net/publication/313314723
CITATIONS READS
12 1,256
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ani Iryani on 04 February 2017.
Dea Soraya, Dra. Ani Iryani, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si.
Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor
ABSTRACT
2
HASIL DAN PEMBAHASAN metabolisme bahan organik (Alearts, G
Parameter pH dan S.S Santika, 1987).
pH diukur untuk mengetahui
nilai keasaman suatu limbah. Adapun Parameter BOD
hasil analisisnya dapat dilihat pada BOD adalah jumlah oksigen
Gambar 4. yang dibutuhkan bakteri untuk
12 menguraikan (mengoksidasi) hampir
10 semua zat organik yang terlarut dan
8 sebagian zat-zat organik yang
pH
ppm
pH inlet 200
150
pH outlet 100
Baku Mutu maksimum 50
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai ulangan ke-
pH dengan Baku Mutu
BOD inlet (ppm)
Berdasarkan Gambar 4 diatas, BOD outlet (ppm)
menunjukkan bahwa secara keseluruhan Baku Mutu Maksimum (ppm)
nilai pH air limbah yang telah diolah
secara lumpur aktif memenuhi baku Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai
mutu. Nilai pH yang terukur berkisar BOD dengan Baku Mutu
antara 7,12-7,38. Nilai pH tersebut telah
memenuhi baku mutu nilai pH yang Berdasarkan Gambar 5, hasil
berkisar antara 6,0-9,0. analisis BOD5 outlet berkisar antara 55-
Berdasarkan hasil pengukuran 125 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
pH dapat dikatakan bahwa air limbah nilai BOD5 outlet memenuhi standar
PT X bersifat netral. Hal ini baku mutu yaitu yang tidak lebih kecil
memungkinkan kehidupan biologis dari 150 ppm. Analisis BOD5 ini
dalam air limbah tersebut berjalan didasarkan atas reaksi oksidasi zat
dengan baik. Air limbah yang tidak organik dengan oksigen dalam air dan
netral akan menghambat proses proses tersebut berlangsung karena
biologis, bahkan akan menyebabkan adanya bakteri aerobik, sehingga hasil
kematian mikroorganisme dalam air. oksidasi akan membentuk karbon
Jika nilai pH di atas 9 akan dioksida, air dan amoniak. Analisis
mengganggu aktifitas mikroba, BOD5 dilakukan untuk mengetahui
sedangkan jika nilai pH di bawah 6 tingkat pencemaran yang disebabkan
akan mengakibatkan pertumbuhan oleh zat-zat organik yang bersifat
jamur dan terjadi persaingan antara biodegradable di dalam suatu limbah.
bakteri dengan jamur dalam Semakin tinggi nilai BOD5 maka
3
semakin tinggi pula tingkat pencemaran pertumbuhan bakteri bahkan mematikan
yang diakibatkan oleh zat-zat tersebut bakteri dalam limbah.
(Fardiaz, 1992).
Parameter Kekeruhan
Parameter COD Kekeruhan dapat diukur pada air
Nilai COD secara relatif limbah yang terdapat pada bak aerasi,
menyatakan jumlah senyawa organik hal ini dikarenakan pada bak aerasi
yang terdapat pada air limbah. terdapat lumpur aktif yang akan
Pengolahan limbah secara biologi mempengaruhi kekeruhan tersebut. Data
dengan menggunakan lumpur aktif ini hasil pengukuran kekeruhan pada
membutuhkan nilai pH yang netral, masing-masing tangki dapat dilihat
karena dapat mempengaruhi penurunan Gambar 7.
nilai COD. Hal ini disebabkan karena 60
mikroorganisme atau lumpur aktif 50
dengan mudah menguraikan bahan 40
NTU
organik yang terdapat dalam air limbah
30
tersebut. Adapun hasil analis COD
20
dapat dilihat pada Gambar 6.
10
3000 0
2500 1 2 3 4 5 6 7 8
2000 Ulangan ke-
ppm
1500
1000 Kekeruhan inlet (NTU)
500
Kekeruhan outlet (NTU)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 Baku Mutu Maksimum (NTU)
Ulangan ke-
Gambar 7. Grafik Perbandingan Nilai
COD inlet (ppm) Kekeruhan dengan Baku Mutu
COD outlet (ppm)
Berdasarkan baku mutu nilai
Baku Mutu Maksimum (ppm) kekeruhan berkisar antara 5-20 NTU.
Namun nilai kekeruhan inlet sebesar 50
Gambar 6. Grafik Perbandingan COD NTU, tingginya nilai kekeruhan juga
dengan Baku Mutu dapat disebabkan oleh pencemaran
bahan-bahan organik sehingga dapat
Berdasarkan Gambar 6, nilai menghambat pertumbuhan bakteri
COD outlet yang bervariasi disebabkan bahkan mematikan bakteri dalam
karena beban limbah yang masuk (COD limbah.
inlet) bervariasi. Nilai COD outlet yang
telah memenuhi standar baku mutu Parameter TDS
yang telah ditetapkan, dengan nilai Hasil analisis pengukuran TDS
tertinggi COD sebesar 173 ppm. sebelum dan setelah proses pengolahan
Tingginya nilai COD disebabkan oleh dapat dilihat pada Gambar 8.
pencemaran bahan-bahan organik
sehingga dapat menghambat
4
35000 Tabel 3. Pengamatan Nilai MLSS
30000 Ulangan ke- MLSS (mg/L)
25000 1. 2420
TDS (ppm)
20000
2. 3020
3. 3240
15000
4. 2960
10000
5. 2580
5000
6. 2900
0
7. 2980
1 2 3 4 5 6 7 8
8. 2640
Ulangan ke-
Keterangan :
MLSS = Mixed Liquor Suspended Solid
TDS inlet (ppm)
5
Tabel 4 menunjukan nilai F/M Air Limbah Bagi Kawasan Industri.
