menyimpang. Keenam, seseorang menjadi delinkuen karena ekses dari pola pikir yang lebih
memandang aturan hukum sebagai pemberi peluang dilakukannya penyimpangan daripada
melihat hukum sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan dipatuhi. Ketujuh, diferential
association bervariasi dalam hal frekuensi, jangka waktu, prioritas dan intensitasnya. Delapan,
proses mempelajari perilaku menyimpang yang dilakukan remaja menyangkut seluruh
mekanisme yang lazim terjadi dalam proses belajar. Terdapat stimulus-stimulus seperti:
keluarga yang kacau, depresi, dianggap berani oleh teman dan sebagainya merupakan sejumlah
eleman yang memperkuat respon. Sembilan, perilaku menyimpang yang dilakukan remaja
merupakan pernyataan akan kebutuhan dan dianggap sebagai nilai yang umum.
2. Teori Anomie
Teori ini dikemukakan oleh Robert. K. Merton dan berorientasi pada kelas. Konsep
anomi sendiri diperkenalkan oleh seorang sosiolog Perancis yaitu Emile Durkheim (1893),
yang mendefinisikan sebagai keadaan tanpa norma (deregulation) di dalam masyarakat.
Keadaan deregulation atau normlessness tersebut kemudian menimbulkan perilaku deviasi.
Oleh Merton konsep ini selanjutnya diformulasikan untuk menjelaskan keterkaitan antara kelas
sosial dengan kecenderungan adaptasi sikap dan perilaku kelompok. Adanya perbedaan kelas
sosial menimbulkan adanya perbedaan tujuan dan sarana yang dipilih. Kelompok masyarakat
kelas bawah (lower class) misalnya memiliki kesempatan yang lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok masyarakat kelas atas. Keadaan tersebut terjadi karena tidak meratanya
kesempatan dan sarana serta perbedaan struktur kesempatan. Akibatnya menimbulkan frustrasi
di kalangan anggota masyarakat. Dengan demikian ketidakpuasan, frustrasi, konflik, depresi,
dan penyimpangan perilaku muncul sebagai akibat kurangnya atau tidak adanya kesempatan
untuk mencapai tujuan.
Berkaitan dengan perilaku menyimpang yang dilakukan remaja, dapat dikemukakan
bahwa teori ini lebih memfokuskan pada kesalahan atau 'penyakit' dalam struktur sosial sebagai
penyebab terjadinya kasus perilaku menyimpang remaja. Teori ini juga menjelaskan adanya
tekanan-tekanan yang terjadi dalam masyarakat sehingga menyebabkan munculnya perilaku
menyimpang (deviance).
merupakan sesuatu yang diambil dari norma budaya yang lebih besar tetapi kemudian
dibelokkan secara berbalik dan berlawanan arah. Perilaku delinkuen selanjutnya dianggap
benar oleh sistem tata nilai sub budaya mereka, sementara perilaku tersebut dianggap keliru
oleh norma budaya yang lebih besar dan berlaku di masyarakat.
6. Teori Kontrol
Teori ini beranggapan bahwa individu dalam masyarakat mempunyai kecenderungan
yang sama kemungkinannya yakni tidak melakukan penyimpangan perilaku (baik) dan
4
berperilaku menyimpang (tidak baik). Baik tidaknya perilaku individu sangat bergantung pada
kondisi masyarakatnya. Artinya perilaku baik dan tidak baik diciptakan oleh masyarakat
sendiri (Hagan, 1987). Selanjutnya penganut paham ini berpendapat bahwa ikatan sosial
seseorang dengan masyarakat dipandang sebagai faktor pencegah timbulnya perilaku
menyimpang termasuk penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya.
Seseorang yang terlepas ikatan sosial dengan masyarakatnya akan cenderung berperilaku
bebas untuk melakukan penyimpangan. Manakala dalam masyarakat lembaga kontrol sosial
tidak berfungsi secara maksimal maka akan mengakibatkan melemahnya atau terputusnya
ikatan sosial anggota masyarakat dengan masyarakat secara keseluruhan dan akibatnya anggota
masyarakat akan leluasa untuk melakukan perilaku menyimpang.
Jika unsur-unsur tersebut tidak terbentuk maka penyimpangan perilaku termasuk
penyalahgunaan berbagai jenis narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya berpeluang besar
untuk dilakukan oleh masyarakat luas khususnya anggota masyarakat pada usia remaja atau
dewasa awal.
d) Tidak menemukan figure yang tepat untuk dijadikan pedoman dalam berkehidupan sehari-
hari.
Lingkungan sekolah :
a) Longgarnya disiplin sekolah.
b) Kealahan dalam sistem pendidikan sekolah.
c) Perlakuan guru yang tidak adil terhadap siswa.
d) Kecenderungan sekolah memandang kontribusi orang tua.
e) Perlakuan otoriter yang diterapkan guru-guru sekolah.
Lingkungan masyarakat :
a) Kurangya partisipasi masyarakat dalam menanggulangi perilaku menyimpang remaja
dilingkungan masyarakat.
b) Kemajuan teknologi informasi yang pesat menyebabkan kebablasan informasi bagi remaja.
c) Banyaknya masyarakat yang cenderung mencontohkan perbuatan yang dilarang dan
bahkan kriminal.
d) Kerusakan moral dalam komplek tempat tinggal.
2. Kejahatan Pencurian, baik itu pencuriana biasa maupun pencurian dengan pemberatan.
3. Penggelapan.
4. Penipuan.
5. Pemerasan.
6. Gelandangan.
7. Pemerkosaan.
8. Kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika.
a. Menciptakan keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan. Dengan keadaan
keluarga yang seperti ini, mengakibatkan anak-anak remaja lebih sering tinggal dirumah
daripada keluyuran di luar rumah. Tindakan ini lebih mendekatkan hubungan orang tua dengan
anaknya.
b. Memberikan kemerdekaan kepada anak remaja untuk mengemukakan pendapatnya dalam
batas-batas kewajaran tertentu. Dengan tindakan seperti ini, anak-anak dapat berani untuk
menentukan langkahnya, tanpa ada keraguan dan paksaan dari berbagai pihak. Sehingga
mereka dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang mereka kerjakan.
c. Orang tua selalu berbagi (sharing) pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-anak remaja.
Sehingga mereka dapat memilih figure dan sikap yang cocok unutk dijadikan pegangan dalam
bertingkah laku.
d. Orang tua sebaiknya memperlihatkan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani oleh anak-
anak mereka.
Narkoba merupkan singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif. Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan jika diminum , dihisap,
ditelan, atau disuntikan dapat mennyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap kerja
otak,demikian pula fungsi vital organ tubuh lain
Narkotika
Narkotik berasal dari bahasa Inggris, yaitu narcotics yang berarti obat bius. Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan,atau
ketagihan yang sangat berat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1997).
a. Narkotika golongan I : adalah narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat
tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk kepentingan
apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, morphine,
putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
b. Narkotika golongan II : adalah narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidindan turunannya,
benzetidin, betametadol.
c. Narkotika golongan III : adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian.Contoh : codein dan turunannya
(Martono,2006).
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis,bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan
jiwa(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997). Jenis psikotropika dibagi atas
4 golongan :
9
a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk
menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan
sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam
bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat
menthaphetamin).
c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat–zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat
menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :
a. Rokok
c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin
yang bila dihirup akan dapat memabukkan.
1. Narkotika
Opium (opiad). Opiad atau opioid berasal dari kata opium. Jus dan bunga opium
(papaver somniverum) mengandung kurang lebih 20 alkaloid opium dan termasuk
dalam kelompok morfin. Nama opioid juga untuk opiate, yaitu suatu preparat atau
derivate dan opium dari narkotik sintetis yang kerjanya menyerupai opiate tetapi tidak
didapatkan dari opium. Opiate yang sintetis dan opiate alami adalah heroin, kodein, dan
hydro morphone (dilaudid). Bahan-bahan opiad yang sering disalahgunakan adalah
candu, morfin, heroin (putaw), codein, denero, dan methadone.
Kokain (shabu-shabu). Kokain adalah zat adiktif yang sering disalahgunakan dan
merupakan zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kokain merupakan alkoloid
yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca yang berasal dari Amerika
Selatan. Saat ini kokain digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
pembedahan mata, hidup, dan tenggorokan karena efek vasokonstriksitnya juga
10
membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan
heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Ganja (canabis). Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabioid psikoaktif.
Tanaman kanabis biasanya dipotong-potong kecil dan digulung menjadi rokok disebut
joints. Pemakaian ganja akan mengikat pikiran dan dapat membuat ketagihan
pemakainya. Efek penggunaan ganja adalah kehilangan konsentrasi, meningkatnya
denyut nadi, koordinasi tubuh yang buruk, keseimbangan menurun, timbulnya
ketakutan dan rasa panik, depresi, kebingungan, dan halusinasi. Ganja dikenal juga
dengan sebutan mariyuana.
