Anda di halaman 1dari 7

ABOUT US
 CONTACT US
 VISI DAN MISI
 PROFILE PERUSAHAAN
Home » Arsitek , sipil » Sistem Struktur pada Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem Struktur pada Bangunan Gedung Bertingkat

Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem
utama seperti dibawah berikut ini :

a) Struktur Rangka atau Skeleton

Struktur kerangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok.
Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan
balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan
gaya ke kolom. Kedua unsur ini harus tahan terhadap tekuk dan lentur.

Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen lain untuk melengkapi
kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang. Sistem dan komponen tersebut diletakkan dan
ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan. Dapat dikatakan bahwa elemen yang
menempel pada rangka bukanlah elemen struktural (elemen non-struktural). Bahan yang
umumnya dipakai pada sistem struktur rangka adalah kayu, baja, beton (Gambar 4.19) termasuk
beton pra-cetak . Semua bahan tersebut harus tahan terhadap gaya-gaya tarik, tekan, puntir dan
lentur. Saat ini bahan yang paling banyak digunakan adalah baja dan beton bertulang
karena mampu menahan gaya-gaya tersebut dalam skala yang besar. Untuk bahan pengisi non-
strukturalnya dapat digunakan bahan yang ringan dan tidak mempunyai daya dukung yang besar,
seperti susunan bata, dinding kayu, kaca dan lainnya.

Sistem rangka yang dibentuk dengan elemen vertikal dan horisontal baik garis atau bidang, akan
membentuk pola satuan ukuran yang disebut grid (Gambar4.20). Grid berarti kisi-kisi yang
bersilangan tegak lurus satu dengan lainnya membentuk pola yang teratur. Berdasarkan pola
yang dibentuk serta arah penyaluran pembebanan atau gayanya, maka sistem rangka umumnya
terdiri atas dua macam yaitu: sistem rangka dengan bentang satu arah (one way spanning) dan
bentang dua arah (two way spanning). Bentuk grid persegi panjang menggunakan sistem bentang
satu arah, dengan penyaluran gaya ke arah bentang yang pendek. Sedangkan untuk pola grid
yang cenderung bujursangkar maka penyaluran gaya terjadi ke arah kedua sisinya, maka sistem
struktur yang digunakan adalah sistem bentang dua arah. Aksi struktur dua arah dapat diperoleh
jika perbandingan dimensi bentang panjang dengan bentang pendek lebih kecil dari 1,5.

Sistem struktur rangka banyak berkembang untuk aplikasi pada bangunan tinggi (multi-storey
structure) dan bangunan dengan bentang lebar (long-span structure)

b) Struktur Rangka Ruang

Sistem rangka ruang dikembangkan dari sistem struktur rangka batang dengan penambahan
rangka batang kearah tiga dimensinya (gambar 4.21). Struktur rangka ruang adalah komposisi
dari batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul gaya tekan atau gaya tarik yang
sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem tiga dimensi atau ruang. Bentuk rangka ruang
dikembangkan dari pola grid dua lapis (doubel-layer grids), dengan batang-batang yang
menghubungkan titik-titik grid secara tiga dimensional.

Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:

- Rangka batang bidang

- Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron

- Piramid dengan dasar segitiga membentuk tetrahedron

Beberapa sistem selanjutnya dikembangkan model rangka ruang berdasarkan pengembangan


sistem konstruksi sambungannya antara lain:
- Sistem Mero

- Sistem space deek

- Sistem Triodetic

- Sistem Unistrut

- Sistem Oktaplatte

- Sistem Unibat

- Sistem Nodus

Sistem NS Space Truss

c) Struktur Permukaan Bidang

Struktur permukaan bidang termasuk juga struktur form-active biasanya digunakan pada keadaan
khusus dengan persyaratan struktur dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Struktur-struktur
permukaan bidang pada umumnya menggunakan material-material khusus yang dapat
mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dengan ketebalan yang minimum. Beberapa jenis struktur
ini antara lain:

Struktur bidang lipat

Struktur bidang lipat dibentuk melalui lipatan-lipatan bidang datar dengan kekakuan dan
kekuatan yang terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan akan mempunyai
kekakuan yang lebih karena momen inersia yang lebih besar, karena bentuk lipatan akan
memiliki ketinggian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan plat datar.

