PENDAHULUAN
Latar Belakang
berbagai kematian. Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang terjadi akibat
penyakit kronis lain. Gagal ginjal yang terjadi akibat komplikasi tersebut biasanya
bersifat ringan, sedang dan berat, sekarang ini Gagal Ginjal Terminal ( GGT ) atau
End Stage Renal Diseas ( ESRD ) ramai di bicarakan karena bukan hanya
menyangkut soal bagian kesehatan saja tetapi juga melibatkan lintas bidang
baik sebelum maupun setelah operasi maka dengan itu perawat hemodialisis
berperan penting mulai dari menyarankan dan memotivasi pasien untuk AV-Shunt,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hemodialisis
Pasien-pasien dengan kasus Penyakit Ginjal Kronik (PGK) memerlukan
ginjal pada pasien dengan PGK. Keberhasilan hemodialisis tergantung dari akses
vaskular yang baik. Hal ini dapat dicapai melalui akses vena perifer besar atau
A-V Shunt. Setiap pilihan tindakan memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga
sebagai akses hemodialisis sementara, sedangkan Internal A-V Shunt dan graft
dipakai sebagai akses permanen. Pada saat ini internal AV shunt merupakan
2
C.
Ruang lingkup
akses vaskular tahun 1997. Melibatkan berbagai disiplin ilmu antara lain ahli
Operasi A-V shunt dilakukan secara side to side anastomosis atau side to
end anastomosis atau end to end anastomosis antara arteri radialis dan vena
cephalica padalengan non dominan terlebih dahulu. Operasi dilakukan pada lokasi
gagal. Dapat dilakukan pada ekstremitas bawah jika operasi gagal atau tidak dapat
a End-to-end with bent artery. b End vein-to-side artery. c Side-to-side. d End artery-to-side vein.
3
Persyaratan pada Pembuluh Persyaratan pada Pembuluh
anastomosis.
D. Indikasi operasi
Pasien dengan End Stage Renal Disease (ESRD) yang memerlukan akses
Lokasi pada vena yang telah dilakukan penusukan untuk akses cairan
4
Algoritma
Teknik Operasi
d. Flap kulit sebelah lateral diangkat sehingga vena cephalica terlihat lalu
5
e. Arteri radialis dapat dicapai tepat sebelah lateral dari muskulus flexor
carpi radialis dengan cara membuka fascia dalam lengan bawah secara
dilakukan secara end to end atau end to side atau side to side. Pada tehnik
end to side, dengan benang yang diletakkan tepat dibawah arteri radialis
vaskular.
1) Stenosis
6
sehingga A-V shunt tidak berfungsi. Sedangkan pada penggunaan
atau neointima.
kejadian biologis (proliferasi sel otot polos vaskular medial à sel lalu bermigrasi
melalui intima àproliferasi sel otot polos vaskular intima à ekskresi matriks
ekstraselular intima).
anastomosis.
2) Trombosis
7
Muncul beberapa bulan setelah dilakukannya operasi. Sering diakibatkan karena
faktor anatomi atau faktor teknik seperti rendahnya aliran keluar vena, tehnik
penjahitan yang tidak baik, graft kinking, dan akhirnya disebabkan oleh stenosis
3) Infeksi
infeksi gunakan antibiotik spektrum luas dan lakukan kultur kuman untuk
4) Aneurysma
fistula jarang terjadi aneurysma akibat penusukan jarum berulang tetapi oleh
Dikatakan sindrom “steal” arteri jika distal dari ekstremitas yang dilakukan A-V
shunt terjadi iskemik. Hal ini disebabkan karena perubahan aliran darah dari arteri
8
melalui anastomosis menuju ke vena yang memiliki resistensi yang rendah
ditambah aliran darah yang retrograde dari tangan dan lengan yang memperberat
Pasien dengan iskemik ringan akan merasakan parestesi dan teraba dingan distal
dari anastomosis tetapi sensorik dan motorik tidak terganggu. Hal ini dapat diatasi
6) Hipertensi vena
vena. Lama kelamaan akan terjadi ulserasi dan nyeri. Manajemen penanganan
terdiri dari koreksi stenosis dan kadang diperlukan ligasi vena distal dari tempat
akses dialisis.6,7,8,9
A-V shunt secara signifikan akan meningkatkan aliran darah balik ke jantung.
Akibatnya akan meningkatkan kerja jantung dan cardiac output, kardiomegali dan
G. Mortalitas
9
H. Perawatan Pasca Bedah
daerah yang di operasi. Daerah yang dilakukan A-V shunt tidak diperkenankan
untuk IV line, ditekan atau diukur tekanan darahnya. Jahitan diangkat setelah
hari ke 7.11,12
I. Follow-Up
adanya getaran seirama denyut jantung pada daerah yang dilakukan A-V
shunt.
10