dari pengolahan limbah secara lumpur Nilai rata-rata efisiensi parameter BOD5
aktif berkisar antara 0,11-0,14. Kisaran sebesar 72,67%, COD sebesar 93,5%,
F/M yang diperbolehkan sebesar 0,1- kekeruhan sebesar 85,8%, dan TDS
0,2. Nilai yang diperoleh menunjukkan sebesar 90,75%.
bahwa terjadi penggumpalan lumpur PT X telah melakukan proses
dan pengendapan dalam tangki pengolahan limbah cair secara lumpur
sedimentasi yang disebabkan oleh aktif, dengan pengujian parameter pH,
metabolisme bahan organik berjalan BOD5, COD, kekeruhan dan TDS.
sederhana. Semakin tinggi nilai F/M Namun sebaiknya pada penelitian
menunjukan semakin tinggi jumlah selanjutnya dilakukan pengujian
makanan yang terkandung dalam parameter lain seperti logam berat dan
limbah atau semakin sedikit jumlah bahan berbahaya lainnya sebelum
bakteri pencerna. Parameter ini penting dibuang ke lingkungan.
karena kondisi ideal dapat tercapai jika
kebutuhan nutrisi bagi bakteri terpenuhi UCAPAN TERIMAKASIH
(Metcalf dan Eddy, Icn, 1981). Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan
Efisiensi Pengolahan Limbah Secara kepada Allah SWT karena atas rahmat
Lumpur Aktif dan hidayahnya-Nya, penulis dapat
Pengolahan limbah cair PT X menyelesaikan jurnal skripsi dengan
secara lumpur aktif menghasilkan nilai judul “Pengolahan Limbah Cair PT. X
rata-rata efisiensi BOD5 sebesar secara Lumpur Aktif”.
72,67%, COD sebesar 93,5%, Jurnal ini tidak terlepas dari
kekeruhan sebesar 85,8%, dan TDS bimbingan, bantuan dan dorongan dari
sebesar 90,75%. Efisiensi tertinggi berbagai pihak, baik secara langsung
terlihat pada parameter COD, maupun tidak langsung. Oleh karena
sedangkan terendah pada parameter itu, penulis mengucapkan terima kasih
BOD. sebesar-besarnya kepada Kedua orang
Tabel 5. Rata-Rata Efisiensi Dari tua dan kakak-kakakku, Ibu Dr.
Berbagai Parameter Prasetyorini selaku Dekan FMIPA
No. Parameter Efisiensi (%) Universitas Pakuan Bogor. Serta Bapak
1. BOD5 72,67 Drs. Husain Nashrianto, M.Si. selaku
2. COD 93,5 Ketua Program Studi Kimia FMIPA.
Kedua pembimbing Ibu Dra. Ani Iryani,
3. Kekeruhan 85,8 M.Si. dan Ibu Ade Heri Mulyati, M.Si.
4. TDS 90,75 yang telah berkenan membimbing dan
memberikan masukan dan saran dalam
KESIMPULAN DAN SARAN proses pembuatan skripsi ini. Serta
Pengolahan limbah cair PT X seluruh Dosen dan staff sekretariat
secara lumpur aktif dapat menurunkan FMIPA Universitas Pakuan Bogor, dan
kadar COD dan TDS. Hasil pengolahan teman-teman angkatan 2008 yang
limbah untuk parameter pH, BOD5, selama ini selalu bersama, semoga
COD, kekeruhan, dan TDS telah persahabatan kita tetap terjaga (Zaenal,
memenuhi standar baku mutu yang Shelvi, Novi, Siska, Tiar, Retno,
sesuai dengan Keputusan Menteri Dharma, Oskar, Vian, Desi, Anggun,
Lingkungan Hidup Nomor: KEP- Kania, Grya, dan Agung). Serta semua
03/MENLH/2010 Tentang Baku Mutu yang turut serta dalam terselesaikannya
6
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan KEP-03/MENLH/2010 Tentang Baku
satu persatu. Penulis berharap agar Mutu Air Limbah Bagi Kawasan
jurnal ini bermanfaat bagi semua pihak. Industri.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan.
Yogyakarta: Andi Offsett. Hal
92, 93, 110-113.
Alaerts, G dan S.S S Santika. 1987.
Metode Penelitian Air. Surabaya
: Usaha National.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara.
Yogyakarta: Kanisius. Hal 19-
28.
Junior, Rendi, Bambang. 2009.
Mengetahui Dampak Air
Limbah Deterjen Terhadap
Organisme Air. Jakarta : C.V
Rajawali.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor: KEP-03/MENLH/2010
Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Kawasan Industri.
Metcalf dan Eddy, Icn. 1981. Waste
Water Engineering Treatment
Disposal Revse. 2nd ed. MC
Graw-Hill, Icn. New York. Hal
40-57.
Santiago, H. 1996. Istilah Lingkungan
untuk Manajemen. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta, hal : 20-22.
Stumorang, Manihar. 2007. Kimia
Lingkungan. Medan: Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Hal 114-115.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Baku Mutu Air Limbah
Parameter Batas Maksimum
BOD5 50-150 mg/L
COD 100-300 mg/L
TDS 2000-4000 mg/L
pH 6.0 - 9.0
Kekeruhan 5-20 NTU
Sumber : Berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor: