Oleh
Mugtafillah RM
NPM. 1801203010044
FAKULTAS EKONOMI
BANDA ACEH
2019
Fungsi Audit Sektor Publik
Secara umum audit sektor publik memiliki fungsi yang lebih luas terutama
dalam kaitannya dengan tugas dan kewajiban untuk melaporkan adanya indikasi
kecurangan dan korupsi. Auditor tidak dapat melaksanakan seluruh tugasnya hanya
dengan menggunakan satu jenis pekerjaan saja. Lebih lanjut, pekerjaan auditor terdiri
dari subseksi yang berbeda dan memiliki tujuan masing-masing. Tingkat pertama dari
Penugasan Audit
yang akan datang dan dilakukan oleh lembaga audit. Perencanaan audit dapat
penugasan audit menentukan tipe, jumlah unit dan jangka waktu penugasan audit
dalam periode yang telah ditentukan, yang sebelum dilaksanakan harus diserahkan
2. Penugasan seragam yang disusun lembaga audit di tingkat yang lebih tinggi.
Penugasan ini direncanakan oleh lembaga audit yang memiliki posisi lebih tinggi
dan dilaksanakan oleh lembaga audit yang mempunyai tingkatan yang lebih
Penugasan ini merupakan penugasan yang dilaksanakan oleh lembaga audit yang
lebih rendah setelah mendapatkan otorisasi dari lembaga audit yang lebih tinggi.
dari lembaga audit yang posisinya lebih tinggi, juga menerima penugasan audit
Persiapan perencanaan audit harus mengacu kepada prinsip dan standar audit.
Tujuannya adalah untuk membuat penggunaan yang cukup atas sumber daya dan
kebijakan dan tugas yang diberikan oleh lembaga audit yang posisinya lebih tinggi,
Audit
perubahan atau penyesuaian yang dibuat atas penugasan audit, kecuali jika terdapat
yang jelas mengenai penugasan, dan dapat tetap fokus dalam menentukan
akan dilaksanakan. Dokumen tersebut merupakan dasar bagi tim audit untuk
lingkup, isi dan pendekatan audit, tanggal dimulai dan berakhirnya audit,
efektif, dan sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku. Untuk
mencapai tujuan ini, proses audit sektor publik terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
Tahap Perencanaan
Tujuan dari tahap pendahuluan ini adalah untuk mengidentifikasi area yang
signifikan dan mendesain prosedur audit yang efisien. Untuk mencapai tujuan
operasi auditan
dengan benar, dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
sesuai dengan (1) anggaran yang telah diotorisasi dan (2) undang-undang,
1. Memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari salah
mengikat
pengendalian
3. Menghubungkan risiko dan materialitas dengan sifat, waktu dan luas pengujian
substantif
Pengendalian internal
guna mendapatkan keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan (errors) maupun kecurangan
audit guna mendapatkan keyakinan bahwa terdapat salah saji baik yang disebabkan
oleh kekeliruan maupun kecurangan yang tidak material terhadap laporan keuangan
yang diperiksa. Berikut adalah penjelasan yang berhubungan dengan tanggung jawab
auditor beserta istilah- istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab auditor.
Salah saji dianggap material jika kombinasi antara kekeliruan dan kecurangan
jawab untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tingkat materialitas sudah
dicapai. Adalah hal yang memakan banyak biaya (atau bahkan tidak mungkin) bagi
seorang auditor untuk menemukan semua kekeliruan dan kecurangan yang sifatnya
tidak material.
Keyakinan yang Memadai
pada akhir proses audit. Ada beberapa alasan mengapa auditor bertanggung jawab
1. Hampir semua bukti audit dihasilkan dari pengujian sampel dari populasi
menemukan salah saji secara material. Selain itu, area lain perlu diuji
seperti jenis, luas dan waktu pengujian. Proses evaluasi hasil pengujian
dan integritas yang tinggi, auditor dapat membuat kesalahan dan kekeliruan
bukti dan biaya pelaksanaan audit akan naik sampai tingkat di mana audit tersebut
secara ekonomis tidak layak. Pembelaan terbaik bagi auditor bila salah saji yang
material tidak terungkap adalah audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar
Ada dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (errors) dan kecurangan (fraud).
Kekeliruan adalah salah saji yang tidak disengaja sedangkan kecurangan disengaja.
Contoh kekeliruan adalah salah menghitung besarnya uang lembur yang dihitung
6. Pihak yang dirugikan harus bereaksi (acted) terhadap salah saji tersebut
manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang akan
interest), suap (bribery), pemeberian hadiah tidak legal (illegal gratuity) dan
akuntansi yang sehat, menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, dan
membuat penyajian yang wajar dalam laporan keuangan. Tanggung jawab auditan
atas kewajaran asersi laporan keuangan membawa auditan pada kedudukan untuk
catatan kaki yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan, namun auditor
yang diperlukan. Jika auditan tetap berkeinginan untuk mengungkapkan suatu laporan
keuangan yang oleh auditor dianggap tidak wajar, auditor dapat mengeluarkan
pendapat tidak wajar atau pendapat wajar dengan pengecualian atau bisa juga menarik
pelaporan dan bahan bukti. Pedoman utama adalah 10 (sepuluh) standar auditing atau
Sejak disusun oleh AICPA di tahun 1974 dan diadaptasi oleh IAI di
Indonesia sejak tahun 1973, dan sekarang disebut standar auditing yang ditetapkan
sebagai pedoman kerja oleh para auditor, namun menggambarkan suatu kerangka
sebagai landasan interpretasi oleh IAI. Standar auditing berbeda dengan prosedur
auditing yaitu prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan
standar berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.
Standar auditing tidak hanya berkaitan dengan kualitas profesional auditor namun
Standar-standar tersebut dalam banyak hal saling berhubungan erat dan saling
bergantung satu dengan yang lainnya. Materialitas dan risiko audit melandasi
penerapan semua standar auditing, terutama standar pekerjaan lapangan dan standar
Dasar yang lebih kuat harus dicari sebagai landasan pendapat auditor independen atas
unsur-unsur yang secara relatif lebih penting dan unsur-unsur yang mempunyai
kemungkinan besar salah saji material. Misalnya, dalam departemen dengan jumlah
debitur yang sedikit, yang nilai piutangnya besar, secara individual piutang itu lebih
penting dan kemungkinan terjadinya salah saji material juga lebih besar dibandingkan
dengan departemen lain yang memiliki jumlah piutang yang sama tetapi terdiri dari
Pertimbangan atas risiko audit berkaitan erat dengan sifat audit. Transaksi
pengadaan barang dan jasa umumnya lebih rentan terhadap kecurangan jika
dibandingkan dengan transaksi lainnya. Oleh karena itu audit atas pengadaan barang
dan jasa harus dilaksanakan secara lebih konklusif, tanpa harus menyebabkan
penggunaan waktu yang lebih lama. Selain itu, pengendalian intern terhadap
lingkungan audit mempengaruhi besar atau kecilnya risiko salah saji terhadap
prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Semakin efektif pengendalian intern,
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Standar Umum
“Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan,
ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar audit ini, jika
teknis yang cukup. Asisten junior yang baru masuk ke dalam karier auditing harus
profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti
bahwa sikap independensi sikap auditor ternyata berkurang. Auditor independen tidak
harus pula menghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukan
sikap independensinya.
tersebut.
Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan,
bukti audit yang mereka periksa. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat
berarti sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara kritis bukti audit. Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara
tersebut. Oleh karena bukti dikumpulkan dan dinilai selama proses audit,
kecurangan. Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada
laporannya bukanlah suatu jaminan. Oleh karena itu, penemuan kemudian salah saji
material yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan , yang ada dalam laporan
seksama;
Akuntan Indonesia.
dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup dan saat perencanaan bervariasi
dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur
supervisi adalah memberikan instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian
Luasnya supervisi tergantung atas banyak faktor, termasuk kompleksitas masalah dan
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan.”
prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas
asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen
pengurangan lebih lanjut tingkat risiko pengendalian taksiran untuk asersi tertentu.
Dalam hal ini, auditor mempertimbangkan apakah bukti audit yang cukup untuk
pengujian pengendalian tambahan untuk memperoleh bukti audit tersebut akan efisien.
sifat, saat dan luas pengujian substantif untuk asersi laporan keuangan.
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
memberikan pendapat atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mendapatkan
dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan
audit tergantung pada pertimbangan auditor independen. Dalam hal ini bukti audit
berbeda dengan bukti hukum yang diatur secara tegas oleh peraturan. Bukti audit
independen oleh auditor independen dalam rangka memberikan pendapat atas laporan
Standar Pelaporan
dalam standar pelaporan pertama dimaksudkan meliputi tidak hanya prinsip dan
praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Standar ini tidak mengharuskan
auditor untuk menyatakan tentang fakta (statement of fact), namun standar ini
telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi tersebut. Jika pembatasan terhadap
auditnya.
periode sebelumnya.”
Standar pelaporan ini memiliki tujuan untuk memberikan jaminan bahwa jika
daya banding laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material
dalam laporannya. Juga dinyatakan secara tersirat dalam tujuan standar tersebut bahwa
akuntansi auditan. Standar pelaporan tersebut secara tidak langsung mengandung arti
bahwa auditor puas bahwa daya banding laporan keuangan di antara dua periode
akuntansi tidak dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi dan
bahwa prinsip akuntansi tersebut telah diterapkan secara konsisten di antara dua atau
lebih periode akuntansi baik karena tidak terjadi perubahan prinsip akuntansi atau
atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup bentuk, susunan dan isi laporan
keuangan, serta catatan atas laporan keuangan yang meliputi istilah yang digunakan,
rincian yang dibuat, penggolongan unsur dalam laporan keuangan dan dasar-dasar
yang harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasannya harus dinyatakan Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan
laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
Standar ini memiliki tujuan untuk mencegah salah tafsir tentang tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan
namanya dalam suatu laporan, dokumen atau komunikasi tertulis yang berisi laporan
1. Hubungan dengan komite audit atau pejabat lain yang bertanggung jawab.
lainnya merupakan hal yang signifikan bagi tujuan audit, auditor harus
wewenang.
tujuan audit, maka auditor harus memperoleh bukti yang cukup untuk
5. Bukti yang cukup, kompeten dan relevan harus diperoleh untuk menjadi
digunakan secara tepat waktu oleh manajemen dan pihak lain yang
berkepentingan.
b. Hasil Audit
c. Rekomendasi
f. Pengendalian manajemen
4. Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan serta jelas dan ringkas