2. Psikotropika
Zat penenang. Contoh zat penenang yang termasuk psikotropika adalah valium yang
terdapat pada obat tidur. Penggunaan psikotropika zat penenang bisa menyebabkan
gangguan pada otak dan menyebabkan rasa takut, serta rasa bimbang diiringi rasa
cemas yang berlebihan.
Zat psikostimulat. Contoh zat psikostimulat yang termasuk psikotropika adalah
amfetamin yang dapat dibuat menjadi ekstasi dan shabu-shabu. Efek penggunaan zat
psikostimulat adalah menimbulkan kerusakan saluran darah, jantung, dan hati.
Zat halusinogetik. Contoh zat halusinogetik yang termasuk psikotropika adalah Lyseric
Acid Diethylamide (LSD). Penggunaan zat halusinogetik menyebabkan gangguan pada
otak serta menimbulkan halusinasi dan ketakutan yang berlebihan.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan bahan lain yang bukan termasuk narkotika dan psikotropika.
Penggunaan zat adiktif dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi bagi
pemakainya. Contoh zat adiktif yang sering digunakan oleh masyarakat antara lain alkohol,
rokok, dan kafein.
Kafein. Zat kafein ditemukan pada minuman kopi. Kafein juga digunakan pada
komposisi obat-obat penyembuhan penyakit flu dan sakit kepala untuk mencegah
timbulnya rasa kantuk selama peminum obat bekerja. Ketergantungan pada kafein
dapat menimbulkan rasa cemas dan akan mengakibatkan gangguan pada jantung.
Setiap orang yang menyalahgunakan zat-zat terlarang pasti memiliki alasan mereka masing-
masing sehingga mereka dapat terjebak masuk ke dalam perangkap narkotika, narkoba atau zat
adiktif. Berikut di bawah ini adalah faktor sebab musabab kenapa seseorang menjadi pecandu
atau pengguna zat terlarang :
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain
tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat terlarang
itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya. Jelas bagi orang yang ingin disebut gaul
oleh golongan atau kelompok itu, ia harus memakai zat setan tersebut.
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota
biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Jika ketua atau beberapa anggota kelompok
yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya anggota yang lain
baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa
seperti keluarga senasib sepenanggungan.
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa
sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati
sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat terlarang.
4. Coba-Coba
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang
tersebut. Jika iman tidak kuat dan dikalahkan oleh nafsu bejad, maka seseorang dapat mencoba
ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah
terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa
berhenti.
5. Ikut-Ikutan
12
Orang yang sudah menjadi korban narkoba mungkin akan berusaha mengajak orang
lain yang belum terkontaminasi narkoba agar orang lain ikut bersama merasakan penderitaan
yang dirasakannya. Pengedar dan pemakai mungkin akan membagi-bagi gratis obat terlarang
sebagai perkenalan dan akan meminta bayaran setelah korban ketagihan. Orang yang melihat
orang lain asyik pakai zat terlarang bisa jadi akan mencoba mengikuti gaya pemakai tersebut
termasuk menyalah gunakan tempat umum.
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak, mabok, atau jadi
gembira ria.
Seseorang yang bandel, nakal atau jahat umumnya ingin dilihat oleh orang lain sebagai
sosok yang ditakuti agar segala keinginannya dapat terpenuhi. Dengan zat terlarang akan
membantu membentuk sikap serta perilaku yang tidak umum dan bersifat memberontak dari
tatanan yang sudah ada. Pemakai yang ingin dianggap hebat oleh kawan-kawannya pun dapat
terjerembab pada zat terlarang.
Rasa bosan, rasa tidak nyaman dan lain sebagainya bagi sebagaian orang adalah sesuatu
yang tidak menyenangkan dan ingin segera hilang dari alam pikiran. Zat terlarang dapat
membantu seseorang yang sedang banyak pikiran untuk melupakan kebosanan yang melanda.
Seseorang dapat mengejar kenikmatan dengan jalan mnggunakan obat terlarang yang
menyebabkan halusinasi / khayalan yang menyenangkan.
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang terhebat,
penuh tenaga dan penuh percaya diri.
Pemakai zat terlarang yang masih muda terkadang ingin dianggap dewasa oleh orang
lain agar dapat hidup bebas, sehingga melakukan penyalah gunaan zat terlarang. Dengan
menjadi dewasa seolah-olah orang itu dapat bertindak semaunya sendiri, merasa sudah matang,
bebas orangtua, bebas guru, dan lain-lain.
Dampak Fisik
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang
lama bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam
kelompok downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-
organ tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu
pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan
mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini
menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat
berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti
menggunakan narkoba seperti heroin. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan mengalami
konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan suatu yang mengkhawatirkan bagi para pengguna narkoba.
Bagi para pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami
GPO merupakan salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba,
terutama jenis putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur
tubuh dan persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul
bila pasokan narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver,
jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka
panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang
bocor, paru-paru yang bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik
yang muncul akibat infeksi virus (Hepatitis C dan HIV/AIDS) yang sangat umum terjadi di
kalangan pengguna jarum suntik.
Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti
adalah ketergantungan mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan
narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala
seorang pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali
menyebabkan terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian
dirinya yang sangat ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang
mencegahnya. Suara-suara ini seringkali begitu kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan
akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan narkoba dan nikmatnya efek dari
menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan pecandu relaps (kambuh).
Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan
seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu
dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan
tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti
memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon
terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan
impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba.
Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua
daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli
narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti
mencuri, berbohong, karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih
dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah
tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan
narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah
bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk
menemukan bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya. Bisa dikatakan
bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama
yang sudah dalam tahap kecanduan.
Dampak Emosional
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah suasana hati. Saat menggunakan narkoba,
susana hati, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek yang diciptakan
oleh narkoba adalah perubahan emosional. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya
perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan
jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat
memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali
15
mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut
pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba
dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan
terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi
seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia
baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi
orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli
siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau
pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan
orangtua mereka sendiri. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh
narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam
dirinya, yaitu kepribadian pecandu. Kepribadian yang baru ini tidak peduli terhadap orang lain,
satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap bisa terus
menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak jelas
dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang,
dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba
adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh
seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia
berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun,
tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’
16
saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan
kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya.
Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika
digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan
membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk
mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena
serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat
minyak.
Belajar berkata "Tidak" apabila ditawari dengan alasan yang tepat, kalau tidak
mampu segera tinggalkan tempat itu.
Apabila ada orang yang berusaha menawari kita barang haram (narkoba) dalam bentuk
apapun, kita harus mengatakan "tidak" dengan alasan yang tepat. Jangan sampai
menyinggung perasaan. Orang yang memakai narkoba biasanya akan berperangai
beringas. Kalau tidak mampu segera tinggalkan saja tempat itu. Dan jangan sekali-kali
untuk bertemu orang tersebut.Lebih baik menghindar.
Tingkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan keinginan yang lebih mulia.
Sebagai generasi muda, lebih baik meningkatkan prestasi untuk mengejar cita-cita dan
keinginan mulia daripada menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia. Narkoba
membuat hidup kita sia-sia. Sesal dikemudian hari yang akan kita dapat.
Menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba, itu yang lebih utama.
Untuk mengisi waktu luang lakukan kegiatan yang positif. Banyak dari kita yang
kebingungan dalam mengisi waktu luang. Terkadang kita berakhir pada pilihan yang
salah yaitu pergaulan bebas. Padahal banyak kegiatan positif yang dapat kita lakukan.
Misalnya dengan mengikuti kursus-kursus ketrampilan ataupun kegiatan berkebun.
Jangan Mencoba
Kesalahan terbesar semua remaja pengguna narkoba adalah mereka pernah mencoba.
Sekali anda mencoba, anda telah menjadi pengguna dan akan kecanduan. Anda tidak
akan pernah menjadi pecandu narkoba jika anda tidak pernah mencoba. Oleh karena itu
jangan pernah mencoba menggunakan narkoba.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.organisasi.org/1970/01/macam-jenis-narkotika-yang-sering-disalahgunakan-
dipakai-ganja-opium-kokain-morfin-heroin-dkk.html 26 April 2015 09.25
http://www.organisasi.org/1970/01/faktor-penyebab-alasan-seseorang-memakai-
menggunakan-narkoba-narkotika-zat-adiktif.html 26 April 2015 09.35
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan-tidak-
langsung-penyalahgunaan-narkoba# 26 April 2015 9.45
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2014/03/24/jenis-jenis-narkoba-dan-dampaknya-
642994.html 26 April 2015 10.05