Anda di halaman 1dari 19

Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju

Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

2.1 METODE STUDI

Studi ini merupakan sebuah studi tentang identifikasi areal lokasi

transmigrasi. Metode yang digunakan dalam identifikasi ini adalah metode

survei dan analisis data. Survei dilaksanakan dengan tujuan untuk

memperoleh data primer pada lokasi yang ingin diidentifikasi. Selanjutnya

adalah data input berupa data spasial/peta dengan skala 1 : 250.000 dan

skala 1 : 50.000 untuk menghasilkan output perencanaan ruang pada skala 1

: 10.000. Untuk itu analisis data sekunder dan pemilihan data primer di

lapangan akan dilakukan secara bertingkat. Dengan kata lain, bahwa areal

yang dijadikan lokasi studi dapat dipetakan dengan skala tertentu. Untuk

sampel pengambilan data dilakukan dengan menggunakan sistem

random/acak pada berbagai parameter yang telah.

2.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode yang digunakan dalam kegiatan identifikasi potensi transmigrasi di

Desa Mappu Kecamatan Bonehau adalah sebagai berikut:

II - 1
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

1. STUDI LITERATUR

Studi literatur yaitu mengumpulkan dan menganalisa data sekunder.

Data sekunder diperoleh dari lembaga-lembaga pemerintah

(Bakorsurtanal, BPS tahun terbaru, Departemen Kehutanan, Pertanian

dan Perkebunan serta instansi terkait lainya).

2. PENGAMATAN DI LAPANGAN

Yaitu teknik pengumpulan data yang mengandalkan pengamatan

langsung di lapangan baik yang menyangkut obyek, kejadian, proses,

hubungan maupun kondisi masyarakat dan lingkungan ekonomi.

3. WAWANCARA

Yaitu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sulit

dijelaskan secara observasi maupun data-data sekunder.

2.3 TEKNIK ANALISIS DATA

Dengan metode pendekatan deskriftif kualitatif dan kuantitatif akan diperoleh

informasi yang sangat kaya dan terukur, karena dengan pendekatan ini

fenomena yang terjadi pada masyarakat diformulasikan dalam rangkaian

informasi yang aktual dan sistematis. Informasi yang diperoleh sedapat

mungkin seluruhnya diolah berdasarkan proses analisis data, maka tahap

reduksi data dilakukan sebagai berikut:

II - 2
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

1. ANALISIS DATA FISIK WILAYAH

Analisis fisik dasar wilayah sebagai pendekatan dalam menentukan

kawasan potensial bagi pengembangan dan kelayakan wilayah studi

untuk dijadikan areal transmigrasi.

a. Analisis Kependudukan dan Sosial Ekonomi

Memberikan gambaran umum mengenai kemungkinan dapat

dikembangkannya daerah tersebut, mengarah kesektor mana yang

harus diprioritaskan, agar dapat mencapai optimal sehingga laju

pertumbuhan ekonomi yang direncanakan dapat tercapai.

b. Analisis Pertumbuhan Penduduk

Memberikan gambaran proyeksi penduduk diwilayah tersebut.

2.4 METODE PENDEKATAN

Metode pendekatan yang digunakan dalam identifikasi calon areal

transmigrasi adalah:

1. PENDEKATAN EKOLOGI LINGKUNGAN

Dalam pengamatan identifikasi wilayah studi, tetap pertimbangan

keberadaan lingkungan hidup pada wilayah yang akan diperuntukan

menjadi areal lokasi transmigrasi. Dengan demikian ekosistem

lingkungan hidup tetap terpelihara meskipun dalam jangka panjang

terjadi tahapan pembangunan, sehingga tidak menjadi pemicu terhadap

degradasi lingkungan.

II - 3
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

2. PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DAN KEMASYARAKATAN

Dalam pendekatan ini dimana masyarakat tetap menjadi dasar bagi

peruntukan areal lokasi transmigrasi, yang mana posisi masyarakat

sebagai subyek dan obyek pembangunan yang sasarannya tertuju

pada aspirasi masyarakat yang berkembang.

3. PENDEKATAN KERUANGAN

Dalam pendekatan ini tetap memperhatikan rencana tata ruang yang

ada khususnya dalam RTRW baik Provinsi maupun Kabupaten

sehingga fungsi dan peruntukan lahan nantinya tertuju pada

pemanfatan yang efisien dan efektif.

2.5 METODE PENELITIAN

1. KAJIAN FISIK LAHAN

a. Topografi

Survei topografi bertujuan untuk menentukan potensi calon lokasi,

sekaligus memperoleh informasi land use existing dan kemiringan

lahan. Metode yang digunakan dalam pengukuran topografi, selain

pengukuran lapangan perlu didukung dengan wawancara dengan

penduduk setempat dan data dari instansi terkait.

b. Tanah

Penelitian tanah dan kesesuaian lahan dimaksudkan untuk

mengevaluasi sumberdaya lahan yang digunakan untuk

menentukan berbagai jenis kesesuaian pengembangan pertanian,

peternakan, perkebunan dan perikanan dengan kiasifikasi tanah

II - 4
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

menggunakan terminologi PPT 1993 untuk kualifikasi tanah, jenis

tanah dan kesuburan tanah, serta petunjuk pelaksanaan lainnya

yang berlaku.

c. Hidrologi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim,

ketersediaan sumber air (air minum dan air pertanian) kualitas air

serta resiko banjir.

d. Lingkungan

Kajian Iingkungan bertujuan mempertimbangkan daya dukung

Iingkungan terhadap dampak-dampak penting yang mungkin timbul

jika lokasi dikembangkan menjadi permukiman transmigrasi, kajian

Iingkungan meliputi : aspek fisik, sosil budaya dan ekonomi yang

diharapkan menjadi usulan rekomendasi kelayakan lokasi tersebut.

2. PERSIAPAN/PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

Melakukan inventarisasi data, hasil penelitian yang sudah dilakukan

oleh pelaksana terdahulu (data sekunder). Analisa awal tentang

gambaran kondisi dari karakteristik wilayah saat ini serta pemilihan

kawasan potensial yang sesuai untuk kegiatan usaha berdasarkan pola

pemilihan kawasan potensial yang sesuai untuk kegiatan usaha

berdasarkan pola usahanya atau komoditas unggulan.

II - 5
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Rencana kerja sebagai pedoman kerja di lapangan perlu disusun

rencan kerja yang menyangkut rencana pengecekan lapangan dan

pengumpulan data sekunder.

Pengecekan lapangan diarahkan pada lokasi kawasan yang terpilih dan

mempunyai potensi bagi pengembangan unit permukiman transmigrasi

yang direncanakan dengan pola usaha yang terpilih. Hal yang

menyangkut tata ruang kawasan perlu dibuat di atas peta topografi

skala 1 : 50.000. Kegiatan pengumpulan data/informasi sesuai dengan

peruntukannya, antara lain:

a. Data kesesuaian lahan

b. Data topografi

c. Data sosial budaya/statistik

d. Data ekonomi

e. Data iklim/curah hujan

f. Data hidrologi

g. Data kehutanan

h. Data laboratorium (air, tanah)

Data-data tersebut harus dituangkan dalam peta, sehingga kemudian

dapat di analisa bagi kegiatan penyusunan rencana tata ruang

permukiman. Kegiatan analisis data tersebut begi perencana untuk

menentukan pola permukiman dan kegiatan usaha yang

direkomendasikan.

II - 6
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

3. SURVEI LAPANGAN/PENGUMPULAN DATA PRIMER

a. Pengumpulan Data

1. Metode yang akan digunakan dalam identifikasi potensi fisik

wilayah yaitu metode diskriptif (penelitian survei) dimana

dilakukan penginderaan secara sistematis dan faktual mengenai

data-data dan karakteristik daerah tersebut. Variabel-variabel

yang akan diamati meliputi : topografi, tata guna lahan, iklim,

hidrologi, potensi lahan, struktur sosial ekonomi budaya

masyarakat setempat termasuk struktur penduduk serta sarana

dan prasarana yang ada yang perlu direhabilitasi atau dibangun

baru

2. Pengambilan sampel dilakukan dengan pengmpulan langsung di

lapangan (data primer dan data sekunder). Data kemiringan

lahan/ tanah akan diukur dengan alat, theodolite, sedangkan

Iuasnya Iangsung diukur dengan meteran atau berdasarkan

hitungan dengan planimeter di atas peta berskala yang ada 1 :

50.000.

b. Karakteristik Fisik Lapangan

- Topografi

Data yang dikumpulkan dengan pengumpulan langsung di

lapangan (data primer dan data sekunder). Data kemiringan

lahan/tanah akan diukur dengan alat Theodolite, sedangkan

Iuasnya Iangsung diukur dengan meteran atau berdasarkan

II - 7
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

hitungan dengan planimeter di atas peta berskala 1 : 50.000.

Kondisi di sekitar dapat diteliti/ditelaah berdasarkan hasil

pemetaan citra landsat dan sebagainya. Kemiringan lahan yang

direkomendasikan untuk permukiman 0 – 8 % dan lahan usaha

9 – 15% sesuai dengan pola usahanya.

c. Persiapan Pekerjaan Lapangan

Persiapan pekerjaan lapangan untuk survei topografi adalah:

1. Pengumpulan dan pengkajian data yang berhubungan dengan

lokasi proyek;

2. Menyusun program kerja berdasarkan data topografi yang ada;

3. Penyiapan surat-surat ijin/surat keterangan;

4. Menyiapkan tim survei yang akan berangkat;

5. Penyiapan dan kalibrasi alat-alat yang akan digunakan, yang

meliputi: Theodolite Wild T2, dengan ketelitian pembacaan sudut

horisontal kurang dari 20' dan pembacaan optis tidak lebih dari 1

mm. Theodolit Wild TO, dengan ketelitian pembacaan sudut

horisontal kurang dari 10°, dan pembacaan optis tidak Iebih dari

5 mm serta Waterpass.

6. Penyiapan base camp;

7. Penyiapan tenaga Iokal;

8. Orientasi lapangan: Maksud kegiatan ini untuk mengetahui

kondisi medan agar dapat menentukan titik awal pengukuran dan

letak BM (Bench Mark);

II - 8
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

9. Persiapan peralatan.

d. Pengukuran di Lapangan

Pengukuran dilakukan sesuai dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan;

2. Pengukuran Horisontal;

3. Pengukuran Vertikal (Sifat Datar);

4. Pengukuran Situasi Detail;

5. Pemasangan Titik Kontrol Bench Mark (BM);

6. Buku Ukur.

e. Penggambaran

1. Gambar/peta situasi dibuat dengan skala 1 : 2.000 dengan

interval kontur 0.25 m;

2. Gambar/peta ikhtisar dibuat dengan skala 1 : 10.000 dengan

interval kontur 1 m digambar dalam satu lembar peta;

3. Tiap titik tetap (BM) yang diplotkan akan dilengkapi dengan

koordinat planimetris dan ketinggiannya;

4. Legenda-legenda dan simbol-simbol mengikuti aturan-aturan

yang ditentukan oleh Dinas Topografi TNI-AL;

5. Pada gambar peta dibuat tanda arah Utara, peta indeks dan

skala garis;

6. Ukuran gambar adalah A3, dengan wajah gambar/peta sesuai

dengan petunjuk Direksi;

II - 9
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

7. Gambar dibuat di atas kertas kalkir dengan ukuran 70-80 gram;

8. Hasil akhir dari pekerjaan ini berupa peta situasi detail yang

memenuhi persyaratan ketelitian sebagai berikut.

a) Ketelitian Horisontal

Minimal 90% dari titik yang mudah dikenal/ditentukan di

lapangan digambarkan dengan toleransi kesalahan

planimetris 0.8 mm pada peta.

b) Ketelitian Vertikal

Minimal 90% dari semua titik tinggi yang ada di lapangan

setelah diplotkan dan diinterpolasi, kesalahan

maksimumnya adalah setengah interval garis kontur,

sehingga tidak terdapat titik tinggi yang kesalahannya lebih

besar dari satu interval garis kontur.

f. Tata guna lahan

Daya tata guna lahan, kesesuaian lahan dan struktur pemilikan

lahan didapat dari data sekunder dari pemerintah daerah, atau

dinas-dinas terkait berdasarkan Rabbit Rural Appraisal atau

wawancara Bappeda Provinsi, Pemerintah Kota/Kabupaten, Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Pertanian, Agraria

sedangkan data dari dinas terkait seperti kelautan untuk

pengembangan pola perikanan.

II - 10
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

g. Iklim

Data primer yang akan dikumpulkan adalah data iklim makro yaitu

curah hujan, suhu udara, kelembaban udara dan arah serta

kecepatan angin. Selain data primer, juga dikoleksi data sekunder

bagi iklim makro dari laporan-laporan stasiun penangkap harian dan

instansi terkait.

h. Hidrologi

Data debit air permukaan akan diteliti, dengan menggunakan

metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan

pelampung pengamatan. Tinggi muka air permukaan dan air tanah

yang ada di daerah studi dari pengecekan langsung dari sungai

dapat diperoleh dari dinas terkait seperti Bappeda provinsi.

i. Kehutanan

Penelitian status lahan dan status hutan serta hal-hal yang perlu

diamati:

1. Status hutan meliputi:

a) Status hukum

b) Penguasaan dan kepemilikan tanah

2. Penggunaan lahan suatu kawasan;

3. Penentuan batas blok yang akan direkornendasikan untuk

calon areal transmigrasi;

4. Pemasangan BM (Bench Mark) sehingga titik kontrol horisontal

II - 11
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

dan vertikal. Pemasangan BMR ( Bench Mark terekomendasi)

sebagai batas areal yang direkomendasikan untuk calon lokasi

transmigrasi;

5. Perhitungan koordinat dan penggambaran blok-blok

kepemilikan lahan dan penyerahan lahan;

6. Pembuatan berita acara lapangan;

7. Pembuatan peta penggunaan lahan dan status hutan pada

skala 1 : 20.000. berdasarkan untuk lokasi data sekunder,

sedang pengamatan lapangan serta penyelidikan setempat

untuk menentukan ketersediaan lahan yang memperhatikan

arahan rencana penggunaan lahan RSTRP / RUTRD,

khususnya pada kawasan budidaya dan hirarki sistim pusat.

j. Struktur Sosial Ekonomi dan Kependudukan

1. Studi sosio-ekonomi dan pertanian untuk mengetahui kegiatan

penduduk setempat dalam hubungan dengan produksi

pertanian dan usulan pertanian serta usulan pengembangan

dari masyarakat setempat, pemasaran hasil pertanian dan

pembinaan. Komoditas yang diusulkan merupakan spesifik dari

tiap-tiap kawasan.

2. Studi sosial budaya meliputi:

a) Aspirasi budaya masyarakat dan yang diinginkan.

b) Aspek kelembagaan masyarakat yang ada dan yang

diinginkan.

II - 12
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

c) Persepsi masyarakat dan harapan terhadap program

transmigrasi.

d) Alokasi kepemilikan lahan (spesifik tiap kawasan interaksi

sosial budaya yang diharapkan).

e) Usulan pengembangan kegiatan usaha pertanian

disesuaikan dengan hasil pertanian setiap kawasan.

3. Kependudukan

Studi kependudukan dilakukan untuk mengetahui:

a) Jumlah penduduk dan pertambahan penduduk.

b) Jumlah penduduk setempat dan penduduk pendatang.

c) Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif.

2.6 ASPEK PENDEKATAN STUDI

1. ASPEK LEGALITAS LAHAN

Memenuhi kriteria penetapan lokasi atau kepastian calon lokasi

transmigrasi (Clear), yaitu:

a. Adanya aspirasi masyarakat setempat berupa usulan calon lokasi

oleh masyarakat setempat bagi transmigran.

b. Legalitas lahan/pelepasan hutan dari Departemen Kehutanan bagi

kegiatan penyelenggaraan pembangunan bidang transmigrasi.

2. ASPEK EKONOMI

Kegiatan ekonomi tampak bila ada pengembangan transmigran pada

desa tersebut seperti pembuatan jalan baru/rehab, pembuatan rumah

II - 13
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

transmigran dan fasilitas umum. Pengolahan lahan pertanian perlu

pertimbangan hal-hat sebagai berikut:

a. Kesempatan kerja/potensi Sumber Daya Manusia (SDM) pada

masyarakat setempat;

b. Pendapatan penduduk setempat dan kegiatan usahanya dibanding

dengan pendapatan daerah;

c. Adanya mata pencaharian lokal;

d. Pasar, faktor produksi yang menunjang pendapatan daerah/desa

setempat.

3. ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA

Untuk menjalin hubungan antara masyarakat setempat dengan calon

transmigran dan dalam rangka pembangunan desa, ada beberapa

aspek sosial budaya yang perlu dicermati melalui pendekatan PRA

(Participatory Rural Appraisal) dimana tujuan mengurangi kegagalan

program pembangunan, supaya lebih tepat sasaran, dan harus

melibatkan masyarakat sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan,

monitoring hingga evaluasi. Adapun sasaran pokok yang harus

dilakukan, meliputi:

a. Efektif kelembagaan pedesaan;

b. Sistem kerjasama, mendayagunakan Sumberdaya Manusia

(SDM) yang ada;

c. Sosialisasi program transmigrasi dan tanggapan masyarakat

setempat;

II - 14
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

d. Keterpaduan antara ilmu dan sektoral dalam upaya

meningkatkan kemampuan produksi pertanian/mata pencaharian;

e. Kesamaan persepsi dalam penanganan program

pembangunan, adat istiadat budaya setempat dan sebagainya.

Adapun manfaatnya adalah:

a. Produktifitas kegiatan pembangunan;

b. Pengawasan pembangunan/pengendalian;

c. Monitoring/evaluasi;

d. Kebutuhan masyarakat setempat terakomodir.

Aspek sosial budaya meliputi:

a. Aspirasi budaya masyarakat yang ada dan yang diinginkan;

b. Kelembagaan masyarakat yang ada dan yang diinginkan;

c. Persepsi masyarakat dan harapan terhadap program transmigrasi;

d. Spesifik terhadap alokasi kepemilikan lahan bagi penduduk/

transmigran;

e. Interaksi sosial budaya kontekstual yang diharapkan.

4. ASPEK KEPENDUDUKAN

Survei kependudukan ini untuk mendapatkan informasi:

a. Jumlah penduduk, tingkatan pendidikan, kesehatan, komposisi

penduduk;

b. Usia penduduk produktif dan non produktif (angkatan kerja);

c. Jenis kelamin;

d. Struktur penduduk dan pertumbuhan penduduk;

II - 15
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

e. Tingkat mobilitas penduduk;

f. Pemberdayaan penduduk / masyarakat setempat.

5. ASPEK KELAYAKAN USAHA

Lingkup pekerjaan yang dilakukan terhadap calon kawasan yang

berpotensi untuk pengembangan permukiman transmigrasi meliputi

kegiatan usaha pokok yang komoditas unggulannya antara lain:

a. Pola Usaha Pertanian Perkebunan; Kopi Arabika, lada/merica,

durian, cacao dan tanaman semusim;

b. Pola Usaha Pertanian Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK);

Jagung, padi, kedelai dan sayuran;

c. Pola Usaha Perikanan darat;

d. Pola peternakan (Ternak besar dan kecil) dengan sistem integrasi.

Lahan kering sebagai sumber utama sumberdaya lahan (± 70%)

merupakan sumberdaya yang sangat panting yang potensial dan

mempunyai peranan yang sangat strategis untuk pembangunan

pertanian pada khususnya dan pembangunan wilayah pada umumnya,

serta menjamin terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup,

pengembangan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara

rasional sebagai satu kesatuan merupakan kunci keberhasilan

pendayagunaan sumberdaya alam pertanian dan pembangunan

wilayah yang bersangkutan.

II - 16
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Sumberdaya lahan kering memiliki potensi tinggi dan peluang besar

untuk didayagunakan secara rasional dalam rangka pembangunan

wilayah yang terpadu lebih seimbang dan serta berdasarkan

keunggulan komperatif wilayahnya. Sumberdaya lahan kering

mempunyai potensi dan faktor-faktor pembatas yang berbeda-beda

untuk pembangunan ditentukan oleh beberapa faktor utama antara lain:

a. Keadaan topografi / bentuk wilayah, bahan induk tanah, dan sifat-

sifat tanahnya.

b. Keaslian iklim dan sumberdaya air

c. Keadilan sosial ekonomi/sosial budaya.

Faktor iklim akan memerlukan mungkin/tidaknya suatu jenis komoditas

pertanian atau suatu pola usaha tani tertentu dapat dikembangkan

sesuai dengan persyaratan agronomis.

Keadaan topografi/bentuk wilayah akan menentukan jenis penggunaan

sumberdaya lahan yang sesuai dengan kelestarian lingkungan dan

tingkat produktifitasnya (fungsi lindung dan fungsi budidaya/produksi).

Keadaan tanah (potensi dan faktor-faktor pembatasnya/sifat fisik dan

kimianya) akan menentukan besarnya masukan/perbaikan yang harus

diberikan untuk menjamin berhasilnya pengembangan budidaya

pertanian tertentu dengan produktifitas optimal dan berkelanjutan.

Keadaan sosial ekonomi/sosial budaya akan mempengaruhi apakah

suatu sistem budidaya pertanian akan dapat berkembang secara

mantap dan diterima/diterapkan oleh para petani atau kelompok tani.

II - 17
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

Kawasan pertanian khususnya budidaya tanaman pangan semusim

yang tidak/kurang berfungsi baik dan merupakan salah satu sumber

erosi/ kerusakan lahan, karena tidak sesuai dengan kemampuan dan

kesesuaian lahannya perlu dikonfensi menjadi:

a. Kawasan budidaya dengan penutup permanen yang bernilai

ekonomi tinggi (tanaman tahunan/buah-buahan dengan teknik

budidaya yang baik dan efisien sesuai dengan potensi / kesesuaian

wilayahnya).

b. Kawasan non budidaya berupa hutan kemasyarakatan / sosial atau

hutan produksi terbatas dengan jenis-jenis tanaman pohon yang

bernilai ekonomis (untuk kayu konstruksi, dapat memberi hasil

berupa biji-bijian, hijauan pakan ternak, kayu bakar dan

sebagainya) dengan kombinasi tanaman penutup tanah,

rumput/leguminosa yang bermanfaat untuk pakan temak dan

mencegah erosi tanah.

6. ASPEK PERKEBUNAN

Usulan pengembangan pertanian pada calon areal transmigrasi harus

berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah daerah khususnya

pada pengembangan perkebunan coklat, lada, kopi dan sebagainya.

Aspek pengembangan perkebunan berkait dengan pertanian yang telah

dikembangkan di sekitar lokasi. Masalah-masalah yang berhubungan

dengan pendapatan penduduk dan masukan tertentu yang diperoleh

II - 18
Identifikasi Lokasi Transmigrasi di Kabupaten Mamuju
Lokasi Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju LAPORAN AKHIR

dari petani setempat, hal ini menunjukkan model usahatani ( farm

model) yang diusulkan.

2.7 REKOMENDASI AREAL LOKASI TRANSMIGRASI

Lokasi transmigrasi yang direkomendasikan harus memenuhi kriteria catur

layak (layak huni, layak usaha, layak berkembang, layak lingkungan) dan

persyaratan-persyaratan teknis/non teknis lainnya yang dapat mendukung

pelaksanaan pembangunan, diantaranya adalah:

a. Untuk lahan permukiman/lahan usaha harus berkesesuaian lahan

S3 Marginal;

b. Ketersediaan air bersih memenuhi persyaratan kesehatan dengan

sumur gali (air tanah dangkal < 20 m);

c. Aksesibilitas dan pemasaran hasil pertanian;

d. Daya dukung lingkungan;

e. Jenis transmigran yang diharapkan oleh masyarakat setempat;

f. Alokasi peruntukan lahan bagi para transmigran, tersedianya

lahan di desa tersebut.

II - 19

Anda mungkin juga menyukai