Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur dengan tulus dipersembahkan ke hadirat Allah swt. Karena hanya atas
ridha dan karunia-Nyalah maka kami masih dapat menyelesaikan makalah Ekonomi Islam
“Peranan Timbangan atau Neraca Dalam Perspektif Ekonomi Islam Dan Ekonomi
Konvensional”. Makalah ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan muamalah
terlebih dalam praktik transaksi yang harus menggunakan alat ukur atau timbangan.

Makalah ini kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.


Kami berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya untuk menambah pengetahuan kita tentang pentingnya peranan kejujuran dan
keadilan dalam praktik muamalah.

Akhir kata, kami mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam makalah ini
sebelumnya. Semoga Allah swt menerima proses pembuatan makalah ini sebagai bagian amal
ibadah dari kami. Terima kasih.

Walaikumussalam Wr.Wb

Bandar Lampung, 30 Oktober


2018

Pemakalah

0
BAB I

PERANAN NERACA ATAU TIMBANGAN DALAM PERSPEKTIF


EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM1

A. Pendahuluan

Sebagai muslim yakin bahwa Al- quran dan Sunah telah mengatur jalan
kehidupan ekonomi, dan untuk mewujudkan kehidupan ekonomi, sesungguhnya
Allah telah menyediakan sumber dayaNya dan mempersilakan hambanya untuk
memanfaatkannya, sebagaimana firmannya dalam surat Al Baqoroh ayat 29 :

‫ت ٍ عوكهعو بلككلل ع‬
‫شييءء ععلليِمم‬ ‫سعماَعواَ ء‬
‫سيبعع ع‬ ‫سعماَلء فع ع‬
‫سنواَكهنن ع‬ ‫ستععوىى إلعلىَ اَل ن‬ ‫ق لعككيم عماَ لفي اَيلعير ل‬
‫ض عجلميِععاَ ثكنم اَ ي‬ ‫كهعو اَلنلذيِ عخلع ع‬

Artinya :Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikannya tujuh langit. Dan Dia Maha
2
mengetahui segala sesuatu . (QS. AL- Baqoroh :ayat 29)

Muamalah adalah terjadinya intraksi antara seseorang dengan seseorang atau


beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Sedangkan Fiqh
muamalah adalah ilmu tentang hukum-hukum syara yang ditujukan untuk mengatur
kehidupan manusia dalam urusan yang berkaitan dengan urusan dunia dan social
masyarakat yang sasaranya adalah harta benda atau mal. Hubungan tersebut sangat
luas karena mencakup hubungan antara sesama manusia baik muslim maupun
nonmuslim.
Ekonomi Islam berdasarkan pada Al- quran dan Hadis. Perkara- Perkara asas
muamalah di jelaskan dan didalamnya dalam bentuk suruhan dan larangan. Larangan
dan suruhan tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani
manusia berasakan tauhid. Sedangkan ekonomi Konvensional lahir berdasarkan
pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan waktu sehingga tidak bersifat

1 Tugas mandiri, Ekonomi Islam :diampu oleh Prof.Suharto


2 Deprtemen Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, Bandung : PT Syaamil Cipta Media 2008 hal 5

1
kekal dan selalu membutuhkan perubahan – perubahan, bahkan terkadang
mengabaikan aspek etika dan moral tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.

Hukum Islam berlaku secara universal sesuai dengan perkembangan umat


manusia, bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan menolak segala kerusakan.
Islam memberikan prioritas yang tinggi kepada akal manusia untuk menganalisa
hukum-hukum syara’, meneliti perkembangan dengan berpedoman pada nash-nash
yang telah ada supaya hukum Islam bersifat elastis. Ekonomi Islam yang menjadi
pedoman utama adalah petunjuk Allah berupa wahyu (Al-Qur’an), Al-Sunnah, Ijma’,
Qiyas dan Ijtihad serta ayat-ayat Qauniyah yang beterbangan di jagad raya.3
Allah memerintahkan kepada kita agar beribadah kepadanya dan
mentauhidkannya. Menyempurnakan takaran dan timbangan dan jangan mengurangi
hak orang lain. Seseorang tidak di benarkan menakar dengan dua takaran atau
menimbang dengan dua timbangan, timbangan pribadi dan timbangan untuk umum.
Timbangan yang menguntungkan diri dan orang yang disenanginya, dan timbangan
untuk orang lain. Kalau untuk dirinya sendiri dan pengikutnya dia penuhi
timbangannya tapi untuk orang lain dia kuranginya.4
Pada dewasa ini peranan neraca atau timbangan sudah sering kita dengar, baik
itu dalam bidang perdagangan kecil menengah atau hingga perusahaan - perusahaan
besar sekalipun. Jasa pengiriman barangpun juga menggunakan alat ukur yakni
timbangan ataupun neraca.
B. Rumusan masalah

Masalah yang hendak dijawab melalui kajian ini adalah:

1.Apa yang dimaksud dengan timbangan atau neraca?


2.Mengapa timbangan atau neraca memiliki peranan yang penting dalam salah satu
praktik muamalah?

3 Akhmad Mudjahidin, Ekonomi Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2007, hal. 10
4 Yusuf Qardhawi, “Halal dan Haram dalam Islam “http://media.isnet.org//islam/
Qardhawi/halal/4027.

2
3.Siapa sajakah yang memiliki peranan penting dalam pengawasan praktik ini?
C. Tujuan

Tujuan kajian ini adalah untuk memahami :


1. pentingnya timbangan atau neraca dalam praktik muamalah
2. macam jenis timbangan yang sering digunakan dalam praktik muamalah
3.Sistem ekonomi islam memiliki peranan penting sebagai pengawas praktik
muamalah di segala sisi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A . Pengertian Timbangan

Timbangan diambil dari kata imbang yang artinya banding. Menimbang


(Zawanu sayyia). Secara etimologi timbangan disebut dengan mizan artinya alat
(neraca) untuk mengukur suatu massa benda5. Sedangkan secara terminologi
timbangan adalah alat yang selalu di pergunakan untuk mengukur berat agar di
dapatkan keseimbangan dan keadilan. Dalam kegiatan aktivitas ekonomi timbangan
di perlukan untuk mengukur massa suatu benda. Dalam Islam timbangan disebut
dengan al-wazn dan di sebut berulang-ulang dalam al-Qur’an sebanyak duapuluh tiga
kali yang memiliki makna keseimbangan, ukuran dan timbangan. 6 Timbang, sama
berat atau tidak berat sebelah. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa
penimbangan adalah perbuatan menimbang sedangkan untuk melaksanakannya kita
perlu alat, alat itulah yang disebut timbangan. Timbangan adalah alat untuk
menentukan apakah satu benda sudah sesuai (banding) beratnnya dengan berat yang
dijadikan standard. Timbangan mencerminkan keadilan. Apalagi hasil penunjuk adil
dalam praktek timbangan menyangkut hak manusia.

Takaran diartikan sebagai proses mengukur untuk mengetahui kadar, berat,


atau harga barang tertentu. Dalam kegiatan proses mengukur tersebut dikenal dengan
menakar. Menakar yang sering disamakan dengan menimbang. Menakar atau
menimbang merupakan bagian dengan perniagaan yang sering dilakukan oleh
pedagang. Para pedagang menggunakan alat untuk menakar yaitu kaleng, tangan, atau
alat ukur lainnya. Sedangkan alat untuk menimbang yaitu timbangan yang juga
disebut dengan neraca karena memiliki keseimbangan. Timbangan dipakai untuk

5 Atabaiq Ali, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia ,Yogyakarta: Multi Karya Grafika 2003, hal. 284
6 Amiur Nurddin Renungan tentang bisnis Islam dan Ekonomi Islam syariah dari mana
sumber hartamu, h. 27

4
mengukur satuan berat (ons, gram, kilogram, kwintal dan masih banyak massa).
Takaran dan timbangan adalah dua macam alat ukur yang diberikan perhatian untuk
benar-benar dipergunakan secara tepat dan benar dalam perspektif ekonomi syariah.
Termasuk diantara hal-hal yang terkait dengan muamalah adalah penipuan
barang dagangan dan kecurangan. Jika penipuan dilakukan terhadap pembeli dan
pembeli tidak mengetahuinya, penipuan seperti itu tingkat dosanya sangat besar. Jika
penipuan diketahui pembeli, dosanya lebih ringan. Adapun jika muhtasib (petugas
hisbah) meragukan kebenaran timbangan dan takaran di pasar, ia diperbolehkan
mengujinya7.

B. Sejarah Timbangan
a. Sejarah timbangan pada zaman Nabi Syu’aib
Sejarah neraca atau timbangan sebagai alat ukur massa yang digunakan di
berbagai bidang kehidupan memiliki cerita panjang. Sejarah penemu neraca pertama
kali tidak tertulis dengan jelas di berbagai literatur. Banyak penulis menceritakan
sejarah perkembangan timbangan sejak era revolusi industri pada abad 18 (tahun
1700-1800 M). Padahal timbangan atau neraca telah ada sejak zaman Nabi Syu’aib
(1550 SM). Sepanjang sejarah kehidupan manusia, timbangan merupakan alat yang
penting dalam bidang ekonomi. Oleh karena pentingnya timbangan, manusia terus
berupaya untuk mengembangkan neraca/timbangan sehingga mampu mengukur
massa seakurat mungkin. Dalam agama Islam, amalan manusia juga ditimbang pada
yaumul hisab.

Sejarah singkat neraca telah dicatatkan dalam Al Qur’an, kitab suci agama
Islam. Pada QS Hud ayat 84-86 diceritakan sejarah Nabi Syu’aib yang diutus kepada
kaumnya, yakni suku Madyan (penduduk kota Aikah). Nabi Syu’aib diutus kepada
kaumnya untuk memperbaiki akhlak mereka yang berbuat curang dengan cara
mengurangi takaran, timbangan dan ukuran. Berikut nukilan ayat tersebut. Allâh Azza
wa Jalla berfirman:

7 mam Al-Mawardi, Ahkam Sultahniyah: Sistem Pemerintahan Khilafah Islam, Penerjemah:


Khalifurrahman Fath & Fathurrahman, Jakarta: Qisthi Press, 2014, 432.

5
‫ان نماَ لنصكلم مملن إم للنهه نغليِصرهص ُ نونل تنلنقص ص‬
َ ‫صوُاَ اَللمملكنيِاَنل نواَللمميِنزاَنن‬ ‫نوإملنلى نملديننن أننخاَهصلم صشنعليِبباَ َ نقاَنل نياَ قنلوُمم اَلعبصصدواَ ا‬
ُ ‫﴾نونياَ قنلوُمم أنلوصفوُاَ اَللمملكنيِاَنل نواَللمميِنزاَنن مباَللقملسسسمط‬٨٤ٍ﴿‫ب ينلوُهم صممحيِهط‬ ‫ف نعلنليِصكلم نعنذاَ ن‬ ‫إمننيِّ أننراَصكلم بمنخليِهر نوإمننيِّ أننخاَ ص‬
َ ‫ام نخليِرْر لنصكلم إملن صكلنتصلم صملؤمممنيِنن‬ ‫ت ا‬ ‫﴾بنقميِا ص‬٨٥ٍ﴿‫ض صملفمسمدينن‬ ‫س أنلشنيِاَنءهصلم نونل تنلعثنلوُاَ مفيِّ اَللنلر م‬ ‫نونل تنلبنخصسوُاَ اَلاناَ ن‬
‫نونماَ أننناَ نعلنليِصكلم بمنحمفيِهظ‬

Artinya : Dan kepada (penduduk) Madyan, (Kami utus saudara mereka), Syu’aib. Ia
berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allâh, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia.
Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat
kamu dalam keadaan baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu
akan azab hari yang membinasakan (Kiamat)”. Dan Syu’aib berkata, “Hai kaumku,
cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan
manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka
bumi dengan membuat kerusakan. Sisa keuntungan dari Allâh adalah lebih baik
bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas
dirimu [QS. Hûd/11: 84-86].

Berdasarkan kisah hidup Nabi Syu’aib. Nabi Syu’aib hidup pada tahun 1600-1500
SM. Nabi Syu’aib diangkat menjadi Nabi/Rasul pada tahun 1550 SM. Maka dari itu,
timbangan atau neraca telah ada pada tahun 1550 SM.

Sejarah neraca atau timbangan yang tertulis dalam Al Qur’an tersebut juga
diperkuat dengan tulisan Michael dengan judul ourweigh. Beliau menuliskan sejarah
neraca sejalan dengan sejarah ekonomi manusia dalam perdagangan secara barter.
Kita dapat melihat contoh dari alat neraca atau timbangan yang digunakan pada
zaman tersebut di Pakistan (Indus River valley) dan Mesir. Bentuknya seperti halnya
timbangan atau neraca sama dengan yang ada pada masa kini, yakni batang yang
terikat pada tali dan digantung, di satu sisi ada batu standar dengan bobot tertentu dan
satu sisinya adalah piringan untuk meletakkan benda yang akan ditimbang8.

b. Sejarah Perkembangan Neraca/Timbangan pada Revolusi Industri


Eropa

Invasi Roma yang menyerang Inggris juga membawa peradaban, termasuk


timbangan. Batu standar pun digantikan dengan logam (metal). Hal ini dilakukan

8 https://id.wikipedia.org/wiki/Timbangan

6
untuk mencegah terjadinya kecurangan. Namun demikian, manusia terus berusaha
mencurangi timbangan dalam perdagangan sehingga pada akhirnya ditemukan sistem
penimbangan baru dengan menggunakan neraca pegas (spring scale) pada tahun
1700an Masehi.

Neraca atau timbangan pegas adalah Richard Salter, seorang pembuat


timbangan pada tahun 1770 M (Susie Felber). Neraca pegas masih digunakan karena
harga pembuatannya yang murah, tapi tidak seakurat timbangan elektronik pada masa
kini. Di Paris (Prancis), timbangan ada yang diletakkan di tempat umum (publik).
Quotes tentang timbangan yang terkenal disana adalah “He who often weighs himself
knows himself well. He who knows himself well lives well.”

c. Sejarah Singkat Perkembangan Neraca/Timbangan pada Abad 20 dan 21

Selanjutnya, neraca atau timbangan terus dikembangkan dan disempurnakan untuk


mendapatkan timbangan yang lebih akurat. Hingga akhirnya pada abad 20 dan abad
21 ditemukan sistem elektronik (menggunakan listrik) yang diterpakan pada
timbangan digital. Bahkan manusia membuat mesin timbangan ultra presisi yang
terhubung dengan Wifi untuk menentukan massa suatu benda. Kini pun kita dapat
mengukur berat badan dengan aplikasi pada ponsel canggih anda (internet of things).
Sejarah neraca/timbangan akan terus berkembang sesuai perkembangan peradaban
manusia.9

C. Dasar Hukum Timbangan dalam Konsep Islam

Kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatan ekonomi terikat oleh


ketentuan agama Islam yang ada dalam Al- Quran dan Hadits, contoh kecil yang
sering menggunakan takaran atau timbangan adalah transaksi jual beli, Jual beli
merupakan salah satu kegiatan dalam aktivitas perekonomian sehingga sangat
dianjurkan untuk berlaku adil dan jujur di dalam kegiatan perekonomian. Serta
dianjurkan untuk bermurah hati dalam jual beli dan ditegaskan dalam surat Ar-
Rahman ayat 9:

9 https://www.alatalatlab.com/sejarah-neraca-timbangan

7
‫م‬ ‫م م‬ ‫م‬ ‫م‬
َ‫ض ينعنها‬ ‫( َنواَللر ن‬٩)َ ‫( َنوأنقيِرم يواَ َاَ لينولزنن َمباَ لقلس يط َنولَ َترلخس يررواَ َاَ لمميِ ينزاَنن‬٨ )َ ‫( َنألَ َتنطلغنيلواَ َفَيييِ َاَ لمميِ ينزاَمن‬٧)َ ‫ض ينع َاَ لمميِ ينزاَنن‬
‫ض َنو ن‬ ‫سينماَنء َنرفَنينعنهيياَ َنونو ن‬
‫نواَل س‬

(١٠)َ ‫مللِنناَمم‬

Artinya : Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu ( QS .Ar-
Rahman ayat 7-9)10.

Ayat di atas menjelaskan bahwa tegakkanlah timbangan dengan adil dan


jangan sekali-kali kamu mengurangi neraca timbangan dalan transaksi jual beli. .Ayat
ini menjelakan tentang kesempurnaan takaran dan timbangan dengan adil dan tidak
memikulkan beban kepada orang lain. Hal ini diperkuat dalam ayat al-Qur’an QS Al-
An’am: 152.

‫ف نعيف ع‬
‫ساَ إلنل‬ ‫شندهك ِ عوأعيوكفواَ اَيلعكييِعل عواَيللميِعزاَعن لباَيلقل ي‬
‫سلط ِ عل نكعكلل ك‬ ‫سكن عحتنىىَ يعيبلكعغ أع ك‬‫عوعل تعيقعركبواَ عماَعل اَيليِعلتيِلم إلنل لباَلنلتي لهعي أعيح ع‬
‫ى‬
‫صاَككيم بلله لعععلنككيم تععذنككروعن‬ ‫ال أعيوكفواَ ٍ عذللككيم عو ن‬ ‫سعععهاَ ِ عوإلعذاَ قكيلتكيم عفاَيعلدكلواَ عولعيو عكاَعن عذاَ قكيربعىىَ ِ عوبلععيهلد ن‬
‫كو ي‬

Artinya : Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan
adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah
kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu
agar kamu ingat. (al- Quran surat Al-An’am :152)11

Konsep keadilan dalam transaksi yang harus menggunakan takaran atau timbangan
itu sangat penting hal ini ditegaskan pula dalam Al- Quran surat Hud ayat 84- 85 :

10 Deprtemen Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, op.cit, hal 531


11 Ibid 149

8
‫صوُاَ اَللمملكنيِاَنل نواَللمميِنزاَنن‬ ‫نوإمنلى نملديننن أننخاَهصلم صشنعليِبباَ نقاَنل نياَ قنلوُمم اَلعبصصدواَ ا‬
‫ان نماَ لنصكلم مملن إملنهه نغليِصرهص نول تنلنقص ص‬
‫( نونياَ قنلوُمم أنلوصفوُاَ اَللمملكنيِاَنل نواَللمميِنزاَنن‬٨٤) ‫ب ينلوُهم صممحيِهط‬
‫ف نعلنليِصكلم نعنذاَ ن‬ ‫إمننيِّ أننراَصكلم بمنخليِهر نوإمننيِّ أننخاَ ص‬

‫س أنلشنيِاَنءهصلم نول تنلعثنلوُاَ مفيِّ اَللر م‬


(٨٥) ‫ض صملفمسمدينن‬ ‫مباَللقملسمط نول تنلبنخصسوُاَ اَلاناَ ن‬

Artinya : 84 Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.
Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak
disembah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan.
Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur). Dan
sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan
(kiamat). 85. Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil,
dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu
membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan. (Al – Quran surat Hud ayat 84-
85)12

Setelah memerintahkan bersikap adil terhadap Allah dengan mengesakannya


dilanjutkan dengan perintah berlaku adil terhadap manusia, antara lain dengan
menyatakan: Dan janganlah kamu kurangi takaran dan jangan juga timbangan dan
yang ditimbang, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik, yakni
mampu menyenangkan dan tidak berkekurangan, sehingga tidak ada dalil sedikitpun
bagi kamu bila terus mempersekutukan Allah dan berlaku tidak adil. Sesungguhnya
Rasulullah Saw Sangat membenci umatnya yang berbuat zalim dan memakan harta
orang lain. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Surah Al-Isra ayat 35 :

‫س اَللصملستنمقيِمم َ لنذلم ن‬
‫ك نخليِرْر نوأنلحنسصن تنألمويبل‬ ‫نوأنلوصفوُاَ اَللنكليِنل إمنذاَ مكللتصلم نومزصنوُاَ مباَللقملس ن‬
‫طاَ م‬

12 Ibid hal 231

9
Artinya :Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya (QS. Al- Isro : 35)13

Penyempurnaan takaran dan timbangan oleh ayat diatas dinyatakan baik dan
lebih bagus dampaknya. Karena menyempurnakan takaran atau timbangan
menjadikan rasa aman nyaman dalam kesejahtraan hidup bermasyarakat. Dengan
masing-masing pihak memberi dari kelebihan
kebutuhannya dan menerima yang sesuai dengan haknya. Ayat ini juga
mengisyaratkan kita dituntut untuk memenuhi secara sempurna takaran dan
timbangan dengan tidak sekedar berupaya untuk mengurangi melainkan juga untuk
menyempurnakan. Kecurangan dalam menakar dan menimbang mendapat perhatian
khusus dari Al-Quran karena praktek seperti ini telah merampas hak orang lain.
Selain itu, praktek seperti ini juga menimbulkan dampak yang sangat buruk dalam
dunia perdagangan yaitu timbulnya ketidak percayaan pembeli terhadap pedagang
yang curang.14 Firman Allah dalam surat Al-Muthaffifin ayat 1-6
) ‫( نوإمنذاَ نكاَصلوُهصلم أنلو نونزصنوُهصلم يصلخمسسسصرونن‬2) ‫س ينلستنلوُصفوُنن‬ ‫( اَلامذينن إمنذاَ اَلكنتاَصلوُاَ نعنلى اَلاناَ م‬1) ‫نوليرْل لمللصمطنفنمفيِنن‬
(6) ‫ب اَللنعاَلنمميِنن‬
‫س لمنر ن‬ ‫( ينلوُنم ينصقوُصم اَلاناَ ص‬5) ‫( لميِنلوُهم نعمظيِهم‬4) ‫ك أنناهصلم نملبصعوُصثوُنن‬ ‫( أننل ينظصنن صأولنئم ن‬3

Artinya :Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang


yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah
orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu
hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta
alam?(QS. Al-Muthofifin :1-6)

‫ف‬ ‫صالى اص نعلنليِمه نونسلانم اَنناهص يصلخند ص‬


‫ع م‬ ‫ضنيِّ اص نعلنهصنماَ قننل ذنكنر نرصجرْل لمنرصسلوُ مل ام ن‬ ‫نونعمن اَلبمن صعنمر نر م‬
‫اَللبىصصيِوُ م‬
‫ع‬
ْ‫ت فنقصلل لن مخلن بنةن )صمتافن ر‬
(‫ق نعلنليِمه‬ ‫فننقاَل اَمنذاَ نباَ ينع ن‬

13 Ibid hal 285


14 Akhmad Mudjahidin, Ekonomi Islam ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal. 167

10
Artinya: “ Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, ada seseorang bercerita kepada
Rasulullah SAW bahwa dirinya ditipu dalan jual beli, Rasulullah SAW bersabda,
barang siapa yang berjual beli, maka katakanlah tidak boleh ada penipuan” (H.R.
Muttafa’alaih).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صوُاَ اَللمملكنيِاَنل نواَللمميِنزاَنن إملا أصمخصذواَ مباَلنسمنيِنن نومشادمة اَللنمصؤننمة نونجلوُمر اَلنسلل ن‬
‫طاَمن نعلنليِمهلم‬ ‫نولنلم ينلنقص ص‬
Atinya :“Dan tidaklah mereka berbuat curang ketika menakar dan menimbang
melainkan mereka akan ditimpa kekeringan, mahalnya biaya hidup dan kelaliman
para penguasa15.”
Dan disebutkan di dalamnya hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia
berkata:
‫لما قدم النبي صلى ا عليه وسلم المدينة كانوا من أخبث الناس كيلل‬

Artinya :”Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang ke Madinah,


mereka (penduduk Madinah) adalah termasuk orang yang paling curang dalam
takaran.(HR.Ibnu Abbas RA )”

‫ق لاَلنممليِسسصن نمسسنع‬ ‫ ناَلاتاَمجصر اَل ا‬,‫ قاَنل نرصسلوُصل ام صلعم‬:‫ضنيِّ اص نعلنهص نقاَنل‬
‫صصدلو ص‬ ‫نعلن اَنبمليِّ نسمعليِهد نر م‬
(‫صندليقمليِنن نواَلنشهننداَمء )رواَه اَلترميِذي‬
‫اَلنابميِيليِنن نواَل ن‬
Artinya “Dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu, katanya: Rasulullah SAW. Bersabda:
‘Pedagang yang jujur yang dapat dipercaya itu berdama para Nabi dan oang-orang
yang benar serta para syuhada’.” (HR Tirmidzi)16

Dari hadits di atas dapat diambil suatu pemahaman bahwasannya jual beli
yang tidak bersih atau terdapat unsur penipuan dilarang oleh Islam. Hadist tersebut
dapat disimpulkan bahwasannya seorang pedagang yang melakukan transaksi jual beli tidak
boleh berlaku curang dalam dagangannya, tetapi harus jujur dan benar dalam transaksi jual
beli.
Hal ini menunjukkan bahwa pedagang yang melakukan kecurangan dalam
menakar dan menimbang akan mendapat azab di akhiran kelak dimana setelah
15 HR. Ibnu Majah no. 4019. Syaikh Al Albani mengatkan bahwa hadits ini hasan
16 https://www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=278. Di akses pada tanggal 28 okt 2018

11
mereka dibangkitkan kembali setelah kematian. Oleh sebab itu setiap pedagang
hendaknya berhati-hati dalam melakukan penakaran dan penimbangan agar terhindar
dari azab Allah SWT.

D. Jenis-jenis Timbangan

Timbangan dapat dikelompokan menjadi beberapa kategori berdasarkan


klasifikasinya. Dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Timbangan Manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis
dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator
berupa jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang telah berskala.
b. Timbangan Digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara elektronis
dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan arus lemah dan
indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan.
c. Timbangan Hybrid, yaitu timbangan yang cara kerjanya merupakan
perpaduan antara timbangan manual dan digital. Timbangan Hybrid ini biasa
digunakan untuk lokasi penimbangan yang tidak ada aliran listrik.

Sedangkan berdasarkan penggunaannya, timbangan dapat dikelompokkan sebagai


berikut :
1. Timbangan Badan, yaitu timbangan yang digunakan untuk mengukur berat
badan. Contohnya untuk timbang bayi, timbangan badan anak dan dewasa.
2. Timbangan Gantung, yaitu timbangan yang diletakkan menggantung dan
bekerja dengan prinsip tuas, yang biasanya digunanakan untuk menimbang
padi, kedelai ataupun buah-buahan yang dimasukan ke dalam karung.

12
3. Timbangan Lantai, yaitu timbangan yang diletakkan di permukaan lantai.
Timbangan lantai biasa digunakan untuk mengukur benda yang bervolume
besar.
4. Timbangan Duduk, yaitu timbangan dimana posisi benda yang ditimbang
dalam keadaan duduk. Timbangan duduk biasanya menggunakan jarum yang
akan berputar kearah angka yang menunjukan berat barang tersebut.
Timbangan duduk hanya biasanya untuk menimbang dalam skala berat
terbatas.17
5. Timbangan Meja, yaitu timbangan yang biasanya digunakan di meja dan rata
rata timbangan meja ini adalah timbangan digital, biasanya digunakan untuk
menimbang buah-buahan di mal-mal atau swalayan.
6. Timbangan Counting, yaitu timbangan hitung yang biasa digunakan untuk
menimbang barang yang berjumlah, jadi barang bisa ditimbang persatuan
sebagai contoh timbangan counting ini sering digunakan untuk menimbang
baut, mur, Spare part mobil dan sebagainya.
7. Timbangan Hewan/Ternak, yaitu jenis timbangan yang digunakan untuk
menimbang hewan baik sapi, kerbau maupun kambing serta sejenisnya.
8. Timbangan Emas, yaitu jenis timbangan yang memiliki akurasi tinggi untuk
mengukur massa emas (logam mulia).18

E . Timbangan Perspektif Ekonomi Konvensional


1. Tugas Balai Metrologi
Lembaga pengawasan pasar, yang mengawasi takaran dan timbangan adalah
Balai Metrologi Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri. Balai Metrologi yang
berada di bawah kantor Depertemen Perdagangan diberi tugas memberikan pelayanan
dibidang kemetrologian kepada masyarakat luas, sehingga tertib ukur, takar dan

