Anda di halaman 1dari 7

Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.12 No.2 Oktober 2018: Hal.

102-108
http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JIK p-ISSN: 1907-459X e-ISSN: 2527-7170

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP INTENSITAS


NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE LATEN DI PRAKTIK BIDAN MANDIRI
ANATAPURA

The Effect of Deep Breathing Relaxation Techniques on The Intensity of Maternal Pain
During First Laten Phase in Anatapura Midwifery Clinic

Taqwin
Poltekkes Kemenkes Palu
(taqwin.sahe78@gmail.com, 081358617089)

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri ibu bersalin kala I fase laten di Praktik Bidan Mandiri Anatapura. Metode pre-
eksperimental pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala I fase
laten di Praktik Bidan Mandiri Anatapura. Teknik pengambilan sampel purposive sampling. Besar
sampel sebanyak 15 responden. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat
menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan dari 15 responden, sebelum dilakukan
teknik relaksasi nafas dalam terdapat 11 orang (73,3%) yang mempunyai nyeri sedang dan 4 orang
(26,7%) yang mempunyai nyeri berat dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terdapat
nyeri ringan 12 orang (80%) dan nyeri sedang 3 orang (20%). Hasil uji wilcoxon nilai p 0,000
(P<0,05). Kesimpulan penelitian ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
ibu bersalin kala I fase laten di Praktik Bidan Mandiri Anatapura. Diharapkan bagi bidan di PBM
Anatapura berperan aktif dalam memberikan penggunaan metode relaksasi nafas dalam saat persalinan
guna menurunkan tingkat nyeri persalinan sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
Kata kunci : Teknik relaksasi nyeri, intensitas, ibu bersalin

ABSTRACT

The object of this research is to determine the effect of deep breathing relaxation techniques
on the intensity of maternal pain during the first latent phase in Anatapura Midwifery Clinic. The
research method used pre-experimental pretest-posttest design. The research sample was a part of
maternity mothers who were selected based on the criteria determined by researchers at Anatapura
Midwifery Clinic. The number of samples were 15 respondents. The sampling technique used
purposive sampling technique. Data were analyzed by univariate and bivariate analysis with the
Wilcoxon test. The results showed that, from total 15 respondents, before the deep breath relaxation
technique, there were 11 people (73.3%) who had average pain and 4 people (26.7%) who had high
pain and after deep breathing relaxation techniques, there were 12 people (80%) who had low pain
and 3 people (20%) who had average pain. The Wilcoxon test results showed p value 0,000 (P <0.05).
As conclusion, there is an effect of deep breathing relaxation techniques towards the intensity of
maternal pain during the first latent phase in the Anatapura Midwifery Clinic. It is suggested for
midwives at PBM Anatapura to actively use the deep breathing relaxation methods to reduce labor
pain and to improve patient care.
Keywords : Pain relaxation techniques, intensity, maternity

102
PENDAHULUAN kala I sangat penting, karena itu sebagai titik
penentu apakah seorang ibu bersalin dapat
Persalinan adalah proses pengeluaran
menjalani persalinan normal atau diakhiri
hasil konsepsi janin atau uri yang telah cukup
dengan suatu tindakan dikarenakan adanya
bulan atau hidup diluar kandungan melalui
penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
hebat. Intervensi untuk mengurangi
bantuan atau tanpa bantuan. Proses persalinan
ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan
identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani,
yaitu intervensi farmakologis dan non
secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot
farmakologis. Nyeri persalinan dapat
rahim berkontraksi sebagai upaya membuka
dikurangi/diredakan dengan berbagai metode
servik dan mendorong kepala bayi ke arah
yaitu menambah pengetahuan ibu tentang hal-
panggul(1). Selama kala I persalinan normal,
hal yang akan terjadi pada suatu persalinan,
nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi
menambah kepercayaan diri dan relaksasi
involunter otot uteri. Kontraksi cenderung
pernapasan. Teknik relaksasi bernafas
dirasakan dipunggung bawah pada awal
merupakan teknik pereda nyeri yang banyak
persalinan. Sensasi nyeri melingkari batang
memberikan masukan terbesar karena teknik
tubuh bawah yang mencakup abdomen dan
relaksasi dalam persalinan dapat mencegah
punggung ketika persalinan mengalami
kesalahan yang berlebihan pada proses
kemajuan, intensitas setiap kontraksi
persalinan. Pernapasan dan relaksasi dinilai
meningkat, menghasilkan intensitas nyeri yang
sebagai teknik yang “sangat membantu” untuk
lebih besar(2).
“mengendalikan nyeri secara komplet” pada
Berdasarkan penelitian di Amerika
multipara 58% dan 48% ibu primipara (2).
Serikat 80% wanita yang melahirkan
Beberapa penelitian yang dilakukan
mengharapkan persalinan berlangsung tanpa
sebelumnya(3) bahwa teknik relaksasi nafas
rasa nyeri. Berbagai cara dilakukan agar ibu
dalam berpengaruh terhadap penurunan tingkat
melahirkan tidak selalu merasa sakit dan
nyeri persalinan kala I, hal ini dapat dibuktikan
merasa nyaman. Di Brazil angka ini mencapai
dengan hasil yang telah diperoleh selama
lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu
penelitian yaitu sebelum diberikan perlakuan
rumah sakit yang merupakan presentase
teknik relaksasi yaitu nyeri sedang 8 responden
tertinggi diseluruh dunia. Saat ini hingga 50%
(26,67%), nyeri berat sebanyak 22 responden
persalinan di rumah sakit swasta di Indonesia
(73,33%), dan setelah diberi perlakuan teknik
dilakukan dengan operasi caesar, tingginya
relaksasi yaitu nyeri ringan sebanyak 11
operasi caesar disebabkan para ibu yang
responden (36,67%), nyeri sedang sebanyak 18
hendak bersalin lebih memilih operasi yang
responden (60%), nyeri berat sebanyak 1
relatif tidak nyeri(3). Penanganan dan
responden (3,33%). Penelitian menunjukkan
pengawasan nyeri persalinan terutama pada
103
adanya perbedaan sebelum diberikan teknik mengempeskan perut(6). Teknik relaksasi dapat
relaksasi nafas dalam yaitu 11 orang (36,7%) dilakukan untuk mengendalikan rasa nyeri ibu
mengalami nyeri sedang dan 19 orang (63,3%) dengan meminimalan aktifitas saraf simpatik
mengalami nyeri berat dan setelah diberikan dalam sistem saraf otonom. Teknik tersebut
teknik relaksasi nafas dalam mengalami dapat mengurangi sensasi nyeri dan
perubahan yaitu 11 orang (36,7%) mengalami mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa
nyeri ringan, 15 orang (50,00%) mengalami nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang
nyeri sedang dan 4 orang (13,3%) mengalami menyebabkan ibu cemas dan takut akan
(4)
nyeri berat . menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi
Penelitian yang dilakukan oleh Nurfitri dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu
(2016) bahwa ada perbedaan intensitas nyeri untuk mengatur pernafasan(7).
pada ibu inpartu kala I fase aktif sebelum dan Berdasarkan pengambilan data awal pada
sesudah melakukan teknik relaksasi pernafasan bulan November-Desember tahun 2017 jumlah
dengan hasil penelitian yang didapatkan, ibu yang akan bersalin adalah 36 orang (Klinik
sebelum melakukan teknik relaksasi sebagian PBM Anatapura, 2017). Semakin meningkat
besar responden mengalami nyeri sedang yaitu jumlah persalinan maka tanggung jawab
8 responden dengan presentase 47,1%, nyeri seorang bidan di tempat-tempat pelayanan
berat yaitu 8 responden dengan presentase kesehatan semakin berat, tugas seorang bidan
47,1% dan nyeri sangat berat yaitu 1 adalah memberikan asuhan fisik maupun
responden dengan presentase 5,8% dan psikologis yang berorientasi pada tubuh selama
sesudah melakukan teknik relaksasi pernafasan proses persalinan salah satunya adalah
responden mengalami skala nyeri ringan yaitu memenuhi kebutuhan dasar ibu dalam masa
6 responden dengan presentase 35,3%, skala persalinan kala I khususnya pendekatan untuk
nyeri sedang yaitu 8 responden dengan pengurangan rasa sakit yaitu dengan
presentase 47,1%, skala nyeri berat 2 mengajarkan ibu teknik relaksasi dan
responden dengan presentase 11,8% dan nyeri membantu ibu dalam melatih pernapasan(8).
sangat berat yaitu 1 responden dengan Peneliti memilih lokasi penelitian di PBM
presentase 5,9%(5). Anatapura karena saat ini di klinik tersebut,
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan masih kurangnya informasi yang diberikan
salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri kepada pasien tentang cara mengatasi nyeri
pada ibu bersalin secara non farmakologis persalinan dengan teknik non farmakologi
dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat yaitu teknik relaksasi nafas dalam sehingga ibu
ada kontraksi melalui hidung sambil tidak dapat mengendalikan rasa nyeri.
menggembungkan perut dan menghembuskan Berdasarkan latar belakang di atas
nafas melalui mulut secara perlahan sambil peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

104
tentang “Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam HASIL
terhadap intensitas nyeri ibu bersalin kala I Praktik Bidan Mandiri (PBM) Anatapura
fase laten di praktik Bidan Mandiri Anatapura. adalah institusi pelayanan kesehatan yang
berada di Jl. Tembang Kelurahan Kamonji
METODE PENELITIAN
Kecamatan Palu Barat Kota Palu. Bidan
Dilaksanakan pada tanggal 09 Juni-19 Juli
Praktik Mandiri Anatapura terdiri atas 5
2018 di Praktik Bidan Mandiri Anatapura.
ruangan yaitu ruangan adminitrasi, ruang
Rancangan pretest-posttest design. Populasi
Antenatal Care, ruang Intranatal Care, ruang
adalah ibu bersalin kala I fase laten di Praktik
Postnatal Care dan Musholla. Bidan yang
Bidan Mandiri Anatapura. Teknik purposive
bertugas diklinik tersebut berjumlah empat
sampling dimana pengambilan sampel diambil
orang, masing-masing memiliki waktu
berdasarkan karakteristik yang ditentukan oleh
bertugas yang terbagi atas pagi, sore, dan
peneliti sendiri. Kriteria sampel yang digunakan
malam. Cakupan persalinan di PBM cukup
yaitu: Kriteria inklusi Ibu yang tidak
tinggi, dalam waktu 1 bulan bisa mencapai 20-
menggunakan metode farmakologi untuk
28 ibu bersalin. Penatalaksanaan asuhan
mengurangi nyeri. Status persalinan
kebidanan intranatal di klinik tersebut sudah
multigravida. Sampel sebanyak 15 orang.
menggunakan prosedur Asuhan Persalinan
Peneliti mengajarkan dan meminta responden
Normal 60 langkah tetapi belum menerapkan
untuk menilai nyeri yang dirasakan ketika
penatalaksanaan nyeri non farmakologi yaitu
kontraksi uterus His pertama menggunakan
teknik relaksasi nafas dalam.
lembar observasi Numeric Rating Scale dengan
penentuan tingkat nyeri berdasarkan nyeri Tabel 1. Karakteristik tingkat nyeri
persalinan kala I fase laten sebelum
ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri yang dilakukan teknik relaksasi nafas
paling hebat. Peneliti mengajarkan kepada dalam di Praktik Bidan Mandiri
Anatapura tahun 2018
responden tentang cara mengatur pola Tingkat nyeri n %
pernapasan dengan teknik relaksasi nafas dalam Nyeri ringan 0 0
Nyeri sedang 11 73,3
dengan cara menarik nafas lewat hidung sambil Nyeri berat 4 26,7
menggembungkan perut dan menghembuskan Nyeri yg paling hebat 0 0
Total 15 100
nafas secara perlahan melalui mulut. Memasuki Sumber : Data primer, 2018
fase aktif, responden menerapkan teknik
Berdasarkan tabel 1 menunjukan tingkat
relaksasi nafas dalam yang diajarkan oleh
nyeri sebelum dilakukan teknik relaksasi nafas
peneliti. Responden menilai kembali nyeri yang
dalam yaitu nyeri sedang berjumlah 11 ibu
dirasakan ketika His kedua dan His ketiga
bersalin (73,3%), nyeri berat berjumlah 4 ibu
dengan menunjukkan skala nyeri pada lembar
bersalin (26,7%).
Numeric Rating Scale. Analisis dengan uji
wilcoxon Signed Rank Test.
105
Tabel 2 Karakteristik tingkat nyeri persalinan PEMBAHASAN
kala I fase laten sesudah dilakukan
teknik relaksasi nafas dalam di Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal
Praktik Bidan Mandiri Anatapura
09 Juni sampai 19 Juli 2018. besar sampel
tahun 2018
Tingkat nyeri n % sebanyak 15 responden yang memenuhi
Nyeri ringan 12 80
kriteria untuk menjadi subjek penelitian.
Nyeri sedang 3 20
Peneliti menjelaskan teknik relaksasi nafas
Nyeri berat 0 0
Nyeri yang paling hebat 0 0 dalam dan responden memberi penilaian nyeri
Total 15 100 pretest pada kontraksi uterus his pertama fase
Sumber : Data primer, 2018
laten. Memasuki fase aktif, responden
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan tingkat menerapkan teknik relaksasi nafas dalam
nyeri sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dengan menarik nafas melalui hidung sambil
dalam yaitu nyeri ringan berjumlah 12 ibu menggembungkan perut dan menghembuskan
bersalin (80%), nyeri sedang berjumlah 3 ibu nafas secara perlahan melalui mulut sambil
bersalin (20%). mengempeskan perut. Kemudian responden
memberi penilaian nyeri posttest pada his
Tabel 3 Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas
dalam Terhadap Intensitas Nyeri Ibu kedua dan his ketiga.
Bersalin Kala I Fase Laten di Praktik Berdasarkan tabel 3 menunjukkan adanya
Bidan Mandiri Anatapura
n p-value penurunan nyeri setelah dilakukan teknik
Sesudah Negative Ranks 15a
teknik relaksasi nafas dalam pada responden.
Relaksasi Positive Ranks 0b 0,000 Berdasarkan hasil observasi sebelum diberikan
sebelum Ties 0c
Teknik Total 15 teknik relaksasi nafas dalam terdapat 11 ibu
relaksasi
bersalin (73,3%) yang mempunyai nyeri
sedang dan 4 ibu bersalin (26,7%) yang
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
mempunyai nyeri berat dan sesudah dilakukan
responden yang mengalami penurunan nyeri
teknik relaksasi nafas dalam terdapat 12 ibu
yaitu 15 responden. Hasil uji Wilcoxon nilai
bersalin (80%) yang mempunyai ringan dan 3
p=value 0,000 jika dibandingkan dengan
ibu bersalin (20%) yang mengalami nyeri
α=0,05, maka nilai tersebut menunjukkan P
sedang.
value < α, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Asumsi peneliti bahwa hal ini
Ha diterima dan H0 ditolak. Hal tersebut
berpengaruh terhadap persepsi nyeri dan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik
kemampuan kontrol diri pada ibu tentang
relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
proses persalinan, ibu yang belum bisa
pada ibu bersalin kala I fase laten yang terlihat
mengendalikan nyeri yang dirasakan dalam
dari hasil post test tingkat nyeri persalinan
proses persalinan akan sulit mengontrol nyeri
mengalami penurunan.
yang dirasakan terkait dengan belum adanya

106
penanganan nyeri yang didapatkan yaitu teknik relaksasi nafas dalam ini merupakan salah satu
relaksasi nafas dalam. Pembukaan serviks juga metode penghilang rasa nyeri secara non
mempengaruhi intensitas nyeri yang dirasakan, farmakologi. Pada prinsipnya, teknik relaksasi
semakin bertambahnya intensitas nyeri yang nafas dalam ini dapat mengurangi ketegangan
diikuti oleh proses pembukaan serviks maka pada ibu yang membuat stress pada saat nyeri
nyeri yang dirasakan akan bertambah besar. persalinan, dengan dilakukanya teknik
Kecemasan yang dirasakan ibu bermula pada relaksasi nafas dalam ini dapat mengendalikan
kala I fase laten sampai memasuki fase aktif. nyeri dengan meminimalkan aktifitas saraf
Hal tersebut dapat dilihat dari mimik wajah simpatik dalam sistem saraf otonom. Teknik
saat peneliti melakukan observasi, responden tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan
nampak mendesis sehingga mempengaruhi mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap rasa
intensitas rasa nyeri pada persalinan. nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang
Nyeri persalinan sebagai kontraksi menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat
miometrium, merupakan proses fisiologis meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang
dengan intensitas yang berbeda pada masing- sehingga memudahkan ibu untuk mengatur
masing individu. Nyeri bertambah ketika pernafasan.
mulut rahim dalam ber dilatasi penuh akibat Berdasarkan hasil uji Wilcoxon diperoleh
tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti nilai p value sebesar = 0,000 jika dibandingkan
regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri dengan α=0,05, maka nilai tersebut
persalinan dianggap suatu yang biasa/wajar, menunjukkan p value<α, sehingga dapat
namun mereka belum memiliki pengalaman disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0
tentang cara yang dapat dilakukan untuk ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi nafas terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
dalam. sehingga peneliti tertarik untuk terhadap intensitas nyeri pada ibu bersalin kala
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam I fase laten di Praktik Bidan Mandiri
(9)
untuk mengurangi nyeri persalinan . Anatapura. Hasil penelitian ini juga didukung
Kemampuan responden dalam oleh penelitian Ghofur tahun 2010(10) pada ibu
menerapkan teknik relaksasi nafas dalam dan bersalin kala I dengan hasil bahwa teknik
bidan memberikan sugesti yang positif untuk relaksasi nafas dalam efektif untuk mengurangi
mengalihkan perhatian responden, sehingga nyeri selama proses persalinan berlangsung.
membuat responden terbantu dalam mengatasi Demikian pula, penelitian yang dilakukan oleh
kecemasan dan terjadi penurunan intensitas Fatmawati tahun 2011(11) pada pasien
nyeri sehingga responden menjadi lebih rileks persalinan normal kala I fase laten dengan
dalam menghadapi persalinan. Hal ini hasil bahwa intensitas nyeri sebelum diberikan
diperkuat oleh teori maryunani (2010) Teknik teknik relaksasi pernafasan rata-rata

