Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PERAWATAN LASUNG
Alamat : Jalan Pemerintahan No. 02 Desa Binawara, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalsel KP 72272, Email : lasung.medical@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PROGRAM GIZI MASYARAKAT

A. Pendahuluan

Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, 2014, menyatakan bahwa puskesmas


merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama. Untuk menjangkau
seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling
dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). Yang disebut sebagai Puskesmas dan
jejaringannya. Sedangkan untuk darah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, didirikan
Puskesmas Rawat Inap. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan per
Desember tahun 2011 jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 9.321 unit, diantaranya 3.025
unit Puskesmas Rawat Inap dan selebihnya 6.296 unit Puskesmas Non Rawat Inap. Puskesmas dan
jejaringnya harus membina Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat.
Pelayanan gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan di
luar gedung. Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan
program pelayanan gizi yang akan dilakukan di luar gedung. Seddangkan pelayanan gizi di luar
gedung umunya pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan
preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan yang bermutu,
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan
pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan
pelayanan gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

B. Latar Belakang
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manuasia yang sehat dan berkualitas
merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini ditandai dengan
masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 % (Susenas, 2005). Dibanyak negara
15-20% dari jumlah bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan di Indonesia
diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes, 2007). Bayi dengan BBLR akan berpotensi mengalami gizi
buruk. Setiap anak dengan status gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ point 10-13 point.
Potensi kehilangan IQ sebesar 50 point per orang juga terdapat pada penduduk yang tinggal di
daerah rawan gangguan akibat kurang yodium (GAKY). Berdasarkan Survey Nasional tahun 2003
angka TGR (Total Goiter Rate) pada anak sekolah dasar sebesar 11,1 %, dan persentase konsumsi
garam dengan kandungan yodium cukup ditingkat rumah tangga hanya sebesar 72.81%. Masalah
kurang Vitamin A juga perlu diwaspadai, 50 % balita masih menunjukan kadar vitamin dalam
serum <20 mcg/dl. Masalah kurang vitamin A selain berdampak pada resiko kebutaan juga
berdampak pada resiko kematian karena infeksi (Gizi Dalam Angka,2006).
Beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi melalui intervensi
yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen gizi
(melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet besi), fortifikasi garam beryodium,
pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemantauan dan penanganan gizi buruk.
Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat oleh para pengelola/pelaksana
program, bila tersedia data/informasi yang akurat dan berkesinambungan. Data tersebut dipantau
secara terus menerus melalui Instrumen Pemantauan Wilayah Setempat-Gizi (PWS-Gizi).
Berdasarkan dari informasi data hasil PWS-Gizi, para pengelola program dan penentu
kebijakan di setiap tingkat administrasi pemerintahan khususnya di Kabupaten/Kota dapat
mengetahui besaran masalah gizi dan menentukan tindakan yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut di wilayahnya. Disamping itu data hasil PWS-Gizi merupakan salah satu sumber data rutin
untuk kajian epidemiologi SKD-KLB Gizi Buruk. Indikator kegiatan gizi yang dilakukan meliputi :
prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (Bumil KEK), prevalensi bayi berat lahir rendah
(BBLR), cakupan Asi Ekslusif, cakupan desa dengan garam beryodium baik, pemantauan
pertumbuhan, cakupan tablet tambah darah ibu hamil, cakupan kapsul vitamin A dosis tinggi untuk
balita dan ibu nifas..
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas pelayanan gizi melalui Standarisasi Operasional Prosedur
sehingga dapat mencegah dan menanggulangi masalah gizi.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
b. Menurunnya prevalensi GAKY
c. Menurunnya cakupan balita BGM
d. Menurunnya prevalensi gizi buruk
e. Meningkatnya cakupan balita mendapat vitamin A
f. Menurunnya jumlah balita di sweeping vitamin A
g. Meningkatnya cakupan pemberian Fe pada ibu hamil
h. Meningkatnya cakupan pemberian Fe pada remaja putri
i. Meningkatnya cakupan kunjungan posyandu
j. Meningkatnya cakupan pemberian Asi Eksklusif
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3 :
a. Pendidikan gizi
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Peningkatan gizi masyarakat
2. Rincian Kegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh gizi diantaranya :
a. Penyuluhan gizi
b. Pemeriksaan garam yodium di sekolah dan dimasyarakat
c. Pendataan dan pemantauan balita BGM ( Gizi kurang dan Gizi buruk)
d. Surveilen dan pelacakan gizi buruk
e. Pemberian kapsul vitamin A
f. Sweeping pemberian kapsul vitamin A
g. Pendistribusian PMT pemulihan pada balita gizi kurang
h. Penjaringan Bumil KEK
i. Sweeping D/S
j. Pemantauan pertumbuhan balita berkala
k. Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri tingkat SLTP/SLTA sederajat
l. Pemantauan pemberian ASI Ekslusif.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan Gizi dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Lasung. Pelaksanaannya
dilakukan di wilayah posyandu, sekolah SD,SLTP dan SMA sederajat. Metode yang dilaksanakan
dengan ceramah, tanya jawab dengan membagi dorprise. Melaksanakan penimbangan BB dan
pengukuran TB.
F. Sasaran

Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Lasung yang terdiri dari ibu hamil,
anak balita, anak sekolah, remaja, dewasa dan lansia