17 Lihat Http://Html Jenis-Jenis Timbangan, Diakses 25/10/2018


18 Lihat Http://Html Macam-macam Timbangan Yang Sering Digunakan Kumpulan Ilmu
Teknologi, Diakses 24/10/2018

13
timbangan didalam perdagangan.1958 Berdasarkan peraturan Pemerintah No 25 tahun
2000, kewenangan metrologi berada ditingkat propinsi. Segala kegiatan
kemetrologian dilaksanakan oleh Balai Metrologi yang ada di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan propinsi. Tugas-tugas tersebut dibantu oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten dan Kota.20
Secara umum tugas dari Balai Metrologi baik yang ada dipusat maupun
diwilayah adalah memberikan perlindungan terhadap konsumen dengan cara
menciptakan jaminan dalam kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dalam
pemakaian satuan ukur, stanar satuan, metode pengukuran Ukuran, Takaran,
Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP). Pada garis besarnya tugas dan fungsi
tersebut dapat dijabarkan dalam kegiatan pengelolaan standar ukuran. Metrologi
Legal bertugas melakukan pengelolaan standar ukuran agar tercipta tertib ukur di
tengah masyarakat. Pengelolaan standar ukur dilakukan terhadap UTTP yang
dipergunakan untuk kepentingan umum.hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kecurangan dan penipuan oleh pedagang.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Metrologi dalam hal ini adalah:61
a. Pemeriksaan alat UTTP
pemeriksaan UTTP dilakukan untuk mencocokkan dan menilai tipe atas
UTTP sesuai atau tidak dengan perundang-undangan yang berlaku.
b. Melakukan tera dan tera ulang UTTP
Sesuai dengan pasal 1 UU No.2 Tahun 1981, yang bertugas melakukan tera
dan tera ulang terhadap UTTP dan memberi atau memasang tanda sah, tanda
batal, tanda jaminan, tanda daerah, dan tanda petugas terhadap alat-alat UTTP.
c. Pengawasan dan penyuluhan kemetrologian
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengamatan yang berhubungan
dengan pengukuran, penakaran dan penimbangan. Hal ini dilakukan untuk
menjelaskan kepada pedagang mengenai tata cara penggunaan dan pemeliharaan
19 Rozalinda, http://wordpress.com/pengawasan-pasar-perspektif-ekonomi-islam,html, 29/10/2018
20 ibid

14
UTTP, serta hal-hal yang harus dipenuhi dan dipatuhi dalam menggunakan UTTP
sehingga menimbulkan kesadaran bagi pedagang untuk berlaku jujur dalam menakar
dan menimbang.

2. Tugas Dinas Pasar/Unit Pelayanan Teknis Dinas


Fungsi Dinas Pasar/Unit Pelayanan Teknis Dinas Pasar adalah
sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan teknis dibidng pasar
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pasar
c. Penyusunan rencana kerja, pemantauan dan evaluasi
d. Penyelenggaraan urusan penatausahaan dinas
e. Pembinaan dan pelaporan
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain21

F. Perspektif Ekonomi Islam Terhadap Praktik Timbangan


Standar dalam hukum Islam dikenal dengan hisbah. Ibn Khaldun menyatakan
hisbah merupakan institusi keagamaan yang termasuk bagian dari amar ma’ruf nahy
munkar yang merupakan kewajiban bagi seluruh kaum muslimin. 2223 Hisbah sudah ada
pada zaman Nabi Muhammad SAW. sebagai lembaga pengawas pasar ekonomi yang
menjamin tidak adanya pelanggaran aturan moral dalam pasar monopoli, hak konsumen,
keamanan, dan kesehatan ekonomi.24
Hisbah adalah tugas yang dilakukan oleh negara untuk memastikan bahwa rakyat
melakukan perintah dan menjauhi larangan syara’ berkaitan dengan takaran dan
timbangan yang benar dan mengawasi jalannya jual beli untuk meghilangkan tipuan dan
sejenisnya. Adapun pengawas pasar disebut dengan muhtasib. Di masa Nabi Muhammad

21 http;//dinaspasarpekanbaru.go.id,html. 29/10/2018.
22 M. Mamin Despan, http://aturandalamberdagang.blogspot.co.id.html. Akses 24/10/2018
23 Rozalinda, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014,hal 175

24 Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat, Jakarta: Gema Insani Press, 1998,,56.

15
SAW. pernah diangkat petugas yang secara khusus menjadi pengawas bagi pasar Mekah
untuk mencegah kecurangan-kecurangan yang dilakukan. Khalifah yang pertama
menyusun aturan hisbah ini adalah Umar bin Khattab. 25

Hisbah berperan sebagai lembaga pengawas pasar ekonomi yang memonitor


perilaku para pelaku ekonomi agar berjalan sesuai dengan koridor dan mekanisme yang
menjadi tujuan-tujuan syari’ah, yaitu kemaslahatan umum yang ditujukan untuk
memelihara agama, diri, akal, keturunan dan harta. Sebagai lembaga pengawas ekonomi
hisbah menjamin tidak terjadinya monopoli, pelanggaran aturan moral dalam pasar, hak
konsumen, keamanan, dan kesehatan kehidupan ekonomi.

25 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam Wacana dan
Agenda, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, 57.

16
1. Hisbah memerintah pada kebaikan yaitu:
a) Memerintah pada kebaikan yang terkait hak-hak Allah SWT.

b) Memerintahpada kebaikan yang terkait hak-hak manusia.

c) Memerintah pada kebaikan yang terkait hak-hak bersama antara hak-hak Allah SWT.
dan hak-hak manusia.26

2. Hisbah melarang dari kemungkaran yaitu:


a) Mencegah kemungkaran yang terkait hak-hak Allah SWT.

b) Mencegah kemungkaran yang terkait hak-hak manusia.

c) Mencegah kemungkaran yang terkait hak-hak bersama antara hak-hak Allah SWT. dan
hak-hak manusia.27

Dalam tidak digolongkan pada penipuan barang dagangan dan kecurangan. Al-Qur'an
tentang kewajiban melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar yaitu terdapat pada QS. Al-
Imran ayat 104 yang berbunyi:

‫ف نوينلنهنلوُنن نعمن اَللصملننكمر َ نوصأو للنئم ن‬


‫ك هصصم اَللصملفلمصحوُنن‬ ‫نوللتنصكلن مملنصكلم أصامةرْ ينلدصعوُنن إمنلى اَللنخليِمر نوينألصمصرونن مباَللنملعصرو م‬

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada
kebaikan, memerintah yang ma'ruf dan mencegah yang munkar. Mereka itulah orang-
orang yang beruntung(QS. Al-Imron : 104).28"
Hisbah adalah sebuah institusi keagamaan dibawah kendali pemerintah yang
mengawasi masyarakat agar agar menjalankan kewajibannya dengan baik, ketika
masyarakat mulai untuk mengacuhkannya dan melarang masyarakat melakukan hal-
hal yang salah, saat masyarakat mulai terbiasa dengan kesalahan itu. Hak orang lain

26 Imam Al-Mawardi, Ahkam Sultahniyah, ..., 415.


27 Ibid 422
28 Deprtemen Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, op.cit, hal 63

17
merupakan factor timbulnya kegoncanga, kepercayaan dalam masyarakat dan jalan
pemutusan kearah tali persaudaraan, menimbulkan rasa kebencian dan rasa
permusuhan antara manusia, yang oleh karenanya timbul kejahatan dimuka bumi yng
berakibat terganggunya kemaslahatan umat.29

BAB III

29 H. Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Pengantar 2, (Jakarta: Kalam Mulia:1995), hal. 339

18
PENUTUP

KESIMPULAN
Dalam melakukan perdagangan sebaiknya berpedoman dengan etika
perdagangan dalam Islam yang dikuatkan dengan dalil-dalil dan hadits yang ada
sebagai dasar hukum pelaksanaan perdagangan dalam Islam. Agar menjadi sempurna
dan ibadah atas semua yang dilakukan. Dan hendaklah mereka bermuamalah dengan
kejujuran dan transparan, agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Dalam melakukan perdagangan dianjurkan untuk selalu bersifat jujur
bermurah hati, menghindari perbuatan curang yang mengakibatkan kerugian kepada
orang lain. Dalam melakukan perdagangan, Penyempurnaan takaran dan timbangan
dinyatakan baik dan lebih bagus akibatnya. Ini karna menyempurnaan takaran atau
timbangan melahirkan rasa aman, ketentraman dan kesejahteraan hidup
bermasyarakat.
Demikianlah makalah yang dapat penulis sajikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, Bandung : PT Syaamil Cipta Media 2008
Akhmad Mudjahidin, Ekonomi Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2007
Yusuf Qardhawi, “Halal dan Haram dalam Islam “http://media.isnet.org//islam/
Qardhawi/halal/4027. html akses 21 oktober 2018
Atabaiq Ali, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia ,Yogyakarta: Multi Karya Grafika
2003
Amiur Nurddin Renungan tentang bisnis Islam dan Ekonomi Islam syariah dari
mana
sumber hartamu
mam Al-Mawardi, Ahkam Sultahniyah: Sistem Pemerintahan Khilafah Islam,
Penerjemah: Khalifurrahman Fath & Fathurrahman, Jakarta: Qisthi Press, 2014,
Deprtemen Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, op.cit,
Akhmad Mudjahidin, Ekonomi Islam ( Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007)
HR. Ibnu Majah no. 4019. Syaikh Al Albani mengatkan bahwa hadits ini hasan
https://www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=278. Di akses pada tanggal 28 okt
2018
Lihat Http://Html Jenis-Jenis Timbangan, Diakses 25/10/2018
Lihat Http://Html Macam-macam Timbangan Yang Sering Digunakan Kumpulan
Ilmu
Teknologi, Diakses 24/10/2018
M. Mamin Despan, http://aturandalamberdagang.blogspot.co.id.html. Akses
24/10/2018
Rozalinda, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2014
Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat, Jakarta: Gema Insani Press, 1998
Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat dalam
Wacana dan Agenda, Jakarta: Gema Insani Press, 2003

20
Imam Al-Mawardi, Ahkam Sultahniyah,
Deprtemen Agama RI , Al- Quran Dan Tajwid, op.cit
H. Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Pengantar 2, (Jakarta: Kalam Mulia:1995)
Jaribah Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khatbah, (Jeddah, Saudi Arabia: Dar
Al-Andalus AlKhadra:2003) Cet 1,
Rozalinda, http://wordpress.com/pengawasan-pasar-perspektif-ekonomi-islam,html,
29/10/2018
http;//dinaspasarpekanbaru.go.id

21
TUGAS INDIVIDU
PERANAN NERACA ATAU TIMBANGAN DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM

DOSEN

Prof. Dr. Suharto


Tugas Makalah
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas- Tugas
Studi Ekonomi Islam Pasca Sarjana

Disusun Oleh :
Amanatun Nisfah Nurun Nikmah
Npm 1860102006

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
2018 M/ 1439

22

Anda mungkin juga menyukai