107
mengalami nyeri berat dan sesudah diberikan DAFTAR PUSTAKA
teknik relaksasi pernafasan rata-rata 1. Naomy, Marie T. Asuhan Kebidanan
mengalami nyeri ringan. Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: In
Media; 2016
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa 2. Reeder SJ, Leonide & Deborah, K.G
teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri Keperawatan Maternias Kesehatan Wanita,
Bayi, & Keluarga. Jakarta; EGC; 2014.
persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin di 3. Wildan, M. Pengaruh Teknik Relaksasi
PBM Anatapura dapat menurunkan nyeri Terhadap Adaptasi Nyeri Ibu Bersalin
Kala I Fase Aktif di BPS Wilayah
persalinan pada ibu bersalin, hal ini dibuktikan Puskesmas Patrang Kabupaten Jember
berdasarkan adanya penurunan hasil posttest. Tahun 2012, (Online). Diakses 24 Oktober
2017.
Oleh karena itu, teknik relaksasi nafas dalam 4. Winny, P. Naskah Publikasi. Pengaruh
Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
dapat digunakan sebagai intervensi dalam
Respon Adaptasi Nyeri pada Ibu Inpartu
asuhan kebidanan ibu bersalin kala I untuk Kala I Fase Aktif di BPM Bidan P di Kota
Yogyakarta; 2014 (Online). Diakses 24
mengurangi persalinan.
Oktober 2017
5. Nurfitri, Perbedaan Intensitas Nyeri pada
KESIMPULAN DAN SARAN Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Sebelum dan
Sesudah Melakukan Teknik Relaksasi
Berdasarkan pembahasan diatas dapat dengan Pernapasan di RB “R”, (Online)
disimpulkan bahwa ada pengaruh intensitas 2016
6. Yesie, A. Bebas Takut Hamil dan
nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik Melahirkan. Jakarta: Gramedia Pustaka
relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri Utama; 2017.
7. Maryunani, A. Nyeri dalam Persalinan
persalinan kala I fase laten. Diharapkan bidan “Teknik dan Cara Penangananya”. Trans
di PBM Anatapura berperan aktif dalam Info Media: Jakarta; 2010
8. Dainty, M. Asuhan Kebidanan Persalinan.
memberikan penggunaan metode relaksasi Binarupa Aksara, Tangerang; 2016.
nafas dalam saat persalinan guna menurunkan 9. Sulistyo, A & Suharti. Persalinan Tanpa
Nyeri Berlebihan. Yogyakarta: Ar-Ruz
tingkat nyeri persalinan sehingga dapat Media; 2013.
meningkatkan pelayanan terhadap pasien. Bagi 10. Ghofur, Abdul. Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Pada Pasien Inpartu kala I
institusi pendidikan, penelitian diharapkan Fase Laten di Rumah Bersalin Depok Jaya.
dapat digunakan untuk pengembangan ilmu Jakarta: Universitas Pembangunan
Nasional Veteran; 2010 (Online). Diakses
pengetahuan kebidanan terutama dalam 24 Oktober 2017
penanganan nyeri persalinan. Bagi ibu 11. Fatmawati, Lis. Pengaruh Teknik
Relaksasi Pernafasan Terhadap Tingkat
bersalin, diharapkan ibu bersalin kala I fase
Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin Kala I di
laten dapat menjadikan teknik relaksasi nafas BPS Mu’rofah. Surabaya: Universitas
Muhamadiyah Surabaya; 2011 (Online)
dalam sebagai upaya untuk menurunkan nyeri
Diakses 24 Oktober 2017.
persalinan yang dirasakan karena teknik
relaksasi nafas dalam terbukti memiliki
pengaruh dalam menurunkan nyeri persalinan.

108

Anda mungkin juga menyukai