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

2017
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

1 Penyuluhan Gizi √ √

Pemeriksaan Garam
2 √ √
beryodium
Pendataan dan
3 Pemantauan Balita √ √ √ √ √ √
BGM
4 Surveilans Gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemberian kapsul
5 √ √
vitamin A
Sweeping pemberian
6 √ √
vitamin A
Pendistribusian PMT
7 √ √ √ √ √ √
pemulihan
Pendataan dan
8 penjaringan ibu √ √ √ √ √ √
hamil KEK
Sweeping
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penimbangan
Pemantauan
10 pertumbuhan balita √ √ √
berkala
Pemberian tablet
11 tambah darah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ibu hamil
Pemberian tablet
12 tambah darah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
remaja putri
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilaksanakan setelah dilaksanakan kegiatan.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab program kemudian dilaporkan ke


Kepala Puskesmas untuk dibahas lebih lanjut mengenai analisa masalah dan pemecahannya,
selanjutnya laporan tersebut didokumentasikan dalam bentuk laporan Pemberian vitamin A
kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan kabupaten/Kota setiap februari dan agustus. Pencatatan,
pengolahan data dan pelaporan data kegiatan serta evaluasi kegiatan di lakukan setiap bulan,
triwulan, semester dan tahunan.
TUJUAN

DASAR HUKUM

1. Undang –Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional


2. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan pemerintah Tentang Standar Pelayanan Minimal
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.741 Tahun 2008 Tentang STandar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tentang Puskesmas
6. Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
8. Peraturan Menteri Kesehatan No 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang
9. Peraturan Menteri Kesehatn No 21 tahun 2015 tentang Standar Kapsul Vitamin A
10. Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2010 tentang Standar Antropometri Gizi Anak
11.

TATA NILAI

Adapun tata nilai dalam program promkes adalah

1. .................
2. .................
3. .....................
4. ......................
5. ..................
6. ...................
7. ....................
8. ...................

SASARAN

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1.Kegiatan Pokok.

2.Rincian Kegiatan

1)
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1) Penyuluhan Gizi dilaksanakan 6 kali dalam setahun
2) Pemeriksaan garam yodium di sekolah dan dimasyarakat dilaksanakan 2 kali dalam setahun di 12
desa
3) Pendataan dan pemantauan balita BGM ( Gizi kurang dan Gizi buruk ) dilakukan setiap bulan di
12 posyandu
4) Surveilen dan pelacakan gizi buruk dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam setahun
5) Pemberian Vitamin A dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam setahun di 12 posyandu
6) Sweeping pemberian kapsul vitamin A dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam setahun di 12
posyandu
7) Pendistribusian PMT pemulihan pada balita gizi kurang dilksanakan setiap bulan bila ada kasus
8) Penjaringan Bumil KEK dilaksanakan setiap bulan di 12 posyandu
9) Sweeping D/S dilaksanakan setiap bulan di 12 posyandu bila ada balita yang tidak datang ke
posyandu
10) Pemantauan pertumbuhan balita berkala dilaksanakan sebanyak 4 kali dalam setahun di 12
posyandu
11) Pemberian makanan tambahan untuk balita dan bumil dilaksanakan setiap bulan bila ada kasus
12) Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri tingkat SLTP/SLTA sederajat dilaksanakan
setiap bulan
13) Pemantauan pemberian ASI Ekslusif dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam setahun

KELUARAN (OUTPUT) KUANTITATIF YANG DIHARAPKAN

Dengan mengacu kepada KAK seluruh kegiatan GIZI dapat diselenggarakan secara efektif dan
efisien oleh TIM penyelenggara kegiatan GIZI Puskesmas Perawatan Lasung.

HASIL (OUT-COME) KUANTITATIF YANG DIHARAPKAN

Dengan diselenggarakannya kegiatan yang berkaitan dengan GIZI secara efektif dan efisien
diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang tinggi, serta dapat terus bersinergi dengan program
program lain di Puskesmas Perawatan Lasung yang pada akhirnya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal, serta kegiatan GIZI dapat berjalan dengan maksimal dan bermanfaat
sebesar-besarnya untuk masyarakat.

LOKASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan ini dilaksanakan diluar gedung puskesmas di 12 desa wilayah kerja Puskesmas
Perawatan Lasung.
RENCANA RINCI PEKERJAAN

Secara rinci program kerja GIZI Puskesmas Perawatan Lasung adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan KAK dan RAB


2. Penyusunan jadwal kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Pencatatan dan pelaporan

DURASI DAN WAKTU

Durasi : Januari sampai desember

Jadwal : diselenggarakan setiap bulan sesuai jenis kegiatan

DOKUMEN PENDUKUNG

Dokumen pendukung penyelenggaraan kegiatan Gizi di puskesmas Perawatan Lasung adalah :

1. SK Kepala Puskesmas Perawatan Lasung Tahun 2014 tentang pelaksanaan UPK Puskesmas
Perawatan Lasung
2. Catatan dan pelaporan, setiap bulan
3. SOP Kegiatan

Kusan Hulu, ……………………

Mengetahui Pelaksana kegiatan

Kepala Puskesmas Perawatan Lasung Petugas Gizi

Zainal Husni, SKM,MM Ika Rakhmawati, A.Md.Gz

NIP. NIP. 19930906 201504 2 001

Anda mungkin juga menyukai