Anda di halaman 1dari 30

BAB 2

STUDI PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan
suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan dan pemenuhan fasilitas pakir
yang baik, agar area parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak menimbulkan
masalah bagi kegiatan lain. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang
tidak bersifat sementara. Termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan
yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu ataupun
tidak, serta tidak semata-mata untuk menaikkan dan atau menurunkan barang dan atau
orang (Abubakar, 1998).

Menurut Agung Setyadi (2003) parkir merupakan kegiatan menghentikan atau


menyimpan kendaraan bermotor di sebuah tempat yang sudah disediakan. Parkir sangat
penting dalam elemen transportasi dan keberadaannya tidak dapat dianggap mudah. Hal
ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa suatu kendaraan tidaklah mungkin berjalan
terus atau tidak berhenti.

Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas


dan Angkutan Jalan, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk
beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya. Berhenti adalah keadaan dimana
kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya.

Perparkiran memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perencanaan


transportasi (Setijowarno,2001) karena akhir dari suatu perjalanan adalah memarkirkan
kendaraan dan tidak mungkin suatu kendaraan akan terus berjalan tanpa berhenti.
Keberhasilan pengaturan dan pengolahan parkir mencerminkan keberhasilan
perencanaan transportasi.

Berikut adalah beberapa definisi yang berhubungan dengan parkir :


a. Berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan
pengemudi tidak meninggalkan kendaraan.
b. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu
kurun waktu.
c. Tempat parkir di badan jalan, (onstreet parking) adalah fasilitas parkir yang
menggunakan tepi jalan.
d. Fasilitas parkir di luar badan jalan (offstreet parking) adalah fasilitas parkir
kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan
yang dapat berupa tempat parkir dan/atau gedung parkir.
e. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas umum.
f. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan
kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang
bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP
adalah SRP untuk mobil penumpang.
g. Jalur sirkulasi adalah tempat, yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang
masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
h. Kawasan parkir adalah kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas parkir dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.

2.2 Permasalahan Parkir

Perparkiran sering menimbulkan permasalahan yang sering terjadi di banyak kota


besar karena keterbatasan ruang kota. Ketidaktersediaan fasilitas parkir (pelataran atau
gedung) di kawasan tertentu di dalam kota menjadi tanggung jawab pemerintah atau
pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan parkir di pusat kota. Jumlah
aktifitas atau kegiatan pada suatu pusat kota juga mempengaruhi meningkatnya aktifitas
kendaraan yang akan berpotensi menimbulkan masalah antara lain :

 Bangkitan tidak tertampung oleh fasilitas parkir diluar badan jalan yang
tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan parkir di badan jalan
akan mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.

 Tidak tersedianya fasilitas parkir di luar badan jalan sehingga bangkitan


parkir secara otomatis memanfaatkan badan jalan untuk parkir.
2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP)

Dalam merencanakan sebuah lahan perparkiran yang nyaman maka perlu


mengetahui kebutuhan akan ruang parkir. Kebutuhan ruang parkir ditentukan
berdasarkan Satuan Ruang Parkir (SRP). Berdasarkan Pedoman Perencanaan dan
Pengoperasian Fasilitas Parkir terdapat hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan satuan ruang parkir adalah sebagai berikut :

1. Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang

Gambar STUDI PUSTAKA.1 Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil


Penumpang
Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996

Keterangan :
a = Jarak gandar h = Tinggi total
b = Depan tergantung B = Lebar total
c = Belakang tergantung L = Panjang total
d = Lebar
2. Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan
dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada
di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu
kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun
dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan
untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur
gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah
longitudinal sebesar 30 cm.
3. Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan
yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu
kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan
pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna
kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti Tabel
2.1.

Tabel STUDI PUSTAKA.1 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan


Pengguna dan/atau Peruntukan
Jenis Bukaan Pintu Gol
Fasilitas Parkir
 Karyawan/pekerja kantor
 Tamu/pengunjung pusat
Pintu depan/belakang terbuka
kegiatan perkantoran, I
tahap awal 55 cm.
perdagangan,pemerintahan,
universitas

 Pengunjung tempat
olahraga, pusat hiburan,
Pintu depan/belakang terbuka rekreasi, hotel, pusat
II
penuh 75 cm perdagangan
eceran/swalayan, rumah sakit,
bioskop

Pintu depan terbuka penuh dan


ditambah untuk pergerakan kursi  Orang cacat III
roda

Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996


2.3.1 Penentuan Satuan Ruang Parkir

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka penentuan Satuan Ruang


Parkir (SRP) dibagi menjadi tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk
mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 2.2 .