Struktur cangkang

Struktur cangkang adalah sistem dengan pelat melengkung ke satu arah atau lebih yang tebalnya
jauh lebih kecil daripada bentangnya. Gaya-gaya yang harus didukung dalam struktur cangkang
disalurkan secara merata melalui permukaan bidang sebagai gaya-gaya membran yang diserap
oleh elemen strukturnya. Gaya-gaya disalurkan sebagai gaya normal, dengan demikian tidak
terdapat gaya lintang dan lentur. Resultan gaya yang tersebar diserap ke dalam struktur dengan
gaya tangensial yang searah dengan kelengkungan bidang permukaannya.
Struktur membran

Struktur membran mempunyai prinsip yang sama dengan struktur cangkang, tetapi dengan bahan
bidang permukaan yang sangat tipis. Kekakuan selaput tipis tersebut diperoleh dengan elemen
tarik yang membentuk jala-jala yang saling membantu untuk menambah kapasitas menahan
beban-beban lendutan.

d) Struktur Kabel dan Jaringan

Struktur kabel dan jaringan dikembangkan dari kemampuan kabel menahan gaya tarik yang
tinggi. Dengan menggunakan sistem tarik maka tidak diperlukan sistem penopang vertikal untuk
elemen horisontalnya (lantai atau atap), sehingga daerah di bawah elemen horisontal (ruang)
memiliki bentangan yang cukup besar. Bangunan dengan aplikasi sistem struktur in I akan sangat
mendukung untuk bangunan bentang luas berbentang lebar, seperti dome, stadion, dll. Sistem
yang dikembangkan pada struktur kabel antara lain :

-Struktur atap tarik dengan kolom penunjang

-Struktur kabel tunggal

-Struktur kabel ganda

Utilitas pada dasarnya adalah bagaimana bangunan dapat dipenuhi kebutuhannya terhadap sistem
elektrikal, sistem mekanikal, sistem penanggulangan bahaya kebakaran, sistem transportasi, dan
sistem telekomunikasi.

untuk bangunan 10 lantai, tentu saja sudah termasuk kategori bangunan middle rise building,
dimana kebutuhan utilitas menjadi hal yang penting. saya akan mencoba menjawab pertanyaan
anda dengan singkat, dan semoga berguna :

1. Sistem elektrikal
Bangunan 10 lantai menggunakan energi yang besar. Sumber energi pada umumnya adalah
melalui PLN atau melalui generator. Oleh karena itu dibutuhkan ruangan panel untuk
menampung panel listrik utama dan meterannya, genset dan kelengkapannya, termasuk ruang
teknisinya. Setiap lantai sebaiknya diberi ruang elektrikal yang berisi panel-panel pembagi untuk
ruangan di lantai tersebut. Ruangan sebaiknya tidak diakses untuk umum karena sifatnya servis.
Sebisanya, manfaatkan sistem alami untuk mengurangi penggunaan energi listrik berlebihan.
Sebisanya pisahkan panel untuk kebutuhan pencahayaan, kebutuhan peralatan/mesin besar, dan
kebutuhan lingkungan.

2. Sistem mekanikal
Yang dimaksud sistem mekanikal disini adalah sistem penghawaan AC, air bersih, air kotor, air
limbah dan air buangan.

a. Air Conditioning (AC)


Ada 2 sistem, yaitu :
1) Sentral, yaitu menggunakan Chiller, AHU, Ducting, FCU, Cooling Tower (utk sistem water to
water). Sistem ini berguna untuk bangunan-bangunan besar seperti kantor dan mall.
2) Split, yaitu yang menggunakan indoor unit dan outdoor unit (seperti AC rumah biasa). Sistem
ini cocok untuk bangunan seperti apartemen dan hotel.

b. Air Bersih
Sumber air adalah berasal dari PAM, atau menggunakan sumur dalam, yang kemudian
ditampung dalam reservoir atau tanki. Tanki ini bisa diletakkan di atas atau di bawah, atau di
keduanya. Ada dua sistem distribusi yang digunakan untuk air bersih, yaitu :
1) Sistem Up Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke outlet air.
2) Sistem Down Feed
yaitu air dipompakan dari bawah ke reservoir atas, untuk kemudian disalurkan ke outlet air
secara gravitasi.
Kebutuhan pompa akan tergantung dari tinggi/jarak dari sumber penampungan air di bawah ke
sumber penampungan air di atas / outlet air.
Pipa untuk air bersih biasanya di cat biru.

c. Sistem Air Kotor


Sumber air kotor kita kenal dengan toilet, dimana limbah padat dari toilet yang harus dikeluarkan
menuju septic tank.
Panduannya adalah usahakan toilet selalu dalam posisi yang sama tiap lantainya, agar tidak
terjadi pembelokan pipa yang bisa berakibat kebocoran. Selain itu harus ditambahkan pipa
pembuangan gas agar tidak terjadi desakan gas dari sumber ke septic tank yang dapat
menimbulkan resiko septic tank meledak karena penuh gas.
Pipa untuk air kotor biasanya di cat hitam.

d. Sistem air limbah


Air limbah juga biasa dikenal dengan grey water. Biasanya grey water akan disaring sebelum
dikeluarkan ke tempat pembuangan akhirnya. Hal ini dilakukan agar tidak mencemari
lingkungan.

e. Sistem air buangan/limpasan


Biasanya air buangan/limpasan ini adalah untuk pembuangan air hujan yang jatuh di atap
bangunan. Air ini sebaiknya ditampung untuk cadangan air bangunan, Kalaupun mau dibuang,
bisa langsung dibuang ke riol atau saluran terbuka karena pada dasarnya air ini masih bersih.
Yang perlu diperhatikan adalah saluran untuk air buangan/limpasan ini harus cepat tersalurkan
ke bawah, karena kalau volume nya besar akan menimbulkan beban bagi bangunan.

3. Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran


Pada dasarnya ada .... hal yang harus diperhatikan dalam penanggulangan bahaya kebakaran,
yaitu :
a. Deteksi, bisa menggunakan smoke detector atau fire detector
b. Pemadaman, biasanya dengan tabung pemadam atau dengan sprinkler dan hydrant
c. Evakuasi, biasanya dengan tangga darurat dan koridor dengan hydrant

4. Sistem transportasi
Untuk bangunan 10 lantai, tentu saja dibutuhkan lift. Sebaiknya menggunakan lift yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, supaya tidak boros energi karena lift menggunakan
listrik yang besar. Selain itu lift juga disarankan dibuat zona-zona dan dibuat lift express (yang
hanya singgah di lantai-lantai tertentu).
Selain itu tangga darurat juga dibutuhkan, hal ini sama dengan evakuasi untuk bahaya kebakaran.
Tangga darurat sebaiknya langsung mengarah keluar bangunan.
Selain lift dan tangga, ada juga tangga berjalan (eskalator) maupun ramp (lantai datar yang
miring), atau pun conveyor (semacam ramp tapi mekanis).

5. Sistem Telekomunikasi
Bangunan 10 lantai tentu membutuhkan sistem komunikasi internal agar bisa menghemat biaya.
sistem ini seperti jaringan telepon, interkom, internet, dan tata suara. Ruangan komunikasi
sebaiknya diletakkan di lantai satu. Tersedia shaft tersendiri yang terpisah dari shaft elektrikal
dan mekanikal untuk sistem ini.

Anda mungkin juga menyukai