Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Apendisitis, atau paling sering disebut penyakit usus buntu oleh kalangan awam,
adalah peradangan yang terjadi pada apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang
paling sering.1 Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi apendiks sebenarnya.
Namun demikian, organ ini sering sekali menimbulkan masalah kesehatan.2,3
Apendisitis dapat terjadi karena beberapa alasan, salah satunya infeksi, namun faktor
penyebab yang paling penting adalah obstruksi lumen appendiks. Segaha hal yang dapat
mengobstruksi lumen apendiks dapat memicu proses inflamasi dan infeksi pada apendiks.
Jika tidak diobati, apendisitis memiliki potensi komplikasi berat, termasuk perforasi atau
sepsis, dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun, diagnosis apendisitis seringkali
menjadi tantangan klinis karena usus buntu dapat meniru beberapa kondisi penyakit perut. 4
Apendisistis adalah salah satu kasus kegawatdaruratan di bagian bedah umum. Di
Amerika Serikat, 250.000 kasus apendisitis dilaporkan setiap tahun, mewakili 1 juta pasien
yang masuk per hari. Apendisitis terjadi pada 7% dari populasi Amerika Serikat, dengan
kejadian 1,1 kasus per 1000 orang per tahun. Sekitar 70% kasus apendisitis terjadi pada
usia dibawah 30 tahun khususnya terbanyak pada usia 15-30 tahun. Di USA, 7-9% dari
penduduknya menderita apendisitis akut dan memerlukan intervensi bedah.5
Dari hasil Survey yang dilakukan Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
indonesia, apendisitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan
beberapa indikasi untuk dilakukan operasi kegawatdaruratan abdomen. Insidens apendisitis
di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainnya
yaitu 32 % dari jumlah populasi penduduk di Indonesia.
Angka kejadian apendisitis laki-laki dan wanita adalah 3:1. Sekitar 70% kasus apendisitis
terjadi pada usia dibawah 30 tahun khususnya terbanyak pada usia 15-30 tahun. Pada
tahun 2015 di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado, kasus apendisitis akut sebesar 63%,
sedangkan apendisitis kronik sebesar 6%. Komplikasi apendisitis perforasi sebesar 30% dan
1% dengan periapendikuler infiltrat.6 Oleh karena itu, perlu mengenali dan mendiagnosis
apendisitis akut secara tepat agar bisa segera ditatalaksana sehingga mencegah
komplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai