Makhluk Sosial.
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak,
sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin
individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan
jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi
ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian
banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan
antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan
faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat
yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang
khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik
seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian
yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling
berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian
situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika
mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan
kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu
Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi,
melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek
yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan
aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma
kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat
(Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yng menjadi latar belakang
keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya
yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya
untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun
tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi
penghambat proses pembentukan pribadi.
Perkembangan Individu
Manusia pada waktu lahir tampaknya sangat lemah namun bayi mempunyai banyak kemungkinan untuk
berkembang. Bayi berproses menjadi anak dan anak akan berkembang menjadi dewasa. Prinsip-prinsip
perkembangan pada manusia adalah sebagai berikut:
3) Pertumbuhan dan perkembangan tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi berlangsung secara berangsur-angsur
secara teratur dan terus-menerus.
4) Suatu tingkat perkembangan dipengaruhi oleh sifat perkembangan sebelumnya.
5) Perkembangan antara anak satu berbeda dengan anak lain, baik dalam perkem-bangan masing-masing
aspek kejiwaannya maupun cepat atau lambatnya perkembangan tersebut (Hartomo, 2004: 69).
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya
adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan
individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
Secara kodrati, manusia tidak bisa terlepas dari dunia egoisitasnya,yang kemudian lebih lanjut menjadikan
manusia sebagai makhlukindividu. Dalam dunia individu ini, manusia terdiri dari dua dimensi,yaitu: fisik dan
psikis. Secara fisik, manusia adalah makhluk kasat matayang tidak bisa terlepas dari penglihatan manusia
lainnya. Sehinggamanusia perlu menunjukkan sikap-sikap individual yang terpuji sehinggadapat menjadikan
orang lain bahagia dalam bersanding dengannya. Meskisecara fisik, manusia perlu faktor-faktor penunjang
seperti Sandang,Pangan dan Papan.38 Akan tetapi itu bukanlah sepenuhnya menjadiukuran, karena selain sisi
fisik, manusia juga dilengkapi dengan dimensipsikis.Dalam sisi psikis manusia, terbekali dengan cipta, rasa
dankarsa.39 Inilah yang menjadikan kebebasannya untuk berkreatif sesuaidengan kehendak egoisitasnya.
Akan tetapi kebebasan individual jugaterhalangi oleh kebebasan individua lainnya. Ciri psikologis individual
iniadalah ciri kepribadian yang khas, unik dan hanya terdapat pada diriindividu itu sendiri dan tidak terdapat
pada individu lainnya. Ciriindividual itu berupa isi atau proses kejiwaan yang actual seperti kualitas dan
intensitas rasa ke-Tuhanan, isi pikiran dan buah pikiran seseorangpada saat tertentu. Sudah menjadi keyakinan
semua orang bahwa masing-masingindividu memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam dunia pendidikanjuga
berlaku pernyataan seperti ungkapan di atas, sebab menurut tinjauanpsikologis setiap anak memiliki
perbedaan dengan yang lainnya. “Tak adadua orang di dunia ini yang benar-benar sama dalam segala hal,
sekalipunmereka kembar”. Tidak heran bila seseorang yang menyatakan bahwa “anak kembaritu serupa tapi
tak sama”. Artinya, dalam hal-hal tertentu anak kembarmemiliki kesamaan dan perbedaan.”Individu disini,
mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yangmasing-masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu tidak
ada duaindividu sama, satu dengan yang lainnya berbeda.Individu sebagaimanusia, merupakan orang-orang
yang memiliki pribadi/ jiwa sendiri.44Perbedaan individu dapat dilihat dari dua segi, yakni. Segihorizontal dan
segi vertikal. Dari segi horizontal, setiap individu berbedadengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti:
tingkat kecerdasan Abilities, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Dari segivertikal, tidak ada dua
individu yang sama dalam aspek jasmani sepertibentuk ukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh.Perbedaan itu
masing-masing memiliki keuntungan dankelemahan. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya
perbedaanindividu, yaitu:1) Faktor warisan keturunan.Keturunan merupakan faktor pertama yang
mempengaruhiperkembangan individu. Dalam hal ini keturunan diartikan sebagai“Totalitas karakteristik
individu yang diwariskan orang tua kepadaanak, atau segala potensi, baik fisik, maupun psikis yang dimiliki
sejakmasa konsepsi (masa pembuahan ovum oleh sperma) sebagaipewarisan dari pihak orang tua melalui gen-
gen.”KH. E. Z Muttaqin, mengatakan bahwa anak harus diberikanpendidikan sedini mungkin, bahkan sejak
kedua orang tuanyamemasuki jenjang perkawinan, harus sudah mengkalkulasikanbagaimana anak-anak yang
akan mereka lahirkan nanti. Ketika suamiistri bergaul sudah diawali dengan do’a agar dengan do’a itu
setantidak ikut campur (ovum/mani) yang disimpan dalam rahin istri bukanterdiri dari bahan-bahan jasmaniah
semata, tetapi juga terkandung benih watak dan tabiat calon anak. Makanan ibu yang mengandungakan
vitamin anak. Demikian juga kelakuan ibu dan bapak akanmenjadi vitamin juga calon anak.2) Faktor pengaruh
lingkunganLingkungan adalah segala hal yang mempengaruhi individu,sehingga individu itu ikut terlibat atau
terpengaruh karenanya.Semenjak masa konsepsi dan masa-masa selanjutnya, perkembanganindividu
dipengaruhi oleh mutu makanan yang diterimanya,temperatur udara sekitarnya, suasana dalam lingkungan,
sikap-sikaporang sekitar, hubungan dengan sekitarnya, suasana dalam lingkungan,sikap-sikap orang sekitar,
hubungan dengan sekitarnya, suasanapendidikannya (informal, formal, nonformal). Dengan kata lain,individu
akan menerima pengaruh dari lingkungan, memberi contohkepada lingkungan, mencontoh atau belajar
tentang berbagai hal darilingkungan.
Lingkungan terbagi menjadi tiga bagian, meliputi:a) Lingkungan KeluargaKeluarga memiliki peranan yang
sangat penting dalammengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuhkasih sayang, dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baikagama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor
yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dananggota masyarakat yang sehat.b) Lingkungan
SekolahSekolah merupakan lembaga pendidikan formal yangsecara sistematik melaksanakan program
bimbingan, pengajaran,dan pelatihan dalam membantu siswa agar mampumengembangkan potensinya, baik
yang menyangkut aspek moral,spiritual, intelektual, emosional ataupun sosial.Mengenai peranan sekolah
dalam mengembangkankepribadian anak, Hurlock mengemukakan bahwa sekolahmerupakan faktor penentu
bagi perkembangan kepribadian (anak)siswa, baik dalam cara berfikir, bersikap maupun berperilaku.Sekolah
berperan sebagai subtitusi keluarga, dengan subtitusiorang tua.Ada beberapa alasan, mengapa sekolah
memainkanperanan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:· Para siswa harus hadir di
sekolah· Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiringdengan masa perkembangan “konsep
dirinya”.· Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.50·
Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraihsukses.· Sekolah memberikan kesempatan
pertama kepada anak untukmenilai dirinya, dan kemampuannya secara realistik.c) Lingkungan teman
sebayaKelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial remaja,(siswa) mempunyai peranan yang cukup
penting bagiperkembangan kepribadiannya. Di sini, sosok teman adalahseseorang yang juga memiliki peranan
yang cukup dominan dalammembentuk karakter seseorang. Fenomena seperti ini sudahtergambar dalam
sebuah syair dalam kitab Ta’lim yang artinya“Jangan kau tanya “siapa dia?”, cukup kau tahu siapa
temannya.Sungguh siapapun orangnya jua pasti berwatak sepertitemannya”.Banyak hasil penelitian
menunjukkan, bahwa faktor utama yangmenentukan daya tarik interpersonal antara remaja adalah
kesamaandalam, minat, nilai- nilai, pendapat, dan sifat-sifat kepribadian. Penelitiankandal, menunjukkan
bahwa karakteristik dipengaruhi oleh kesamaan:usia, jenis kelamin, ras. Sedangkan di sekolah meliputi:
Harapan/aspirasipendidikan, nilai (prestasi belajar), tugas dan sebagainya. Individu adalah satu hal yang unik
dengan segala kelebihan dankekurangannya, dan ini yang seharusnya dikembangkan guna sebagaibekal dalam
hidup yang lebih luas dalam social kemasyarakatan. Pemaaf,baik hati, rasional, pemalu, pemarah adalah ciri-
ciri yang sering disebutsebagai sifat-sifat individual. Dari sinilah, manusia perlu bersikap bijak -secara
individual- agar tidak melangkahi hak-hak azasi manusia lainnya.Kemudian, prilaku teladan yang seharusnya
dikembangkan dalamketerkaitan manusia sebagai makhluk individu adalah: selalu menjagakeindahan diri
dengan kesungguhan iman dan taqwa yang kemudianterpancar dalam kebajikan dan kehalusan budi dalam
berkehidupan dijagad raya, sebagaimana ciri sikap keimanan dan ketaqwaan yang selalumenjaga keselarasan
keindahan bergaul dengan Tuhan dan sesama umatmanusia, sebagaimana dalam Q.S. al-Mukminun ayat 1-5
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk
sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan.
Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti
membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak
tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam
kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan
sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara
jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial
didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri
dari tiga hal yakni :
J Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
J Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan
memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti
semula.
J Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran
agar terbentuk sebuah interaksi yangharmonis.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat
dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan
ulangan.
Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara
tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat
berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.
Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh
masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
· Dorongan untuk makan
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk
sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan.
Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti
membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak
tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam
kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan
sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara
jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial
didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri
dari tiga hal yakni :
· Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
· Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan
memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang
direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti
semula.
· Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran
agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi
ke generasi lainnya dalam sebuah kelompokatau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai
teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu.
Jenis sosialisasi
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi
sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffmankedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu
tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi
yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup
yang terkukung, dan diatur secara formal.
Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani
individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung
saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal
anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan
orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak
melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh
warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan
individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya
adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang
baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.
[sunting]Tipe sosialisasi
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang
itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya,
seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah.
Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling
membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe
sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut.
Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam
negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara
teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah,
seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya.
Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan
disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam
dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman
atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?
Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk
dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.
[sunting]Pola sosialisasi
Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi
represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari
sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada
kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi
perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga
sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak
diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses
sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang
menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other.
[sunting]Proses sosialisasi
[sunting]Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan menlalui tahap-
tahap sebagai berikut.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata
tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata
makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
Ketiga tahapan di atas berkaitan erat dengan teori labeling, dimana seseorang akan berusaha memainkan
peran sosial sesuai dengan apa penilaian orang terhadapnya. Jika seorang anak dicap "nakal", maka ada
kemungkinan ia akan memainkan peran sebagai "anak nakal" sesuai dengan penilaian orang terhadapnya,
walaupun penilaian itu belum tentu kebenarannya.
[sunting]Agen sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi
yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang
diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen
sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-
teman sebaya atau media massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu
tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi
dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.
Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat
yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang
menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam
satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping
anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh
orang-orabng yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi
yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge Jaeger peranan para
agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam
ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu
berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat
rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak
pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam
membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia,
pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola
interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak
dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga
mempelajari nilai-nilai keadilan.
Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media
elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan
frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak
dalam beberapa kasus.
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada
umumnya.
Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang
game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya)
diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan
sosial, dan dampak buruk lainnya.
Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama,
tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang
membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang
pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Subyek: INTERAKSI SOSIAL DALAM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA Tue Dec 22, 2009 12:18 am
E. Simpati
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal
pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap seorang
gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.
F. Empati
Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka
sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut
celaka.
C. Hubungan Individu Dengan Lingkungan
Pada teori konvergensi disebutkan bahwa lingkungan memiliki peranan penting dalam perkembangan jiwa
manusia. Lingkungan tersebut terbagi dalam beberapa kategori yaitu :
a. Lingkungan fisik ; berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim
b. Lingkungan sosial ; berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan sosial dibedakan dalam dua
bentuk :
1). Lingkungan sosial primer : yaitu lingkungan yang anggotanya saling kenal
2). Lingkungan sosial sekunder : lingkungan yang hubungan anatar anggotanya bersifat longgar.
Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata memiliki hubungan timbal balik lingkungan mempengaruhi
individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3
kategori yaitu :
a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu
b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri individu
c) Individu bersikap netral atau berstaus quo.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan
perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah
belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena
dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa
melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di
sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut
1. Lingkungan Membuat Individu Sebagai Makhluk Social
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang
dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan
sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat
manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan
sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia
sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi
serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan
mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian
dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan Membuat Wajah Budaya Bagi Individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah
menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia
hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang
tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
a. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh
: air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
b. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada
musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
c. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada
individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila
dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin
belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah
menjadi anak yang rajin.
d. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis
artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu
memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation
yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya.
Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan
lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-
obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah
sesuai dengan lingkungannya
D. Jenis Interaksi Sosial
Ada empat jenis interaksi sosial dengan lingkungannya, yaitu :
1. Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.
2. Individu dapat memanfaatkan lingkungannya.
3. Individu dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Lingkungan di sini bisa berupa lingkungan fisik (alam benda-benda yang konkrit), lingkungan psikis (jiwa,
badan, orang-orang dalam lingkungan) serta lingkungan rohaniah (keyakinan-keyakinan, ide-ide, dan filsafat-
filsafat yang terdapat di lingkungan individu).
2. Kontak Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
a. Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak-pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2
macam yaitu :
1) Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
2) Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui
perantara pihak ketiga .
b. Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi . Ada 2 macam kontak sosial .
1) Kontak Primer
2) Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi
disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Tidak selamanya kontak sosial
akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara
komunikatif . Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas, berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak
dapat dipahami .
Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial artinya menaati nilai dan norma yang berlaku. Contoh : sebuah jalan raya yang
dilalui oleh berbagai jenis dan ukuran kendaraan, serta bermuatan orang dalam jumlah besar dan
arah tujuan. Unsur-unsur keteraturan sosial :
1. tertib sosial
2. order
3. Keajegan
4. Pola
1. Factor pendorong
2. Faktor penghambat
a. persaingan
b. kontravensi
c. konflik
1. Lembaga Sosial
Menurut John Lewis Gillm dan John Philp Billn pengertian lembaga sosial adalah suatu lembaga sosial
merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola prilaku yang terwujud melalui aktivitas
kemasyarakatan.
2. Kelompok Sosial
a. Keluarga Luas
b. Asosiasi / perkumpulan
1. Proses internalisasi
Adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai tua untuk belajar menanamkan
dalan kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan
2. Proses sosialisasi
Adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang menghayati dan melaksanakan norma-norma
kelompok tempat dia hidup.
3. Proses enkulturasi
Adalah menyesuaikan alam dan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma dan
peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Adalah merupakan proses perubahan suatu kebudayaan dalam jangka waktu yang lama dan bertahap.
5. Proses difusi
Adalah proses penyebaran unsur-unsur. Kebudayaan individu yang satu kepada individu yang
lain. Ada 2 tipe difusi yaitu:
Adalah difusi yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Difusi
antar masyarakat dapat terjadi dalam berbagai bentuk :
a. Hubungan symbiotic
b. Penetration pacifique
c. Penetration violence
d. Stimulus diffusion
e. Kultur complex
6. Proses akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu
dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing. 3 kontak kebudayaan asing yang besar yaitu :
c. akulturasi Indonesia–barat
7. Proses asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Factor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah : a. toleransi
Adalah proses pembaruan dalam penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal. Serta
pengatuiran system tenaga kerja yang baru
1. Komunikasi
2. Virus H-Ach
b. penemuan-penemuan baru
konflik berupa :
2. Peperangan
Menurut Margono selamat mengatakan bahwa motivational for ces \ kekuatan pendorong yang
mempengaruhi perubahan yaitu :
2. Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara apa yang ada dengan yang seharusnya bisa ada
3. Adanya tekanan – tekanan dari luar seperti kompetisi , keseharusan menyesuaikan diri