PENDAHULUAN
18
adanya kebijakan dan prosedur rekam medis yang menjadi acuan bagi staff
rekam medis dalam bertugas, tersedianya rekam medis yang diisi dengan
jelas, benar, lengkap dan tepat waktu oleh petugas yang berwenang.Karena
itu, tertib administrasi perlu didukung suatu sistem pengelolaan data rekam
medis yang baik dan benar.
Untuk mewujudkan hal tersebut dapat didukung dengan cara
pemberian nomor rekam medis terhadap kesesuaian data pasien di Rumah
Sakit sehingga pemberian nomor rekam medis sesuai dengan data pasien,
dalam pelayanan yang diberikan oleh para petugas yang bekerja di bagian
rekam medis. Dengan adanya nomor rekam medis yang sesuai dapat
mempercepat dan memperlancar proses pelayanan pasien, dengan demikian
pasien mendapat kepuasan, khususnya para petugas rekam medis pun menjadi
nyaman dalam bekerja.
Menurut Buku Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit
(1999:13) ada 3 macam sistem pemberian nomor secara seri, pemberian
nomor secara unit (unit numbering system),pemberian nomor secara seri unit
(unit numbering system) sistem ini memberikan hanya satu unit rekam medis
kepada pasien baik pasien tersebut berobat jalan maupun rawat inap. Pada
saat seorang pasien berkunjung pertama kali di Rumah Sakit, diberikan satu
nomor yang akan dipakai selamanya setiap kunjungan berikutnya. Pemberian
nomor secara seri unit ini merupakan gabungan antara seri dan sistem unit.
Setiap pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit diberikan satu nomor rekam
medis baru tetapi rekam medisnya yang dahulu di gabungkan dan di simpan
di bawah nomor yang paling baru.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Nurlindawati:2014) terdapat
10.107 pasien, dan dari 99 berkas rekam medis yang diteliti terdapat 21
berkas atau sebanyak 21,21% pemberian nomor rekam medis di unit
pendaftaran masih terjadi duplikasi, sehingga pada akhirnya masih ada pasien
yang mempunyai nomor rekam medis dua dikarenakan petugas rekam medis
tidak melakukan Cross Check data pasien. Sementara dalam pemberian
nomor rekam medis diperlukan data pasien
2
Hal penting dan sangat membantu serta berpengaruh kepada petugas
rekam medis dalam melakukan suatu kegiatan dalam pemberian nomor rekam
medis yang baik, benar dan khusus dibagian pendaftaran pasien baru di
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi. Dengan demikian komunikasi
kerja pegawai akan semakin lancar, koordinasi dan pengawasan akan semakin
menjadi mudah sehingga akhirnya dapat mencapai efisiensi penyimpanan
bekas.
Namun pada kenyataan selama penulis mengadakan pengamatan di
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi pada tanggal 13 April 2015
sampai dengan tanggal 30 April 2015 dilihat bahwa masih banyak pasien
yang memiliki nomor rekam medis ganda,. Pemberian nomor rekam medis di
unit pendaftaran masih terjadi duplikasi dimana pasien yang mendapatkan nomor
ganda, sehingga pasien mempunyai dua nomor rekam medis, dan satu nomor
rekam medis dimiliki oleh dua orang pasien. Hal ini akan berpengaruh pada
kelancaran petugas dalam pelayanan pengisian data pasien.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan mengambil judul :“Tinjauan Pemberian
Nomor Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Daerah
Cibabat Cimahi”
3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk meninjau Pemberian Nomor Rekam Medis Rawat Jalan
baik cara seri, cara unit, maupun cara seri unit guna mununjang
peningkatan kualitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit Umum
Daerah Cibabat Cimahi
4
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi
peningkatan kualitas pelayanan rekam medis di Rumah Sakit
Umum Daerah Cibabat Cimahi khususnya dibagian pendaftaran
rekam medis dan dapat memberikan suatu pemecahan bagi pihak
Rumah Sakit untuk segera memperbaiki atau memecahkan
masalah tersebut.
c. Bagi Penulis
Agar lebih memahami dan mengetahui pentingnya penomoran
rekam medis pada sebuah Rumah Sakit dan membandingkan dari
ilmu yang diperoleh diperkuliahan dengan keadaan dilapangan.
5
Untuk dapat melakukan tinjauan pelaksanaan sistem
penamaan pasien pada formulir berkas rekam medis rawat jalan di
Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Cimahi, dengan komponen
pokok yang harus ditemukan sesuai dengan urutan masalah,
batasan masalah, dan tujuan deskriptif.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-
langkah pengumpulan data, wawancara, kajian pustaka, observasi,
kesimpulan, saran dan laporan.
6
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap petugas
pendaftaran rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat
Cimahi .
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungan dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir,1988:111)
Penelitian melakukan pengumpulan data dilakukan dengan
membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan pokok bahasan.
7
5. Pemberian Nomor secara seri adalah sistem penomoran dimana setiap
pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu
mendapatkan nomor baru.
6. Pemberian Nomor secara unit adalah sistem penomoran dimana sistem
ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan,
pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir
7. Pemberian Nomor secara seri unit adalah sistem penomoran dengan
menggabungkan sistem seri dan sistem unit.Setiap pasien yang
berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru,
tetapi dokumen rekam medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi
satu dibawah nomor yang paling baru.
8
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan membahas kesimpulan dan saran yang diharapkan
memberikan pengembangan dan penyempurnaan tugas akhir ini di masa
mendatang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
18
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
3) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan, dan
4) penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
11
b. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
1) Tujuan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) tujuan rekam medis
adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Tanpa
didukung suatu sistem pengolahan rekam medis yang baik dan
benar, mustahil tertib administrasi Rumah Sakit akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan.
2) Kegunaan Rekam Medis
Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) ada beberapa aspek
dari kegunaan rekam medis, yaitu:
a) Aspek administrasi (administration), karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan
tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedik
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b) Aspek hukum (legal), karena isinya menyangkut masalah
adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan,
dalam rangka usaha menegakkan serta penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
c) Aspek keuangan (financial), karena isinya mengandung
data atau informasi yang dapat dipergunakan dalam aspek
keuangan, yang berkaitan dengan pengobatan, terapi serta
tindakan-tindakan yang diberikan pada pasien selama
dirawat di Rumah Sakit.
d) Aspek penelitian (research), karena isinya menyangkut
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan.
e) Aspek pendidikan (education), karena isinya menyangkut
data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien,
12
informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran di bidang kesehatan.
f) Aspek dokumentasi (documentation), karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan
pembuatan laporan Rumah Sakit.
13
medis yang menghimpun data di Rumah Sakit, meliputi formulir
rekam medis untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat
darurat.
14
1.8.5 Penomoran Rekam Medis
Rekam Medis pada hampir semua pasien pelayanan kesehatan
disimpan menurut nomor, yaitu nomor pasien masuk (admission
number). Dahulu berbagai Rumah Sakit menyimpan rekam medis
berdasarkan : nama pasien, nomor keluar atau kode diagnosa.
Penyimpanan secara alphabets menurut nama-nama pasien agak lebih
sulit dan memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan
dibandingkan dengan penyimpanan berdasarkan nomor.
Penggunaan nomor keluar (disharge number) dan number kode
diagnosa (diagnitic kode number), umumnya ternyata tidak
memuaskan karena rekam medis lain-lain/register sangat memerlukan
nomor pasien masuk (admission number).
Jika kartu pasien indeks hilang, nomor masuknya dapat
diperoleh dari salah satu catatan, dengan mengetahui nama dan
tanggal masuknya. Tetapi jika menggunakan nomor keluar kartu
indeks tidak dapat menolong untuk menemukan nomor keluar
sehingga lokasi rekam medisnya sukar diketahui.
Ada tiga macam pemberian nomor pasien masuk (admission
numbering system) yang umumnya dipakai yaitu :
a. Pemberian Nomor Cara Seri (Serial Numbering System)
b. Pemberian Nomor Cara Unit (Unit Numbering System)
c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit (Serial Seri Unit Numbering
System)
15
a. Pemberian Nomor Cara Seri
Istilah yang biasa digunakan adalah “Serial Numbering
System” dengan sistem ini setiap penderita mendapat nomor baru
setiap kunjungan ke Rumah Sakit. Jika ia brkunjung lima kali.
Maka ia akan mendapat lima nomor yang berbeda. Semua nomor
yang telah di berikan kepada penderita tersebut harus dicatat pada
“Kartu Indeks Utama Pasien” yang bersangkutan.Sedang rekam
medisnya disimpan diberbagai tempat sesuai dengan nomor yang
telah di perolehnya.
b. Pemberian Nomor Cara Unit
Istilah yang biasa digunakan adalah “Unit Numbering
System” berbeda dengan sistem seri.Sistem ini memberikan satu
unit rekam medis baik kepada pasien berobat jalan maupun pasien
untuk dirawat. Pada saat seseorang pendeita berkunjung pertama
kali ke Rumah Sakit apakah sebagai penderita berobat jalan
ataupun dirawat, kepadanya diberikan satu nomor (admitting
number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut hanya
tersimpan didalam berkas di bawah satu nomor.
c. Pemberian Nomor Cara Seri Unit
16
diletakkan menggantikan tempat rekam medis yang lama.Hal ini
sangat membantu ketertiban sistem penyimpanan rekam medis.
Perbandingkan antara sistem-sistem pemberian nomor diajukan
untuk menggunakan sistem unit, karena dengan sistem ini semua
rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam
satu map (folder). Sistem ini secara cepat memberikan kepada
Rumah Sakit/staf medis.Satu gambaran lengkap mengenai riwayat
penyakit dan pengobatan seorang penderita.Sistem unit
menghilangkan kerepotan mencari/mengumpulkan rekam medis
seorang penderita yang terpisah-pisah dalam sistem seri.Sistem
ini juga menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis lama,
untuk disimpan kedalam nomor baru dalam sistem seri unit.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agustin, Risa (2010). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya.
Ery, Rustiyanto. (2012). Etika Profesi Perekam Medis & Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Undang-Undang
18