Anda di halaman 1dari 6

Pewarisan Gen Rangkai Kelamin

Oleh :
Nama : Farhan Ibnu Zamil
NIM : B1A017059
Rombongan : III
Kelompok :E
Asisten : Indrawati

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Data Perhitungan Rombongan III
Jumlah
Kenampakan
HariKe- Lalat Keadaan Media Kultur Nama Pengamat
Pupa
Imago
Masih sedikit basah,
1 Tidak ada tidak ada larva, tidak Kelompok E
6
(22/09/18) pupa ada kontaminasi, nutrisi Rombongan III
tercukupi
Tidak ada Media sudah kering,
2 pupa tidak ada larva, tidak Kelompok E
6
(23/09/18) ada kontaminasi, nutrisi Rombongan III
tercukupi.
Tidak ada Media sudah kering, Kelompok E
3 pupa tidak ada kontaminasi, Rombongan III
5
(24/09/18) tidak ada larva, 1 lalat
mati.
Tidak ada Media sudah kering, Kelompok E
4 pupa tidak ada larva, tidak Rombongan III
4
(25/09/18) ada kontaminasi, 1 lalat
mati
Tidak ada Media sudah kering, Kelompok E
5 pupa tidak ada kontaminasi, Rombongan III
4
(26/09/18) nutrisi tercukupi, tidak
ada larva
Tidak ada Media sudah kering, Kelompok E
6 pupa tidak ada kontaminasi, Rombongan III
4
(27/09/18) nutrisi tercukupi, tidak
ada larva
Tidak ada Media sudah kering, Kelompok E
7 pupa tidak ada kontaminasi, Rombongan III
4
(28/09/18) nutrisi tercukupi, tidak
ada larva
Media sudah kering, Kelompok E
8 Terdapat 3 tidak ada kontaminasi, Rombongan III
4
(29/09/18) pupa nutrisi tercukupi, tidak
ada larva
Terdapat 1 Tidak ada kontaminasi, Kelompok E
pupa (3 pupa media sudah kering, Rombongan III
9
7 sebelumnya nutrisi masih tercukupi,
(30/09/18)
terlah taka da larva, 3 pupa
menetas) menetas
Tidak ada kontaminasi, Kelompok E
media sudah kering, Rombongan III
10 1 pupa
8 nutrisi masih tercukupi,
(1/10/18) menetas
tidak ada larva, 1 pupa
menetas
Tidak ada kontaminasi, Kelompok E
11 Tidak ada media sudah kering, Rombongan III
8
(2/10/18) pupa nutrisi masih tercukupi,
tidak ada larva
Tidak ada kontaminasi, Kelompok E
12 Terdapat 1 media sudah kering, Rombongan III
8
(3/10/18) pupa nutrisi masih tercukupi,
tidak ada larva
Tidak Kelompok E
terdapat Media masih steril, Rombongan III
13 pupa (1 pupa sudah kering, nutrisi
9
(4/10/18) sebelumnya masih tercukupi, tidak
telah ad larva, 1 pupa menetas
menetas)

Persilangan antara Drosophila betina virgin white eyes dengan Drosophila


jantan liar. Persilangan adalah sebagai berikut :
Diketahui :
♂ = XY
♀ = XX
White eyes = ww
Liar = WW
P1 : ♀ white eyes x ♂ liar
Gamet : XwXw x XW Y
F1 : XWXw : XwY,
♀ liar (carier): ♂ white eyes = 50 : 50

Tabel Hasil Persilangan


Hasil
Rombongan Jantan Betina white
Jantan liar Betina liar
white eyes eyes

III 2 0 6 1
B. Pembahasan
Menurut Susanto (2001), gen berangkai adalah dua atau lebih gen yang
terdapat pada satu kromosom yang sama. Sedangkan sex linkage (gen kelamin) adalah
gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin. Macam-macam gen rangkai kelamin
terdiri dari gen rangkai X, gen rangkai Y dan gen rangkai kelamin tak sempurna.
Seperti halnya gen berangkai, gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan
penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya individu-
individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah
fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada
percobaan Mendel perkawinan resiprok (genotipe tertua jantan dan betina
dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-
sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin.
Gen rangkai kelamin berdasarkan atas letak kromosom kelaminnya dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu gen rangkai X, gen rangkai Y, dan gen rangkai tak sempurna.
Menurut Yatim (1983), gen rangkai X merupakan bagian dari kromosom X yang
homolog dengan salah satu bagian dari kromosom Y. Bagian ini panjang dan terletak
gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim
menunjukkan sifat rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan
sifat rangkai kelamin. Contohnya buta warna dan hemofilia. Menurut Suryo (1984),
gen rangkai Y merupakan bagian dari kromosom Y yang tidak homolog dengan salah
satu bagian dari kromosom X. Bagian ini pendek dan terletak gen-gen yang biasa
dinamakan gen-gen rangkai Y yang menyebabkan hypertrichosis. Sifat keturunan
yang timbul karena pengaruh gen rangkai Y ini disebut holandrik sedang gennya
disebut gen holandrik, karenanya hanya diwariskan kepada laki-laki saja. Sedangkan
gen rankai tak sempurna menurut Russel (992), merupakan bagian dari kromosom X
yang homolog dengan bagian dari kromosom Y. bagian ini tidak panjang dan pada
bagian ini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.
Contohnya pada Drosophila melanogaster terdapat gen rangkai kelamin tak sempurna
yang menyebabkan pertumbuhan bulu pendek.
Gen-gen rangkai kelamin juga dapat mengalami perkawinan saling silng atau
resiprok. Perkawinan resiprok itu sendiri adalah perkawinan yang menukarkan sifat
parental terhadap individu keturunannya. Menurut Welsh (1991), persilangan respirok
adalah persialangan antara dua induk, di mana kedua induk berperan sebagai pejantan
dalam satu persilangan, dan sebagai betina dalam persilangan yang lain. Seleksi
berulang resiprokal memperbaiki kemampuan berkombinasi spesifik maupun umum.
Caranya adalah dengan melakukan seleksi terhadap dua populasi dengan waktu yang
bersamaan. Perkawinan resiprok yang melibatkan gen rangkai X maupun gen rangkai
Y akan menghasilkan keturunan yang berbeda. Dalam hal ini sering sekali terjadi
peristiwa yang disebut sebagai pewarisan saling silang (criss-cross inheritance), yaitu
individu jantan akan memiliki fenotipe sama seperti tetua betinanya, dan sebaliknya
individu betina akan menyerupai tetua jantannya.
Percobaan pada praktikum ini adalah persilangan menggunakan lalat tipe liar
jantan (XW Y) dengan lalat tipe white eyes (XwXw) sebagai parentalnya. Lalat liar
jantan menghasilkan gamet XW Y. Lalat white eyes betina menghasilkan gamet XwXw.
Persilangan dari parental tersebut menghasilkan dua jenis F1 dengan genotip XWXw
dan XwY. Fenotip dari XWXw adalah lalat betina liar (carrier) sedangkan fenotip dari
XwY adalah lalat jantan white eyes dengan rasio 50:50.
DAFTAR PUSTAKA

Russell, P.J., 1992. Genetics Third Edition. New York: Harper Collins Publishers.
Suryo., 1984. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Susanto, A. H., Buku Teks Genetika. Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman Press.
Yatim, W., 1983. Genetika. Edisi Ketiga. Bandung: Tarsito.
Welsh, J.R., 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai