Anda di halaman 1dari 3

Rekayasa Gempa dan Perancangan Konstruksi Gedung II 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gedung

Perencanaan konstruksi dalam tugas Perencanaan Bangunan Gedung II ini


adalah perencanaan awal sebuah konstruksi bangunan Home Stay di Singkil
Utara. Gedung ini terdiri dari 5 lantai.

1.2 Standar Mutu dan Jenis Bahan yang Digunakan

Direncanakan :
 Mutu beton (fc’) = 30 MPa = 300 kg/cm2
 Mutu baja (fs) = 240 MPa = 2400 kg/cm2
 Penutup atap = Genteng Seng Metal
 Rangka kuda-kuda dan gording terbuat dari kayu kelas I

 Ec = 4700  f c '  4700  25 = 27805,57 N/mm2 = 278056 kg/cm2

1.3 Komponen bangunan


Komponen bangunan yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a) Atap : Atap yang digunakan berupa atap seng metal
b) Dinding : Dinding yang digunakan berupa dinding pasangan bata merah.
c) Pondasi : Pondasi yang digunakan berupa pondasi sumuran.

1.4 Data tanah


Dalam merencanakan suatu bangunan, hal penting yang perlu diketahui
adalah data tanah, yaitu data sondir atau CPT (Cone Penetration Test). Sehingga
dapat diketahui kapasitas dan daya dukung tanah dimana bangunan tersebut akan
dibangun. Selain itu dapat ditentukan pula jenis fondasi apa yang sesuai untuk
konstruksi tersebut berdasarkan jenis tanah yang ada.
Pada rancangan ini digunakan data sondir atau CPT yang berlokasi di
Banda Aceh. Berdasarkan grafik sondir atau CPT, maka dapat digambarkan jenis
Rekayasa Gempa dan Perancangan Konstruksi Gedung II 2

tanah pada tiap lapisan tanah di daerah tersebut. Adapun jenis tanah dari hasil
pengujian CPT adalah jenis tanah sedang sebagai berikut :
a) Tanah organis (humus); berada pada kedalaman 0,00 – 0,20 m,
b) Pasir berlanau; berada pada kedalaman 0,40 – 2,00 m,
c) Pasir kerikil; berada pada kedalaman 2,20– 5,80 m.

1.5 Standar Perencanaan


1.5.1 Acuan perencanaan
Adapun standar perencanaan yang digunakan dalam perencanaan ini
antara lain:
a) SNI 03 – 1726 – 2002 revisi tahun 2010 (Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung),
b) SNI 03 – 2847 – 2002 (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung),
c) SNI 1727 – 2013 (Beban minimum untuk perancangan gedung dan
struktur lain).
d) Perhitungan beton mengacu pada SNI 2847:2013 Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung.
e) Perhitungan pada baja mengacu pada SNI 1729-2015 Spesifikasi untuk
Bangunan Gedung Baja Struktural.

1.5.2 Metode perhitungan


Metode perhitungan yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah
dengan menggunakan analisa SAP 2000 versi 20.

1.5.3 Tinjauan Perhitungan


Tinjauan perhitungan perencanaan terhadap konstruksi struktural
menggunakan analisa SAP 2000 versi 20 dengan elemen-elemen tinjauan sebagai
berikut :

 Atap;
 Kuda-kuda;
 Balok;
Rekayasa Gempa dan Perancangan Konstruksi Gedung II 3

 Kolom;
 Tangga; dan
 Plat lantai.

1.6 Analisis Bangunan


Ketentuan yang perlu diperhatikan pada bangunan ialah perbandingan
antara tinggi dan lebar bangunan. Hal ini dimaksudkan agar bangunan aman
terhadap gaya lateral dan proporsional.

Berdasarkan Buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Angka Hisbah yang


digunakan di Indonesia untuk struktur portal bertingkat tanpa inti atau dinding
geser adalah :

<5

Di mana : H = Tinggi Bangunan

B = Sisi Bangunan Terpendek

Selain itu, sangat penting untuk meninjau panjang bangunan karena


bangunan yang terlalu panjang tidak dapat menahan deformasi akibat penurunan
pondasi, gempa, muai susut, karena akumulasi gaya yang sangat besar pada
bangunan yang panjang. Oleh karenanya, bangunan dengan panjang lebih dari 60
meter memerlukan dilatasi atau pemisah bangunan .

Pada Bangunan ini, tinggi bangunan adalah 28,5 meter dan lebar bangunan
adalah 24 meter, sehingga :

24/17 = 1,412 <5 (Aman)

Sedangkan panjang bangunan adalah 30 meter sehingga tidak memerlukan


dilatasi.

Anda mungkin juga menyukai