Anda di halaman 1dari 9

1

PENGEMBANGAN MODUL DASAR-DASAR MESIN


KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DI KOTA METRO
Oleh

Wihan Afriono, Herpratiwi, Tarkono


FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Email : wihanafriono@yahoo.com
081272469945

Abstract: Development of Module Basics Engine Grade X of Vocational High School in Metro
City. This study aimed to describe the module before developing, to produce the basics engine
module, to analyze the effectiveness of module, and to analyze the attractiveness of modules.
The design of this study is the Research and Development (R & D). Test subject matter compose of
a single expert, one expert instructional design, three students for individual trials, six students for
small group testing, and twenty-six students for field testing at SMK Muhammadiyah 2 Metro,
twenty-eight students at SMK KP Gajah Mada 2 Metro, the data collected through the questionnaire
method, pretest and posttest. The data were analyzed by quantitative descriptive analysis techniques
and t test.The results of this research are teaching materials produced in the learning modules form
validated by experts and expert content and instructional design, the effectiveness of the learning
module is shown by a mean score of 7.69, and the attractiveness of learning modules, 80% indicated
that the product is very attractive and easy to use.

Key words: module, effectiveness, efficiency, attractiveness

Abstrak: Pengembangan Modul Dasar-Dasar Mesin Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan di


Kota Metro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan modul sebelum pengembangan,
menghasilkan modul dasar-dasar mesin, menganalisis efektivitas modul, dan menganalisis daya
tarik modul.Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Subjek ujicoba terdiri
dari satu ahli materi, satu ahli desain pembelajaran, tiga peserta didik untuk uji perorangan, enam
peserta didik untuk uji kelompok kecil, dan dua puluh enam peserta didik untuk uji lapangan di SMK
Muhammadiyah 2 Metro, dua puluh delapan peserta didik pada SMK KP Gajah Mada 2 Metro, data
dikumpulkan melalui metode angket, pretest dan posttest. Data dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif kuantitatif dan uji t. Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang dihasilkan berupa modul
pembelajaran divalidasi oleh ahli materi dan ahli desain pembelajaran, efektivitas modul
pembelajaran ditunjukkan dengan rerata skor 7.69, dan daya tarik modul pembelajaran, 80%
responden menyatakan bahwa produk ini sangat menarik dan mudah digunakan.

Kata kunci : modul, efektivitas, efisiensi, daya tarik


1

PENDAHULUAN daya tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan


Peningkatan kualitas pelaksanaan konsistensi (Depdiknas, 2008: 12). Proses
pembelajaran di sekolah dilakukan dengan penyusunan modul terdiri dari tiga tahapan
berbagai strategi, diantaranya melalui pene- pokok. Pertama, menetapkan strategi pembe-
rapan pendekatan pendidikan dan pelatihan lajaran dan media pembelajaran yang sesuai.
berbasis kompetensi (competency based edu- Pada tahap ini, perlu diperhatikan berbagai
cation and training). Pendekatan berbasis karakteristik dari kompetensi yang akan
kompetensi digunakan sebagai acuan dalam dipelajari, karakteristik peserta didik, dan ka-
pengembangan kurikulum, pengembangan ba- rakteristik konteks dan situasi dimana modul
han ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pe- akan digunakan. Kedua, memproduksi atau
ngembangan prosedur penilaian. Dengan de- mewujudkan fisik modul. Modul minimal
mikian peningkatan kualitas pelaksanaan memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi
pembelajaran harus menggunakan acuan belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai
tersebut. sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga
Terkait dengan pengembangan bahan peserta didik dapat belajar dengan kecepatan
ajar, saat ini bahan ajar menjadi kebutuhan masing-masing (Depdiknas, 2008: 4). 331).
yang sangat mendesak. Hal ini merupakan Modul yang telah dan masih digunakan
konsekuensi diterapkannya kurikulum tingkat dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik
satuan pendidikan berbasis kompetensi di harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi
sekolah. Bahan ajar adalah seperangkat materi lebih dimaksudkan untuk mengetahui dan
yang disusun secara sistematis baik tertulis mengukur apakah implementasi pembelajaran
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/ dengan modul dapat dilaksanakan sesuai
suasana yang memungkinkan peserta didik dengan desain pengembangannya. Sedangkan
untuk belajar (Sudrajat, 2008:1). validasi, lebih ditujukan untuk mengetahui dan
Seiring dengan perkembangan ilmu mengukur apakah materi/isi modul masih
pengetahuan di era globalisasi, bahan ajar sesuai (valid) dengan perkembangan kebu-
yang digunakan harus direviu secara periodik tuhan dan kondisi yang berjalan saat ini.
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Maksud dari prinsip jaminan kualitas
Pengorganisasian isi pesan sangat dibutuhkan adalah, bahwa modul senantiasa harus selalu
dalam pengembangan bahan ajar ini. Perlu dipantau efektivitas dan efisiensinya. Modul
disiapkan perangkat seperti silabus atau ren- harus efektif untuk mencapai tujuan kegiatan
cana pelaksanaan pembelajaran. Sehingga belajar pembelajaran. Selain itu juga harus
bahan ajar yang dikembangkan memenuhi efisien dalam implement-tasinya. Kesemuanya
unsur kekinian (up to date) dan memiliki daya (efektif dan efisien) harus diyakini (assured)
adaptasi (adaptif) terhadap ilmu pengetahuan dapat terjadi.
dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Seluruh prinsip di atas, selain bersifat
Bahan-bahan yang digunakan dalam siklus, satu dengan lainnya saling terkait dan
pembelajaran disebut bahan ajar. Salah satu memberi umpan balik. Adanya satu informasi
bahan ajar adalah modul. Modul yang digu- ketidaksesuaian dengan yang diharapkan dari
nakan juga harus dilakukan perbaikan dan satu prinsip, menjadi balikan bagi komponen
pengembangan. Prinsip-prinsip pengembangan prinsip yang lain.
modul meliputi analisis kebutuhan, pengem- Modul yang telah diproduksi kemudian
bangan desain modul, implementasi, penilaian, digunakan/diimplementasikan dalam kegiatan
evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas pembelajaran. Kegiatan belajar dilaksanakan
(Depdiknas, 2008:17). sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam
Untuk menghasilkan modul pembe- modul. Kegiatan belajar diakhiri dengan kegi-
lajaran yang mampu memerankan fungsi dan atan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan peni-
perannya dalam pembelajaran yang efektif, laian juga mengikuti ketentuan yang telah di-
modul perlu dirancang dan dikembangkan rumuskan di dalam modul.
dengan memperhatikan beberapa elemen yang Proses belajar pada hakikatnya meru-
mensyaratkannya, yaitu: format, organisasi, pakan kegiatan mental yang tidak dapat
2

dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi didik; (3) secara tegas mengetahui pencapaian
dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kompetensi peserta didik secara bertahap
disaksikan (Sanjaya, 2008:90). Gejala-gejala melalui kriteria yang telah ditetapkan dalam
perubahan perilaku dapat disaksikan jika modul; (4) mengetahui kelemahan atau kom-
dianggap belajar. Pembentukan perilaku ter- petensi yang belum dicapai peserta didik ber-
tentu harus dilakukan secara berulang-ulang dasarkan kriteria yang ditetapkan dalam modul
dengan melakukan pengkondisian tertentu. sehingga guru dapat memutuskan dan mem-
Pengkondisian itu adalah dengan melakukan bantu peserta didik untuk memperbaiki bela-
semacam pancingan dengan sesuatu yang jarnya serta melakukan remediasi (Rosyid,
dapat menumbuhkan tingkah laku itu. 2010: 4).
Pembelajaran adalah suatu usaha yang Tujuan pengajaran modul adalah
disengaja, bertujuan dan terkendali agar orang memberikan kesempatan bagi peserta didik
lain belajar atau terjadi perubahan yang untuk belajar menurut kecepatan masing-
relative menetap pada diri orang lain, yang masing. Sesuai konsep pembelajaran indivi-
dilakukan seseorang atau suatu tim yang dual, setiap peserta didik berbeda kemam-
memiliki kemampuan atau kompetensi dalam puannya untuk menguasai materi tertentu.
merancang dan atau mengembangkan sumber Mereka membutuhkan waktu yang berbeda
belajar yang diperlukan (Miarso, 2009:545). agar bisa mencapai batas ketuntasan. Sistem
Bebagai macam upaya yang dilakukan untuk modul juga memberi kesempatan bagi peserta
menigkatkan kualitas pembelajaran, salah didik untuk belajar menurut cara masing-
satunya adalah pengkondisian proses pembe- masing berdasarkan latar belakang pengeta-
lajaran. uan dan kebiasaan mereka (Rasyid, 2010: 1)
Pembelajaran dengan modul adalah Proses pembelajaran yang tepat akan
pendekatan pembelajaran mandiri yang berfo- mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif,
kuskan penguasaan kompetensi dari bahan efisien dan memiliki daya tarik. Pembelajaran
kajian yang dipelajari peserta didik dengan yang efektif adalah yang menghasilkan belajar
waktu tertentu sesuai dengan potensi dan yang bermanfaat dan bertujuan kepada peserta
kondisinya. Sistem belajar mandiri adalah cara didik melalui pemakaian prosedur yang tepat
belajar yang lebih menitikberatkan pada peran (Miarso, 2009: 546). Pembelajaran yang efek-
otonomi belajar peserta didik. Belajar mandiri tif berarti mencapai tujuan, peserta didik be-
adalah suatu proses di mana individu meng- lajar meraih target sesuai dengan kriteria target
ambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan pada perencanaan. Istilah efisien dalam pem-
orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan belajaran bukan berarti biaya dan waktu se-
belajarnya sendiri; merumuskan/menentukan dikit tetapi menghasilkan peserta didik yang
tujuan belajarnya sendiri; mengidentifikasi cerdas atau pintar. Pembelajaran yang efisien
sumber-sumber belajar; memilih dan melak- merupakan pembelajaran yang menyenangkan,
sanakan strategi belajarnya; dan mengevaluasi menggairahkan, dan mampu memberikan mo-
hasil belajarnya sendiri. Konsep dasar sistem tivasi bagi peserta didik dalam belajar. Pem-
belajar mandiri adalah pengaturan program belajaran yang memiliki daya tarik yang baik
belajar yang diorganisasikan sede-mikian rupa memiliki satu atau lebih dari kualitas ini, yaitu:
sehingga tiap peserta didik/pelajar dapat me- a) menyediakan tantangan, membang-kitkan
milih dan atau menentukan bahan dan kema- harapan yang tinggi, b) memiliki relevansi dan
juan belajar sendiri (Miarso, 2009:251). keaslian dalam hal pengalaman mas lalu
Pembelajaran menggunakan modul peserta didik dan kebutuhan masa depan, c)
bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: (1) memiliki aspek humor atau elemen yang
meningkatkan efektivitas pembelajaran tanpa menyenangkan, d) menarik perhatian melalui
harus melalui tatap muka secara teratur karena hal-hal yang bersifat baru, e) melibatkan
kondisi geografis, sosial ekonomi, dan situasi intelektual dan emosional, f) menghubungkan
masyarakat; (2) menentukan dan menetapkan dengan kepentingan dan tujuan peserta didik,
waktu belajar yang lebih sesuai dengan dan g) menggunakan berbagai bentuk repre-
kebutuhan dan perkembangan belajar peserta
3

sentasi (misalnya, audio dan visual Penelitian tahap I. Setelah teriden-


(Januszewki & Molenda, 2008: 56) tifikasi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
Pembelajaran dengan memberdayakan spesifikasi yang diharapkan, peneliti mende-
modul merupakan langkah yang tepat dan sain produk, mulai dari: 1) membuat analisis
efektif untuk memfasilitasi peserta didik be- instruksional, 2) mengembangkan garis besar
lajar secara mandiri. Tepat artinya sesuai de- program pembelajaran, mengumpulkan bahan-
ngan kondisi ruang belajar, sarana dan bahan yang sesuai dengan materi pembe-
prasarana, sedangkan efektifitas pembelajaran lajaran, 3) menulis naskah materi. Setelah me-
dapat ukur dari prestasi belajar peserta didik lakukan langkah-langkah tersebut maka
yang mencapai KKM dan tingkat kelulusan didapatlah sebagai produk awal berupa media
peserta didik yang mencapai > 75% dalam cetak dalam bentuk buku modul pembelajaran
kelas. dasar-dasar mesin.
Pengembangan modul dasar-dasar Pada tahap ini naskah diketik sesuai
mesin dengan desain yang sistematis sangat dengan perencanaan. Untuk menghasilkan
dibutuhkan di SMK. Modul ini diharapkan modul pembelajaran yang mampu meme-
dapat membentuk pembelajaran yang berkua- rankan fungsi dan perannya dalam pembe-
litas terutama pada segi efektivitasnya, orien- lajaran yang efektif, modul perlu dirancang
tasi pembelajarannya berpusat pada peserta dan dikembangkan dengan memperhatikan
didik dan tidak mengabaikan segi efisiensinya, beberapa elemen yang mensyaratkannya,
serta kemenarikan pembelajaran. yaitu: format, organisasi, daya tarik, ukuran
Tujuan penelitian ini adalah mendis- huruf, spasi kosong, dan konsistensi.
kripsikan kondisi modul yang selama ini Uji coba awal produk yaitu proses
digunakan di SMK, menghasilkan Modul evaluasi formatif mengenai kesesuaian produk
Dasar-dasar Mesin, mengetahui efisiensi dengan pemenuhan kebutuhan. Pada langkah
Modul Dasar-dasar Mesin, dan mengetahui ini instrumen yang digunakan berupa angket,
kemenarikan Modul Dasar-dasar Mesin. dalam uji ini dilakukan 3 (tiga) jenis uji yaitu :
uji ahli desain, uji ahli materi, dan uji
METODE PENELITIAN perorangan (uji internal). Hasil dari uji internal
Desain penelitian ini adalah Research produk yaitu uji ahli desain, uji ahli materi dan
and Development (R&D) atau penelitian uji perorangan digunakan untuk merevisi
pengembangan. Hasil peneyederhanaan produk awal. Tujuannya adalah untuk mem-
langkah pengembangan adalah : 1) Penelitian perbaiki produk sehingga mencapai kelayakan
dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, untuk dilakukan uji selanjutnya.Uji eksternal
3) pengembangan produk, 4) uji awal produl, disebut juga uji kemanfaatan produk. Uji ini
5) revisi produk, 6) Uji lapangan, dan 7) revisi dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas,
produk hasil uji lapangan. Langkah-langkah efisiensi dan daya tarik produk. Instrumen
tersebut terbagi menjadi dua tahapan. yang digunakan untuk mengetahui efektivitas
Tabel 1. Bagan Gambar Langkah-Langkah produk dilakukan instrumen tes. Untuk menge-
Pengembangan Modul Pembelajaran tahui efisiensi dilakukan perbandingan rasio
yang diadaptasi dari Borg & Gall waktu yang diperlukan dengan waktu yang
(2003: 775) dipergunakan. Sedangkan untuk menguji
Tahap Langkah-Langkah Penelitian keme-narikan, peneliti menggunakan instru-
Tahap I Penelitian dan Pengumpulan men non tes yaitu angket. Materi tes pada uji
Informasi lapang disesuaikan dengan tujuan pembe-
Perencanaan lajaran yang ingin dicapai. Sedangkan aspek
Pengembangan Produk
Ujicoba Awal
pada angket adalah kemenarikan dan kemu-
Revisi Produk dahan menggunakan produk.
Tahap II Ujicoba Lapangan Penelitian tahap II. Desain eksperimen
Revisi Produk Hasil Ujicoba desain randomized control group pretest-
Lapangan posttest, dengan penjelasan sebagai berikut :
desain ini terdiri dari dua kelompok
4

eksperimen dan kelompok kontrol. Desain ini (sebelum) dan hasil posttest (T1) perlakuan
dilakukan dengan membandingkan hasil akhir (sesudah) menggunakan modul pembe-
pretest dengan hasil posttest uji coba pada lajaran. Kedua nilai sebelum dan sesudah
kelompok yang diuji cobakan, dapat dilihat pembelajaran tersebut dibandingkan dan
pada gambar di bawah ini : dianalisis. Hasil pengujian kemudian disim-
pulkan untuk membuktikan adanya perbedaan
Kelompok kemampuan setelah menggunakan modul
T0 x T1
Percobaan
pembelajaran hasil pengembangan. Kedua,
Kelompok
T0 - T1 tingkat efektifitas menggunakan modul hasil
Kontrol
Gambar 1. Desain randomized control group pengembangan yang sebenarnya dilihat dari
pretest-posttest (Nasir, 2003) besarnya gain ternormalisasi. Gain ternor-
malisasi dihitung dengan membandingkan
Keterangan :
T0 = Pretest selisisih rata-rata dari nilai awal (Hake dalam
x = Perlakuan menggunakan modul baru Ikhsanuddin, 2007). Adapun persamaan untuk
- = Perlakuan menggunakan modul lama menghitung gain adalah:
T1 = Posttest 〈 〉 〈 〉
〈 〉=
Keterangan :
Sebelum menggunakan produk, kelom-
〈 〉 = rata-rata gain ternormalisasi
pok uji coba diberikan pretest dan setelah 〈 〉 = rata-rata nilai test akhir
menggunakan produk kelompok tersebut 〈 〉 = rata-rata nilai test awal
diberikan posttest. Untuk menge-tahui vali-
ditas dan realibilitas sebelumnya instrumen tes Tabel 3. Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasi-
yang digunakan diuji cobakan pada peserta fikasi
didik bukan sampel. Untuk melakukan uji Rata-rata gain Klasifikasi
eksternal maka diperlukan kelompok sasaran ternormalisasi
pengguna produk. Dalam hal ini kelompok 〈 〉 ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ 〈 〉 ≥ 0,70 Sedang
yang digunakan adalah kelas eksperimen.
〈 〉 < 0,30 Rendah
Kelas eksperimen dilakukan di SMK Mu-
hammadiyah 2 Metro, sedangkan kelas kontrol
Berdasarkan dari tabel di atas: 1) apabila nilai
pada SMK KP Gajah Mada 2 Metro. gain ternormalisasi berbeda dalam klasifikasi
Teknik pengumpulan data pada tahap tinggi, maka efektifitasnya efektif, 2) apabila
uji eksternal ini adalah menggunakan instru- nilai gain ternormalisasi berada dalam klasi-
men tes dan angket. Tes kemampuan awal fikasi sedang, maka efektifitasnya kurang
(pretest) diberikan sebelum perlakuan, tes efektif, dan 3) apabila nilai gain ternormalisasi
akhir (posttest) yaitu untuk mengetahui keter- berada dalam klsifikasi rendah, maka efekti-
capaian tujuan pembelajaran sesudah perla- fitasnya tidak efektif.
kuan. Sedangkan angket digunakan untuk Data kualitatif yaitu dari sebaran angket
mendapatkan data mengenai kemenarikan dan untuk mengetahui daya tarik produk. Data ini
kemudahan penggunaan produk. dianalisis dengan menggunakan persentase
Data yang diperoleh dari uji eksternal jawaban untuk kemudian dinarasikan. Pada
produk ada dua jenis yaitu: efisiensi, peneliti memfokuskan pada aspek
Data kuantitatif yaitu hasil pretest dan waktu yaitu perbandingan antara waktu yang
posttest, hasil tes dianalisis secara kuantitatif diperlukan dengan waktu yang digunakan da-
untuk mengetahui efektifitas pembelajaran. lam pembelajaran sehingga akan diperoleh
Efektivitas menggunakan modul pembelajaran rasio dari hasil perbandingan tersebut. Jika ra-
hasil pengembangan ditentukan dengan dua sio waktu yang dipergunakan lebih dari 1 jam
uji, yaitu : uji-t sampel berpasangan (paired maka pembelajaran dikatakan efisiensinya
sample t-test) dan uji gain ternormalisasi. tinggi, begitu juga sebaliknya.
Pertama uji-t sampel berpasangan dengan Kualitas daya tarik dilihat dari aspek
program SPSS (Statistical Package for Sosial kemenarikan dan kemudahan penggunaan
Science) untuk mengetahui perbedaan antara yang ditetapkan dengan indikator dengan
hasil nilai pretest (T0) perlakuan awal
5

rentang persentase yaitu bisa dilihat pada tabel mencapai Kiteria Ketuntasan Mimimal (KKM)
berikut ini : 7.2 berjumlah 23 orang atau 82.14 %. Sedang-
kan rerata skor posttest pada kelas kontrol ada-
Tabel 2. Persentase Kemenarikan dan Kemu- lah 7.07 lebih rendah dari skor posttest kelas
dahan Penggunaan dan Klasifikasi eksperimen dengan jumlah peserta didik yang
Persentase Klasifikasi mencapai KKM 13 orang atau 46.43 %. gain
90 – 100 Sangat Baik
yang diperoleh dari rerata keduanya 0.64
70 – 89 Baik
50 – 69 Cukup Baik Efektifitas berupa peningkatan kemam-
0 – 49 Kurang Baik puan diukur dengan independent t-tes. Sebe-
lum dilakukan uji statistik ini penulis mela-
HASIL PENELITIAN kukan uji normalitas dan uji homogenitas se-
Hasil pretest merupakan kemampuan bagai uji prasyarat.
awal peserta didik sebelum dilakukan pembe- Setelah dilakukan uji normalitas pada
lajaran menggunakan modul hasil pengem- kelas eksperimen menggunakan aplikasi spss
bangan. Hasil pretest dapat dilihat pada tabel 15, didapatsebagai berikut:
berikut.
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Kelas Ekspe-
Tabel 4. Prestasi awal peserta didik sebelum rimen
perlakuan Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Smirnov(a)
Uraian Kelompok
Stat df Sig. Stat Df Sig.
Eksperimen Kontrol
Pretest .145 26 .062 .957 26 .181
Sampel (N) 26 28
Posttest .108 26 .200(*) .964 26 .295
Rata-rata 3,19 3,22
Varians 0,52 0,40 a Lilliefors Significance Correction
Standar Deviasi 0,72 0,64 Berdasarkan output tersebut diketahui
Skor Maksimal 4,00 4,00 bahwa uji normalitas yang ditampilkan
Skor Minimal 2,50 2,50 menggunakan Metode Kolmogorov-smirnov
yang dikorelasikan Lilliefors dan metode
Berdasarkan tabel 4, dari 26 peserta didik Shapiro-Wilk nilai sig. (p) lebih besar dari
Kelompok eksperimen rata-rata kemampuan pada α (0,05). Karena nilai signifikansi pretest
awalnya mencapai 3,19; sedangkan dari 28 dan posttes pada kelas eksperimen lebih besar
peserta didik kelompok kontrol mencapai dari 0,05(0,062>0,05) dan (0,200>0,05) maka
3,22. Kemampuan awal tertinggi dari kedua dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
kelompok mencapai 4,00; dan kemampuan terdistribusi normal.
terendahnya dengan skor 2,50. Tampak bah- Selanjutnya pada uji normalitas kelas
wa kemampuan awal kedua kelompok terse- kontrol didapat hasil sebagai berikut:
but masih dibawah batas ketuntasan belajar
yaitu 7,00. Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
Kolmogorov- Shapiro-Wilk
Smirnov(a)
Tabel 5. Prestasi belajar peserta didik setelah Stat df Sig. Stat D Sig.
perlakuan istic istic f
Uraian Kelompok Pretest .136 28 .088 .945 28 .075
Eksperimen Kontrol Posttest .141 28 .066 .937 28 .040
Sampel (N) 26 28 a Lilliefors Significance Correction
Rata-rata 7,66 7,07
Varians 0,57 0,38
Berdasarkan output tersebut diketahui bahwa
Standar Deviasi 0,72 0,64
Skor Maksimal 8,25 7,50 nilai Sig.(p) lebih besar dari pada α (0,05).
Skor Minimal 7,00 6,50 Karena nilai signifikansi pretest dan posttes
pada kelas kontrol lebih besar dari
Berdasarkan hasil posttest diketahui 0,05(0,088>0,05) dan (0,066>0,05) maka
rerata skor posttest kelas eksperimen adalah dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut
7.69 dengan jumlah peserta didik yang terdistribusi normal.
6

Uji homogenitas dilakukan dengan test dukungan data yang terdistribusi normal dan
of homogeneity of variance dengan hasil homogen dan test yang menunjukkan bahwa t
sebagai berikut: hitung lebih besar dari t tabel (2,345>1,99),
terlihat adanya perbedaan yang dignifikan dari
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas pembelajaran yang menggunakan modul hasil
pengembangan dan pembelajaran yang
menggunakan modul lama.
Efektifitas pembelajaran ditandai de-
ngan bukan saja meningkatkan kualitas kinerja
Analisisnya adalah jika nilai signifikansi lebih peserta didik, tapi juga kualitas kinerja guru
besar dari 0,05 bararti data homogen. Karena dalam pembelajaran. Sebagaimana telah diu-
nilai signifikansi > 0,05 (0,814>0,05) maka raikan sebelumnya, efektifitas pembelajaran
dapat disimpulkan kedua data adalah sangat ditentukan dari kinerja guru, karena
homogen. guru memiliki pengaruh yang kuat dan tahan
Berdasarkan hasil uji beda lama pada peserta didik mereka. Mereka se-
menggunakan aplikasi SPSS 15 didapat hasil cara langsung mempengaruhi bagaimana pe-
sebagai berikut: serta didik belajar, apa yang mereka pelajari,
seberapa banyak mereka belajar, dan cara
Tabel 9. Hasil Uji beda mereka berinteraksi satu sama lain dan dunia
di sekitar mereka.
Mengacu pada efektivitas kinerja guru
sebagaimana diuraikan pada kajian pustaka
penelitian ini yang menyatakan adanya hubu-
ngan antara keterampilan verbal dan kosakata
Berdasarkan nilai t-tabel pada tingkat guru yang efektif dengan keberhasilan aka-
kepercayaan 5% 1,99 dan besar t-hitung 5,291. demik peserta didik. Modul pembelajaran hasil
Jika nilai t hitung > t tabel berarti terdapat pengembangan dapat membantu guru yang
perbedaan rata-rata antara hasil pretest dan memiliki keterbatasan kemampuan verbal
posttest. Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai t untuk dapat secara lebih efektif menyam-
hitung lebih besar dari t tabel (5,291>1,99) paikan ide-ide untuk peserta didik dan
maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkomunikasi dengan mereka secara jelas dan
pada peningkatan kemampuan pembelajaran menarik.
dengan menggunakan modul pembelajaran Kegiatan pembelajaran menggunakan
hasil pengembangan lebih besar dibandingkan modul hasil pengembagan menjadi lebih efi-
dengan menggunakan modul lama. sien, hasil ini dapat dilihat pada rata-rata pen-
Sebaran angket untuk mengetahui daya capaian peserta didik dalam pembelajaran.
tarik diberikan pada sasaran responden kelas Peserta didik dapat mencapai standar kom-
eksperimen. Angket yang dipergunakan meru- petensi menjelaskan dasar-dasar mesin rata-
juk pada kriteria daya tarik pembelajaran, rata 2 kali lebih cepat dari waktu yang
yaitu sejauhmana peserta didik menikmati menggunakan modul lama.
instruksi dan seberapa besar dapat memotivasi Aspek efisiensi ini diperkuat dengan
peserta didik untuk mengulang-ualang materi hasil uji efisiensi yang menunjukkan bahwa
pembelajaran hingga tercapai kondisi yang nilai rasio perbandingan waktu yang diper-
diharapkan. lukan pada pembelajaran menggunakan modul
hasil pengembangan lebih besar dari pem-
PEMBAHASAN belajaran menggunakan modul lama. Terbukti
Berdasarkan hasil posttest pada kelas bahwa modul hasil pengembangan efisien.
kontrol diketahui bahwa rerata skornya adalah Bell dalam Hacker & Graesser (2009:
7,07 Sedangkan rerata skor posttest pada kelas 119) mengemukakan: ”The are three things to
eksperimen adalah 7,69 lebih tinggi dari rerata remember about education. The first one is
skor posttest pada kelas kontrol. Dengan motivation. The second one is motivation. The
7

one motivation”. Pendapat di atas menyiratkan Selain mempunyai keunggulan, produk


betapa pentingnya motivasi bagi peserta didik ini juga memiliki kelemahan. Kelemaham
sebagai energi untuk tetap terlibat dalam tugas modul pembelajaran hasil pengembangan
belajar. Karena itu, aspek daya tarik adalah sebaran materi tiap kompetensi dasar
disyaratkan sebagai salah satu kriteria utama belum merata. Jumlah pertemuan yang paling
pemnelajaran karena efektifitasnya dalam banyak terletak pada standar kompetensi
memotivasi peserta didik untuk tetap terlibat Menjelaskan ilmu statika dan tegangan.
dan pada tugas belajar. Beberapa ahli Keterbatasan penelitian dan pengem-
pendidikan mendukung pendekatan yang bangan modul pembelajaran Dasar Kom-
berpusat pada peserta didik (student centered) petensi Kejuruan ini antara lain: a) Dalam
bahkan meletakkan kriteria ini di atas dua penelitian pengembangan Borg and Gall
kriteria yang lainnya, yaitu efektivitas dan seharusnya ada sepuluh tahapan, yaitu: 1)
efisiensi. penelitian dan pengumpulan informasi, 2)
Hasil rekapitulasi angket pada peni- perencanaan, 3) pengembangan produk, 4)
laian aspek kemenarikan dan kemudahan ujicoba awal, 5) revisi produk, 6) ujicoba
penggunaan modul pembelajaran hasil lapangan, 7) revisi produk hasil uji coba
pengembangan menunjukkan bahwa 80% lapangan, 8) uji operasional produk, 9) revisi
responden menyatakan bahwa produk ini produk, dan 10) implementasi diseminasi.
menarik dan mudah digunakan. Demikian pula Mengingat terbatasnya waktu peneliti untuk
hasil evaluasi ahli materi memberikan penilain menyelesaikan studi dan biaya, penelitian dan
sangat baik dan baik pada . pengembangan ini hanya dilakukan sampai
Produk yang dihasilkan dalam suatu tahapan ke-7, sehingga hasil pengembangan
penelitian pengembangan harus benar-benar jauh dari sempurna, b) Uji coba produk
sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan pengembangan pembelajaran hanya dilakukan
itu sendiri. Tujuan penelitian pengembangan di SMK Swasta.
ini sebagaimana disebutkan pada bagian
pendahuluan adalah: 1) Mendeskripsikan pro- SIMPULAN DAN SARAN
ses pengembangan modul Dasar Kompetensi
Kejuruan. 2) Mendeskripsikan peningkatan ha- Simpulan
sil pembelajaran dengan pemanfaatan modul Berdasarkan deskripsi, analisis data,
Dasar Kompetensi Kejuruan. dan pengembangan bahan ajar dapat
Pengembangan modul pembelajaran disimpulkan sebagai berikut:
sudah menggunakan prosedur yang benar 1. Perubahan spektrum 1999/2004 menjadi
dengan menggunakan desain pengembagan spectrum 2008 berdampak pada
Borg & Gall. Modul yang dihasilkan telah perubahan SKKD, sehingga modul lama
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar terjadi penurunan efektifitas dan
peserta didik, meningkatkan hasil pem- efisiensinya.
belajaran yang efektif, efisien dan memiliki 2. Bahan ajar yang dihasilkan berupa modul
daya tarik. pembelajaran. Pengembangan modul
Produk modul pembelajaran Dasar menggunakan tujuh langkah penelitian
Kompetensi Kejuruan hasil pengembangan pengembangan Borg & Gall.
mempunyai kelebihan antara lain: 1) Modul 3. Modul pembelajaran hasil pengembangan
disusun berdasarkan pada kebutuhan dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
tingkat kemampuan peserta didik, 2) Modul Berdasarkan hasil posttest pada kelas
dilengkapi dengan petunjuk penggunaan kontrol diketahui bahwa rerata skornya
modul sehingga memungkinkan peserta didik adalah 7,07 Sedangkan rerata skor posttest
dapat belajar madiri sesuai dengan kemam- pada kelas eksperimen adalah 7,69 lebih
puannya, 3) Modul dikembangkan sesuai tinggi dari rerata skor posttest pada kelas
dengan prosedur dan prinsip pengembangan kontrol. Dengan dukungan data yang
modul, 4) Modul sudah melalui tahapan uji terdistribusi normal dan homogen dan test
coba. yang menunjukkan bahwa t hitung lebih
8

