Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL

Kelompok :2
Nama : 1. Aris Saputra 1731410093
2. Elvira Wahidah Trismaya 1731410040
3. Wahyu Aditya Permadi 1731410142
Kelas : 1 B / D3 Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018
I. Judul Percobaan : Spektroskopi Ultraviolet dan Sinar Tampak (UV-VIS).

II. Tanggal : 20 April 2018.

III. Tujuan Praktikum :


1.) Dapat menganalisa sampel tembaga dengan menggunakan spectrometer
ultraviolet sinar tampak.
IV. Alat Dan Bahan:

ALAT JUMLAH
Spektrofotometer 1
UV/VIS
Dua sel (kuvet) 10 2
mm
Labu ukur 50 ml 10
Pipet tetes 10
Boult pipet 1
Pipet ukur 5 ml 1
Pipet ukur 25 ml 1
Gelas kimia 1
Botol semprot 1

Bahan-bahan yang digunakan

CuSO4.5H2O
H2SO4 pekat
Ammonia pekat
Aquades
V. Skema Kerja :
A. Pembuatan Larutan Standar Sampel Tembaga

CuSO4.5H2O 6 buah Masing-masing: 2.5


larutkan Labu ukur Tambahkan ml, 5 ml, 7.5 ml, 10 ml,
(3.2297) 50 ml 12.5 ml, 15 ml

Tambahkan

2.5 ml ammonia
pekat (*)

Tambahkan

Aquadest

Kocok
B. Mencari Panjang Gelombang yang Mempunyai Serapan Maksimum

Nyalakan Panjang Mode pilih ABS


spectrometer dan Tunggu gelombang 850 Tekan
lampu UV/VIS nm
Tambahkan

Salah satu kuvet Kedua sel dengan


Mengganti Bersihkan
dengan larutan (*) Kuvet air distilasi

Masukkan Pastikan bagian


yang jernih dari sel Tutup kembali
Kuvet pada
menghadap tempat sel dan
spektrometer
jalannya sinar tekan auto zero

Panjang Ambil kuvet Tunggu sampai


gelombang dan bagian depan ordinat display 0
tekan GOTO λ dan isi dengan
salah satu
larutan (*)

Catat setiap Buat kurva antara panjang


perubahan gelombang terhadap absorban
C. Kurva Kalibrasi

Masukkan panjang Tekan GOTO λ Tunggu panjang


gelombang gelombang tampak
(absorban tertinggi) pada display

Tambahkan

Ambil kuvet Auto zero sampai sel dengan larutan


Tekan
bagian depan, isi display absorban sampel, masukkan
dengan larutan (*) 0 ke tempat sel

Catat absorban Buat kurva antara


Tentukan molar
yang tampak pada konsentrasi dengan
absorsivitas
dispaly absorbansi
VI. Hasil Percobaan

Tabel 1.1. Data Pengamatan Panjang dengan Absorbansi

λ nm Absorban λ nm Absorban λ nm Absorban λ nm Absorban


800 0,058 625 0,223 525 0,139 425 -0,089

790 0,064 620 0,229 520 0,129 420 -0,082

780 0,069 615 0,234 515 0,111 415 -0,082

770 0,078 610 0,24 510 0,102 410 -0,084

760 0,085 605 0,243 505 0,074 405 -0,086

750 0,092 600 0,247 500 0,029 400 -0,094

740 0,102 595 0,246 495 0,045

730 0,109 590 0,248 490 0,028

720 0,123 585 0,246 485 0,005

710 0,132 580 0,242 480 -0,003

700 0,144 575 0,237 475 -0,17

690 0,142 570 0,23 470 -0,031

680 0,153 565 0,229 465 -0,039

670 0,17 560 0,234 460 -0,045

660 0,183 555 0,226 455 -0,05

650 0,192 550 0,215 450 -0,052

645 0,197 545 0,186 445 -0,051

640 0,2 540 0,139 440 -0,045

635 0,208 535 0,13 435 -0,065

630 0,215 530 0,118 430 -0,087


Tabel 1.2. Data Pengamatan Konsentrasi (Tembaga) dan Absorbansi

Konsentrasi
No Absorbansi
Volume ppm
2 2.5 50 0.018
3 5.0 100 0.052
4 7.5 150 0.073
5 10 200 0.093
6 12.5 250 0.117
7 15.0 300 0.123
Campuran 0.043

Perhitungan :

 Larutan Induk 2,5 ml


M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 2.5 ml = M2 . 50ml
M2 = 50 ppm
 Larutan induk 5 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 5 ml = M2 . 50ml
M2 = 100 ppm
 Larutan induk 7,5 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 7,5 ml = M2 . 50ml
M2 = 150 ppm
 Larutan induk 10 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 10 ml = M2 . 50ml
M2 = 200 ppm
 Larutan induk 12,5 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 12,5 ml = M2 . 50ml
M2 = 250ppm
 Larutan Induk 15 ml
M1 . V1 = M2 . V2
1000ppm . 15 ml = M2 . 50ml
M2 = 300 ppm

VII. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang
gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa
baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun
absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi
Prosedur kerja spektofotometer dimulai dengan dihasilkanya cahaya
monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat
sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan
dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca
Praktikum kali ini tentang penentuan konsentrasi tembaga dalam sampel dengan
menggunakan metode spektrofotometri UV-vis.. Untuk jenis spektrofotometer yang
kami gunakan pada saat praktikum sendiri adalah single-beam yaitu cahaya hanya
melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan
yang dimasukkan. Untuk penempatan kuvet pada bagian depan adalah sampel yang
berisi sampel, sampel itu sendiri berisi larutan tembaga 1000 ppm yang ditambahkan
ammonia pekat dan diencerkan dengan aquades, dan untuk bagian belakang adalah
blanko, yang berisi larutan ammonia pekat yang diencerkan dengan aquades.Untuk
menentukan konsentrasi tembaga,kita harus menentukan panjang gelombang maximum
pada masing-masing standar, dengan mengamati nilai absorbansi yang didapatkan pada
panjang gelombang tertentu.
Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan menggunakan larutan Cu
konsentrasi 1000 ppm dengan mengisi kuvet bagian depan dan belakang diisi blanko
kemudian auto zero dan menekan panjang gelombang 800 λ nm. Kemudian mengambil
kuvet bagian depan dan mengganti dengan sampel, sampel yang kami gunakan adalah
dengan volume 12,5 ml. Selanjutnya mulai menekan panjang gelombang dari 800-400
λ nm. Dapat dilihat grafik dibawah adalah hasil dari percobaan kami.

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05 Series1
0
0 200 400 600 800 1000
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2

Grafik I.1.Hubungan Panjang Gelombang dengan Absorbansi

Jadi, λ Absorbansi maksimum Cu adalah = 600 λ nm.

Dari hasil grafik I yang kami peroleh dapat dilihat bahwa panjang gelombang tidak
stabil atau naik turun. Untuk panjang gelombang maksimum Cu diperoleh pada saat panjang
gelombangnya yaitu 600 λ nm dengan nilai absorban 0.247. Namun pada literature panjang
gelombang maksimum pada tembaga adalah 666 λ nm. Hal itu tidak sesuai dengan literatur,
factor yang mempengaruhi ketidaksamaaan hasil dengan literature diantaranya adalah:
terjadinya kesalahan pada percobaan. Kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini yaitu
kurangnya telitian dalam pengenceran sehingga kurang sempurna, terjadinya serapan radiasi
oleh sidik jari pada kuvet, sensitivitas alat, kuvet yang kurang bersih, kuvet tergores, ataupun
kurangnya ketelitian dalam pengamatan serta faktor human eror ataupun alatnya yang
bermsalah.
Selanjutnya setelah ditentukan panjang gelombang maksimumnya, kita mencari
konsentrasi dari Cu pada sampel. Caranya yaitu dengan memasukkan kuvet bagian depan dan
belakang diisi dengan blanko kemudian menekan panjang gelombang maksimum yang
diperoleh yaitu 600 kemudian tekan auto zero. Selanjutnya mengganti isi kuvet bagian depan
dengan sampel, sampel ini berisi larutan Cu yang belum diketahui konsentrasinya. Untuk isi
kuvet adalah larutan Cu dengan volume 2.5 ml, 5 ml, 7.5 ml, 10 ml, 12.5 ml, 15 ml. Hasil dari
percobaan kami dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

ABSORBANSI
0.14
0.123 y = 0.0085x + 0.0053
0.117 R² = 0.9704
0.12

0.1 0.093

0.08 0.073
Series1
0.06 0.052
Linear (Series1)

0.04
0.018
0.02

0
0 5 10 15 20

Grafik 2.Kurva Kalibrasi Konsentrasi dengan Absorbansi

Pada grafik II untuk kurva kalibrasi, untuk sumbu y sebagai panjang gelombang,
dan untuk sumbu x sebagai konsentrasi. Pada saat konsentrasi 0 diperoleh
absorbansinya juga 0, saat konsentrasi 50 ppm diperoleh absorbansi 0.018 konsentrasi
100 ppm diperoleh absorbansi 0.052, konsentrasi 150 ppm diperoleh absorbansi 0.073,
konsentrasi 200 ppm diperoleh absorbansi 0.093 , konsentrasi 250 ppm diperoleh
absorbansi 0.117 dan konsentrasi 300 ppm diperoleh absorbansi 0.123. Untuk hasil
kami jika dibandingkan literature sudah mendekati, karena kemiringan (R2) yang kami
peroleh adalah 0.9704, yang pada literature adalah diatas 0.95. Jadi praktikum kami
dapat dikatakan hasilyang didapatkan sama dengan apa yang ada pada literature.
VIII. Kesimpulan
Spektrofotometri UV-vis sendiri merupakan teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak dengan
menggunakan instrumen spektrofotometer. Pada percobaan, didapatkan panjang
gelombang maksimum larutan standar tembaga sebesar 600 λ nm, dan konsentrasi
tembaga dalam sampel yang diperoleh pada percobaan yaitu ppm.

IX. Keselamat Kerja


 Memakai jas laboratorium secara benar.
 Memakai pelindung saat praktikum, seperti masker, sarung tangan.
 Membuang limbah cairan pada tempatnya dan menutupnya.
 Mencuci tangan setelah praktikum.

X. Daftar Pustaka
 Martalius dan Hafnimardiyanti. 2009. Penuntun Praktikum Instrumen Analisis
I. ATIP : Padang.
 Sar, Ni Ketut. (2010). Analisa Instrumentasi.Jakarta: Yayasan Humaniora.
 Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektrofotometri. Gramedia: Jakarta.
 Jurnal Fakultas Sains dan Matematika UKSW Salatiga. Menggunakan
Spektrometer Sederhana 2009.
 Laras, A.W .2012. Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar Vitamin C
pada Minuman Buah Kemasan dengan Spektrofotometri UV-Visible

Mengetahui,
Dosen Pebimbing

(Andi Nina Asriana S.si M.si)

Anda mungkin juga menyukai