Tabel STUDI PUSTAKA.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir


No Jenis Kendaraan SRP dalam m2

1 a. Mobil Penumpang Gol I 2,30 x 5,00

b. Mobil Penumpang Gol II 2,50 x 5,00

c. Mobil Penumpang Gol III 3,00 x 5,00

2 Bus / Truk 3,40 x 12,50

3 Sepeda Motor 0,75 x 2,00

Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996

Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut.

1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang

Gambar STUDI PUSTAKA.2 Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang


Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996

Keterangan :
B = Lebar total kendaraan L = Panjang total kendaraan
O = Lebar bukaan pintu a1, a2 = Jarak bebas arah longitudinal
R = Jarak bebas arah lateral
Gol I : B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Gol II : B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Gol III : B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50 a2 = 20
2. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk

Gambar STUDI PUSTAKA.3 Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk (cm)


Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996
2.4 Jenis Parkir

Lalu-lintas baik yang bergerak pada suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan
akan sampai pada tujuan sehingga kendaraan harus diparkir. Sarana perparkiran
merupakan bagian dari sistem transportasi dalam perjalanan mencapai tujuan karena
kendaraan yang digunakan memerlukan parkir. Sarana parkir ini pada dasarnya dapat
diklasifikasikan menjadi :

2.4.1 Parkir di Bahu Jalan (Onstreet Parking)

Parkir di tepi jalan umum adalah jenis parkir yang penempatannya di sepanjang
tepi badan jalan dengan ataupun tidak melebarkan badan jalan itu sendiri bagi fasilitas
parkir. Parkir jenis ini sangat menguntungkan bagi pengunjung yang menginginkan
parkir dekat dengan tempat tujuan. Tempat parkir seperti ini dapat ditemui dikawasan
pemukiman berkepadatan cukup tinggi serta pada kawasan pusat perdagangan dan
perkantoran yang umumnya tidak siap untuk menampung pertambahan dan
perkembangan jumlah kendaraan yang parkir. Kerugian parkir jenis ini dapat
mengurangi kapasitas jalur lalu lintas yaitu badan jalan yang digunakan sebagai tempat
parkir.

2.5 Parkir di Luar Bahu Jalan (Offstreet Parking)

Untuk menghindari terjadinya hambatan akibat parkir kendaraan di jalan maka


parkir kendaraan di luar bahu jalan/offstreet parking menjadi pilihan yang terbaik.
Terdapat dua jenis parkir di luar jalan, yaitu :
a. Pelataran Parkir
Pelataran parkir adalah daerah kawasan terbuka yang digunakan untuk
memarkir kendaraan biasa disebut juga taman parkir.
Pelataran parkir merupakan yang sangat penting di pusat perdagangan,
perkantoran, stadion olahraga, pasar, dan sekolah untuk memarkir
kendaraannya, sementara itu pemiliknya melakukan
kegiatan belanja, bekerja ataupun kegiatan lainnya.
b. Gedung Parkir Bertingkat
Saat ini bentuk yang banyak dipakai adalah gedung parkir bertingkat,
dengan jumlah lantai yang optimal 5, serta kapasitas sekitar 500 sampai
700 mobil. Terdapat dua alternatif biaya parkir yang akan diterima oleh
pemakai kendaraan, tergantung pada pihak pengelola parkir, yaitu pihak
pemerintah setempat menerapkan biaya nominal atau pemerintah
setempat menyerahkan pada pihak operator komersial yang menggunakan
biaya struktural. Berbeda dengan pihak swasta yang terlibat dalam
properti, pihak swasta yang terlibat dalam bisnis perparkiran ini tidak
menerima subsidi dari pemerintah sehingga tidak ada cara lain untuk tetap
dapat berbisnis di bidang ini dan mendapatkan keuntungan.
Hal inilah yang perlu mendapatkan pengawasan dari pemerintah dalam
pelaksanaannya, sebab penerapan tarif oleh pengelola yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan keuntungan akan menerapkan tarif yang lebih
tinggi dari tarif yang seharusnya. Hal ini tentu akan merugikan
masyarakat sebagai pengguna jasa parkir dan mengurangi kenyamanan
dalam penggunaannya.