besar dari t tabel (2,345>1,99), terlihat dengan populasi yang lebih besar, misal
adanya perbedaan yang dignifikan dari SMK seluruh lampung.
pembelajaran yang menggunakan modul
hasil pengembangan dan pembelajaran
yang menggunakan modul lama.
DAFTAR PUSTAKA
4. Modul pembelajaran hasil pengembangan
memiliki daya tarik. Hasil rekapitulasi
Borg, Walter.R, Meredith D. Gall. 2003.
angket pada penilaian aspek kemenarikan
Education Research: an introduction.
dan kemudahan penggunaan modul
New York: Lonhman, Inc.
pembelajaran hasil pengembangan
Depdiknas 2008. Teknik Penyusunan Modul.
menunjukkan bahwa 80% responden
Jakarta: Depdiknas
menyatakan bahwa produk ini sangat
Ikhsanuddin, dkk. 2007. Jurnal Penelitian
menarik dan mudah digunakan.
Pendidikan IPA. Volume I No. 2 Juli
2007. Bandung : Program Studi IPA
Saran
Sekolah Pascasarjana-UPI Bandung
Berdasarkan simpulan tersebut, maka
Januszewski. Molenda. 2008. Educational
saran-saran yang dapat diberikan sehubungan
Technology A Definition with
dengan pengembangan modul pembelajaran
Commerntary. USA: Taylor & Francis
mata pelajaran DKK adalah sebagai berikut :
Group, LLC
1. Bagi guru pengampu mata pelajaran DKK
Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih
dapat mengembangkan bahan ajar sesuai
Teknologi Pendidikan. Jakarta:
kebutuhan dan kemampuan peserta didik
Kencana Perdana Media Group
serta menerapkan sistem dasar cetakan
Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
(print-based system) untuk upaya
Ghalia Indonesia
peningkatan hasil pembelajaran DKK.
Nasution, S. 2008. Asas-asas Kurikulum.
2. Bagi peserta didik yang ingin
Jakarta: Bumi Aksara.
meningkatkan kemampuan mata pelajaran
Rasyid, Abdul. 2010. Pembelajaran Modul.
DKK agar menggunakan modul
http://fiskia.blogspot.com (03 Oktober
pembelajaran hasil pengembangan dengan
2012 pukul 13.45)
mengopti-malkan materi pelengkap yang
Rosyid. 2010. Prinsip dan Prosedur Penulisan
ada seperti video pembelajaran dimana
Modul. http://www.rosyid.info (01
materi tersebut dapat digunakan dan
Oktober 2011 pukul 20.00)
dimanfaatkan di luar kelas.
Sanjaya, Wina. 2008 Pembelajaran dalam
3. Bagi guru yang akan melakukan
Implementasi Kurikulum Berbasis
penelitian, pengembangan modul DKK
Kompetensi. Jakarta: Kencana
dapat menjadi ide untuk melakukan
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengembangan
penelitian, karena pengembangan modul
Bahan Ajar. http://akhmadsudrajat.
pembelajaran DKK masih memerlukan
wordpress.com (12 November 2011
penelitian dan pengembangan lebih lanjut
pukul 10.30)

Anda mungkin juga menyukai