28-36
Zaenal Arifin
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka
Email: arifin1169@gmail.com
Kata kunci: daya pembeda, instrumen yang baik, pengecoh, reliabilitas, tingkat kesukaran,
validitas.
28
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 28-36
1. PENDAHULUAN
Bagi seorang peneliti, mempelajari kriteria yang baik, maka mutu
metodologi penelitian, dalam penelitiannya juga baik, begitupun
menentukan data tidaklah mudah. sebaliknya.
Tidak hanya mendapatkan data dan Hal ini mudah dipahami karena
mengolahnya sesuai keinginan sendiri, instrumen berfungsi mengungkapkan
namun harus mengikuti prosedur yang suatu fakta menjadi suatu data,
bisa dilakukan untuk menganalisis data sehingga jika instrumen yang
tersebut. Oleh karena itu, agar data digunakan dalam penelitian
yang kita peroleh menjadi data yang mempunyai kualitas yang baik, dalam
valid dan reliabel, diperlukan adanya arti valid dan reliabel serta memiliki
suatu instrumen atau yang biasa tingkat kesukaran, daya pembeda dan
disebut dengan alat ukur yang baik distraktor/pengecoh yang baik, maka
pula. data yang diperoleh akan sesuai
Menurut Azwar (2011: 2), dengan fakta atau keadaan
menyatakan bahwa para ahli sesungguhnya di lapangan. Sedangkan
psikometri telah menetapkan kriteria jika kualitas instrumen yang digunakan
bagi alat ukur, seperti instrumen, untuk tidak baik dalam arti mempunyai
dinyatakan sebagai alat ukur yang baik. validitas dan reliabilitas yang rendah,
Kriteria tersebut antara lain adalah serta memiliki tingkat kesukaran, daya
valid, reliabel, standar, ekonomis dan pembeda dan distraktor/pengecoh
praktis. Menurut Gronlund (2009: 70) yang tidak baik, maka data yang
menyatakan bahwa karakteristik utama diperoleh juga tidak valid atau tidak
yang harus dimiliki oleh sebuah alat sesuai dengan fakta di lapangan,
ukur dapat diklasifikasikan menjadi sehingga dapat menghasilkan
karakter validitas, reliabilitas dan kesimpulan yang keliru.
tingkat kegunaannnya. Secara singkat Sebenarnya, dalam mengumpulkan
dan jelas, dalam membuat instrumen data dalam suatu penelitian, selain
penelitian pengembangan, Setyosari membuat instrumen sendiri, kita dapat
(2013: 207) dan Depdiknas (2008: 4) menggunakan instrumen yang telah
menyatakan bahwa validitas dan tersedia (instrumen baku). Instrumen
reliabilitas menjadi dua hal yang harus yang telah tersedia pada umumnya
benar-benar diperhatikan. sudah dianggap baku untuk
Dengan adanya instrumen mengumpulkan data terhadap variabel-
penelitian, maka kita akan mengetahui variabel tertentu.
sumber data yang akan kita teliti dan Oleh karena itu, jika instrumen
jenis datanya, teknik pengumpulan telah tersedia untuk mengumpulkan
datanya, instrumen pengumpulan data variabel suatu penelitian, maka
datanya, langkah penyusunan kita dapat langsung menggunakan
instrumen penelitian tersebut serta instrumen tersebut. Namun ada
mengetahui validitas, reabilitas, tingkat catatan, bahwa teori yang dijadikan
kesukaran, daya pembeda, dan landasan penyusunan instrumen
pengecoh/distraktor suatu data dalam tersebut harus sesuai dengan teori yang
penelitian. dirujuk pada penelitian kita.
Instrumen mempunyai peranan Selain itu konstruk variabel yang
yang sangat penting. Karena dengan diukur oleh instrumen baku, harus juga
adanya instrumen, mutu suatu sama dengan konstruk variabel yang
penelitian dapat diketahui. Jika akan kita ukur dalam penelitian kita.
instrumen yang dibuat, memiliki Akan tetapi, lebih baik jika kita sendiri
29
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 28-36
dan pengajaran (Nitko, 2011: 303-305). (2) Butir soal itu memiliki 2 atau
Kegunaannya bagi guru adalah: lebih kunci jawaban yang
a) Sebagai pengenalan konsep benar
terhadap pembelajaran ulang dan (3) Kompetensi yang diukur tidak
memberi masukan kepada siswa jelas
tentang hasil belajar mereka, (4) Pengecoh tidak berfungsi
b) Memperoleh informasi tentang (5) Materi yang ditanyakan terlalu
penekanan kurikulum atau sulit, sehingga banyak siswa
mengecek terhadap butir soal yang yang menebak
bias. (6) Sebagian besar siswa yang
Adapun kegunaannya bagi memahami materi yang
pengujian dan pengajaran adalah: ditanyakan berpikir ada yang
a) Pengenalan konsep yang salah informasi dalam butir
diperlukan untuk diajarkan ulang, soalnya
b) Mengecek terhadap kelebihan dan Indeks daya pembeda setiap butir
kelemahan pada kurikulum soal biasanya juga dinyatakan dalam
sekolah, bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks
c) Memberi masukan kepada siswa, daya pembeda soal berarti semakin
d) Mengecek kemungkinan adanya mampu soal yang bersangkutan
butir soal yang bias. membedakan siswa yang telah
Daya pembeda memahami materi dengan siswa yang
Daya pembeda soal adalah belum memahami materi. Indeks daya
kemampuan suatu butir soal dapat pembeda berkisar antara – 1,00 sampai
membedakan siswa yang telah dengan +1,00. Semakin tinggi daya
menguasai materi yang ditanyakan dan pembeda suatu soal, maka semakin
siswa yang tidak/kurang/belum kuat/baik soal itu. Jika daya pembeda
menguasai materi yang ditanyakan. negatif (<0) berarti lebih banyak
Manfaat daya pembeda butir soal kelompok bawah (peserta didik yang
adalah seperti berikut ini: tidak memahami materi) menjawab
a) Untuk meningkatkan mutu setiap benar soal dibanding dengan kelompok
butir soal melalui data empiriknya. atas (peserta didik yang memahami
Berdasarkan indeks daya pembeda, materi yang diajarkan guru).
setiap butir soal dapat diketahui Proses perhitungan daya pembeda
apakah butir soal itu baik, direvisi, dilakukan jika sudah dibedakan antara
atau ditolak. proses perhitungan daya pembeda
b) Untuk mengetahui seberapa jauh kelompok kecil dengan kelompok
setiap butir soal dapat besar. Terlebih dahulu kita menetapkan
mendeteksi/membedakan sampel yang mewakili kelompok
kemampuan siswa, yaitu siswa pandai dan sampel yang mewakili
yang telah memahami atau belum kelompok kurang pandai, tetapi
memahami materi yang diajarkan sebelumnya data telah diurutkan dari
guru. Apabila suatu butir soal peserta didik yang memperoleh hasil
tidak dapat membedakan kedua yang tinggi ke peserta didik yang
kemampuan siswa itu, maka butir memproleh hasil yang buruk.
soal itu dimungkinkan seperti Kemudian sampel kelompok kecil
berikut ini: dapat diambil 50% dari populasi untuk
(1) Kunci jawaban butir soal itu kelompok pandai dan kelompok
tidak tepat. kurang pandai, sedangkan untuk
32
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 28-36
35
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 1, Juli 2017, hal. 28-36
36
Copyright ©2017, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X e-ISSN: 2541-4321