Gambar STUDI PUSTAKA.4 Pelataran Parkir Bandara Internasional Soekarno Hatta


Sumber : m.aktualpost.com, 2015
Gambar STUDI PUSTAKA.5 Gedung Parkir
Sumber : megapolitan.kompas.com, 2013

2.5.1 Pola Parkir di Luar Bahu Jalan

1. Pelataran Parkir

A. Pola Parkir Mobil Penumpang

Berikut adalah pola parkir mobil penumpang pada pelataran parkir / taman
parkir, antara lain :

a. Parkir Kendaraan Satu Sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit.



Membentuk sudut 900

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan dan kenyamanan pengemudi
melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut yang lebih keeil dari 900.
Gambar STUDI PUSTAKA.6 Pola Parkir Mobil Penumpang Satu Sisi sudut 900
Sumber : Data Penelitian, 2015

Membentuk sudut 300,450,600

Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir paralel, dan kemudahan dan kenyamanan pengemudi
melakukan manuver masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika
dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut 90°.

Gambar STUDI PUSTAKA.7 Pola Parkir Mobil Penumpang Satu Sisi sudut 300,450,600
Sumber : Data Penelitian, 2015

b. Parkir kendaraan dua sisi

Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai.


Membentuk sudut 900

Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu Iintas kendaraan dapat satu arah atau
dua arah.
Gambar STUDI PUSTAKA.8 Pola Parkir Mobil Penumpang Dua Sisi sudut
900
Sumber : Data Penelitian, 2015

Membentuk sudut 300,450,600

Gambar STUDI PUSTAKA.9 Pola Parkir Mobil Penumpang Dua Sisi sudut
300,450,600
Sumber : Data Penelitian, 2015

c. Pola Parkir Pulau


Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas.


Membentuk sudut 900

Gambar STUDI PUSTAKA.10 Pola Parkir Mobil Penumpang Pulau sudut 900
Sumber : Data Penelitian, 2015

Membentuk sudut 450
o Bentuk Tulang Ikan Tipe A

Gambar STUDI PUSTAKA.11 Pola Parkir Mobil Penumpang Pulau bentuk tulang ikan
tipe A
Sumber : Data Penelitian, 2015

o Bentuk Tulang Ikan Tipe B

Gambar STUDI PUSTAKA.12 Pola Parkir Mobil Penumpang Pulau bentuk tulang ikan
tipe B
Sumber : Data Penelitian, 2015

o Bentuk Tulang Ikan Tipe C


Gambar STUDI PUSTAKA.13 Pola Parkir Mobil Penumpang Pulau bentuk tulang ikan
tipe C
Sumber : Data Penelitian, 2015

B. Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul

Perbedaan antara jalur sirkulasi dan jalur gang terutama terletak pada
penggunaannya. Patokan umum yang dipakai adalah :
d. Panjang sebuah jalur gang tidak lebih dari 100 meter;
e. Jalur gang yang ini dimaksudkan untuk melayani lebih dari 50 kendaraan
dianggap sebagai jalur sirkulasi.
Lebar minimum untuk jalur sirkulasi :
f. Untuk jalan satu arah = 3,5 meter,
g. Untuk jalan dua arah = 6,5 meter.
Gambar STUDI PUSTAKA.14 Sketsa Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul Sudut 900
Sumber : Data Penelitian, 2015

Gambar STUDI PUSTAKA.15 Sketsa Jalur Sirkulasi, Gang, dan Modul Sudut 300,450,
dan 600
Sumber : Data Penelitian, 2015
Tabel STUDI PUSTAKA.3 Lebar Jalur Gang

Lebar Jalur Gang (m)

<30° <45° <60° 90 %


SRP

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

a. SRP mobil pnp 3,0* 6,00* 3,00 6,00* 5,1* 6,00* 6. * 8, 0*


2,5 m x 5,0 m 3,50** 6,50** 3,50** 6,50** 5,1** 6,50** 6,5 ** 8,0 **
b. SRP mobil pnp 3,0* 6,00* 3,00 6,00* 4,60* 6,00* 6. * 8, 0*
2,5 m x 5,0 m 3,50** 6,50** 3,50** 6,50** 4,60** 6,50** 6,5 ** 8,0 **
c. SRP sepeda 1,6 *
motor 0,75 x 30 m 1,6 **
d. SRP bus/ truk 9,5
3,40 m x 12,5 m

Keterangan : * = lokasi parkir tanpa fasilitas pejalan kaki


** = lokasi parkir dengan fasilitas pejalan kaki
Sumber : Pedoman Teknis Dirjen Perhubungan Darat , 1996

C. Jalan Masuk dan Keluar Kendaraan

Ukuran lebar pintu keluar– masuk dapat ditentukan, yaitu lebar 3 meter dan
panjangnya harus dapat menampung tiga mobil berurutan dengan jarak antar mobil
(spacing) sekitar 1,5 meter, Oleh karena itu, panjang– Iebar pintu keluar masuk
minimum 15 meter.
a. Pintu Masuk dan Keluar Terpisah
Satu jalur : Dua jalur:
b = 3,00 – 3,50 m b = 6,00 m
d = 0,80 – 1,00 m d = 0,80 – 1,00 m
R1 = 6,00 – 6,50 m R1 = 3,50 – 5,00 m
R2 = 3,50 – 4,00 m R2 = 1,00 – 2,50 m
Gambar STUDI PUSTAKA.16 Pintu Masuk dan Keluar Terpisah
Sumber : Data Penelitian, 2015

b. Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu

Gambar STUDI PUSTAKA.17 Pintu Masuk dan Keluar Menjadi Satu


Sumber : Data Penelitian, 2015

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan
keluar adalah sebagai berikut.

o Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan

o Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga kemungkinan


konflik dengan pejalan kaki dan yang lain dapat dihindarkan.

o Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak


pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.

o Secara teoretis dapat dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam
pengertian jumlah jalur) sebaiknya ditentukan berdasarkan analisis kapasitas.

Pada kondisi tertentu kadang ditentukan modul parsial, yaitu sebuah jalur gang
hanya menampung sebuah deretan ruang parkir di salah satu sisinya.

Jenis modul itu hendaknya dihindari sedapat mungkin. Dengan demikian, sebuah
pelataran parkir merupakan susunan modul yang jumlahnya tergantung pada luas tanah
yang tersedia dan lokasi jalan masuk ataupun keluarnya.

c. Kriteria Tata Letak Parkir

Tata letak areal parkir kendaraan dapat dibuat bervariasi, bergantung pada
ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk dan
keluar. Tata letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
 Pintu masuk dan keluar terpisah dan
terletak pada satu ruas jalan.
Gambar STUDI PUSTAKA.18 Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu
ruas jalan.
Sumber : Data Penelitian, 2015

 Pintu masuk dan keluar terpisah dan

tidak terletak pada satu ruas.

Gambar STUDI PUSTAKA.19 Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada
satu ruas.
Sumber : Data Penelitian, 2015

 Pintu masuk dan keluar menjadi satu


dan terletak pada satu ruas jalan.

Gambar STUDI PUSTAKA.20 Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada
satu ruas jalan.
Sumber : Data Penelitian, 2015
 Pintu masuk dan keluar yang menjadi

satu terletak pada satu ruas berbeda.

Gambar STUDI PUSTAKA.21 Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada
satu ruas berbeda.
Sumber : Data Penelitian, 2015

2.6 Layout Pelataran Parkir

Salah satu hal yang perlu diperhatikan bagi suatu pelataran parkir adalah bahwa
pengguna parkir harus dapat melakukan sirkulasi dan memarkir kendaraannya dengan
keamanan dan kenyamanan yang baik selama kendaraannya berada di dalam area parkir.
Jika hal ini tidak terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa desain pelataran tersebut buruk.
(Handoyo, 1999)

Oleh karena itu suatu pelataran parkir harus didesain agar dapat menyediakan
hal-hal sebagai berikut :
2. Menyediakan jumlah ruang yang maksimum.
3. Meminimalkan perjalanan yang tidak nyaman sewaktu parkir, keluar parkir
dan sewaktu mengemudi selama di pelataran parkir.
4. Meminimalkan gangguan pada pintu masuk dan jalur keluar dengan
pergerakan kendaraan kendaraan luar pelataran.

2.7 Metode Menentukan Permintaan Parkir (Parking Demand)

Untuk menganalisis kebutuhan parkir, sebelumnya harus diketahui pengertian


Satuan Ruang Parkir (SRP). Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk
meletakkan kendaraan (mobil penumpang, truk, atau sepeda motor), termasuk ruang
bebas dan lebar buka pintu. Untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan SRP adalah SRP
untuk mobil penumpang yaitu 2.30 cm x 5.00 cm. Adapun metode untuk penentuan
kebutuhan jumlah petak parkir (Tamin, 2008) dapat diketahui berdasarkan:

5. Metode berdasarkan kepemilikan kendaraan

Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan
jumlah kendaraan yang tercatat dipusat kota. Semakin meningkat jumlah
penduduk, maka kebutuhan lahan parkir akan semakin meningkat karena
kepemilikan kendaraan meningkat.

6. Metode berdasarkan luas lantai bangunan

Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lantai parkir sangat terkait dengan
jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan dimana
kegiatan tersebut dilakukan, misalnya perbelanjaan, perkantoran, kampus, dan
lain-lain.

7. Metode berdasarkan selisih terbesar antara kedatangan dan keberangkatan


kendaraan.

Kebutuhan lahan parkir didapatkan dengan menghitung akumulasi terbesar pada


suatu selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan
parkir pada suatu tempat pada selang waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan
tidak akan pernah sama pada suatu tempat lainnya dari waktu ke waktu.
Persyaratan permintaan ruang parkir menurut Pedoman Teknis Dirjen
Perhubungan Darat No.272/HK.105/96 kebutuhan ruang parkir untuk Bandara (Pusat
perkantoran, Pelayanan Umum) adalah 1,5-3,5 SRP/100m2 luas lantai efektif.

2.8 Karakteristik Parkir

Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat – sifat dasar yang memberikan


penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada daerah
studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang
terjadi pada daerah studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu
parkir, pergantian parkir, penyediaan ruang parkir, kapasitas parkir, dan indeks parkir.

A. Volume Parkir

Volume parkir merupakan jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir
(yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu). (Hobbs,1997) Waktu yang
digunakan untuk parkir dihitung dalam menit atau jam menyatakan lama parkir.
Perhitungan volume parkir dapat digunakan sebagai petunjuk apakah ruang parkir yang
tersedia dapat memenuhi kebutuhan parkir kendaraan atau tidak dan berdasarkan volume
tersebut dapat direncanakan besarnya ruang parkir yang diperlukan apabila diperlukan
pembangunan ruang baru.

Volume parkir dalam penelitian ini adalah jumlah kendaraan yang masuk areal
parkir selama jam-jam pengamatan (dianggap satu hari dan mengunakan fasilitas parkir).
Volume parkir dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan areal
parkir pada jam pengamatan.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya volume yang terjadi


adalah sebagai berikut :

Vp = Ei + X

dengan : Ei = kendaraan yang masuk lokasi parkir

Vp = volume parkir
X = kendaraan yang sudah ada di lokasi parkir

Berdasarkan perhitungan volume parkir maka dapat diketahui jumlah kendaraan


yang menggunakan fasilitas parkir.

B. Akumulasi Parkir

Akumulasi parkir adalah jumlah total dari kendaraan yang parkir selama periode
tertentu (Hobbs, 1997). Akumulasi ini dapat dijadikan sebagai ukuran kebutuhan ruang
parkir di lokasi penelitian. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah
kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu.
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah
menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraaan yang masuk serta dikurangi
dengan kendaraan yang keluar.

