formula

komersial.

Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak dapat makan yang

disebabkan oleh obstruksi mekanik atau anoreksia yang lama, tidak dapat makan

secara oral karena efek samping terapi misalnya odynophagia, mukositis,

asofagitis, dan lain-lainnya. Pemberian formula yang diberikan harus

mempertimbangkan fungsi saluran cerna, penyakit yang mendasari serta status

metabolisme. Pemberian nutrisi enteral dapat dilakukan secara bolus, intermiten,

atau berkelanjutan. Nutrisi enteral berguna untuk menormalkan fungsi usus, lebih

murah, kurang invasif dan kurang beresiko dibandingkan nutrisi perenteral.

Nutrisi Parenteral

Menurut ethicaldigest.com (2018) menyatakan bahwa “Pemberian nutrisi

parenteral (NP) adalah merupakan bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu

pemberian nutrien melalui intravena. Walaupun NP dapat mencegah malnutrisi

secara efektif pada klien yang tidak dapat makan melalui rute enteral”.

73
Larutan NP disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang spesifik dan

larutan yang khas meliputi dektrosa 12%-25% asam amino, 3%-6% dan memiliki

tambahan emulsi lemak.

Nutrisi parenteral juga diperlukan untuk pasien yang saluran cernanya

tidak dapat mentolerir makanan akibat mual, muntah yang hebat dan malapsorbsi.

Pada pasien yang mendapat nutrisi parenteral perlu dimonitor dengan baik untuk

meminimalkan komplikasi yang terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi

antara lain: kelebihan cairan, hiperglikemia, gangguan keseimbangan elektrolit

dan juga terjadinya infeksi.

SOP Pemberian Makanan Melalui Pipa atau Selang NGT

By Eny Retna Ambarwati

A. Definisi

makan pada klien sesuai diit melalui selang NGT

B. Tujuan

1. Untuk memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi klien

2. Untuk memberikan obat

C. Prinsip

1. Makanan yang dapat diberikan adalah makanan cair, makanan yang diblender

halus, dan formula khusus makanan enteral

74
2. Residu lambung harus dicek sebelum memberikan makanan. Residu > 50 cc,

tunda pemberian sampai 1 jam. Jika setelah 1 jam jumlah residu tetap, kolaborasi

dengan dokter untuk program selanjutnya.

3. Hindari mendorong makanan untuk mencegah iritasi lambung. Kecepatan yang

direkomendasikan adalah pemberian dengan ketinggian sekitar 45 cm dari

abdomen.

4. Perhatikan interaksi obat dengan makanan, terutama dengan susu jika ada

pemberian obat per oral.

D. Persiapan

1. Cairan makanan

2. Syringe 20-50cc

3. Gelas ukur 60 ml

4. Pompa makanan (jika ada)

5. Tissue

6. Bengkok

E. Prosedur

1. Mengecek program terapy medik

2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

3. Mencuci tangan

4. Menyiapkan alat disamping tempat tidur

75
5. Mengkaji adanya alergi makanan, bising usus, masalah-masalah yang berkaitan

dengan pemberian makanan melalui NGT (muntah, diare, konstipasi, distensi

abdomen)

6. Menyiapkan makanan dan obat (jika ada) yang akan diberikan. Sesuai dengan

terapi medik.

7. Menjaga privacy klien

8. Membantu klien dalam posisi fowler di tempat tidur atau duduk di kursi. Jika

posisi duduk merupakan kontra indikasi bagi klien, posisi miring kanan dengan

kepala agak tinggi boleh dilakukan.

9. Mengecek penempatan/kepatenan NGT: menempatkan kateter tip dalam

keadaan tertutup pendorongnya di ujung selang NGT. Aspirasi isi lambung,

kemudian cek PH.

10. Mengkaji residu lambung .

11. Memberikan makanan via NGT :

a. Bolus/intermiten feeding

1) Klem selang dengan cara menekuk ujung selang dengan menggunakan

tangan yang tidak dominan, melepaskan kateter tip dari selang dengan

tangan non dominan, kemudian lepaskan pendorongnya dari kateter tip.

2) Memasukkan kembali suntikan tanpa pendorongnya di ujung

selang. Tangan yang tidak dominan tetap mengklem selang. Meninggikan

ujung selang sekitar 18 inchi atau 45 cm dari abdomen klien.

76
3) Memasukkan makanan/formula ke dalam suntikan sampai penuh,

kemudian buka klem selang sehingga makanan masuk melalui selang

perlahan-lahan.

4) Mengisi kembali kateter tip ketika makanan/formula dalam suntikan

sebelumnya masih sedikit (jangan sampai kosong benar)

b. Contineus drip method

1) Menghubungkan selang dengan pengaturan kecepatan aliran, (seperti

selang infus) dengan botol makanan. Mengalirkan makanan/formula

sampai ke ujung selang atau keluar sedikit. Atur klem, gantung botol

makanan/formula sekitar 12 inch atau 30 cm dari hidung.

2) Menghubungkan selang dari botol dengan NGT, kemudian membuka

klem dan mengatur aliran.

12. Setelah makanan/formula habis, membilas dengan air putih 60 ml,

menyisakan air tetap berada di selang NGT. Melepaskan tip dari selang NGT, lalu

mengklem dan menutup selang NGT.

13. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan klien, setelah

30 menit pemberian makanan.

14. Merapikan dan membersihkan alat

15. Mencuci tangan

16. Mengevaluasi respon klien

17. Merencanakan tindak lanjut

77
18. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Evaluasi

Daftar Pustaka

Ambarwati, E.R. 2009. SOP Pemberian Makanan Melalui Selang NGT, (Online),

(http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2009/12/memberi-makan-

melalui-selang-ngt.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Artikelkeren.com. 2016. Nutrisi enteral dan parenteral, (Online),

(http://artikelkeren.com/2016/08/nutrisi-enteral-dan-parenteral/) di akses

pada Sabtu 30 Juni 2018

Davidsaputra1994.blogspot.com. 2015. Peran perawat dalam pelaksanaan diet,

(Online), (http://davidsaputra1994.blogspot.com/2015/10/peran-perawat-

dalam-pelaksanaan-diet.html?m=1) diakses Senin 12 Oktober 2015

BAB VII

DIET PADA SALURAN PENCERNAAN

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada penyakit saluran pencernaan.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

78
1. Syarat diet pada gastritis, ulkus peptikum, tifus abdominalis, diare. (Jenis

penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita penyakit saluran

pencernaan)

Diet Pada Saluran Pencernaan

Menurut Buzz (2008) pengertian penyakit pencernaan adalah Penyakit

pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit

ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung,

duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon

sigmoid, dan rektum. (Almatsier, Sunita. 2004). Macam macam penyakit

pencernaan adalah Traktus Gastrointestinal, Traktus Gastrointestinal, Gastritis,

Sindrom Fungsional Hipogastrium, Aerofagi, Heartburn, Esofagitis, Peritonitis,

Sembelit, kanker usus.

Sumber : www.f-buzz.com

79
Gagal ginjal kronis adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih, ditandai

dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap

akhir dan kematian (Susan Martin Tucker, 1998).

Diet pada penderita penyakit sistem pencernaan

Masalah kesehatan yang mempengarui satu atau beberapa organ dari

sistem pencernaan secara bersamaan. Sistem pencernaan bertugas menerima

makanan, mencerna makanan atau memecahnya menjadi nutrisi .

(https://kesehatansistempencernaan.wordpress.com/)

Gizi dipengaruhi oleh intake makanan sehari-hari dan komposisi makanan

itu sendiri. Adanya gangguan GIT akan menyebabkan gangguan pada pencernaan

dan penyerapan nutrisi. Akibatnya adalah penurunan status gizi. Disesuaikan

dengan makanan yang cocok. (Sumber: republika.co.id, 2006)

Mnurut (J. Corwin, Elizabeth. 2001) mengatakan “Gangguan pencernaan

dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, absorpsi

zat-zat gizi dan proses buang air besar (defekasi)”.

Diet Disfagia, Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan

aliran makanan pada saluran cerna.Tujuan diet disfagia adalah menurunkan risiko

aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan, mencegah dan

mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan. (sumber : f-buzz.com, 2008)

Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa

darah akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna. Diet pasca-hematemesis-

80
melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam pasca

perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2

hari saja. ( Buku Saku Patofisiologi 2001).

Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu

kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung,

nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang. (Buku Saku Patofisiologi 2001).

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua,

mengatakan bahwa “bahan makanan sehari yang harus di makan oleh penderita

saluran pencernaan yang di tuangkan dalam sebuah tabel dibawah ini”.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) Ukuran

Beras 90 31/2 gls bubur

Roti 40 2 iris

Maizena 20 4 sdm

Daging 100 2 ptg sdg

Telur ayam 100 Btr

Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 250 21/2 gls

Buah 200 2 sdg ptg pepaya

Margarin 35 31/2 sdm

Gula pasir 65 61/2 sdm

81
Susu 300 11/2 gls

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua)

Nilai Gizi

Energi 1942 kkal Besi 28,5 mg

Protein 75 g Vitamin A 15369 RE

Lemak 79 g Tiamin 0,8 mg

Karbohidrat 241 g Vitamin C 205 mg

Kalsium 817 mg

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua)

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

Beras 30 g = 11/2 gls bubur Maizena 20 g = 4 sdm

Telur ayam 50 g = 1 btr Gula pasir 25 gr = 21/2sdm

Sayuran 50 g = 1/ 2gls Susu 100 g =1 /2 gls

Gula pasir 1 sdm

1
Margarin / 2 sdm

Siang Pukul 16.00

Beras 30 g = 11 / 2 gls bubur Roti 40 g = 2 iris

Daging 50 g = 1 ptg sdg Margarin 10 g = 1 sdm

Tempe 50 g = 2 ptg sdg Telur 50 g = 1 btr

82
Sayuran 100 g = 1 gls Gula pasir 10 g = 1 sdm

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Gula pasir 10 g = 1 sdm

Margarin 10 g = 1 sdm

Malam Pukul 20.00

Beras 30 g = 11/2 gls bubur Susu 200 g = 1 gls

Daging 50 g = 1 ptg sdg Gula pasir 10 g = 1 sdm

Tempe 50 g = 2 ptg sdg

Sayuran 100 g = 1 gls

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Margarin 10 g = 1 sdm

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua)

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber karbohidrat Beras dibubur atau ditim ; Beras keta, beras tumbuk, roti

kentang dipure ; makaroni whole wheat, jagung ; ubui,

direbus ; roti dipanggang ; singkong, tales ; cake, dodol

biskuit ; krekers ; mie, dan berbagai kue yang terlalu

bihun, tepung-tepungan manis dan berlemak tinggi.

dibuat bubur atau puding.

Sumber protein hewani Daging sapi empuk, Daging, ikan, ayam yang

83
hati, ikan, ayam digiling diawet, digoreng ; daging babi ;

atau dicincang dan direbus, telur diceplok atau digoreng.

disemur, ditim, dipanggang ;

telur ayam direbus, didadar,

ditim, diceplok air dan

dicampur dalam makanan ;

susu.

Sumber protein nabati Tahu, tempe, direbus, ditim, Tahu, tempe digoreng ; kacang

ditumis ; kacang hijau tanah ; kacang merah ; kacang

direbus dan dihaluskan. tolo.

Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran mentah ; sayuran

serat dan tidak menimbulkan berserat tinggi dan

gas ketika dimasak : bayam, menimbulkan gas seperti daun

bit, labu siam, labu kuning, singkong, kacang panjang, kol,

wortel, tomat direbus dan lobak, sawi dan asparagus.

ditumis.

Buah-buahan Pepaya ; pisang ; jeruk Buah yang tinggi serat dan atau

manis ; sari buah ; pir dan dapat menimbulkan gas seperti

peach dalam kaleng. jambu biji, nanas, apel, durian,

nangka; buah yang dikeringkan.

Lemak Margarin dan mentega ; Lemak hewan, santan kental.

minyak untuk menumis dan

santan encer.

84
Minuman Sirup, teh. Minuman yang

mengandungsoda dan alkohol,

kopi, ice cream.

Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, Lombok, bawang, merica, cuka

kencur, jahe, kunyit, terasi, dan sebagainya yang tajam.

laos, salam dan sereh.

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua)

Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah

Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan

usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan

berkurang, demam dan kemungkinan terjadi streatorea (adanya lemak dalam

feses). Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chron’s Disease. (sumber:

harvestsupplement.com)

Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis.

Penyakit Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk pada

dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada konstipasi

kronik., menggigil dan demam. (sumber: harvestsupplement.com).

Diet Pada Gastritis

Ema Nur A. (2015) menyatakan, diet pada penderita gastritis adalah diet

lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung bersifat libitum, yang artinya bahwa

diet lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien.

85
Prinsip diet yang dianjurkan untuk pasien gastritis yaitu :

a. Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak

boleh berpuasa.

b. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung cukup kalori dan protein

(TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh harus dikurangi.

c. Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat

makanan yang halus (soluble dietary fiber).

d. Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas,

bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang bersifat

melekat.

e. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

Tujuan diet ini adalah untuk menghilangkan gejala penyakit, menetralisir

asam lambung, mengurangi gerakan paristaltik lambung serta memperbaiki

kebiasaan makan penderita. Dengan cara itu diharapkan luka di dinding lambung

perlahan-lahan akan sembuh.

Syarat diet penderita gastritis yaitu:

a. Makanan yang disajikan harus mudah dicerna, tidak merangsang tetapi dapat

memenuhi kebutuhan energi dan gizi, jumlah energipun harus disesuaikan dengan

kebutuhan penderita.

b. Asupan protein harus cukup tinggi (sekitar 20-25% dari total jumlah energi

yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein berperan dalam

menetralisir asam lambung. Bila terpaksa menggunakan lemak, pilih jenis lemak

86
yang mengandung jenis asam lemak tak jenuh. Pemberian lemak atau minyak

perlu dipertimbangka dengan teliti. Lemak yang berlebihan dapat menimbulkan

rasa mual, rasa tidak enak di ulu hati dan muntah karena tekanan dari dalam

lambung meningkat.

c. Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh

secukupnya merupakan pilihan tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah di cerna.

d. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

e. Kebutuhan zat gizi, jenis energi yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan

berat badan dan umur penderita.

Diet Ulkus Peptikum

Tujuan:

Untuk Meringankan pekerjaan saluran pencernaan bagi penderita penyakit; Maag,

gas/asam lambung, tukak lambung, infeksi usus, tiphus, hepatitis, sakit kuning,

sakit liver dan gangguan pencernaan lainnya.

Catatan:

Sebaiknya konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang cocok dengan penyakit

yang diderita.

Syarat-syarat Diet

1. Mudah dicerna

2. Tidak merangsang

3. Tidak mengandung gas

4. Porsi kecil, dengan pemberian sering

87
Makanan yang diperbolehkan

1. Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)

Nasi, kentang, macaroni, bihun, roti, biscuit, crackers, hunkue dan

maizena.

2. Sumber Protein Hewani

Daging sapi yang tidak berlemak, ikan yang tidak banyak duri, ayam,

telor, susu dan hasil olahannya

3.Sumber Protein Nabati

Kacang hijau, tahu, tempe

4. Sumber Lemak

Santan encer, minyak, mentega, margarine dalam jumlah terbatas

5. Sayuran

Sayuran muda dan tidak berserat, tidak mengandung gas, seperti bayam,

biit, buncis, labu siam, wortel, dll

6. Buah buahan

Sari buah, papaya, pisang, jambu biji tanpa isi

7. Minuman

Teh encer, sirup dan minuman terbuat dari susu

8. Bumbu

88
Garam, kecap, kunyit, laos, salam, kunci, terasi, seledri, kayu manis, pala,

cengkeh

Makanan yang dilarang

1. Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)

Ketan, bulgur, jagung, singkong, ubi, talas, bekatul, sorgum/cantle, Mi

instan

2. Sumber Protein Hewani

Daging yang berlemak tinggi, daging babi, daging kambing, daging dan

ikan yang diawetkan seperti ; dendeng, daging asap, ham, daging kaleng, ikan

asin, ikan pindang, sosis

3. Sumber Protein Nabati

Kacang tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai dsb.

4. Sumber Lemak

Santan kental, makanan yang banyak lemak, semua makanan yang

digoreng

5. Sayuran

Semua sayuran mentah yang dilalap, nangka muda, kol, kembang kol,

sawi, daun singkong, daun kacang panjang, lobak

6. Buah buahan

Semua buah-buahan yang berserat dan mangandung gas seperti; nangka,

kedondong, durian, embacang, mangga, nanas, dll

89
7. Minuman

Minuman yang mengandung soda, seperti; coca-cola, orange, crush, green

spot, dll. Minuman yang mengandung alcohol seperti; bir, wine, dll.

8. Bumbu

Bumbu yang merangsang seperti; jahe, cuka, cabe, dll

Anjuran cara makan yang baik

1. Usahakan agar makan dengan waktu teratur dan porsi kecil, pemberian sering,

dengan jarak waktu makan 2-3 jam

2. Menurut berat ringannya penyakit yang Anda derita, makanan dapat diberikan

dalam bentuk saring, lunak ataupun biasa.

Pembagian makanan sehari

1. Sarapan

2. Makanan selingan pukul 10:00

3. Makan Siang

4. Makanan selingan pukul 16:00

5. Makan malam

6. Makanan selingan pukul 21:00

Contoh menu sehari

90
1. PAGI

Nasi/Tim

Ikan

Tempe

Sayur wortel

Teh manis encer

2. PUKUL 10:00

Puding maizena + saus susu

3. SIANG

Nasi/ Tim

Ayam goreng tanpa kulit

Tahu tumis

Sup bayam Tauge

Jus Apel

4. PUKUL 16:00

Kue talam

Susu

5. MALAM

Nasi/Tim

Ikan bumbu kuning

91
Rolade tempe

Tumis buncis + wortel

Pepaya

6. PUKUL 21:00

Biskuit 2-3 lembar

Susu skim

Syarat Diet Pada Tifus Abdominalis

Menurut Sunita Almatsier (2004) syarat penatalaksanaan diet lambung

adalah:

1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan

2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien menerimanya.

3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan Energi total yang ditingkatkan

secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

4. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total sebagai sumber energi

utama.

5. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,

mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).

7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan

minum susu terlalu banyak.

8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

9. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk

92
memberi istirahat pada lambung.

10. Bahan makanan yang dianjurkan dan yang sebaiknya dihindari terdapat pada

tebel

Syarat Diet pada Diare

Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak

atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam .

Sementara untuk bayi dan anak-anak , diare di definisikan sebagai pengeluaran

tinja >10g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar

5-10 g/kg/24 jam

Penyebab diare

1. Virus : penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavitus, gejala: buang

air besar/watery, berbusa , tidak ada darah dalam lendir berabu asam .

2. Bakteri : Berak dengan darah / lendir , sakit perut

3. Parasite (Giardisis) : Berak dengan atau tanpa darah dan lendir, sakit perut .

4. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotik , Bila diare terjadi saat anak

dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter Anda .

5. Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum

susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat

dari susu sapi .

6. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain : missal infeksi

saluran kencing, infeksi telinga , campak dll .

Tujuan diet pada penderita diare:

93
1. Memberikan makan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa

memberatkan kerja usus .

2. Mencegah dan mengurahi resiko dehidrasi .

3. Mengupayakan agar anak segera mendapat makanan sesuai dengan umur dan

berat badannya .

Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Alviana, E, N. 2015. Diet pada Penderita Gastritis, (Online), (http://emanur

alviana.blogspot.com/2015/03/diet-untuk-penderita-gastritis_19.html)

diakses tanggal 3 Juli 2018

Arsanto. 2014. Syarat Diet pada Diare, (Online), (https://www.rspantiwaluyo.

com/berita-225-diet-pada-anak-diare.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Buzz. 2008. Gangguan Saluran Cerna, (Online), (http://www.f-

buzz.com/2008/08/12/gangguan-saluran-pencernaan-dan-pengaruh-dari-

faktor-psikologis/.) diakses tanggal 2 Juli 2018

J. Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Pahlevi, M.R. 2012. Tifus abdominalis, (Online), (http://muhamadrezapahlevi.

blogspot.com/2012/04/terapi-diet-untuk-tifus-abdominalis.html) diakses

tanggal 4 Juli 2018

94
Suci. 2009. Ulkus Peptikum, (Online), (http://suciwh.blogspot.com/2009/05/diit-

ulkus-peptikum.html) diakses tanggal 4 Juli 2018

Suplemen, H. -. Penyakit Gangguan Pencernaan, (Online), (https://harvest

supplement.com/penyakit-gangguan-pencernaan) diakses tanggal 1 Juli

2018

BAB VIII

DIET PADA GANGGUAN ATAU PENYAKIT

GINJAL DAN KANDUNG KEMIH

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada gangguan atau penyakit ginjal dan kandung

kemih.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

1. Syarat diet pada batu ginjal, penyakit ginjal kronis, nephrotic syndrome. (Jenis

penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita penyakit jantung)

Diet pada penderita penyakit sistem perkemihan

95
Diet Retriksi Protein (DRP) merupakan diit yang bisa digunakan bagi

penderita gagal ginjal yang dapat memperlambat kemunduran fungsi ginjal pada

penderita – penderita yang sudah mengalami gangguan ginjal.

Menurut (referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/diet-pada-penyakit-

ginjal.html) mengatakan bahwa “keadaan penderita dan berat penyakit dapat

diberikan : Diit terendah protein I : 20 g protein, bentuk makanan tergantung pada

keadaan penderita dapat cair, saring atau lunak, makanan ini kurang dalam kalori,

protein, kalsium, besi dan thiamin”.

Menurut (Beck, Mary E. 2011. Ilmu gizi dan diet) mengatakan bahwa

“Anjuran makanan penderita gagal ginjal dibagi menjadi Diit Rendah Protein 1 ,

Diit Rendah Protein II dan Protein sedang”. Dibawah ini adalah contoh makanan

dari beberapa diit yang disebutkan diatas.

Diet Rendah Protein I

Pagi : Bubur Maezena, Kue Talam, Susu.

Siang : Bubur / nasi tim, Telur Ceplok saus tomat, Teh manis.

Malam : Tumis sayuran papaya, Sup sayuran, Pisang, Teh manis.

Diit Rendah Protein II dan Protein sedang

Pagi : Nasi tim, Telur ceplok, Tumis labu siam, Susu

Siang : Nasi tim, Ikan panggang saos tomat, Cah sayur, Pepaya, Teh manis

96
Malam : Nasi tim, Daging bistik, Sup sayuran, Pisang, Teh manis

Tabel kebutuhan kalori dan protein yang dianjurkan

Pria dan Wanita di bawah 1 tahun :

0-2 bulan 4 120 1,7 1,5 1,3

2-6 bulan 7 110 1,6 1,4 1,2

6-12 bulan 9 100 1,4 1,2 1,0

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet)

Pria dan Wanita lebih dari 1 tahun :

1-2 12 91 1,6 1,4 1,2

2-3 14 85 1,3 1,1 1,0

3-4 16 87 1,4 1,2 1,1

4-6 19 84 1,2 1,0 0,9

6-8 23 86 1,2 1,0 0,9

8-10 28 78 1,1 0,9 0,8

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet).

Umur lebih dari 10 tahun

Pria :

97
10-12 35 71 1,0 0,9 0,7

12-14 43 62 0,8 0,7 0,6

14-18 59 50 0,8 0,7 0,6

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet)

Wanita :

10-12 35 64 1,1 0,9 0,7

12-14 44 52 0,9 0,7 0,6

14-16 52 46 0,8 0,7 0,6

16-18 54 42 0,8 0,7 0,6

(Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet).

Daftar Pustaka

Referensidokter. 2010. Diet Saluran Kemih, (Online), (Referensikedokteran.

blogspot.com/2010/07/diet-pada-penyakit-ginjal.html.) diakses tanggal 4

Juli 2018

98
BAB IX

MENCEGAH DAN MENGURANGI KEKURANGAN

VITAMIN, ANEMIA DAN CACINGAN

KEKURANGAN KALORI PROTEIN, GANGGUAN AKIBAT

KEKURANGAN YODIUM

Tujuan Umum : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang mencegah dan menangani kekurangan vitamin,

anemia dan cacingan, kekurangan kalori protein, gangguan akibat

kekurangan yodium.

Tujuan Khusus : Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu

memahami dan menjelaskan tentang :

1. Kurang Kalori Protein (KKP)

2. Anemia gizi besi

3. Kurang Vitamin A (KVA)

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

5. Cacingan

Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Vitamin A

Pemcegahan Kekurangan Vitamin A

99
1. Melakukan penyuluhan-penyuluhan mengenai manfaat, dampak kekurangan,

serta pencegahan dan penanganan kekurangan vitamin A.

2. Melakukan fortifikasi vitamin A pada makanan. “Fortifikasi adalah

penambahan satu atau lebih zat gizi mikro tertentu pada pangan pembawa dengan

kadar yang disesuaikan kebutuhan dengan tujuan untuk memperbaiki status gizi

masyarakat”(Yayasan KFI:2017)

3. Meningkatkan program pemberian vitamin A kepada masyarakat mulai dari

bayi

4. Konsumsi makanan seimbang

Penanganan Kekurangan Vitamin A

Menurut(http://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-kekurangan-

vitamin-kva.html) penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi.

a. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis 100.000

SI (warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan

Februari dan Agustus.

b. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan dosis

200.000 SI (warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada

bulan Februari dan Agustus.

c. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu kapsul

vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan agar bayi memperoleh

vitamin A yang cukup melalui ASI (Depkes RI, 2009).

100
d. Wanita hamil : suplemen vitamin A tidak direkomendasikan selama kehamilan

sebagai bagian dari antenatal care rutin untuk mencegah maternal and infant

morbidity dan mortality. Namun, pada daerah dimana terdapat masalah kesehatan

publik yang berat yang berkaitan dengan kekurangan vitamin A, maka

suplementasi vitamin A direkomendasikan untuk mencegah rabun senja. Secara

khusus, wanita hamil dapat mengkonsumsi hingga 10,000 IU vitamin A setiap

harinya atau vitamin A hingga 25,000 IU setiap minggu. Suplementasi dapat

dilanjutkan hingga 12 minggu selama kehamilan hingga melahirkan. Hal ini perlu

ditekankan bahwa WHO mengidentifikasi populasi berisiko sebagai mereka yang

prevalensi menderita rabun senja ≥5% pada wanita hamil atau ≥5% pada anak –

anak yang berusia 24–59 bulan.( McGuire, 2012)

e. Ibu nifas: suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidaklah direkomendasikan

untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. ( McGuire S. 2012)

Pencegahan dan Penanganan Anemia

Pencegahan Anemia

Menurut (www.idmedis.com ) cara pencegahan anemia dapat dilakukan

sebagai berikut

1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi

Makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, kacang, sayur-

sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. zat besi juga sangat penting untuk

wanita yang sedang menstruasi, wanita hamil dan anak-anak.

2. Konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat

101
Konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti pisang,

sayuran hijau gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal dan lain-lain

3. Makanan yang mengandung Vitamin B 12.

Bisa didapatkan dengan mengkonsumsi daging dan susu

4. Makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C

Penanganan Anemia

Menurut sumber (www.idmedis.com) penangann Anemia dapat dilakukan

dengan terapi dan pengobatan sebagai berikut :

1. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-

vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.

2. Pada penderita anemia berat bisa dilakukan transfusi darah

3. Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh

4. Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses

hematopoiesis pada sumsum tulang.

Pencegahan dan Penanganan Cacingan

Pencegahan Cacingan

Menurut (https://demampanas.com/demam-cacingan) penyebab dari

penyakit cacingan yaitu infeksi cacing pita maupun cacing tambang. Dimana

cacing pita dapat menyerang manusia karena beberapa hal, seperti menelan air

yang mengandung bibit cacing pita atau mengonsumsi makanan yang

102
terkontaminasi telur atau larva cacing pita, apabila larva cacing pita sampai

tertelan oleh manusia, maka infeksi cacing pita akan terjadi di usus dan

menyebabkan gangguan di dalam tubuh. Gejala dari infeksi cacing pita ada

beberapa yaitu mual, diare demam pusing, sakit perut, mal arbsopsi nutrisi, lelah,

lemah, penurunan berat badan, kejang, demam cacingan, reaksi alergi, terdapat

benjolan atau kista.

Sama halnya cacing pita, cacing tambang dapat menyebabkn penyakit

cacingan, bedanya gejala awalnya yang mungkin kurang spesifik. Diantara

gejalanya yaitu mual, muntah, nafsu makan menurun, badan kurus, sakit perut.

Cacing tambang ini bekerja dengan menggerogoti usus halus manusia dan

menghisap darahnya. Sebagian darah hasil pendarahan akan menyebabkan darah

keluar lewat anus dan keluar bersama feses. Sehingga muncul gejala buang air

besar berdarah.

Untuk mencegah tertularnya cacing, selain mengonsumsi obat cacing

sesuai dengan rekomendasi yang ada, ada beberapa cara yang bsia dilakukan

antara lain sebagai berikut:

a. Rajin mencuci tangan dengan sabun saat sebelum makan, setelah makan, dan

setelah dari toilet.

b. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

c. Memasak makanan dengan benar dan higienis agar meminimalisir bibit cacing

tertelan dari makanan.

103
d. Hindari menyentuh mulut dengan tangan yang kotor dan belum dicuci.

e. Memakai sandal atau alas kaki saat masuk ke kamar mandi untuk mencegah

masuknya larva cacing dari pori-pori kaki.

Penanganan Cacingan

Karena gejala dan tanda-tanda dari penyakit cacingan ini sulit untuk

diketahui, maka pencegahan dan penanganan dapat dilakukan dengan memberikan

obat cacing kepada penderita ataupun bukan penderita dengan rutin enam bulan

sekali, dengan dosis yang direkomendasikan.

Menurut sumber (https://demampanas.com/demam-cacingan) obat cacing

akan bekerja sebagai anti parasit bagi cacing iu sendiri. Obat cacing ini ada dua

jenis yang sering kali direkomendasikan, antara lain sebagai berikut

a. Pyrantel pamoat

Obat cacing ini dilakukan jika belum mengetahui jenis cacing apa

yang menginfeksi. Biasanya dosis yang diberikan adalah 10 mm/kg BB

dan diberikan pada dosis tunggal.

b. Mebencazole

Obat cacing jenis ini diberikan dengan dosis pengobatan yang juga

belum diketahui jenisnya. Dosisnya juga sama dengan pyrantel pamoat,

yaitu sebesar 10 mm/kg BB. Dosisnya juga dosis tunggal.

Pencegahan dan Penanganan Kekurangan Kalori Protein

104
Pencegahan KKP

1. Cukupi kebutuhan zat besi didalam tubuh

2. Fortifikasi bahan pangan

3. Penyuluhan tentang pentingnya zat gizi bagi masing-masing individu

Penanganan KKP

Penanganan KKP menurut (https://ayumuliadewi13.wordpress.com/)

a. Pemeriksaan fisik

b. Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium meliputi: albumin,

kreatinin, nitrogen, elektrolit, hb, ht, dan ransferin.

c. Pemeriksaan radiologis

d. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kualitas

proteinnya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.

e. Pemberian terapi cairan dan elektrolit.

f. Penatalaksanaan setiap masalah akut seperti masalah diare berat.

g. Pengkajian riwayat status social ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian

antrometri, kaji menivestasi klinis, monitor hasil laboratorium, timbang berat

badan, kaji tanda-tanda vital.

Pencegahan dan Penanganan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

105
Pencegahan GAKY

Upaya pencegahan menurut (http://konsultasigizirettha.blogspot.com)

dengan tiga cara :

1. Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular dengan dosis

2 ml. Dosis ini diberikan kepada anak-anak dan kepada ibu usia subur terutama

pada ibu hamil. Penyuntikan ini merupakan upaya pencegahan sementara karena

hanya menyediakan iodium dalam jangka waktu 6 bulan.

2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KJO3) , tetapi

ternyata kurang stabil karena mengalami kerusakan oksidatif, terutama jika

terkena sinar matahari di udara terbuka. Saat ini digunakann KJO3 yang

ditambahkan pada garam dapur (NaCl) dengan dosis 30.000 mg per kg garam.

Penyediaan garam beriodium ini harus dibarengi oleh penyuluhan kepada

masyarakat dan ditopang oleh peraturan dimana GAKY menjadi endemik.

3. Suplementasi iodium pada binatang ternak. Peningkatan aras iodium meningkat

secara bermakna dalam air susu dan daging yang pada gilirannya kelak akan

bertindak sebagai wahana pembawa iodium bagi konsumen.

Penanganan GAKY

Menurut beberapa literatur, termasuk diantaranya modul Peningkatan

Konsumsi Garam Beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004,

di Indonesia terdapat beberapa strategi (baik jangka pendek maupun jangka

panjang) sebagai upaya penanggulangan Dampak Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium (GAKY) sebagai berikut :

106
1. Strategi Jangka Panjang

a. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), merupakan sebuah strategi

pemberdayakan masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi

yang sama untuk menanggulangi GAKY melalui kegiatan pemasyarakatan

informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi

kualitas sumber daya manusia. Juga terkait pentingnya mengkonsumsi garam

beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh kapsul

beryodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.

b. Surveillans,merupakan kegiatan pemantauan yang dilakukan secara

berkesinambungan terhadap beberapa indikator untuk dapat melakukan deteksi

dini adanya masalah yang mungkin timbul agar dapat dilakukan

tindakan/intervensi sehingga keadaan lebih buruk dapat dicegah. Kegunaan

surveillans yaitu mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi terakhir,

mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas, memperkirakan kebutuhan

sumber daya yang diperlukan untuk intervensi, mengetahui sasaran yang paling

tepat dan mengevaluasi keberhasilan program.

c. Iodisasi garam, merupakan kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat

(KOI3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang dikonsumsi

masyarakat mengandung yodium minimal 30 ppm. Target program ini 90%

masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).

2. Strategi Jangka Pendek

107
Sedangkan strategi jangka pendek sebagai upaya penanggulangan GAKY

yaitu dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium. Program

yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk

mempercepat perbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemik sedang

dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan

pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanya 2 kapsul/tahun, sedangkan untuk ibu

hamil, ibu menyusui dan anak SD kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun.

Daftar Pustaka

Ayu Mulian Dewi. 2013. Kekurangan Kalori dan Protein. [Online].


(https://ayumuliadewi13.wordpress.com/2013/04/01/kekurangan-kalori-dan-
protein/. diakses pada tanggal 28 Juni 2018)

Azzalistaa. 2014. Cara Mencegah dan Menanggulangi Kekurangan Vitamin A.


[Online]. (https://imamri.wordpress.com/tag/cara-mencegah-dan-
menanggulangi-kekurangan-vitamin-a/. Diakses pada tanggal 28 Juni 2018)

Elsa F. Bena. 2017. Demamn Cacingan. [Online]. (


https://demampanas.com/demam-cacingan. Diakses pada tanggal 28 Juni
2018)

Haeruddin, Irma. 2014. Makalah Kekurangan Vitamin A (KVA). [Online].


(http://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-kekurangan-vitamin-
kva.html. Diakses pada tanggal 3 Juli 2018)

Iqfadhilah. 2015. Penyakit Anemia Gejala Penyebab dan Caranya. [Online].


(http://www.idmedis.com/2014/03/Penyakit-Anemia-Gejala-penyebab-dan-
cara-pencegahan.html. diakses pada tanggal 28 Juni 2018)

KFI, yayasan. 2017. Fortifikasi Vitamin A: Apa, Mengapa, Untuk Siapa. Jakarta:

Koalisi Fortifikasi Indonesia.

108
Retha. 2008. Pencegahan Dan Penanggulangan Gaki [Online].
(http://konsultasigizirettha.blogspot.com/2008/12/pencegahan-dan-
penanggulangan-gaki.html. Diakses tanggal 3 Juli 2018)

BAB X

Diet Pada Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah

Tujuan umum: setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada penyakit jantung dan pembuluh darah.

Tujuan khusus: setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang

1. Syarat diet pada hipertensi,

2. Dislipidemia,

3. Jantung koroner,

4. Stroke,

5. Jenis penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita penyakit

jantung.

A. PENDERITA PENYAKIT JANTUNG PADA STROKE

Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan yang

jumlahnya mencapai 15,9 persen dari proporsi penyebab kematian di Indonesia

109
(Depkes RI. 2008). Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

menjadi kekhawatiran banyak orang. Stroke tergolong dalam cerebrovaskuler

disease (CVD) yang merupakan penyakit gawat darurat dan membutuhkan

pertolongan secepat mungkin. Stroke adalah suatu serangan pada otak akibat

gangguan pembuluh darah dalam mensuplai darah yang membawa oksigen dan

glukosa untuk metabolisme sel-sel otak agar dapat tetap melaksanakan fungsinya.

Serangan ini bersifat mendadak dan menimbulkan gejala sesuai dengan bagian

otak yang tidak mendapat suplai darah (Soeharto I, 2004).

Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak,

karena kini jumlah penderita stroke di Indonesia terbanyak di Asia. Jumlah

penderita stroke dengan rata-rata berusia 60 tahun ke atas berada di urutan kedua

terbanyak di Asia, sedangkan usia 15-59 tahun berada di urutan ke lima terbanyak

di Asia (Yayasan Stroke Indonesia. 2010). Stroke biasanya mengenai penderita

pada umur 65 tahun sebanyak 33,5%. Pada umumnya angka kejadian pada laki-

laki lebih banyak dari pada perempuan. Stroke terjadi tanpa adanya gejala- gejala

prodroma atau gejala dini, dan muncul begitu mendadak. Stroke adalah penyebab

kematian dan kecacatan yang utama di seluruh dunia. Kecacatan akibat stroke

tidak hanya berdampak bagi penyandangnya, namun juga bagi keluarganya

(Pinzon R. Asanti L, 2010).

Adapun beberapa penyebab terjadinya penyakit ini. Berikut ini 10

penyebab terbesar menurut para pakar dari Universitas McMaster di Ontario,

Kanada.

1. Tekanan darah tinggi

110
Lebih dari tiga juta warga Amerika Serikat didiagnosis menderita

tekanan darah tinggi, rata-rata di atas 140/90. Kondisi kronis itu membuat darah

menekan dinding arteri. Menurunkan tekanan darah berarti juga menurunkan

risiko terserang stroke hingga 48 persen dan bisa dilakukan dengan cara

mengurangi asupan garam.

2. Kurangnya olahraga

Risiko untuk terserang stroke bisa turun 36 persen bila orang rajin

berolahraga atau beraktivitas fisik. Tak perlu olahraga berat, cukup berjalan kaki

selama 30 menit tiga kali seminggu.

3. Makanan tak sehat

Mengkonsumsi makanan sehat akan mengurangi risiko terkena stroke hingga 19

persen. Pilih makanan yang mengandung lebih banyak serat dan kurangi

makanan berlemak atau manis.

4. Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan obesitas telah

berdampak pada kesehatan kardiovaskular jutaan orang. Sekitar 2,1 miliar

penduduk bumi mengalami obesitas.

5. Merokok

Berhenti merokok akan menurunkan risiko stroke hingga 12 persen.

Merokok bisa menyebabkan kerusakan pada bagian dalam pembuluh darah dan

membuat lemak menumpuk sehingga bisa mengakibatkan serangan jantung atau

stroke.

6. Penyakit Jantung

111
Ada dua jenis stroke. Stroke ishemic disebabkan oleh penggumpalan

darah dan menjadi 85 persen pemicu stroke. Sisanya adalah stroke hemorrhagic,

yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Kesehatan jantung adalah salah satu

kunci untuk menurunkan risiko stroke hingga 9 persen.

7. Diabetes

Risiko para penderita diabetes terserang stroke lebih tinggi karena lebih

mudah mengalami penggumpalan darah. Menghindari diabetes juga berarti

menghindari stroke hingga 4 persen dan caranya tentu saja mengurangi makanan

manis.

8. Minuman beralkohol

Terlalu banyak minum alkohol bisa mengakibatkan naiknya tekanan

darah seseorang, juga memicu terjadinya diabetes dan hipertensi yang bisa

berujung stroke. Mengurangi minuman beralkohol memangkas risiko stroke

hingga 6 persen.

9. Stres

Hindari stres dan depresi karena bisa mengakibatkan stroke, terutama

buat mereka yang berusia lanjut. Stres bisa menuntun orang menjalani gaya

hidup tak sehat, seperti merokok, menenggak minuman beralkohol, dan malas

beraktivitas. Menghindari stres bisa mengurangi risiko stroke hingga 6 persen.

10. Kolesterol

Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa menyebabkan

terjadinya dyslipidaemia, penyumbatan pembuluh darah, menghambat aliran

darah ke dan dari jantung, dan berujung stroke. Mengurangi makanan yang

mengandung kolesterol tinggi bisa menurunkan risiko stroke hingga 27 persen.

112
Setelah mengetahui penyebab penyakit stroke, penulis ingin memaparkan

cara sederhana yang bisa dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit ini.

1. Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan

berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko

menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Jenis makanan

yang rendah lemak dan tinggi serat sangat disarankan untuk kesehatan. Hindari

konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak

6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah

makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat.

Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan

daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.

2. Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur dapat membuat jantung

dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat

menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah

pada tingkat yang sehat. Bagi orang yang berusia 19-64 tahun, pastikan

melakukan aktivitas aerobik setidaknya 150 menit seminggu yang dibagi dalam

beberapa hari, ditambah dengan latihan kekuatan otot setidaknya dua kali

seminggu. Yang termasuk aktivitas aerobik antara lain jalan cepat atau

bersepeda. Sementara yang termasuk latihan kekuatan, antara lain angkat

beban, yoga, ataupun push-up dan sit-up Namun bagi mereka yang baru

sembuh dari stroke, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter

sebelum memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya mustahil

dilakukan di beberapa minggu atau beberapa bulan pertama setelah stroke.

Pasien bisa mulai berolahraga setelah rehabilitasi mengalami kemajuan.

113
3. Berhenti merokok. Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang

merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat

darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko

berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.

4. Hindari konsumsi minuman beralkohol. Minuman keras mengandung

kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka

seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes

dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat

detak jantung menjadi tidak teratur.

5. Hindari penggunaan NAPZA. Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain

dan methamphetamine, dapat menyebabkan penyempitan arteri dan

mengurangi aliran darah.

Namun ketika sudah mengidap penyakit tersebut, ada beberapa hal yang perlu

diketahui guna mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit dan bisa

memberikan makanan yang bisa memenuhi kebutuhan pasien.

a. Syarat Diet

1. Energi cukup, yaitu 24-25 Kkal/kg BB. Pada fase akut energi diberikan 1100-

1500 Kkal/hari.

2. Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi

kurang, protein diberikan 1,2-1,5 gr/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi

Gagal Ginjal Kronis (GGK), protein diberikan rendah yaitu 0,6 gr/kgBB.

3. Lemak Cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan Energi total. Utamakan sumber

lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan

energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.

114
4. Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan Energi total. Untuk pasien

dengan diabetes mellitus diutamakan karbohidrat kompleks.

5. Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, Cdan E.

6. Mineral cukup, terutam kalsium, magnesium dan kalium. Penggunaan natrium

dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok teh per hari

(setara dengan + 5 gram garam dapur atau 2 gram natrium).

7. Serat diberikan cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah

dan mencegah konstipasi.

8. Cairan diberikan cukup, yaitu 6-8 gelas per hari, kecuali pada keadaan edema

dan asites, cairan dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan

agar porsi makanan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan

diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol.

9. Bentuk makanandisesuaikan dengan keadaan pasien.

10. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

b. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Menurut Sunita Almatsier (2004) berdasarkan tahapannya diet stroke dibagi

menjadi 2 fase, yaitu:

1. Fase Akut (24-48 jam)

Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase

ini diberikan makanan parenteral (nothing per oral / NPO) dan dilanjutkan dengan

makanan enteral (naso gastric tube / NGT). Pemberian makanan parenteral total

perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema

115
serebral. Kebutuhan energi pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5

gr/kgBB; lemak maksimal 2,5 gr/kgBB; dekstrosa maksimal 7gr/kgBB.

2. Fase pemulihan

Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami

gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan peroral secara bertahap

dalam bentuk Makanan cair, Makanan saring, Makanan lunak dan Makanan biasa.

Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai gabungan makanan

NPO, peroral dan NGT sebagai berkut:

1. NPO

2. ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT

3. ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½ bagian melalui NGT

4. diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui NGT

5. diet lengkap per oral

Apabila makanan melalui NGT bertahan selam 6 minggu, perlu

dipertimbangkan kemungkinan pemberian makanan melalui gastrostomi atau

jejunostomi.Bila ada tukak lambung akibat sekresi asam lambung dan gastrin

meningkat (terutama pada stroke hemoragik), makanan diberikan secara bertahap

dengan syarat:

1. Bila tidak ada perdarahan lambung dan cairan Maag Slang(CMS) < 200 ml

maka dapat diberikan makanan enteral.

2. Bila ada perdarahan, untuk sementara diberikan makanan parenteral sampai

perdarahan berhenti dan CMS < 200 ml dalam 6 jam.

116
3. Bila CMS sudah jernih, makanan parenteral dapat diubah menjadi makanan

enteral.

Dengan begitu, kebutuhan energy dan kesehatan pasien bisa tetap terjaga,

dan peluang penderita untuk sembuh jauh lebih besar.

Stroke merupakan masalah neurologik primer yang ada di dunia,

sedangkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar

di Asia. Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala

stroke, belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi

untuk pencegahan stroke ulang berkontribusi terhadap peningkatan kejadian

stroke ulang.

B. PENDERITA PENYAKIT PEMBULUH DARAH PADA

HIPERTENSI

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. (Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes : 2007 )

Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri

adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong melawan dinding

pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke

waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung (misalnya

sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya tahan

pembuluh darahnya/ (hello sehat penyakit hipertensi darah tinggi : 2017)

117
Tidak terdapat penyebab pasti untuk hipertensi primer atau mendasar.

Tekanan darah berkembang secara bertahap dalam jangka waktu tahunan dan

biasanya diperburuk dengan proses penuaan. Bagi hipertensi sekunder,

terdapat kondisi medis yang pada akhirnya mengarah padanya. Berikut adalah

kondisi yang umumnya berhubungan dengan tekanan darah tinggi:

1. Masalah ginjal

2. Tumor kelenjar adrenal

3. Kelainan bawaal pada pembuluh darah

4. Apnea tidur

Hipertensi sekunder juga dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa

obat-obatan dan zat kimia seperti:

1. Pil KB

2. Obat-obatan pilek

3. Obat-obatan pernapasan (dekongestan)

4. Pereda rasa sakit

5. Alkohol

6. Kokain

7. Amfetamin

Adapun penatalaksanaan diet bagi penderita hipertensi sebagai berikut :

a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)

118
Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri

dalam mengkonsumsi garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam

natrium yang terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari

hewan dan tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah

garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari

¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam

atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi. Adapun syarat-syarat diet garam rendah adalah :

a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air

dan/atau hipertensi.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit

dapat diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.

1. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi

berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur.

Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

2. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau

hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet

119
Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt

garam dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

3. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi

ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada

pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).

b) Kandungan Potasium atau Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan

tekanan darah. Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan

dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk

dikonsumsi penderita hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare,

labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan

bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat

dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram

mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan

merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu

menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.

Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti

berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam

darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah

tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus

120
Menurut data WHO, untuk mencegah penyakit tekanan darah

tinggi/hipertensi adalah untuk menerapkan pola hidup yang sehat, bernutrisi,

olahraga teratur dan tidak meroko, Informasi lengkapnya berikut ini :

1. Menjaga Makanan

Menjaga makanan jadi salah satu rekomendasi WHO untuk melakukan

pencegahan hipertensi, Konsumsilah makanan rendah lemak dan kaya serat

seperti roti, biji bijian, beras merah, buah dan sayur. Kurangi konsumsi garam

dalam makanan setidaknya 1 sendok teh perhari.

2. Menjaga Berat Badan

Tahukah anda? WHO kini telah mengkategorikan obesitas sebagai

penyakit, Ya penyakit. Obesitas atau kelebihan berat badan di kategorikan

penyakit oleh WHO karena obesitas dapat memicu berbagi penyakit lainnya dalah

satunya darah tinggi. Sehingga penting untuk menjaga berat badan.

3. Rutin Olahraga

Di dalam raga yang kuat terdapat jiwa yang sehat, Olahraga jadi salah satu

cara untuk mendapatkan badan yang sehat dan fit, Dengan olahraga dapat

mencegah gangguan jantung, pembuluh darah serta darah tinggi.

4. Kurangi Stress

Stress bisa picu penyakit tekanan darah tinggi, stress karena pekerjaan atau

kehidupan dapat memicu tekanan darah naik. Lakukan lah relaksasi seperti

121
liburan, yoga, ibadah atau meditas yang dapat menurunkan tingkat stress yang

anda alami.

5. Stop Konsumsi Alkohol, Kafein, Rokok

Jika anda masih melakukan kebiasa ini makan mulai dari sekarang Stop

Konsumsi Alkohol, Kafein, Roko, WHO merekomendasikan untuk tidak

mengkonsumsi Alkohol, Kafein, rokok jika anda ingin mencegah penyakit darah

tinggi.

Adapun tips singkat diatas cukup berguna untuk mencegah timbulnya

penyakit hipertensi.

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. Berikut adalah kondisi yang umumnya berhubungan dengan

tekanan darah tinggi: Masalah ginjal , tumor kelenjar adrenal, kelainan

bawaan pada pembuluh darah, apnea tidur. Adapun pencegahannya seperti

menjaga makan, berolahraga, tidak mengonsumsi rokok, karein dan alcohol.

DAFTAR PUSTAKA

Access Economics. 2006.Demensia Di Kawasan Asia Pasifik: Sudah Ada Wabah,

Dementia in the Asia Pacific Region.

122
Adams H.P., et al. 2003.Guidlines for The Early Management of Patients with

Ischemic. Journal of The American Heart Association. 34:1056-83

Available from: http://stroke.ahajournals.org/ di unggah pada 15 Januari

2015.

Barba R., Espinosa S.M., Garcia E.R., Pondal M., Vivancos J., Del Ser T.

2000.Poststroke Dem entia: Clinical Features and Risk Factors.

http://stroke.ahajournals.org/ di unggah pada tanggal 15 Januari 2015.

De Koning I., et al. 2000. P.J. The CAMCOG: A Useful Screening Instrument for

Dem entia in Stroke Patients. http://stroke.ahajournals.org/ di unggah

pada tanggal 15 Januari 2015.

Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007 Jakarta : Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Erpinz.2010.Mengendalikan Tekanan Darah Pasca Stroke.

http://www.strokebethesda.com di unggah pada tanggal 12 Januari 2015.

Goldstein, L.B., et al. 2006. Primary Prevention of Ischemic Stroke.Stroke. 37:

1583-1633.

Harsono. 2007. Kapita Selekta Neurologi.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. pp: 25-48.

Kaplan H.I., Sadock B.J. 1997.Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara. pp:

515-532

Lefrina, 2008.Waspadai Stroke Mengancam Usia Muda.

http://klipingcybermedia.htm di unggah pada tanggal 13 Januari 2015.

123
Lumbantobing S.M. 2007.Stroke. Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp: 1-30.

Misbach J., Kalim H. 2007. Stroke Mengancam Usia Produktif.

http://www.medicastore.com/stroke/ di unggah pada tanggal 12 januari

2015

Murti B. 1996. Penerapan Metode Statistik Non Parametik Dalam Ilmu – Ilmu

Kesehatan. Jakarta: Gramedia. pp:85:90.

Kementrian Kesehatan Indonesia. (2010). HIPERTENSI PENYEBAB

KEMATIAN NOMOR TIGA.

http://www.depkes.go.id/article/print/810/hipertensi-penyebab-kematian-

nomor-tiga.html . (Diakses pada 30 Juni 2018)

unknown. (2010). Obat Anti Hipertensi. medicinesia.com,

http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/obat-anti-

hipertensi/.(Diakses pada 30 Juni 2018)

Tika. (2008). PENATALAKSANAAN DIET PADA PENDERITA

HIPERTENSI. http://asaindah.blogspot.com/2008/12/penatalaksanaan-

diet-pada-penderita.html. (Diakses pada 30 Juni 2018)

Pahlev, R. (2012). Terapi Diet Pada Pasien Stroke.

http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/04/terapi-diet-pada-pasien-

stroke.html. (Diakses pada 30 Juni 2018)

124
Aryanto. (2011). Pencegahan Hipertensi Menurut WHO.

http://obatpenurundarahtinggialami.web.id/pencegahan-hipertensidarah-tinggi-

menurut-who/ . (Diakses pada 30 Juni 2018)

Pinzon R. Asanti L. 2010.Awas Stroke! Pengertian, gejala, tindakan, perawatan,

dan pencegahan. Yogyakarta: Andi. 1-4

BAB XI

Diet Pada Gangguan Atau Penyakit

Hati Dan Kantung Empedu

Tujuan umum: setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada gangguan atau penyakit dati dan kantung

empedu.

Tujuan khusus: setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang

1. Syarat diet pada hepatitis,

2. Sirosis hepatitis,

3. Koma hepatikum,

4. Kolelitasis,

125
5. Jenis penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita penyakit

hati.

A. HATI

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam

rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Menurut Rizki Puji

(2015) menyatakan, hati memiliki berat antara 1300-1550 gram, berwarna coklat

dan memiliki pembuluh darah lunak. Terdapat beberapa fungsi hati antara lain :

1. Tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin larut lemak A,D,E, dan K.

2. Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi

obat-obatan dan racun-racun.

Dengan demikian kerusakan pada hati dapat berpengaruh pada saluran

cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan

gangguan gizi. Dua jenis penyakit hati adalah Hepatitis dan Sirosis

Hati. Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksis

atau karena infeksi virus. Sirosis Hati adalah kerusakan hati yang menetap,

disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol, penyumbatan saluran empedu, dan

berbagai kelainan metabolisme. Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan berat

badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, jaundice.

Menurut Atmarita (2005) menyatakan, terdapat 3 jenis diet khusus

penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis

diet penyakit hati tersebut adalah Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet

126
Hati III (DH III). Selain itu pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet

Garam Rendah I.

1. Diet Hati I (DH I)

Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma

sudah dapat diatasi dan pasien sudah mempunyai nafsu makan. Makanan yang

diberikan dalam bentuk cincang atau lunak (Agata Pratiwi, 2012). Pemberian

protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna.

Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid

/BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan

diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(g) Urt

Beras 100 4 gels bubur

Telur ayam 50 1 btr

Maizena 20 4 sdm

Daging 50 1 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 prg sdg pepaya

127
Margarin 30 20 sdm a. Mak

anan Padat
Gula pasir 100 10 sdm

(http://duni

anyatiwie.blogspot.com/2012/04/diet-penyakit-hati-dan-kandung-empedu.html)

b. Makanan

Bahan Makanan Berat(g) urt Padat +

Formula
Beras 100 4 gels bubur
Enteral
Maizena 20 4 sdm
BCAA

Daging 50 1 ptg sdg (Branched

Chain
Sayuran 200 2 gls
Amino
Buah 300 3 prg sdg pepaya
Acid)

Margarin 30 20 sdm
(http://dunia

Formula BCAA 750 ml 3 ¼ gls nyatiwie.blo

gspot.com/2
Gula pasir 25 2 ½ sdm
012/04/diet-

penyakit-hati-dan-kandung-empedu.html)

2. Diet Hati II (DH II)

128
Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet I kepada

pasien yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan

dalam bentuk lunak atau biasa (Agata Pratiwi,2012). Protein diberikan 1 g/Kg

berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk

yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A

& C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air,

makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan

diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(g) urt

Beras 250 5 gels tim

Maizena 20 4 sdm

Daging 100 2 ptg sdg

Telur Ayam 50 1 btr

Tempe 100 4 ptg sdg

Kacang Hijau 25 2 ½ sdm

Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 ptg sdg pepaya

Minyak 25 2 ½ sdm
(http://dunian
Gula Pasir 70 7 sdm
yatiwie.blogs
Susu 200 1 gls
pot.com/2012

/04/diet-penyakit-hati-dan-kandung-empedu.html)

129
3. Diet Hati III (DH III)

Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau

kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan

sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak,

mi9neral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau

air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.

a. Bahan Makanan Sehari

b. Bahan Makanan yang Dibatasi

Bahan Makanan yang dibatasi Diet Hati I, II, dan III adalah dari sumber

lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan

santan serta

Bahan Makanan Berat(g) Urt bahan makanan

yang
Beras 200 4 gls tim
menimbulkan
Maizena 40 8 sdm
gas seperti ubi,

Daging 100 2 ptg sdg kacang merah,

Telur Ayam 50 1 btr kol, sawi, lobak,

ketimun, durian,
Tempe 50 2 ptg sdg
dan nangka.
Sayuran 200 2 gls

Buah 300 3 prg sdg pepaya

Minyak 25 2 ½ sdm

Gula pasir 70 7 sdm


130
c. Bahan Makanan yang tidak dianjurkan

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, dan III adalah

makanan yang mengandung alkohol, teh, atau kopi kental.

4. Diet Garam Rendah I (DGH I)

Menurut Pramono (2010) mengungkapkan “Diet garam rendah I diberikan

kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada

pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan

makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet garam rendah I

ini adalah 200-400 mg Na.”

B. KANTUNG EMPEDU

Menurut venusonline.wordpress.com (2012) menyatakan, kantong empedu

adalah organ kecil yang terletak di dekat pertengahan perut daerah tubuh. Fungsi

utamanya adalah untuk menyimpan empedu yang berasal dari hati. Empedu

merupakan zat yang membantu dalam pencernaan lemak.

Jenis Penyakit Pada Kandung Empedu

1. Kolelitiasis

Adalah pembentukan batu empedu tanpa disertai infeksi. Batu dari

kantung empedu bila masuk ke duodenum kadang tidak menimbulkan gejala,

tetapi bila ada yang terselip di saluran empedu akan menyumbat saluran, timbul

rasa nyeri dan kram. Dengan tidak adanya cairan emepedu di duodenum maka

mengakibatkan penyerapan lemak terganggu. Hal ini juga menyebabkan warna

tinja menjadi pucat. Jika hal ini tidak diobati maka menjadi jaundice (penyakit

kuning) dan rusaknya organ hati.

131
Faktor-faktor yang memengaruhi :

a. perempuan d. riwayat keluarga

b. wanita hamil e. kegemukan

c. usia lanjut f. Penyakit radang usus

d. riwayat keluarga

2. Kolesistitis

Adalah peradangan saluran empedu karena adanya batu empedu.

Preradangan ini dapat bersifat akut atau kronis. Peradangan ini terjadi karena

adanya batu yang menyumbat saluran empedu.

Gejala yang nampak pada pasien kolesistitis akut adalah nyeri perut kanan

atas, mual, demam & panas, jaundice. Dan dapat diatasi dengan operasi kantung

empedu. Sedangkan kolesistitis yang kronis sangat sensitif dengan makanan

berlemak, nyeri kolik (nyeri perut yang memelintir dan biasanya hilag timbul),

belching (bersendawa), flatulence (sering kentut.

132
(http://diiansftr.blogspot.com/2017/05/kandung-empedu-kandung-empedu-

merupakan.html)

Menurut wikihow.com mengungkapkan, mengenali gejala penyakit

kandung empedu dengan cara :

1. Waspadai gejala awal penyakit

Beberapa gejala awal penyakit kandung empedu antara lain, perut

kembung, serdawa, rasa panas di ulu hati, konstipasi, atau gangguan pencernaan.

Tanda-tanda ini bisa terabaikan, atau didiagnosis dan dianggap sebagai masalah

yang kurang serius, padahal perawatan sejak dini bisa menjadi kunci

kesembuhannya. Gejala-gejala ini menandakan bahwa makanan tidak dicerna

dengan baik, suatu hal yang lazim terjadi pada penyakit kandung empedu.

2. Waspadai gejala yang mirip dengan flu perut, atau kasus ringan keracunan

makanan. Gejala ini meliputi mual dan lelah berkepanjangan, serta muntah.

3. Perhatikan nyeri yang Anda rasakan

Masalah kandung empedu bisa menyebabkan nyeri di perut bagian atas

yang meluas ke bahu kanan Anda. Nyeri ini bisa terjadi terus-menerus, atau hilang

timbul, bergantung pada penyebab masalah kandung empedu secara khusus. Nyeri

ini mungkin akan terasa lebih berat setelah makan makanan berlemak tinggi.

4. Perhatikan bau badan dan bau mulut yang tidak sedap

Jika sejak lama Anda mengalami masalah bau badan, atau bau mulut yang

tidak sedap (halitosis), biasanya ini bukan disebabkan oleh masalah serius.

Namun, jika Anda tiba-tiba mengalaminya, dan kondisi ini tidak mereda dalam

133
beberapa hari, bisa saja menandakan masalah tertentu, seperti gangguan pada

kandung empedu.

5. Perhatikan tinja Anda

Salah satu tanda yang paling jelas pada masalah kandung empedu adalah

tinja yang berwarna cerah atau pucat. Tinja yang cerah dan lunak dapat

disebabkan oleh kekurangan cairan empedu. Urin Anda juga mungkin akan

berwarna lebih gelap, dan warna ini tidak dapat berubah seiring dengan

peningkatan asupan air. Beberapa orang mengalami diare selama tiga bulan atau

lebih, dan buang air besar hingga 10 kali dalam satu hari.

6. Waspadai gejala demam, kedinginan, dan menggigil

Gejala ini biasanya timbul pada kasus penyakit kandung empedu stadium

lanjut. Sekali lagi, gejala ini juga lazim terjadi pada penyakit lainnya, namun jika

Anda juga sakit perut dan mengalami gejala kandung empedu lainnya, demam

mungkin menandakan bahwa penyakit Anda semakin parah.

faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu:

(alodokter.com)

1. Faktor usia. Risiko penyakit batu ginjal akan bertambah seiring usia. Penyakit

ini umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.

2. Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu lebih tinggi

dibandingkan pria.

134
3. Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih

tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat

perubahan hormon estrogen selama masa kehamilan.

4. Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan

berat badan, obesitas, hingga penurunan berat badan drastis.

Menurut (docdoc.com) penyakit empedu dapat diobati dengan cara :

1. Antibiotik

Antibiotik dapat diberikan apabila kantung empedu terkena infeksi atau

peradangan. Namun, antibiotik tidak dapat menyembuhkan penyebab dari

gangguan empedu, misalnya batu empedu. Akan tetapi, obat ini berperan penting

untuk mencegah penyebaran infeksi.

2. Operasi

Operasi pada kantung empedu, yang disebut kolesistektomi, bertujuan

untuk mengangkat tumor ganas atau batu, polip, atau penyumbatan yang

mengganggu.

3. Kemoterapi atau terapi radiasi

Untuk memastikan kanker tidak kembali tumbuh setelah tumor yang ganas

diangkat, pasien disarankan untuk menjalani kemoterapi atau terapi radiasi.

4. Asam ursodeoksikolat

135
Pasien yang mengalami gangguan empedu namun tidak dapat menjalani

operasi dapat mencoba untuk mengecilkan batu empedu dan menghilangkan

gejalanya dengan meminum obat asam ursodeoksikolat.

5. Cairan pelarut

Cara ini adalah teknik yang lebih jarang digunakan untuk menguraikan

batu empedu. Cara ini dilakukan dengan menyuntikkan zat kimia ke dalam

kantung empedu.

6. Extracorporeal shockwave lithotripsy

Metode ini adalah teknik yang lebih modern untuk menghilangkan batu

empedu. Metode ini dapat memecahkan batu empedu dengan menggunakan

gelombang kejut energi tinggi yang dipancarkan dari sebuah mesin. Namun,

metode ini hanya dapat berhasil apabila ada beberapa batu empedu kecil yang

ingin dihilangkan.

Saat ini, operasi kantung empedu dapat dilakukan dengan cara tradisional

atau laparoskopi, juga dikenal sebagai operasi lubang kunci. Laparoskopi adalah

jenis operasi di mana dokter bedah akan membuat sayatan kecil dan memasukkan

kateter melalui sayatan tersebut. Tindakan ini merupakan metode bedah yang

lebih baik dibandingkan laparotomi, atau operasi tradisional yang membutuhkan

sayatan yang besar. Operasi laparoskopi sekarang lebih banyak digunakan,

asalkan kondisi pasien memungkinkan, untuk mengurangi nyeri dan

ketidaknyaman pasien serta mempersingkat waktu pemulihan setelah operasi.

a. Diet Kantung Empedu

136
Tujuan diet kantung empedu adalah untuk mencapai dan mempertahankan

status gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung empedu, dengan cara:

1. Menurunkan berat badan bila kegemukan, yang dilakukan secara bertahap.

2. Membatasi makanan yang menyebabkan kembung atau nyeri abdomen.

3. Mengatasi malabsobsri lemak.

Syarat-syarat diet penyakit kandung empedu adalah:

1. Energi sesuai kegemukan. Bila kegemukan diberikan diet rendah energi.

Hindari penurunan berat badan yang terlalu cepat.

2. Protein agak tinggiyaitu 1-1,25 g/kg BB

3. Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai pada keadaan akutnya

mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20- 25% dari kebutuhan

energi total. Bila ada steatorea dimana lemak feses > 25 g/ 24 jam, lemak dapat

diberikan dalam bentuk asam lemak rantai sedang (MCT), yang mungkin dapat

mengurangi lemak fesesdan mengurangi vitamin dan mineral.

4. Bila perlu diberikan suplemen vitamin A,D,E, dan K.

5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat meningkat kelebihan

asam empedu dalam saluran cerna.

6. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak

nyaman.

Diet Kantung Empedu

1. Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien pasien kolesistitis dan kolelitiasis

dengan kolikakut. Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman

manis. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamin A dan C.

Sebaiknya diberikan selama 1-2 hari saja.

137
Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) urt

Buah 1000 10 ptg sdg pepaya

Sirup 400 2 gls

Gula pasir 100 10 sdm

Nilai Gizi

Energi 966 kkal kalsium 200 mg

Proein 5g Besi 17 mg

0g Vitamin A 1100 RE

Lemak

Tiamin 0,4 mg

Karbohidrat 244 g Vitamin c 780 mg

Pembagian Bahan makanan Sehari

Pukul 07.00 Teh 1 gls

Pukul 08.00 Pisang 1 bh sdg

Pukul 10.00 Papaya 2 ptg sdg

Pisang 2 bh sdg
Pukul 12.00
Sirup 1 gls

138
Pukul 15.00 Papaya 2 ptg sdg

Pisang 2 bh sdg
Pukul 18.00
Sirup 1 gls

Pisang 1 bh sdg
Pukul 20.00
Teh manis 1 gls

2. Diet lemak Rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah dapat

diatasi dan perasaan mual sudah berkurang atau kepala pasien penyakit saluran

empedu kronis yang terlalu gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan

dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa. Makanan ini rendah energi, kalsium, dan

tiamin.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g)


Urt

Beras 100 4 gelas bubur

Telurayam 50 1 btr

Daging 100 2 ptg sdg

Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 200 2 gls

Buahpepaya 400 4 ptg sdg

Margarin 10 1 sdm

Gulapasir 30 3 sdm

139
Nilai Gizi

Energi 1250 kkal Besi 21 mg

Protein 56,2 g Vitamin A 12248 RE

Lemak 34 g Tiamin 0,7 mg

Karbohidrat 187 g Vitamin C 184 mg

Kalsium 335 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00 dan 16.00

30 g = 1 gls
Beras Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
bubur

Telurayam 50 g = 1 btr Gula pasir 10 g = 1 sdm

Sayuran 50 g = ½ gls

Gulapasir 10 g = 1 sdm

papaya 100 g = 1 ptg sdg

Pisang 5 g = ½ sdm

Siang dan Malam

Beras 35 g = 1 gls bubur

Daging 50 g = 1 ptg sdg

Tempe 50 g = 2 ptg sdg

Sayuran 75 g = ¾ gls

140
Papaya 100 g = 1 ptg sdg

Margarin 5 g = ½ sdm

3. Diet Lemak Rendah III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu

yang tidak gemuk dan cukup mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien

diberikan bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup energi dan semua zat besi.

Bahan Makan Sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt

Beras 250 5 gls tim

Maizena 20 4 sdm

Telur Ayam 50 1 btr

Daging 100 2 ptg sdg

Tempe 100 4 ptg sdg

Sayuran 250 21/2 gls

Buah 200 2 ptg sdg pepaya

Margarin 10 1 sdm

Gula Pasir 80 8 sdm

Susu skim bubuk 20 4 sdm

Nilai Gizi

141
Energi 2073 kkal Besi 21,8 mg

Protein 74 g Vitamin A 14049 RE

Lemak 34 g Tiamin 0,9 mg

Karbonhidrat 369 g Vitamin C 143 mg

kalsium 100 mg

Pembagian Bahan makan

Pagi Pukul 10.00

Beras 1 gls tim Susu skim bubuk 20 g = 4 sdm

Telur Ayam 1 btr Maizena 20 g = 4 sdm

Sayuran 50 g = ¼ gls Gula pasir 40 g = 4 sdm

Gula Pasir 20 g = 2 sdm

Siang dan Malam Pukul 16.00

Beras 100 g = 2 gls tim Gula Pasir 20 g = 2 sdm

Daging 50 g = 1 ptg sdg

Tempe 50 g = 2 ptg sdg

Sayuran 100 g = 1 gls

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

margarin 5 g = ½ sdm

Bahan Makanan Yang Tidak Dianjurkan

Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet penyakit kandung

empedu adalah makanan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan

142
makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak

ketimun, durian dan nangka.

Daftar Rujukan

Almatsier, S. (2004). Penuntun Diet Edisi Terbaru. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Docdoc. -. Cara Mengobati Penyakit Empedu, (Online),

(https://www.docdoc.com/ id/info/condition/gangguan-empedu/) diakses

tanggal 3 Juli 2018

Hadley, C. -. Mengenali Gejala Penyakit Empedu, (Online), (https://id.wikihow.

com/Mengenali-Penyakit-Kandung-Empedu) diakses tanggal 1 Juli 2018

Marianti. -. Faktor Resiko, (Online), (https://www.alodokter.com/batu-empedu)

diakses tanggal 3 Juli 2018

Safitri, D. 2017. Diet Kandung Empedu, (Online), (http://diiansftr.blogspot.com/

2017/05/kandung-empedu-kandung-empedu-merupakan.html)

diakses tanggal 1 Juli 2018

Venus. 2012. Pengertian dan Fungsi Kandung Empedu, (Online),

(https://venusonline.wordpress.com/2012/02/09/fungsi-kandung-empedu-

dan-penyakit-kandung-empedu/) diakses tanggal 1 Juli 2018

143
BAB XII

DIET PADA PENYAKIT ENDOKRIN

Tujuan umum: Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada penyakit Endokrin.

Tujuan Khusus: Setelah mengikuti proses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang :

1.Syarat diet pada diabetes melitus, hipertiroidisme, hipertiroidisme. (Jenis

penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita penyakit endokrin)

A. Gangguan endokrin

Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada

tubuh yang menghasilkan hormon untuk membantu tubuh mengatur berbagai

proses. Kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.

(hallosehat.com,2017)

B. Tanda-tanda & gejala penyakit endokrin

Gejala-gejala dari gangguan endokrin. (hallosehat.com,2017) menyatakan bahwa

“Dapat berkisar dari ringan atau tidak ada gejala hingga serius dan mempengaruhi

seluruh tubuh Anda. Tergantung pada bagian spesifik dari sistem endokrin yang

terpengaruh, beberapa gejala dapat digolongkan menjadi”:

1. Diabetes Mellitus

144
Pengertian diabetes melitus. (Hallosehat.com,2017) menyatakan bahwa

“Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus, yang terjadi

apabila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal”.

Gejala diabetes meliputi:

a. Haus atau lapar yang berlebih

b. Kelelahan

c. Sering buang air kecil

d. Mual dan muntah

e. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan

f. Perubahan pada penglihatan. (Hallosehat.com,2017)

2. Hipertiroidisme

(Hallosehat.com,2017) menyatakan bahwa “Pengertian Hipertiroidisme adalah

kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif”. Gejala umum dari

hipertiroidisme meliputi:

a. Diare

b. Kesulitan tidur

c. Kelelahan

d. Goiter

e. Intoleransi terhadap panas

f. Mudah marah dan perubahan mood

g. Detak jantung yang cepat (takikardia)

h. Tremor

145
i. Penurunan berat badan tanpa penyebab

j. Kelemahan. ((Hallosehat.com,2017)

3. Hipotiroidisme

(Hallosehat.com,2017) menyatakan “Hipotiroidisme merupakan kondisi di mana

tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid”. Gejala umum

dari hipotiroidisme meliputi:

a. Intoleransi terhadap dingin

b. Sembelit

c. Menurunnya produksi keringat

d. Rambut kering

e. Kelelahan

f. Goiter

g. Nyeri pada sendi dan otot

h. Periode menstruasi yang terlewat

i. Detak jantung yang melambat

j. Muka membengkak

k. Kenaikan berat badan. (Hallosehat.com,2017)

C. Penyebab

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam 2 kategori:

a. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon

endokrin, yang disebut ketidakseimbangan hormon

146
b. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin, yang

dapat atau tidak mempengaruhi kadar hormon. (Hallosehat.com,2017)

D. Faktor-faktor risiko

Ada banyak faktor risiko yang membuat Anda mengalami gangguan endokrin,

yaitu:

a. Meningkatnya kadar kolesterol

b. Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin

c. Inaktivitas

d. Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun

e. Pola makan yang buruk

f. Kehamilan (pada kasus seperti hipotiroidisme)

g. Operasi, trauma, infeksi atau cedera serius yang baru saja terjadi.

(Hallosehat.com,2017)

E. Diet pada Macam-macam Penyakit Endokrin

a. Diet pada Penderita Diabetes Mellitus

Menurut Sulistyowati (dalam Ithaswar,2017) menyatakan bahwa “Diet diabetes

mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus

berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan”

1. Tujuan dan Syarat Diet

(Ithaswar,2017) menyatakan bahwa “Tujuan utama yang diharapkan

dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien memperbaiki

147
kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik

yang lebih baik”.

(Ithaswar,2017) Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka diet

yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Jumlah energi diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik, proses

pertumbuhan, dan kelainan metabolik.

b. Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk

menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total konsumsi.

Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan

digunakan jenis karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.

c. Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan protein yang bernilai

biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).

d. Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan lemak jenuh serta kolestrol

tidak dikonsumsi.

e. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhannya.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh

penderita Diabetes Mellitus adalah:

a. Sumber Karbohidrat kompleks

Seperti beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula,

hunkue, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit.

b. Protein Hewani

148
Ayam tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal

2x/minggu.

c. Sayuran

Semua sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau

berwarna hijau seperti bayam, kangkung, daun singkong, dll.

d. Buah

Semua buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut

jumlah yang sudah ditentukan (Ithaswar,2017)

Makanan-makanan yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi

oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:

a. Makanan dan minuman yang mengandung gula murni seperti gula

pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake, selai, sirup, kue

tart, jelly, dll.

b. Makanan yang digoreng dan menggunakan santan kental

(mengandung lemak jenuh).

c. Makanan yang mengandung banyak garam seperti ikan asin, telur

asin, makanan yang diawetkan seperti saus, kecap, abon, sarden

kaleng, buah kalengan, dan lain-lain (Ithaswar,2017)

2. Pengaturan Makanan pada DM Tipe I

Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar, berkeringat, lelah,

lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat sekali,

pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar

149
mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila

makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang

diberikan, maka akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari

normal) (Ithaswar,2017)

Untuk mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk

semua penderita diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang

rendah. Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi

dengan perbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan

kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari (Ithaswar,2017)

(Ithaswar,2017) mengungkapkan bahwa “Penderita DM dianjurkan

untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah

cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan

kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula

darah setelah makan". Juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang

diekskresikan ke dalam usus dari empedu (Ithaswar,2017).

3. Pengaturan Makanan pada DM Tipe II

(Ithaswar,2017) menyatakan bahwa “Pada penderita DM tipe II,

pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil

pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan

obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin”. Mayoritas

penderita DM tipe II mengalami obesitas, jadi tujuan utama pengaturan

makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk itu

penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah

150
kalori keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pengurangan jumlah total

energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa (Ithaswar,2017).

(Ithaswar,2017) mengungkapkan bahwa “Penderita DM tipe II yang

kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan

tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan

kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam

lemak jenuh”.

b. Diet pada Penyakit Hipertiroidisme

Kebutuhan zat gizi pada penderita hipertiroidisme mencakup:

a. Menghindari konsumsi garam beryodium secara berlebihan

b. Menghindari makanan yang beryodium tinggi seperti ubur- ubur,

ganggang laut, lumut.

c. Pilihlah makanan yang mengandung cukup karbohidrat dan lemak yang

berfungsi sebagai protein.

d. Konsumsi makanan yang mengandung suplemen alami yaitu yang

mengandung vitamin dan nutrisi seperti riboflavin, Lecithin dan thiamin

(Wirdati Mardhatillah,2013).

Diet yang diberikan pada penderita hipertiroidisme yaitu Diet Tinggi

Kalori Tinggi Protein (TKTP) sering juga disebut dengan diet Energi Tinggi

Protein Tinggi (ETPT) yaitu diet yang mengandung energi dan protein di atas

kebutuhan normal (Almatsier (dalam Wirdati Mardhatillah,2013)). (Wirdati

Mardhatillah,2013) mengungkapkan bahwa “Diet ini diberikan dalam bentuk

makanan biasa ditambah dengan makanan sumber protein tinggi seperti susu,

151
telur, dan daging. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai nafsu makan

dan dapat menerima makanan lengkap”.

Menurut Almatsier (dalam Wirdati Mardhatillah,2013)) menyatakan

bahwa “Pemberian diet TKTP ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi

kerusakan jaringan tubuh serta untuk menambah berat badan hingga mencapai

berat badan normal”. Adapun syarat-syarat diet TKTP ini adalah energi tinggi,

yaitu 40-45 kkal/kg BB; protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB; lemak cukup,

yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total; karbohidrat cukup, yaitu sisa dari

kebutuhan energi total; vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal;

dan makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier (dalam Wirdati

Mardhatillah,2013)).

Pemberian diet TKTP disesuaikan dengan jenis diet TKTP yang

harus diberikan. Adapun jenis diet TKTP adalah berupa diet TKTP I dan

diet TKTP II. Diet TKTP I dengan energi 2600 kkal dan protein 100 g (2

g/kg BB). Diet TKTP II dengan energi 3000 kkal dan protein sebesar 125

g (2,5 g/kg BB). Indikasi pemberian diet TKTP ini adalah pada penderita

hipertiroid (Wirdati Mardhatillah,2013).

(Wirdati Mardhatillah,2013) mengungkapkan bahwa “Bahan

makanan sehari-hari adalah berupa makanan biasa ditambahkan dengan

bahan makanan yang ditambahkan yaitu berupa susu, telur ayam, daging,

formula komersial, dan gula pasir”.

c. Diet pada Penyakit Hipotiroidisme

152
(Doktermu.com,2011) mengungkapkan bahwa “Yodium merupakan

komponen utama dari hormon tiroid. Oleh karena itu dianjurkan bagi

orang dengan hipotiroidisme untuk mengkonsumsi makanan yang kaya

yodium karena dapat membantu merangsang produksi hormon tiroid oleh

kelenjar tiroid”. (Doktermu.com,2011) mengungkapakan bahwa

“Beberapa makanan yang kaya yodium misalnya keju cheddar, makanan

laut seperti ikan laut, sushi, rumput laut, trifle, telur, dan mayones. Selain

itu, gunakan garam beryodium saat memasak sebagai pengganti garam

batu, untuk yodium tambahan”.

Makanan kaya serat dapat membantu mengurangi berat badan,

membantu buang air besar secara teratur, dan menurunkan kolesterol.

Serat khususnya dapat menangani tiga gejala hipotiroidisme yaitu

kenaikan berat badan, sembelit, dan meningkatkan kolesterol serum.

Contoh makanan kaya serat adalah sereal, oatmeals, sebagian besar buah

dan sayuran, serta gandum (Doktermu.com,2011).

(Doktermu.com,2011) menyatakan bahwa “Penderita tiroid kurang

aktif di dalam dietnya harus menambahkan makanan kaya selenium.

Nutrisi ini diperlukan untuk mengubah hormon tiroid tiroksin (T4), yaitu

hormon yang paling banyak dalam tubuh, menjadi triiodothyronine (T3),

hormon yang bentuk fungsionalnya dinamis”. (Doktermu.com,2011)

mengungkapkan bahwa “Berbagai makanan yang kaya selenium misalnya

kacang brazil, tuna, tiram, ikan pedang, ikan haring, kalkun, dan banyak

lagi. Namun perlu diperhatikan bahwa asupan selenium yang berlebihan

153
dapat menyebabkan keracunan. Oleh karena itu disarankan Anda mencatat

konsumsi makanan jenis ini”.

(Doktermu.com,2011) menyatakan bahwa “Di sisi lain, ada beberapa

makanan yang harus dihindari karena dapat mengganggu produksi tiroid.

Makanan tersebut antara lain brokoli, kubis, kembang kol, kecambah, kale,

bayam, lobak, kedelai, kacang tanah, biji rami, dan lain sebagainya”.

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Diabetes Mellitus

a. Pengertian : Diabetes mellitus adalah gangguan endokrin yang terjadi apabila

pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat

menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal.

b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk

mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

c. Alat dan Bahan :

1. Peralatan makan

2. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus

3. Air minum

d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan pada pasien

e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel

f. Pelaksanaan :

- Mencuci tangan

- Mendekat alat dan bahan

- Mengatur posisi pasien semi fowler

154
- Mencuci tangan

- Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

- Memberikan minum

- Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

- Membereskan alat

- Mencuci tangan

Evaluasi : - tanyakan keadaan pasien setelah tindakan

- Observasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Hipertiroidisme

a. Pengertian : kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif.

b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk

mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

c. Alat dan Bahan :

4. Peralatan makan

5. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus

6. Air minum

d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan pada pasien

e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel

f. Pelaksanaan :

- Mencuci tangan

- Mendekat alat dan bahan

155
- Mengatur posisi pasien semi fowler

- Mencuci tangan

- Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

- Memberikan minum

- Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

- Membereskan alat

- Mencuci tangan

Evaluasi : - tanyakan keadaan pasien setelah tindakan

- Observasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) pada Penyakit Hipotiroidisme

a. Pengertian : kondisi di mana tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu

sedikit hormon tiroid.

b. Tujuan : untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan untuk

mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

c. Alat dan Bahan :

7. Peralatan makan

8. Makanan yang sudah disiapkan untuk penderita diabetes mellitus

9. Air minum

d. Persiapan Pasien : menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang akan

dilakukan pada pasien

e. Persiapan Lingkungan : menutup lingkungan dengan korden atau sketsel

f. Pelaksanaan :

156
- Mencuci tangan

- Mendekat alat dan bahan

- Mengatur posisi pasien semi fowler

- Mencuci tangan

- Memberikan makanan pada pasien dengan menggunakan sendok

- Memberikan minum

- Mengatur posisi tidur pasien seperti semula

- Membereskan alat

- Mencuci tangan

Evaluasi : - tanyakan keadaan pasien setelah tindakan

- ObservasI

DAFTAR PUSTAKA

idbiodiversitas.com. 2016. Apa itu diet dan jenis diet berdasarkan penyakit,

(Online), (http://www.idbiodiversitas.com/2016/04/apa-itu-diet-tau-gak-sih-

diet-sangat.html), diakses 28 Juni 2018.

hellosehat.com. 2017. Apa itu gangguan sistem endokrin?, (Online),

(https://hellosehat.com/penyakit/gangguan-sistem-endokrin/), diakses 28 Juni

2018.

Ithaswar. 2013. Diet Untuk Penyakit Diabetes Melitus, (Online), (http://itha-

aswar.blogspot.com/2013/06/diet-untuk-penyakit-diabetes-melitus.html),

diakses 28 Juni 2018.

157
doktermu.com. 2011. Diet untuk Penderita Hipotiroidisme, (Online),

(http://doktermu.com/Diet/diet-untuk-penderita-hipotiroidisme.html), diakses

28 Juni 2018.

Mardhatillah, W. 2013. Memahami Kebutuhan Zat Gizi dan Diet pada Hipotiroid

dan Hipertiroid, (Online), (http:// wirdatimardhatillah. blogspot.com/2013/11

/memahami-kebutuhan-zat-gizi-dan-diet_8385.html), diakses 28 Juni 2018.

BAB XIII

Diet Pada Kelainan Kehamilan

Tujuan umum: setelah mengikuti preses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang diet pada kelainan kehamilan.

Tujuan khusus: setelah mengikuti preses belajar mahasiswa mampu memahami

dan menjelaskan tentang

1. syarat diet pada hiperemesis dan pre eklamasia-eklamsia,

2. jenis penyakit, kebutuhan zat gizi dan jenis diet pada penderita kelainan

kehamilan.

A. Zat Gizi Penting Untuk Ibu Hamil

Menurut (FK Gizi Universitas Brawijaya;2016; http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-

seimbang-ibu-hamil/. Diakses tanggal 28 Juni 2018) Selama kehamilan ada

beberapa zat gizi yang kebutuhannya meningkat dan patut mendapatkan

158
perhatian karena amat bermanfaat bagi pertumbuhan janin. Di antaranya asam

folat, kalsium, dan zat besi.

* Asam Folat

Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk

mengurangi NTD(Neural Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat.

Disarankan dikonsumsi semenjak masa persiapan atau sebelum kehamilan

karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Tak

perlu khawatir, karena kelebihan asupan ini akan dibuang secara otomatis.

Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram

per hari per orang. Jadi ada tambahan sebanyak 200 mikrogram per hari per

orang dibanding manusia dewasa yang tidak hamil. Sumber asam folat antara

lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, stroberi, dan bayam. Namun,

karena mengonsumsi makanan tersebut belum menjamin terpenuhinya

kebutuhan ini maka ibu hamil tetap dianjurkan mendapat asupan suplemen

asam folat.

* Kalsium

Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua

dan ketiga kehamilan. Pada masa inilah janin mulai tumbuh dengan pesat,

terutama pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg per

hari (sama dengan mengonsumsi 2 gelas susu atau 125 g keju), jauh lebih

banyak dibanding kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1.000 mg

per hari.

Ada banyak sumber kalsium, di antaranya, telur, susu, ikan teri, ikan

salmon, sardin, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan (kacang kedelai,

159
kacang tanah) dan wijen. Namun, waspadai makanan sumber kalsium yang

berserat. Perlu diketahui serat yang berlebihan akan menurunkan waktu transit

makanan di dalam sel cerna sehingga mengurangi kesempatan tubuh

mengabsorpsi kalsium dengan maksimal.

Bila kebutuhan akan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil

cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya, rangka tulang akan cepat rapuh

karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami keropos tulang dini.

Sedangkan dampak kekurangan kalsium secara langsung pada janin tak ada.

* Zat Besi

Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme

energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-

organ tubuh. Buntut-buntutnya dapat memengaruhi perkembangan janin.

Kekurangan zat besi umumnya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih,

pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya

kekebalan dan gangguan penyembuhan luka.

Mengapa banyak ibu hamil kekurangan zat besi? Sebab, memasuki

trimester kedua dan ketiga ibu mengalami "hemodilusi" (pengenceran). Hal ini

terjadi karena ibu hamil memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan

akan sel darah merahnya juga bertambah. Kondisi ini bisa dianalogikan sebagai

sirop dan air. Sirop ibarat sel darah merah dan air ibarat cairan dalam tubuh

ibu. Bila dalam keadaan normal, untuk membuat sirop dibutuhkan satu gelas

air putih dan dua sendok makan sirop. Namun dalam keadaan hamil karena

airnya bertambah banyak maka siropnya (sel-sel darah) pun mestinya

ditambah.

160
Jadi tak perlu heran bila banyak ibu hamil pada trimester kedua dan

ketiga membutuhkan lebih banyak zat besi. Banyak wanita di Indonesia

mengalami kekurangan zat besi, sehingga kadar hemoglobinnya rendah. Hal ini

tentu berpengaruh pada kualitas kesehatan ibu dan janin.

Jumlah zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per

trimesternya. Pada trimester pertama, tambahan akan zat besi belum

dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual

dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi

ini.

Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg

per hari per berat badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau,

atau setengah genggam daun ubi). Kemudian bertambah menjadi 39

mikrogram per hari per berat badan pada trimester ketiga (sama dengan

mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah

bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia

tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

Tabel 1.1 kenaikan berat badan yang dianjurkan pada saat

kehamilan

Source : (http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-

diet-ibu-hamil-dengan_4130.html)

Jumlah kenaikan berat yang


Kategori berat badan (BB)
dianjurkan

BB kurang 12-18 kg

Normal 11,3-15, 75 kg

161
BB berlebih 6,75-11, 25 kg

Obesitas 6,75 kg

Dari segi Ilmu Gizi memang Ibu hamil memerlukan makanan yang lebih

dalam hal mutu (kualitas) dan jumlahnya (kuantitas), mengingat makanan

tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan ibu yang bersangkutan, juga

untuk pertumbuhan janin yang dikandungnya.

Perlu diketahui bahwa penanganan gizi yang baik selama hamil bertujuan

untuk :

1. Memperkecil komplikasi kehamilan

2. Melahirkan bayi sehat

3. Mempersiapkan ibu memasuki tahap persalinan dan menyusui.

Ada beberapa kondisi khusus yang mempengaruhi keadaan ibu hamil

dengan resiko tinggi terhadap keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan

yaitu :

- Kondisi karena kehamilan itu sendiri

- Kondisi karena penyakit yang diderita ibu sebelumnya

B. Berbagai Macam Komplikasi Kehamilan

1. Pre-eklampsia dan eklampsia

2. Hiperemesis gravidarum

3. Anemia

4. Gestational diabetes

5. Abortus

1. Pre Eklamsia

162
Diet Preeklamsia

- Tujuan Diet:

Mencapai & mempertahankan status gizi normal, mencapai &

mempertahankan tekanan darah normal, mencegah & mengurangi retensi

garam/air, mencapai keseimbangan nitrogen, menjaga agar penambahan

berat badan tdk melebihi normal, mengurangi & mencegah timbulnya

factor resiko lain pd saat hamil/ setelah melahirkan.

- Syarat diet:

1. Energy & semua zat gizi cukup sesuai kemampuan pasien.

2. Pertambahanan energy tdk>300 kkal dari makanan sebelum hamil.

3. Garam diberikan rendah sesuai berat ringannya retensi garam/air.

Pertambahanan BB diusahakan seimbang.

4. Protein tinggi, 1,5-2 gr/kg BB.

5. Lemak & KH cukup. Vitamin cukup terutama vit.c & B6 sedikit lebih

tinggi, mineral cukup terutama kalium & kalsium.

6. Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien.

7. Cairan 2500 ml/hr. pada keadaan oliguria, cairan dibatasi &

disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat &

pernapasan. (Dikutip dari Perawat Punya Cerita; 2013;

http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-diet-ibu-hamil-

dengan_4130.html. Diakses tanggal 28 Juni 2018).

Tabel 2.2 contoh menu makan sehari ibu hamil diit preeklampsia

163
Source : (http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-

diet-ibu-hamil-dengan_4130.html).

Makan pagi Makan siang Makan malam

Nasi tim Nasi Tim Nasi Tim

Telur ceplok Daging bb Terik Ikan bb Kuning

Tumis Kacang Panjang Tempe bacem Gadon Tahu

Taoge Buah Tumis Kangkung

Buah

Rasa yang kurang enak bisa diperbaiki dengan penggunaan bumbu

alami seperti bawang, lengkuas dan lain-lain yang memberikan rasa sedap pada

makanan atau dengan cara pengolahan seperti dipanggang dan sebagainya

2. Diet Hiperemesis Gravidarum

1) Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur

memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

2) Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyan adalah:

a) Karbohidrat tinggi

164
b) Lemak rendah

c) Protein sedang

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan

dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan

diberikan sering dalam porsi kecil

f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada

makan

malam dan selingan malam

g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,yaitu:

1. Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis

gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau

rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama

makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang

terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

2. Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet

diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan

yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan

makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi

kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.

165
3. Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum

ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh

diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan

energi dan semua zat gizi.

4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :

a) Roti panggang, biskuit, crackers

b) Buah segar dan sari buah

c) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer

5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah

makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu

tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung

zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak

dianjurkan.

Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum

a. Gravida

1. Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab

hiperemesis

2. gravidarum adalah pada primigravida (Prawihardjo, 2005).

3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian

hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh primigravida

daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat kestresan

dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama (Nining, 2009).

166
4. Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-

60% pada multigravida (Arief.B, 2009).

3. Komplikasi Kehamilan Anemia Dan Gestional Diabetes

Anemia

Anemia juga biasa dialami oleh ibu hamil. Hal ini umumnya

disebabkan adanya kekurangan zat besi. Pada kehamilan awal, disarankan

untuk memeriksa darah, apakah ibu mengidap anemia atau tidak.

1. Gejala:

a. Cepat lelah

b. Wajah pucat

c. Sulit bernafas

d. Seperti ingin pingsan

2. Faktor resiko:

a. Ibu hamil yang kurang nutrisi

b. Ibu hamil yang sulit makan karena mual dan muntah

c. Kehamilan kembar

d. Kehamilan dengan jarak yang berdekatan dengan kehamilan

sebelumnya

3. Pengobatan atau makanan yang baik:

a. Vit B12 dengan asam folat sangat penting untuk metabolisme intra

sel Dibutuhkan untuk sintesis DNA yang normal

b. Folat terdapat pada setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi

dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar. Folat mudah rusak

dengan pengolahan (pemasakan) makanan

167
c. Mengkonsumsi vitamin zat besi yang disarankan dokter SpOG

untuk mengatasinya.

d. Bantu dengan makanan yang kaya zat besi seperti daging merah,

bayam dan buah-buahan kering

4. Diet Gestational diabetes

yaitu kehamilan dimana ibu hamil mengalami kadar gula darah yang

tinggi karena tubuh tidak cukup memproduksi cukup insulin. Insulin adalah

sebuah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membuat sel merubah gula

menjadi energi atau bahan bakar yang berguna. Apabila diabetes saat hamil

tidak diobati, akan mempengaruhi janin. Bayi akan lahir dengan berat

berlebih atau besar.

Faktor resiko:

a) Ibu hamil yang sebelumnya sudah mengidap diabetes

b) Kegemukan

c) Ibu hamil di usia matang

d) Ibu hamil dengan riwayat diabetes dalam keluarga

Gejala:

a) Rasa haus dan lapar yang berlebihan

b) Sering buang air kecil

c) Kenaikan tekanan darah

d) Gula dalam urin

e) Kelelahan

Cara mengatasi:

168
Caranya dengan diet ketat untuk mengurangi berat badan, olah raga teratur

dann kontrol gula darah secara teratur. (Dikutip dari Perawat Punya Cerita;

2013; http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-diet-ibu-

hamil-dengan_4130.html. Diakses tanggal 28 Juni 2018).

Menu Keseharian Ibu Hamil

Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu

makanan selama hamil, antara lain:

1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang

berlebihan, susu berlemak dan makanan yang sudah tidak segar.

2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.

3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.

4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.

5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.

6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi,

kool, kubis dan lain-lain.

7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.

8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.

Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda

dari menusebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam

pengaturan menuselama hamil.

Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain:

Source : (http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-diet-ibu-

hamil-dengan_4130.html).

169
Kelompok Bahan Makanan Porsi

Roti, serealia, nasi dan mie 6 piring/porsi

Sayuran 3 mangkuk

Buah 4 potong

Susu, yoghurt dan atau keju 2 gelas

Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan 3 potong

Lemak, minyak 5 sendok teh

Gula 2 sendok makan

Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan

Zat GiziIndonesia)

Jumlah

Jenis Makanan yang Jenis Zat Gizi

Dibutuhkan

10 porsi

nasi/pengga

nti
Sumber zat
2 sdm gula Karbohidrat
tenaga(karbohidrat)
4 sdm

minyak

goreng

Sumber zat 7 porsi Protein, vitamin

170
pembangun danmine terdiri dari:

ral 2 ptg

ikan/daging,

@ 50 gr

3 ptg

tempe/tahu,

@50-75 gr

1 porsi

kacang

hijau/merah

7 porsi

terdiri dari :

4 porsi

sayuran

Sumber zat pengatur berwarna @ Vitamin dan mineral

100 gr

3 porsi

buah2an @

100 gr

Karbohidrat, lemak,protein, vitamin danm


Susu 2-3 gelas
ineral

Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil

(sumber: Widya Karya Pangan dan Zat GiziIndonesia)

171
Bahan Makanan Porsi Hidangan Jenis Hidangan

Sehari

Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150

Sayuran 3 mangkuk gram) dengan ikan/daging 1 potong

Buah 4 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong

sedang (50 gram), sayur 1 mangkok

dan buah 1 potong sedang

Tempe 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas dan

Daging 3 potong buah 1 potong sedang

Susu 2 gelas Makan siang: nasi 3 porsi (300

Minyak 2 gelas gram), dengan lauk, sayur dan buah

Gula 2 sendok makan sama dengan pagi

Selingan: susu 1 gelas dan buah 1

potong sedang

Makan malam: nasi 2,5 porsi (250

gram) dengan lauk, sayur dan buah

sama dengan pagi/siang

Selingan: susu 1 gelas

Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai

berikut:

(sumber: Widya Karya Pangan dan Zat GiziIndonesia)

Jenis Bahan Makanan Pengganti

1 porsi nasi (100 gram) Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji

172
sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50

gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1

potong besar (210 gram), jagung biji 1 piring

(125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi

1 biji sedang (135 gram)

1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok

makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang

1 potong sedang ikan (40 ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati

gram) ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55

gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji

bakso sedang (170 gram) dan lainnya

1 mangkuk (100 gram) Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel,

sayuran labu siam, sawi, terong dan lainnya.

1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang

(50 gram), 2 buah jeruk manis (110 gram), 1

potong besar melon (190 gram), 1 potong besar

semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1

buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas

1 potong buah sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125

gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu

biji besar (100 gram), 2 buah jambu air sedang

(110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah

sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram),

1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.

173
Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong

oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang

hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang


2 potong sedang tempe (50
kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang
gram)
merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang

tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete

(15 gram), dan lainnya.

4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas

1 gelas susu sapi (20 cc) yogurt non fat (120 gram), 1 potong kecil keju

(35 gram), dan lainnya.

avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil

Minyak kelapa 1 sendok the kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut

(5 gram) (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan

lainnya.

Gula pasir 1 sendok makan


1 sendok makan madu (15 gram)
(13 gram)

Daftar Pustaka

(FK Gizi Universitas Brawijaya;2016; http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-

seimbang-ibu-hamil/. Diakses tanggal 28 Juni 2018)

174
(Perawat Punya Cerita; 2013;

http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2013/01/ilmu-gizi-diet-ibu-hamil-

dengan_4130.html. Diakses tanggal 28 Juni 2018).

(Widya Karya Pangan dan Zat Gizi Indonesia; Diakses tanggal 28 Juni 2018)

175

Anda mungkin juga menyukai