Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/313314723

WASTEWATER TREATMENT AT PT. X BY ACTIVE SLUDGE ( Pengolahan


Limbah Cair PT. X Secara Lumpur Aktif )

Article · January 2012

CITATIONS READS

12 1,256

3 authors:

Ani Iryani Dea Soraya


Universitas Pakuan Universitas Diponegoro
21 PUBLICATIONS   135 CITATIONS    1 PUBLICATION   12 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Ade Heri Mulyati


Universitas Pakuan
5 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pemanfaatan Ampas Teh Sebagai Adsorben View project

Photocatalyst View project

All content following this page was uploaded by Ani Iryani on 04 February 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


WASTEWATER TREATMENT AT PT. X BY ACTIVE SLUDGE
( Pengolahan Limbah Cair PT. X Secara Lumpur Aktif )

Dea Soraya, Dra. Ani Iryani, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si.
Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor

ABSTRACT

The activity of PT. X is in the manufacture of surfactants. The waste generated


in that company consists of three types namely solid waste, liquid waste, and gas waste.
The aims of this study is to treat the waste generated by company.The treatment of the
liquid waste is performed in a waste water treatment plant by active sludge.
Wastewater treatment by activite sludge is conducted using aerobic microorganism.
The test is conducted on the wastewater in inlet tank and outlet tank, so that the water
released has met quality standards established. The tests parameter performed are pH,
BOD5, COD, turbidity and TDS. All of the method of analysis used in accordance with
the Methods For The Examination of Water and Wastewater 17th Edition Water
Analisis Handbook Third edition. The pH measurements is performed using the
potentiometric method. The value of BOD is performed using the respirometric
method. The COD is measured using the photometric method. Other parameters such
as turbidity is done using nefelometric method, and conductometric method is used to
measure the value of TDS. The liquid wastewater treatment in activated sludge of PT X
can reduce levels of COD and TDS. The results of the waste processing for parameters
pH, BOD5, COD, turbidity, and TDS have met the quality standards according to the
Descree of Minister of Environment No. KEP-03/MENLH/2010 on Waste Water
Quality Standard for Industrial Area. The average value of the parameter efficiency of
BOD is 72,67%; and 93,5% for COD. The value of 85,8% is turbidity, and for TDS is
90,75%.

Keywords: Wastewater, Activated Sludge, Aerobic, Microorganism, Efficiency.

