Anda di halaman 1dari 12

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

TETANUS

OLEH :
RUANG WIJAYA KUSUMA D
RSUD Dr. SOEDONO MADIUN

PEMERINTAHAN PROPINSI JAWA TIMUR


RSUD dr. SOEDONO MADIUN
Jalan Dr. Sutomo No. 59, Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur
63117
TAHUN 2019
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
RSUD Dr. SOEDONO MADIUN
KELOMPOK PRAKTIK 6B.1 & 6B.2:
1. FETY AHIMATUL ULYA (1601300065)
2. IVAN GILANG PRATAMA (1601300051)
3. ANIS NADIFATUL CHOIRUL N (1601300074)

VISI

MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA SELURUH LAPISAN


MASYARAKAT DAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN YANG UNGGUL

LEMBAR PENGESAHAN
Penyuluhan ini telah disarankan dan disetujui oleh:
Hari/tanggal : ………………………………………………………
Tempat : ………………………………………………………

MENGETAHUI,

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(...........................................) (.............................................)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PokokBahasan : Tetanus
Hari/Tanggal :
Waktu : ± 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu Wijaya Kusuma D
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien ruang Wijaya
Kusuma D

A. Analisa Situasi
1. Peserta Penyuluhan
1.1 Keluarga klien dan klien
1.2 Jumlah peserta tidak terbatas
1.3 Latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan sebagainya
1.4 Minat dan perhatian dalam menerima materi penyuluhan cukup baik
1.5 Interaksi sasaran baik
2. Penyuluh
2.1 Mahasiswa D3 Poltekes Kemenkes Malang Prodi Blitar
2.2 Mampu mengomunikasikan kegiatan penyuluhan tentang Tetanus
3. Ruangan
3.1 Bertempat di Ruang Wijaya Kusuma D
3.2 Ruangan cukup untuk menampung keluarga klien
3.3 Penerangan, ventilasi, pengeras suara cukup kondusif untuk
kelangsungan kegiatan penyuluhan
B. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga dapat memahami
dan mengerti tentang Tetanus.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan anggota keluarga dapat menjelaskan
kembali :
a. Pasien dan keluarga mengetahui dan mampu memehami Pengertian
Tetanus
b. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab Tetanus
c. Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala Tetanus
d. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan Tetanus
e. Pasien dan keluarga mengerti tentang komplikasi dari Tetanus
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
F. Pengorganisasian
1. MODERATOR :
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri (Institusi)
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. PENYULUH :
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang Tetanus
b. Menjelaskan materi mengenai Tetanus
c. Menjawab pertanyaan peserta
3. FASILITATOR :
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan
d. Memotivasi masyarakat untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4. OBSERVASI :
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
5. DOKUMENTASI :
a. Dokumentasi kegiatan penyuluhan.
G. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Sasaran Metode Ceramah


Penyuluhan

Pembukaan Pembukaan : a) Menjawab Ceramah 2 menit


1. Memberi salam
salam b) Mendengarkan
dan
2. Menjelaskan memperhatikan
tujuan
penyuluhan
Penyajian Penyampaian Memperhatikan Ceramah 15 menit
Materi materi : dan mengajukan
1. Pengertian pertanyaan
Tetanus
2. Penyebab
Tetanus
3. Tanda dan
gejala Tetanus
4. Bagaimana
terjadinya
Tetanus
5. Cara
menangani
Tetanus
6. Komplikasi
dari Tetanus
Penutup Memberikan Menjawab Tanya 5 menit
pertanyaan dan pertanyaan jawab
membuat
kesimpulan

H. Materi
(Terlampir)
I. EVALUASI
Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya dan
memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian Tetanus ?
2. Apa penyebab Tetanus?
3. Bagaimana tanda dan gejala Tetanus ?
4. Bagaimana cara menangani Tetanus ?
5. Apa komplikasi yang bisa terjadi akibat Tetanus?

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TETANUS

A. Pengertian Tetanus
Kata tetanus diambil dari bahasa yunani yaitu tetanus dari teinein yang artinya
menegang. Penyakit tetanus adalah penyakit yang menyerang sistem urat saraf dan
otot yang menyebabkan saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Tetanus juga dikenal
dengan penyakit lockjaw. Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh
neurotoksin yang dihasilkan oleh clostridium tetani .
Kitasato adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme penyebab
tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi
yang spesifik. Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali
pusat yang tidak dipotong dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru
lahir disebut tetanus neonatorum dan merupakan salah satu penyebab kematian
terbanyak pada bayi. Clostridium tetanus bisa bertahan hidup di luar tubuh dalam
bentuk spora untuk waktu yang sangat lama, missal dalam debu, tanah, serta kotoran
hewan maupun manusia. Spora clostridium tetani umumnya masuk ke tubuh melalui
luka yang kotor, cpntphnya luka akibat cedera, digigit hewan, paku berkarat, atau
luka bakar. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya
punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan.
B. Penyebab
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif
anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi
bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi).
Clostridium tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Bakteri Clostridium tetani ini banyak
ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian.
Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta
feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Ketika bakteri tersebut
berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang
bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf).
Infeksi luka, biasanya luka terbuka, dengan spora bakteri C. tetani dapat
menyebabkan tetanus. Spora masuk ke luka kulit Anda, berkembang biak dan
menghasilkan racun yang dapat menempel ke ujung serat saraf. Racun akan
menyebar bertahap ke saraf tulang belakang dan otak. Racun mencegah sinyal kimia
dari otak dan saraf tulang belakang ke otot. Tetanus dapat menyebabkan kejang yang
selanjutnya dapat membuat Anda dapat berhenti bernapas dan meninggal. Tetanus
neonatal biasanya berasal dari infeksi saat memutus tali pusat bayi baru lahir.

C. Tanda dan Gejala


Apabila berhasil memasuki tubuh, spora Clostridium tetani akan menjadi bakteri
tetanus yang aktif. Spora tersebut kemudian akan berkembang biak untuk
melepaskan neurotoksin atau racun yang menyerang sistem saraf.
Neurotoksin yang mengacaukan kinerja saraf itu berpotensi menyebabkan
pengidap mengalami kejang yang menyerupai kekakuan otot. Inilah gejala utama
tetanus yang bisa menyebabkan rahang pengidap mengatup rapat dan tidak bisa
dibuka atau biasa disebut dengan istilah rahang terkunci (lockjaw). Selain itu,
masalah sukar menelan juga bisa dialami oleh pengidap tetanus.

Tanda dan gejala penyakit tetanus bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1) Tahap awal
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tubuh merupakan
gejala awal penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi kekakuan otot. Beberapa
penderita juga mengalami kesulitan menelan. Gangguan terus dialami penderita
selama infeksi tetanus masih berlangsung.
2) Tahap kedua
Gejala awal berlanjut dengan kejang yang disertai nyeri otot pengunyah
(Trismus). Gejala tahap kedua ini disertai sedikit rasa kaku di rahang, yang
meningkat sampai gigi mengatup dengan ketat, dan mulut tidak bisa dibuka sama
sekali. Kekakuan ini bisa menjalar ke otot-otot wajah, sehingga wajah penderita akan
terlihat menyeringai (Risus Sardonisus), karena tarikan dari otot-otot di sudut mulut.
Selain itu, otot-otot perut pun menjadi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan
tersebut akan semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke belakang.
(Ophistotonus). Keadaan ini dapat terjadi 48 jam setelah mengalami luka.
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu penderita menjadi lambat dan
sulit bergerak, termasuk bernafas dan menelan makanan. Penderita mengalami
tekanan di daerah dada, suara berubah karena berbicara melalui mulut atau gigi yang
terkatub erat, dan gerakan dari langit-langit mulut menjadi terbatas.
3) Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat, maka terjadilah kejang
refleks. Biasanya hal ini terjadi beberapa jam setelah adanya kekakuan otot. Kejang
otot ini bisa terjadi spontan tanpa rangsangan dari luar, bisa pula karena adanya
rangsangan dari luar. Misalnya cahaya, sentuhan, bunyi-bunyian dan sebagainya.
Pada awalnya, kejang ini hanya berlangsung singkat, tapi semakin lama akan
berlangsung lebih lama dan dengan frekuensi yang lebih sering. Selain dapat
menyebabkan radang otot jantung (mycarditis), tetanus dapat menyebabkan sulit
buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah, bahkan patah tulang belakang dapat
terjadi akibat adanya kejang otot hebat. Kematian biasanya terjadi akibat kegagalan
fungsi pernafasan, yang umumnya 50%. Hal ini disebabkan karena sumbatan saluran
nafas, akibat kolapsnya saluran nafas, sehingga refleks batuk tidak memadai, dan
penderita tidak dapat menelan.

D. Pencegahan

Pencegahan tetanus dengan cara vaksinasi. Pada anak-anak, vaksin tetanus


diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dan untuk orang
sudah dewasa sebaiknya diberikan booster.
Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu
menjalani vaksinasi lebih lanjut
2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan
vaksinasi
3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan
suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
4. Pencegahan lain dengan cara membersihkan setiap luka terutama luka tusukan
yang dalam harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati
akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. Bagi orang yang
rentan terhadap luka (luka tertutup, misalnya tertusuk paku dan bukannya luka
terbuka yang mengeluarkan darah mengalir) perlu dilakukan vaksinasi toksoid.

E. Komplikasi
1. Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva) di
rongga mulut. Hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat
terjadi pneumonia aspirasi.
2. Asfiksia.
3. Atelektasis karena obstruksi secret.
4. Kegagalan respirasi: Komplikasi sistem pernapasan antara lain atelektasis,
aspirasi pneumonia dan bronkhopneumonia yang ada umumnya berhubungan
dengan kesulitan pasien untuk mengeluarkan secret. Spasme laring biasanya
berlarut–larut dan terus–menerus sehingga menimbulkan hipoksia.
5. Sepsis: Komplikasi yang paling berat adalah sepsis dengan atau tanpa
bakteriemi dengan sindroma sepsis yang berkembang cepat. Sumber potensial
dari sepsis adalah luka tracheostomi, pemberian cairan intravena, kateter,
tubeventilator, nebulizer dan dekubitus.
6. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit: Berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebihan melalui hyperhidrasi dan yang lebih jarang sekrelis
saliva yang berlebihan.
7. Fraktur: Terutama pada tulang vertebra thorakal 4–6. Kadang–kadang
vertebra lumbal dan manubrium. Disebabkan oleh karena kejang yang sangat
kuat. (Batticaca, 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Alodokter.com. 2018. Tetanus (Daring) (www.alodokter.com/tetanus), diakses pada


12 Februari 2019.
Batticaca fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Hellosehat.com. 2016. Penyakit Tetanus. (Daring)
(https://hellosehat.com/penyakit/tetanus/), diakses pada 12 februari 2019
DAFTAR ABSENSI SATUAN PENYULUHAN
RSUD Dr. Soedono Madiun

Pemateri : Kelompok 6B.1 dan 6B.2


Tempat : Ruang Tunggu Wijaya Kusuma D
Waktu : 09:00 – 10:00
Materi : Tetanus

N0 NAMA ALAMAT TTD

Anda mungkin juga menyukai