Persamaan untuk menghitung akumulasi parkir yang terjadi dapat dirumuskan


sebagai berikut :

AP = Ei – Ex + X

dengan : Ap = Akumulasi parkir

Ei = Jumlah kendaraan yang masuk ke lokasi parkir

Ex = Jumlah kendaraan yang keluar ke lokasi parkir

X = Jumlah kendaraan yang sudah ada di lokasi parkir

Data-data yang diperhitungkan dalam perhitungan akumulasi parkir adalah data


banyaknya kendaraan yang diparkir pada periode waktu tertentu dan kendaraan yang
meninggalkan ruang parkir dalam periode yang sama. Kendaraan yang menginap
tersebut dianggap sebagai beban parkir dan harus dihitung (x) dan jika tidak ada
kendaraan yang parkir sebelum survei dilakukan maka x dianggap 0. Perbandingan
akumulasi rata-rata menunjukkan efisiensi fasilitas yang terpakai. Berdasarkan hasil
yang diperoleh dibuat grafik yang menunjukkan persentase kendaraan dalam waktu
tertentu dengan demikian didapat kurva akumulasi karakteristik.

C. Lama Waktu Parkir (Durasi Parkir)

Durasi adalah rata-rata lama waktu yang dipakai setiap kendaraan untuk berhenti
pada ruang parkir. Berdasarkan hasil perhitungan durasi dapat diketahui rata-rata lama
penggunaan ruang parkir oleh pemarkir. Durasi ini mengindikasikan apakah diperlukan
suatu pembatasan waktu parkir (dilihat dari rata-rata durasi parkirnya). (Oppenlender,
1976)

Untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama waktu
survey dapat digunakan rumus berikut:

DP = Ex - En

dengan : DP = Durasi parkir (menit)

Ex = Waktu saat kendaraan keluar dari ruang parkir (menit).

En = Waktu saat kendaraan masuk ke ruang parkir (menit)

Berdasarkan karakteristik parkir yang terjadi maka dapat diketahui tingkat


kepadatan parkir yang terjadi di kawasan parkir tersebut sehingga apabila terjadi
ketidakteraturan dalam parkir, dapat diketahui penyebabnya dan diadakan pemecahan
yang menyangkut beberapa karakteristik parkir yang terjadi.

D. Kapasitas parkir

Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut dalam


menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai fasilitas parkir
tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas parkir adalah :

KP =
dengan : KP : Kapasitas parkir (kend/jam)

S : Jumlah total stall/petak resmi (petak)

D : Rata-rata lama parkir (jam/kend)

E. Indeks Parkir

Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas


ruang parkir yang tersedia. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa besar
kapasitas parkir yang telah terisi.

Indeks parkir dirumuskan sebagai berikut :

Ip =

 IP < 1 artinya bahwa fasilitas parkir tidak bermasalah, dimana kebutuhan


parkir tidak melebihi daya tampung/kapasitas normal.
 IP = 1 artinya bahwa kebutuhan parkir seimbang dengan daya
tampung/kapasitas normal.
 IP > 1 artinya bahwa fasilitas parkir bermasalah, dimana kebutuhan parkir
melebihi daya tampung/kapasitas normal.

Besarnya indeks parkir yang tertinggi diperoleh dari perbandingan antara


akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Besaran indeks parkir ini akan menunjukkan
apakah kawasan parkir tersebut bermasalah atau tidak (Warpani, 1998).

F. Pergantian Parkir (Turnover Parking)

Pergantian parkir menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir dan diperoleh


dengan membagi volume parkir dengan jumlah ruang parkir untuk periode waktu
tertentu. (Oppenlander,1976)

Pergantian parkir dirumuskan sebagai berikut :

TR = Nt / S
dengan : TR = Angka pergantian parkir (kend/jam/SRP)

Nt = Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)

S = Jumlah ruang parkir (SRP)

G. Penyediaan Parkir (Parking Supply)

Penyediaan parkir (parking supply) atau kemampuan penyediaan parkir adalah


batas ukuran banyaknya kendaraan yang dapat ditampung selama periode waktu
tertentu. (Oppenlander,1976)

Rumus yang digunakan untuk menghitung penyediaan parkir adalah :

PS = xF

dengan : PS : Daya tamping kendaraan yang dapat diparkir (kend)

S : Jumlah ruang parkir yang tersedia (SRP)

Ts : Lama waktu survei (jam)

D : Rata-rata lamanya parkir (jam/kend)

F : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai 0,85-


0,90.

2.9 Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan ruang parkir adalah jumlah tempat yang dibutuhkan untuk


menampung kendaraan yang membutuhkan parkir berdasarkan fasilitas dan fungsi dari
sebuah tata guna lahan. Untuk mengetahui kebutuhan parkir pada suatu kawasan yang di
studi, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan dari pemarkir (Abubakar, 1998).
Rumus yang dipakai untuk menghitung kebutuhan ruang parkir adalah sebagai
berikut :
S=

dengan : S : Jumlah petak parkir yang diperlukan saat ini

Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)

D : Waktu rata – rata lamanya parkir (jam/kend)

T : Lamanya survei (jam)

f : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir, nilai


antara 0,85 s/d 0,95.

2.10 Survei Perparkiran

Survei parkir adalah cara untuk mendapatkan jawaban dari perkiraan masalah
parkir yang ada pada suatu daerah studi. Survei parkir bertujuan agar didapatkan data-
data yang akurat yang nantinya dapat digunakan dalam analisa perhitungan parkir.

Beberapa data yang mungkin diperlukan untuk menganalisa parkir adalah :

1. Pola fluktuasi arus lalu lintas kendaraan yang keluar masuk area perparkiran.
2. Kapasitas, lokasi dan karakteristik dari fasilitas yang ada.
3. Pemakai dari fasilitas parkir, karakteristik dari pemarkir, pelanggaran yang
terjadi, pemberlakuan peraturan serta permintaan maksimum (jam puncak)
4. Kecukupan dari rambu dan marka di dalam area parkir.

2.11 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Tabel STUDI PUSTAKA.4 Tabel Perbandingan Penelitian


A.A. Jaya Amalia F.M., Lindawati M.Z., Rahayu W., Renni A., Andreas S.,
Jurnal
W., 2010 dkk. 2012 2012 dkk. 2013 dkk. 2013 2015
Tipe Roda Empat Roda Empat Roda Roda
Roda Empat Roda Empat
kendaraan & Roda Dua & Roda Dua Empat Empat
Fasilitas Pasar Pusat Grosir Kampus Kampus Klinik Bandar Udara
Jenis On street & On street &
Off Street Off Street Off Street Off Street
Parkir Off Street Off Street
Banda
Banten
Lokasi Denpasar Solo Palembang Pontianak Aceh

Berdasarkan tabel diatas yang dapat diambil untuk dijadikan refrensi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. A.A., Jaya Wikrama (2010) “Analisis Karakteristik dan Kebutuhan Parkir


di Pasar Kreneng”. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
karakteristik dan kebutuhan ruang parkir di salah satu pasar tradisional
pada jam-jam tertentu/waktu puncaknya aktivitas di pasar tersebut. Dalam
hasil penelitiannya kebutuhan ruang parkir tertinggi adalah untuk
kendaraan roda dua/motor pada jenis parkir onstreet parking maupun
offstreet parking.
2. Amalia F.M., dkk. (2012) “Analisis Kapasitas Parkir dan Antrian dengan
adanya Sistem Portal Otomatis di Pusat Perbelanjaan”. Penelitian ini
dilakukan pada salah satu Pusat Perbelanjaan di kota Solo yang berhadapan
langsung dengan jalan arteri sekunder di kota tersebut. Peneliti
menganalisa kebutuhan ruang parkir dan panjang antrian pada pintu keluar
dan pintu masuk dengan sistem portal otomatis apakah menganggu arus
lalu lintas jalan di sekitar pintu masuk pusat perbelanjaan tersebut.
3. Lindawati M.Z., (2012) “Analisis Kebutuhan dan Penataan Ruang Parkir di
Kampus Universitas Baturaja”. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa
kebutuhan ruang parkir untuk pengguna kampus dam berapa jumlah ruang
parkir yang tersedia serta mengetahui pola parkir pada kampus tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada kendaraan roda dua dan kendaraan roda
empat dengan jenis parkir yaitu offstreet parking.

Perbedaan ketiga penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis bahas
adalah penelitian ini akan dilakukan pada lokasi yang jam kerjanya dilakukan secara 6
jam pada fasilitas Bandara Soekarno Hatta yang memungkinkan akan terjadi waktu
puncak yang berbeda-beda setiap jamnya dan setiap harinya dan jadwal penerbangan
sangat mempengaruhi waktu puncak perparkiran. Penelitian ini juga dilakukan hanya
untuk kendaraan roda empat dengan jenis parkir offstreet parking/pelataran parkir.

Anda mungkin juga menyukai