PENDAHULUAN (limbah rumah tangga) kerapkali


Limbah merupakan suatu bahan mengandung sabun dan deterjen.
yang terbuang atau dibuang dari sumber Keduanya merupakan sumber potensial
hasil aktivitas manusia maupun proses bagi bahan pencemar organik (Achmad,
alam yang belum memiliki nilai R, 2004).
ekonomis (Santiago, 1996). Bahan Polusi atau pencemaran adalah
buangan zat kimia termasuk pencemar keadaan suatu lingkungan yang sudah
yang berbahaya karena dapat berpotensi tidak alami lagi karena telah tercemar
merusak lingkungan. Bahan buangan oleh polutan. Polutan adalah zat atau
zat kimia dapat masuk ke dalam air substansi yang mencemari lingkungan.
secara langsung atau melalui mediasi. Air limbah deterjen termasuk polutan
Beberapa senyawa kimia yang umum karena di dalamnya terdapat zat yang
dikenal sebagai pencemar diantaranya disebut Alkil Benzen Sulfonat (ABS)
deterjen, insektisida, zat warna kimia, yang merupakan deterjen golongan
larutan penyamak kulit, dan lain-lain keras. Jenis deterjen ini banyak
(Situmorang, 2007). Limbah domestik digunakan di rumah tangga. Lingkungan
(limbah rumah tangga) kerapkali perairan yang tercemar limbah deterjen
mengan 1 kategori keras ini dalam konsentrasi
tinggi akan mengancam dan
membahayakan kehidupan biota air dan
manusia yang mengkonsumsi biota
perairan yang tercemar limbah detergen industri PT X diumpankan ke dalam
kategori keras ini dalam konsentrasi tangki aerasi yang telah berisi
tinggi akan mengancam dan mikroorganisme aerobik. Aerasi
membahayakan kehidupan biota air dan dilakukan untuk mentransfer sejumlah
manusia yang mengkonsumsi biota oksigen ke dalam limbah cair. Di dalam
tersebut (Junior, dkk, 2009). tangki aerasi terjadi proses perombakan
PT X bergerak di bidang industri bahan organik kompleks menjadi CO2
pembuatan surfaktan. Jenis surfaktan dan H2O secara aerobik.
yang digunakan yaitu Alkil Benzen Limbah hasil olahan akan
Sulfonat (ABS) dan Linier Alkyl Benzen mengalir keluar dari tangki aerasi secara
Sulfonat (LABS). Limbah cair yang overflow ke dalam tangki sedimentasi.
dihasilkan dari proses produksi dan Proses dalam tangki sedimentasi ini
kegiatan laboratorium adalah limbah terjadi pemisahan mikroorganisme
yang berbahaya, karena mengandung dengan air limbah yang telah diolah.
bahan organik yang sulit didegradasi. Mikroorganisme tersebut akan
Berdasarkan hal-hal tersebut terkumpul satu sama lain dan
penulis ingin melakukan penelitian membentuk flok mikroorganisme yang
tentang pengolahan limbah cair PT X akibat gaya beratnya sendiri akan turun
secara lumpur aktif. Pengolahan limbah secara gravitasi ke bagian bawah tangki
secara lumpur aktif ini memerlukan sedimentasi sebagai sludge atau lumpur
biaya yang relatif lebih tinggi biomassa.
dibandingkan dengan pengolahan Lumpur biomassa ini akan
limbah cair secara kimia. Namun, pada dikeluarkan dari tangki sedimentasi dan
saat limbah cair di PT X diolah secara sebagian kecil (20%) dikembalikan ke
kimia dengan pengendapan tangki aerasi 1. Sisanya dialirkan ke
menggunakan koagulan PAC, nilai tangki aerasi 2 untuk penambahan
COD (Chemichal Oxygen Demand) dan nutrisi. Penambahan nutrisi ini
TDS (Total Dissolved solid) masih lebih dilakukan untuk menjaga kualitas sisa
dari baku mutu yang telah ditetapkan lumpur aktif yang terdapat di tangki
dalam Keputusan Menteri Lingkungan aerasi 2 tersebut, karena kemungkinan
Hidup Nomor: KEP-03/MENLH/2010 besar bakteri pengurai yang ada di
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi dalamnya membutuhkan banyak nutrisi
Kawasan Industri, sehingga perlu sebagai makanan agar dapat terus hidup
dilakukan pengolahan limbah cair dalam air limbah. Setelah proses
secara lumpur aktif sebelum dibuang ke penambahan nutrisi tersebut limbah
lingkungan. dialirkan kembali ke tangki sedimentasi
Penelitian ini bertujuan untuk untuk pemisahan lumpur dan air limbah
mengetahui efisiensi pengolahan limbah yang telah diolah, selanjutnya dilakukan
cair PT X secara lumpur aktif sehingga pengujian parameter pH, BOD5, COD,
dapat memenuhi standar baku mutu kekeruhan, dan TDS terhadap air
limbah yang telah ditetapkan limbah. Ketika volume lumpur aktif di
pemerintah. dalam tangki sedimentasi telah
mencapai 2,5 liter, maka ke dalam
METODE PENELITIAN tangki sedimentasi tersebut dialirkan
Sebelum pengolahan limbah cair larutan HCl atau NaOH untuk menjaga
PT X secara lumpur aktif, dilakukan pH agar tetap dalam keadaan netral,
pengamatan terhadap pH, BOD5, COD, kemudian lumpur dilakukan pengujian
kekeruhan, dan TDS. Limbah cair konsentrasi MLSS terhadap lumpur.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN metabolisme bahan organik (Alearts, G
Parameter pH dan S.S Santika, 1987).
pH diukur untuk mengetahui
nilai keasaman suatu limbah. Adapun Parameter BOD
hasil analisisnya dapat dilihat pada BOD adalah jumlah oksigen
Gambar 4. yang dibutuhkan bakteri untuk
12 menguraikan (mengoksidasi) hampir
10 semua zat organik yang terlarut dan
8 sebagian zat-zat organik yang
pH

6 tersuspensi dalam air. Adapun hasil


4 analisisnya dapat dilihat pada Gambar
2
5.
0
1 2 3 4 5 6 7 8 400
350
Ulangan ke- 300
250

ppm
pH inlet 200
150
pH outlet 100
Baku Mutu maksimum 50
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4. Grafik Perbandingan Nilai ulangan ke-
pH dengan Baku Mutu
BOD inlet (ppm)
Berdasarkan Gambar 4 diatas, BOD outlet (ppm)
menunjukkan bahwa secara keseluruhan Baku Mutu Maksimum (ppm)
nilai pH air limbah yang telah diolah
secara lumpur aktif memenuhi baku Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai
mutu. Nilai pH yang terukur berkisar BOD dengan Baku Mutu
antara 7,12-7,38. Nilai pH tersebut telah
memenuhi baku mutu nilai pH yang Berdasarkan Gambar 5, hasil
berkisar antara 6,0-9,0. analisis BOD5 outlet berkisar antara 55-
Berdasarkan hasil pengukuran 125 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
pH dapat dikatakan bahwa air limbah nilai BOD5 outlet memenuhi standar
PT X bersifat netral. Hal ini baku mutu yaitu yang tidak lebih kecil
memungkinkan kehidupan biologis dari 150 ppm. Analisis BOD5 ini
dalam air limbah tersebut berjalan didasarkan atas reaksi oksidasi zat
dengan baik. Air limbah yang tidak organik dengan oksigen dalam air dan
netral akan menghambat proses proses tersebut berlangsung karena
biologis, bahkan akan menyebabkan adanya bakteri aerobik, sehingga hasil
kematian mikroorganisme dalam air. oksidasi akan membentuk karbon
Jika nilai pH di atas 9 akan dioksida, air dan amoniak. Analisis
mengganggu aktifitas mikroba, BOD5 dilakukan untuk mengetahui
sedangkan jika nilai pH di bawah 6 tingkat pencemaran yang disebabkan
akan mengakibatkan pertumbuhan oleh zat-zat organik yang bersifat
jamur dan terjadi persaingan antara biodegradable di dalam suatu limbah.
bakteri dengan jamur dalam Semakin tinggi nilai BOD5 maka

3
semakin tinggi pula tingkat pencemaran pertumbuhan bakteri bahkan mematikan
yang diakibatkan oleh zat-zat tersebut bakteri dalam limbah.
(Fardiaz, 1992).
Parameter Kekeruhan
Parameter COD Kekeruhan dapat diukur pada air
Nilai COD secara relatif limbah yang terdapat pada bak aerasi,
menyatakan jumlah senyawa organik hal ini dikarenakan pada bak aerasi
yang terdapat pada air limbah. terdapat lumpur aktif yang akan
Pengolahan limbah secara biologi mempengaruhi kekeruhan tersebut. Data
dengan menggunakan lumpur aktif ini hasil pengukuran kekeruhan pada
membutuhkan nilai pH yang netral, masing-masing tangki dapat dilihat
karena dapat mempengaruhi penurunan Gambar 7.
nilai COD. Hal ini disebabkan karena 60
mikroorganisme atau lumpur aktif 50
dengan mudah menguraikan bahan 40

NTU
organik yang terdapat dalam air limbah
30
tersebut. Adapun hasil analis COD
20
dapat dilihat pada Gambar 6.
10
3000 0
2500 1 2 3 4 5 6 7 8
2000 Ulangan ke-
ppm

1500
1000 Kekeruhan inlet (NTU)
500
Kekeruhan outlet (NTU)
0
1 2 3 4 5 6 7 8 Baku Mutu Maksimum (NTU)
Ulangan ke-
Gambar 7. Grafik Perbandingan Nilai
COD inlet (ppm) Kekeruhan dengan Baku Mutu
COD outlet (ppm)
Berdasarkan baku mutu nilai
Baku Mutu Maksimum (ppm) kekeruhan berkisar antara 5-20 NTU.
Namun nilai kekeruhan inlet sebesar 50
Gambar 6. Grafik Perbandingan COD NTU, tingginya nilai kekeruhan juga
dengan Baku Mutu dapat disebabkan oleh pencemaran
bahan-bahan organik sehingga dapat
Berdasarkan Gambar 6, nilai menghambat pertumbuhan bakteri
COD outlet yang bervariasi disebabkan bahkan mematikan bakteri dalam
karena beban limbah yang masuk (COD limbah.
inlet) bervariasi. Nilai COD outlet yang
telah memenuhi standar baku mutu Parameter TDS
yang telah ditetapkan, dengan nilai Hasil analisis pengukuran TDS
tertinggi COD sebesar 173 ppm. sebelum dan setelah proses pengolahan
Tingginya nilai COD disebabkan oleh dapat dilihat pada Gambar 8.
pencemaran bahan-bahan organik
sehingga dapat menghambat

4
35000 Tabel 3. Pengamatan Nilai MLSS
30000 Ulangan ke- MLSS (mg/L)
25000 1. 2420
TDS (ppm)

20000
2. 3020
3. 3240
15000
4. 2960
10000
5. 2580
5000
6. 2900
0
7. 2980
1 2 3 4 5 6 7 8
8. 2640
Ulangan ke-
Keterangan :
MLSS = Mixed Liquor Suspended Solid
TDS inlet (ppm)

TDS outlet (ppm) Tabel 3 menunjukan nilai MLSS


yang didapat berkisar antara 2000-3000
Baku Mutu Maksimum (ppm)
mg/L. Jika nilai MLSS lebih besar dari
3500 mg/L menunjukkan bahwa
Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai mikroorganisme yang ada di dalam bak
TDS dengan Baku Mutu aerasi kekurangan nutrisi sehingga
dapat terjadi kanibalisme, sedangkan
Gambar 8, menunjukkan bahwa nilai MLSS lebih kecil dari 2000 mg/L,
nilai TDS pada tangki inlet lebih besar menunjukan bahwa pengolahan kurang
daripada nilai TDS pada tangki outlet. baik, karena sedikitnya mikroorganisme
Hal ini disebabkan karena proses aerasi untuk menguraikan bahan-bahan
menggunakan lumpur aktif organik (Metcalf dan Eddy, Icn, 1981).
menghasilkan lumpur pada tangki
pemisahan (sedimentasi). Lumpur Perhitungan F/M Ratio
tersebut dengan gaya beratnya sendiri Perhitungan kontrol proses yang
akan turun secara gravitasi ke bagian digunakan untuk mengevaluasi jumlah
bawah tangki sedimentasi sebagai makanan (BOD atau COD) yang
lumpur, sedangkan air limbah akan tersedia per satuan MLSS (Mixed
mengalir kembali ke tangki aerasi Liquor Suspended Solids).
sehingga nilai TDS pada tangki outlet Tabel 4. Nilai F/M
lebih kecil daripada tangki inlet. Ulangan BOD5 inlet F/M = BOD
ke- (ppm) MLSS MLSS
Parameter MLSS (Mixed Liquor 1. 298 2420 0,12
Suspended Solid) 2. 328 3020 0,11
Hasil pengujian MLSS dapat 3. 337 3240 0,11
dilihat pada Tabel 3. 4. 379 2960 0,13
5. 358 2580 0,14
6. 328 2900 0,11
7. 322 2980 0,11
8. 299 2640 0,11
Keterangan :
MLSS= Mixed Liquor Suspended Solid
F/M = Food/ Mikroorganisme

5
Tabel 4 menunjukan nilai F/M Air Limbah Bagi Kawasan Industri.
dari pengolahan limbah secara lumpur Nilai rata-rata efisiensi parameter BOD5
aktif berkisar antara 0,11-0,14. Kisaran sebesar 72,67%, COD sebesar 93,5%,
F/M yang diperbolehkan sebesar 0,1- kekeruhan sebesar 85,8%, dan TDS
0,2. Nilai yang diperoleh menunjukkan sebesar 90,75%.
bahwa terjadi penggumpalan lumpur PT X telah melakukan proses
dan pengendapan dalam tangki pengolahan limbah cair secara lumpur
sedimentasi yang disebabkan oleh aktif, dengan pengujian parameter pH,
metabolisme bahan organik berjalan BOD5, COD, kekeruhan dan TDS.
sederhana. Semakin tinggi nilai F/M Namun sebaiknya pada penelitian
menunjukan semakin tinggi jumlah selanjutnya dilakukan pengujian
makanan yang terkandung dalam parameter lain seperti logam berat dan
limbah atau semakin sedikit jumlah bahan berbahaya lainnya sebelum
bakteri pencerna. Parameter ini penting dibuang ke lingkungan.
karena kondisi ideal dapat tercapai jika
kebutuhan nutrisi bagi bakteri terpenuhi UCAPAN TERIMAKASIH
(Metcalf dan Eddy, Icn, 1981). Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan
Efisiensi Pengolahan Limbah Secara kepada Allah SWT karena atas rahmat
Lumpur Aktif dan hidayahnya-Nya, penulis dapat
Pengolahan limbah cair PT X menyelesaikan jurnal skripsi dengan
secara lumpur aktif menghasilkan nilai judul “Pengolahan Limbah Cair PT. X
rata-rata efisiensi BOD5 sebesar secara Lumpur Aktif”.
72,67%, COD sebesar 93,5%, Jurnal ini tidak terlepas dari
kekeruhan sebesar 85,8%, dan TDS bimbingan, bantuan dan dorongan dari
sebesar 90,75%. Efisiensi tertinggi berbagai pihak, baik secara langsung
terlihat pada parameter COD, maupun tidak langsung. Oleh karena
sedangkan terendah pada parameter itu, penulis mengucapkan terima kasih
BOD. sebesar-besarnya kepada Kedua orang
Tabel 5. Rata-Rata Efisiensi Dari tua dan kakak-kakakku, Ibu Dr.
Berbagai Parameter Prasetyorini selaku Dekan FMIPA
No. Parameter Efisiensi (%) Universitas Pakuan Bogor. Serta Bapak
1. BOD5 72,67 Drs. Husain Nashrianto, M.Si. selaku
2. COD 93,5 Ketua Program Studi Kimia FMIPA.
Kedua pembimbing Ibu Dra. Ani Iryani,
3. Kekeruhan 85,8 M.Si. dan Ibu Ade Heri Mulyati, M.Si.
4. TDS 90,75 yang telah berkenan membimbing dan
memberikan masukan dan saran dalam
KESIMPULAN DAN SARAN proses pembuatan skripsi ini. Serta
Pengolahan limbah cair PT X seluruh Dosen dan staff sekretariat
secara lumpur aktif dapat menurunkan FMIPA Universitas Pakuan Bogor, dan
kadar COD dan TDS. Hasil pengolahan teman-teman angkatan 2008 yang
limbah untuk parameter pH, BOD5, selama ini selalu bersama, semoga
COD, kekeruhan, dan TDS telah persahabatan kita tetap terjaga (Zaenal,
memenuhi standar baku mutu yang Shelvi, Novi, Siska, Tiar, Retno,
sesuai dengan Keputusan Menteri Dharma, Oskar, Vian, Desi, Anggun,
Lingkungan Hidup Nomor: KEP- Kania, Grya, dan Agung). Serta semua
03/MENLH/2010 Tentang Baku Mutu yang turut serta dalam terselesaikannya

6
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan KEP-03/MENLH/2010 Tentang Baku
satu persatu. Penulis berharap agar Mutu Air Limbah Bagi Kawasan
jurnal ini bermanfaat bagi semua pihak. Industri.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan.
Yogyakarta: Andi Offsett. Hal
92, 93, 110-113.
Alaerts, G dan S.S S Santika. 1987.
Metode Penelitian Air. Surabaya
: Usaha National.
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara.
Yogyakarta: Kanisius. Hal 19-
28.
Junior, Rendi, Bambang. 2009.
Mengetahui Dampak Air
Limbah Deterjen Terhadap
Organisme Air. Jakarta : C.V
Rajawali.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor: KEP-03/MENLH/2010
Tentang Baku Mutu Air Limbah
Bagi Kawasan Industri.
Metcalf dan Eddy, Icn. 1981. Waste
Water Engineering Treatment
Disposal Revse. 2nd ed. MC
Graw-Hill, Icn. New York. Hal
40-57.
Santiago, H. 1996. Istilah Lingkungan
untuk Manajemen. PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta, hal : 20-22.
Stumorang, Manihar. 2007. Kimia
Lingkungan. Medan: Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Hal 114-115.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Baku Mutu Air Limbah
Parameter Batas Maksimum
BOD5 50-150 mg/L
COD 100-300 mg/L
TDS 2000-4000 mg/L
pH 6.0 - 9.0
Kekeruhan 5-20 NTU
Sumber : Berdasarkan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor:

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai