Anda di halaman 1dari 11

Reiventing Bank Sampah: Optimalisasi Nilai Ekonomis Limbah

Berbasis Pengelolaan Komunal Terintegrasi

Sugeng Riyadi
Penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi
e-mail : sugengriyadisyamsudien@gmail.com

Abstrak
Sampah selama ini dipandang sebagai residu gaya hidup konsumerisme yang tidak
bermanfaat. Sementara di sisi lain, sistem pengelolaan konvensional dipandang tidak mampu
untuk menanggulangi sampah. Hal ini mengingat semakin tingginya volume produk sampah
tidak berbanding dengan lokasi pembuangannya.Pada titik ini, kehadiran bank sampah yang
dikelola secara integrasi oleh komunitas-komunitas masyarakat semakin dibutuhkan adanya.
Lembaga bank sampah nantinya akan mengepul sampah dari masyarakat yang telah
terklasifikasi untuk ditabung. Artinya ada fungsi investasi di sini. Dan dana tabungan sampah
itu nantinya juga akan kembali kepada nasabah itu sendiri. Bank sampah menjadi solusi
tengah yang saling menguntungkan. Suatu komunitas masyarakat akan merasakan
lingkungan yang bersih dan sehat dan manfaat investasi dari sampah hasil konsumsi mereka.
Dalam hal ini kehadiran para pengampu kepentingan (stakeholders) seperti pemerintah,
tokoh masyarakat dan pemerhati lingkungan mutlak adanya.

Kata Kunci: Sampah, Bank Sampah, Nilai Ekonomis

Abstract

Garbage has been seen as a lifestyle consumerism residues that are not useful. While on
the other hand, the conventional management system is deemed not able to cope with the
garbage. This is because the higher volume of waste products are not proportional to the
disposal location. On this point, the presence of garbage bank managed the integration of the
communities are increasingly required their community. Bank institutions will be steaming
garbage bins from people who have been classified for savings. It means that there is a
function of investment here. And a savings fund that garbage will also be returned to the
customer itself. Bank of waste into the middle of a mutually beneficial solution. A community
will feel clean and healthy environment and investment benefits of garbage result of their
consumption. In this case the presence of stakeholders (stakeholders) such as government,
community leaders and environmentalists absolute existence.

Keywords: Waste, Waste Bank, Economic Value

205
Pendahuluan empiris yang ada, masih dikembangkan
secara individual dengan pendekatan
Sampah adalah problem lingkungan ekonomi murni. Dimana pendekatan
yang timbul sebagai dampak derivatif dari konservasi limbah lingkungan berbasis
urbanisasi. Selain masalah lingkungan, kesejahteraan komunal masih belum menjadi
urbanisme yang melekat pada masyarakat perhatian utama oleh kalangan pengusaha
pedesaan sebagai solusi atas kelangkaan pengelola sampah.
kerja di desa. Maindset ini pada Kota Purwokerto merupakan suatu
perkembangannya menimbulkan berbagai obyek riset yang menarik untuk diteliti.
aspek permasalahan baru bagi pemerintah Dalam diskursus ini, fakta empirik
kota, yaitu meningkatnya konsentrasi menunjukkan bahwa jumlah penduduk serta
penduduk di daerah perkotaan dalam aktivitas masyarakat kota Purwokerto terus
berbagai bentuk perkampungan padat kumuh meningkat signifikan. Artinya fenomena
(slum) dan komunitas gepeng semakin urban ini secara ekuivalen berdampak pada
menambah kompleksitas problematika urban. tingkat konsumsi yang ada, sekaligus, akan
Selain itu tentu adalah masalah laten bagi berdampak pada meningkatnya volume
masyarakat kota, yaitu sampah. sampah di kota Satria ini. Sementara itu dari
Diskursus sampah di perkotaan sangat pra-riset yang dilakukan, manajemen
berkaitan erat dengan pola konsumerisme pengelolaan sampah yang diimplementasikan
penduduknya yang dituntut serba instan, pada saat ini, tidak lebih dari sekedar
bersifat an-organik dan cenderung tidak memindahkan masalah. Maksudnya, sampah
ramah lingkungan. Hal ini terjadi, menurut yang ada pada satu lokasi diangkut ke tempat
sejumlah pengamat, lebih dikarenakan belum lain secara open dumping (buang dorong)
adanya upaya realisasi maksimal atas tanpa memperhatikan standar lingkungan
kebijakan dan optimalisasi strategi yang layak. Akibatnya, saat ini mulai
pengelolaan dalam penanganan sampah yang mengemuka sejumlah masalah, antara lain
berwawasan lingkungan1.Akhirnya sampah pencemaran lingkungan, konflik sosial
yang semula merupakan residu dari pola sebagaimana yang terjadi pada kasus Gunung
kehidupan konsumerisme ini kembali Tugel dan secara kesehatan tempat ini.
menjadi suatu permasalahan laten yang Tempat ini sekaligus merupakan sumber
menuntut solusi yang tepat guna. berkembangnya sejumlah penyakit berbahaya
Sampah, sekali lagi, oleh sejumlah bukan hanya bagi masyarakat yang
kalangan dipercaya memiliki potensi nilai bermukim di sekitar lokasi TPA, namun juga
ekonomis. Hal ini sekaligus merupakan menjadi ancaman bagi seluruh penduduk
upaya win win solution yang seharusnya kota Purwokerto.
diakomodasi secara serius oleh para Bank Sampah, merujuk pada premis di
stakeholder. Nilai ekonomis sampah ini atas, merupakan terobosan yang memiliki
bukan hanya terkandung di dalam sampah multi-solusi terkait diskursus sampah.
yang organik, namun juga ternyata terdapat Manfaat yang dapat langsung dirasakan
nilai yang lebih profitable pada sampah non- adalah peningkatan kebersihan lingkungan
organik. Jasa kebersihan dan pembuangan dan terbukanya lapangan pekerjaan. Namun
sampah swadaya masyarakat misalnya dan demikian, dengan melihat kesenjangan fakta
perusahaan rongsokan kini terlihat mulai di kota Purwokerto, dimana di satu sisi telah
tumbuh subur pada daerah-daerah urban didirikannya Bank Sampah namun pada sisi
perkotaan. Namun demikian, usaha-usaha lain problematika sampah seolah belum
berbasis sampah ini berdasarkan fakta terselesaikan. Maka pada gap ini, peneliti
menilai bahwa upaya ilmiah yang
1
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/ mengungkap terma “Reiventing Bank
07/24/optimalisasi-kebijakan-dan-strategi- Sampah: Optimalisasi Nilai Ekonomis
pengelolaan-sampah-berwawasan-lingkungan- Limbah Berbasis Pengelolaan Komunal
479605.html (Diakses pada Kamis, 14 Februari 2013).

206
Terintegrasi (Participatory Action Research sampah. Sumber sampah bisa berasal dari
pada Pengelolaan Bank Sampah di Kota rumah tangga, pertanian, perkantoran,
Purwokerto)” sangatlah mendesak untuk perusahaan, rumah sakit, pasar dan lain
dilakukan. Diharapkan nantinya akan terlihat sebagainya. Dimana, jumlah atau volume
secara jelas permasalahan yang sebenarnya sampah sebanding dengan tingkat konsumsi
terjadi dilapangan berikut pendampingan kita terhadap barang atau material yang
yang bertujuan untuk terciptanya akslerasi digunakan sehari-hari.
produktif terhadap Bank Sampah ini secara Dalam defenisi internasional,
riil di lapangan. sebagaimana yang dirilis WHO berdasarkan
Berdasarkan latarbelakang masalah hasil Konvensi Basel maka sampah dimaknai
yang telah diuraikan di atas, maka dari terma sebagai “wastes are substances or objects,
“Reiventing Bank Sampah: Optimalisasi which are disposed of or are intended to be
Nilai Ekonomis Limbah Berbasis disposed of or are required to be disposed of
Pengelolaan Komunal by the provisions of national law”4.
Terintegrasi(Participatory Action Research Sedangkan menurut Glossary of Environment
pada Pengelolaan Bank Sampah di Kota Statistics sampah didefenisikan sebagai5:
Purwokerto)”, maka tujuan dari penelitian ini “Wastes are materials that are not prime
adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep products (that is products produced for
Optimalisasi Nilai Ekonomis Limbah the market) for which the initial user has
Berbasis Pengelolaan Komunal no further use in terms of his/her own
TerintegrasiBank Sampah di kota purposes of production, transformation
Purwokerto?, 2. Bagaimana Pengaruh Motif or consumption, and of which he/she
Ekonomi dan Non Ekonomi terhadap wants to dispose. Wastes may be
Optimalisasi Bank Sampah dalam generated during the extraction of raw
Partisipasinya Mereduksi Sampah Di Kota materials, the processing of raw
Purwokerto? materials into intermediate and final
products, the consumption of final
Pengertian dan Klasifikasi Sampah products, and other human activities.
Residuals recycled or reused at the place
Sampah atau waste dalam Bahasa of generation are excluded”.
Inggris memiliki banyak pengertian dalam
batasan ilmu pengetahuan. Namun pada Dalam setting perkotaan sendiri,
prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang sampah menjadi dilema yang krusial,
terbuang atau dibuang dari sumber hasil khususnya kota yang padatpenduduknya. Hal
aktivitas manusia maupun alam yang belum tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah sebagai berikut6:
bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu a. Volume sampah sangat besar
padat, cair dan gas2. sehingga melebihi kapasitas daya
Menurut Kuncoro Sejati (2009) tampung tempat pembuangan
sampah adalah suatu bahan yang terbuang sampah akhir atau TPA;
atau dibuang; merupakan hasil aktivitas b. Lahan TPA semakin sempit karena
manusia maupun alam yang sudah tidak tergeser tujuan penggunaan lain;
digunakan lagi skarena sudah diambil unsur
atau fungsi utamanya3. Setiap aktivitas 4
Lihat:
manusia pasti menghasilkan buangan atau http://www.basel.int/TheConvention/Overview/Textof
theConvention/tabid/1275/Default.aspx (di akses pada
hari Selasa, 26 Februari 2013).
2 5
Tim Penulis PS, Penanganan dan Pengolahan http://en.wikipedia.org/wiki/Waste#cite_note-
Sampah, (Depok: Penebar Swadaya, 2008), hal. 7. Basel_Convention-1(di akses pada hari Rabu, 27
3
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu Februari 2012)
6
dengan Sistem Node, Sub Point dan Center Point, HR. Sudrajat, Mengelola Sampah Kota,
(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), hal. 13. (Bogor: Penebar Swadaya, 2006), hal. 6.

207
c. Teknologi pengelolaan sampah tidak Sebagai suatu residu, sampah dapat di
optimal sehingga sampah lambat bagi ke dalam beberapa katagori berdasarkan
membusuknya. Hal ini sumber pengklasifikasiannya, antara lain7:
menyebabkan percepatan 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung
peningkatan volume sampah lebih didalamnya:
besar dari pembusukannya. Oleh a. Organik. Sampah organik adalah
karena itu, selalu diperlukan sampah yang dihasilkan dari bahan-
perluasan areal TPA baru; bahan hayati yang dapat didegradasi
d. Sampah yang sudah matang dan oleh mikroba atau bersifat
telah berubah menjadi kompos tidak biodegradable. Sampah ini dengan
dikeluarkan dari TPA karena mudah diuraikan dalam proses alami.
berbagai pertimbangan; Sampah rumah tangga sebagian besar
e. Manajemen pengelolaan sampah merupakan bahan organik. Contohnya
tidak efektif sehingga sering kali adalah sisa makanan, daun, sayurab
menjadi penyebab distorsi dengan dan buah-buahan.
masyarakat setempat; b. An-organik. Sampah anorganik yakni
f. Pengelolaan sampah dirasakan tidak sampah yang dihasilkan dari bahan-
memberikan dampak positif kepada bahan non hayati, baik sebagai
lingkungan; produk sintetik maupun hasil
g. Kurangnya dukungan kebijakan dari pengolahan teknologi bahan tambang,
pemerintah, terutama dalam hasil olahan bahan hayati dan
memanfaatkan produk sebagainya. contohnya adalah logam,
sampingandari sampah sehingga pecah-belah, abu dan lain-lain.
menyebabkan tertumpuknya produk Sebagian zat anorganik secara
tersebut di TPA. keseluruhan tidak dapat diurai oleh
Permasalahan sampah merupakan hal alam/mikroorganisme
yang krusial, sensitif dan dilematis. Bahkan, (unbiodegradable). Sedang sebagian
sampah dapat dikatakan sebagai multi- lainnya hanya dapat diuraikan dalam
problem karena dampaknya berimplikasike waktu yang lama.
berbagai dimensi kehidupan. Ini terjadi 2. Berdasarkan dapat atau tidak dibakar:
terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, a. Mudah terbakar. Contohnya adalah
Semarang, Surabaya, Bandung, Palembang kertas, plastik, daun kering dan kayu.
dan Medan. Berdasarkan berbagai sumber b. Tidak mudah terbakar. Misalnya
yang ada, volume sampah yang dihasilkan kaleng, besi, gelas dan lain-lain.
per orang rata-rata sekitar 0,5 kg/kapita/hari. 3. Berdasarkan dapat atau tidaknya proses
Jadi, untuk ukuran kota besar seperti Jakarta pembusukan:
yang penduduknya 10.000.000 orang maka a. Mudah membusuk. Contohnya adalah
sampah yang dihasilkan sekitar 5.000 sisa makanan, potongan daging dan
ton/hari. Sementara potensi sampah dikota lain sebagainya.
lain seperti Bandung sebesar 1.300 ton/hari b. Sulit membusuk. Contohnya plastik,
dan Surabaya 1.500 ton/hari. Dengan jumlah karet, kaleng dan lain sebagainya.
yang tergolong besar tersebut, maka perlu 4. Berdasarkan ciri atau karakteristik
adanya penanganan khusus. Bila tidak segera sampah:
ditangani secara benar dan terorganisir maka a. Garbage yaitu sampah yang terdiri
kota-kota tersebut akan tenggelam dalam atas zat-zat yang mudah membusuk
timbunan sampah bersamaan dengan segala dan dapat terurai dengan cepat,
dampak negatif yang ditimbulkannya. khususnya jika cuaca panas. Proses

7
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan
Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2005), hal. 112.

208
pembusukan sering kali fenomena sampah ini ke dalam klasifikasi
menimbulkan bau busuk. Sampah sebagai berikut ini8:
jenis ini dapat ditemukan di tempat 1. Human Erecta
pemukiman, rumah makan, rumah Human erecta merupakan istilah
sakit, pasar dan lain sebagainya. bagi bahan buangan yang dikeluarkan
b. Rubbish, jenis sampah ini di bagi oleh tubuh manusia sebagai hasil
menjadi dua: pertama, jenis sampah pencernaan. Tinja (faeces) dan air seni
rubbish yang mudah terbakar terdiri (urine) adalah hasilnya. Sampah
atas zat-zat organik semisal kertas, manusia ini dapat berbahaya bagi
kayu, karet, daun kering dan lain kesehatan karena bisa menjadi vektor
sebagainya. Kedua, jenis sampah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
rubbish yang tidak mudah terbakar dan virus.
terdiri atas zat-zat anorganik semisal 2. Sewage
kaca, kaleng dan lainnya. Merupakan air limbah buangan
c. Ashes, yaitu jenis sampah dari semua rumah tangga maupun pabrik termasuk
sisa pembakaran dari mesin industri. dalam sewage, limbah cair rumah tangga
d. Street sweeping, yaitu aneka sampah umumnya dialirkan ke got tanpa proses
dari jalan atau trotoar akibat aktivitas penyaringan, seperti sisa air mandi,
mesin atau manusia. bekas cucian dan limbah dapur.
e. Dead animal, yaitu sampah dari Sementara itu, limbah pabrik perlu
jenis bangkai binatang besar seperti diolah secara khusus sebelum dilepas ke
anjing, kucing dan lainnya yang mati alam bebas agar lebih aman. Namun,
akibat kecelakaan atau mati secara tidak jarang limbah berbahaya ini
alamiah. disalurkan ke sungai atau laut tanpa
f. House hold refuse, yaitu jenis adanya proses penyaringan (filterisasi)
sampah campuran semisal garbage, 3. Refuse
ashes, rubbish yang berasal dari Refuse diartikan sebagai bahan sisa
perumahan atau pemukiman. proses industri atau hasil sampingan
g. Abandoned vehicle, yaitu jenis kegiatan rumah tangga. Refuse inilah
sampah yang berasal dari bangkai yang populer disebut sampah dalam
kendaraan. pengertian masyarakat sehari-hari.
h. Demolision waste, yaitu sampah Sampah ini di bagi menjadi garbage
yang berasal dari hasil sisa-sisa (sampah lapuk) dan rubbish (sampah
pembangunan gedung. Sampah jenis tidak lapuk atau tidak mudah lapuk).
ini juga dikenal dengan contructions 4. Industrial Waste
waste dan biasanya berwujud Industrial waste ini umumnya
material tanah uruk, batu dan kayu. dihasilkan dalam skala besar dan
i. Sampah industri yaitu segala jenis merupakan bahan-bahan buangan dari
residu dari sektor pertanian, sisa-sisa proses industri.
perkebunan dan industrial. Para ahli dalam beberapa referensi
j. Santage solid, yaitu jenis sampah menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor
yang terdiri dari benda-benda solid penting yang mempengaruhi volume sampah
atau kasar yang biasanya berupa zat pada suatu daerah. Faktor-faktor itu antara
organik pada pintu masuk pusat lain adalah sebagai berikut9:
pengolahan limbah cair.
k. Sampah khusus atau sampah yang
memerlukan penanganan khusus 8
Tim Penulis PS, Penanganan dan Pengolahan
seperti kaleng dan zat radioaktif. Sampah..., Hal. 8-10
Para pemerhati lingkungan dalam 9
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan
pengklasifikasian juga ada yang merinci Lingkungan..., hal 112. Lihat juga pada:
http://books.google.co.id/books?id=dOrH3zuDYdgC

209
a. Jumlah penduduk. Hal ini bergantung sangat berpengaruh terhadap produksi
pada aktivitas dan kepadatan penduduk. dan perlakuan terhadap sampah.
Semakin padat penduduk pada suatu
wilayah maka sampah akan semakin
menumpuk karena tempat atau ruang Diskursus Lingkungan dalam Pandangan
untuk menampung sampah semakin Islam
berkurang. Tegasnya, semakin
meningkat aktivitas penduduk, maka Agama Islam sebagai suatu way of life
volume sampahpun akan semakin dalam ajarannya mengatur segala aspek
signifikan. Contohnya adalah aktivitas kehidupan manusia. Dalam hal ini tak
pembangunan, perdagangan, industri terkecuali pembahasan tentang permasalahan
dan lain sebagainya. lingkungan. Alam semesta dan bumi sebagai
b. Sistem pengumpulan atau pembuangan tempat tinggal manusia, pada hakekatnya
sampah yang dipakai. Pengumpulan merupakan suatu amanah dari Allah SWT
sampah dengan menggunakan gerobak guna dimakmurkan demi kemaslahatan
akan lebih lambat dibandingkan dengan peradaban umat manusia.
truk. Meski demikian, Allah SWT sebagai
c. Pengambilan bahan-bahan yang ada pencipta alam semesta berikut manusia
pada sampah untuk dipakai kembali. semenjak dini telah memperingatkan tentang
Metode ini dilakukan karena bahan potensi bahaya rusaknya alam semesta akibat
tersebut masih memiliki nilai ekonomi watak serakah manusia. Peperangan,
bagi golongan tertentu. Frekuensi rusaknya iklim dan ekosistem serta
pengambilan dipengaruhi oleh keadaan, eksploitasi sumber daya alam adalah akibat
jika harganya tinggi maka volume langsung dari watak serakah umat manusia
sampah yang tertinggalpun semakin tersebut.
sedikit. ‫اﻟﻨﺎس‬
ِ ‫ﻇَ ﻬَﺮَ اﻟْﻔَﺴَ ﺎ ُد ِﰲ اﻟ َ ِّْﱪ وَاﻟْ َﺒ ْﺤ ِﺮ ِﺑﻤَﺎ ﻛَﺴَ َْﺖ ﯾْﺪِي‬
d. Faktor geografis. Lokasi tempat َ‫ِﻟ ُﯿﺬِﯾﻘَﻬُ ْﻢ ﺑَﻌ َْﺾ ا ِي َ ِﲻﻠُﻮا ﻟَﻌَﻠ ُﻬ ْﻢ َﺮْﺟِ ﻌُﻮن‬
pembuangan akan sangat mempengaruhi
volume sampah lekas menumpuk. Hal “Telah nampak kerusakan di darat dan di
ini seperti Tempat Pembuangan Akhir laut disebabkan karena perbuatan tangan
(TPA), atau dibuang secara liar di manusia, supaya Allah merasakan kepada
lapangan terbuka maupun sungai. Hal mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
ini terkait proses penyelesaian sampah mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
yang ada. benar)”. (QS. Ar-Ruum : 41)
e. Faktor waktu. Volume sampah akan Firman Allah SWT di atas setidaknya
sangat tergantung pada durasi daur merupakan peringatan dini bagi umat
sampah, apakah harian, mingguan, manusia tentang arti pentingnya tata-kelola
bulanan atau tahunan. Jumlah sampah dan upaya konservasi lingkungan. Perilaku
perhari bervariasi menurut waktunya. eksploitatif dan konsumerisme yang tidak
Ilustrasinya adalah bahwa volume mengindahkan konsep lingkungan, maka
produksi sampah pada siang hari akan sesuai sunnatullah pada akhirnya akan
lebih banyak daripada jumlah di pagi menimbulkan dampak berbahaya bagi
hari. manusia itu sendiri. Dan sampah sebagai
f. Faktor sosial ekonomi dan budaya. Di limbah masuk ke dalam katagori masalah
sini faktor adat istiadat (kearifan lokal), lingkungan bagi umat manusia sebagai
taraf hidup dan kesadaran lingkungan khalifah fil-ardh.
Dalam amanatnya memakmurkan bumi,
dalam perspektif Islam umat manusia
&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false (diakses
setidaknya mengemban tiga amanah besar
pada hari rabu, 27 Februari 2013) dari Allah SWT: Pertama, amanat al-intifa’
yaitu Allah SWT telah mempersilahkan umat
210
manusia guna mengambil manfaat dan
memberdayakan hasil alam dengan sebaik-
baiknya demi kemakmuran dan
kemaslahatan. Kedua, amanat al-i’tibar yaitu
umat manusia dituntut untuk senantiasa
memikirkan dan menggali rahasia di balik
setiap ciptaan Allah SWT seraya dapat
mengambil pelajaran dari berbagai kejadian
dan peristiwa alam. Ketiga, al-ishlah yaitu
manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan Hasil Handycraft Sampah Non-Organik
memelihara kelestarian lingkungan di bumi
ini. 4. Sampah non-organik tak bisa didaur
ulang seperti plastik yang tidak bisa
Nilai Jual dan Ekonomis Daur didaur ulang, baterai bekas, cairan
UlangSampah limbah rumahan.
Sampah-sampah yang bisa didaur
Dalam perspektif nilai jual sampah, ulang baik organik maupun non-organik
terdapat klasifikasi sampah yang memiliki bisa dijual. Lazimnya pengepul barang-
nilai ekonomis. Hal ini setidaknya dapat barang bekas yang datang ke lokasi
terbaca dari perlakuan para pengelola industri pengelolaan sampah. Dalam satu minggu
sampah yang secara umum adalah sebagai minimal mereka bisa mendapatkan dana
berikut: tambahan dari barang bekas daur ulang
Alur Daur Perlakuan Sampah ini. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya
daripada pengolahan sampah organik
Sampa
h
menjadi kompos. Kompos dapat diolah
lagi menjadi pupuk organik untuk dijual.
Organi Non-Organik
k Atau digunakan sendiri untuk menanam
tanaman hias, tanaman apotik hidup, atau
Bisa di daur Tidak bisa Bisa di daur Tidak bisa
di daur di daur tanaman sayuran atau buah-buahan.
ulang ulang
ulang ulang
Reiventing Bank Sampah: Optimalisasi
Di Jual Kompo Di Jual Dimusnah
kan
Nilai Ekonomis Limbah Berbasis
s
Pengelolaan Komunal Terintegrasi
Gambar 4. Alur Daur Perlakuan Sampah oleh
Industri Pengelola Sampah Bank sampah adalah salah satu strategi
Adapun perincian sampah dari penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
warga yang memiliki penilaian adalah dalam pengelolaan sampah pada sumbernya
sebagai berikut: di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank
1. Sampah organik bisa didaur ulang sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa
seperti kertas HVS, kertas buram, sosial (social engineering) untuk mengajak
kardus, koran, majalah dan lainnya: masyarakat memilah sampah. Pelaksanaan
2. Sampah organik tak bisa didaur ulang bank sampah dapat memberikan output nyata
seperti sisa makanan, daun, sisa bagi masyarakat berupa kesempatan kerja
sayuran, dan yang sejenisnya. dalam melaksanakan manajemen operasi
3. Sampah non-organik bisa didaur bank sampah dan investasi dalam bentuk
ulang dari segala jenis logam seperti tabungan. Pembangunan bank sampah
besi, alumunium, tembaga dan juga sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi
aneka sampah berbahan kaca botol, harus disertai integrasi dengan gerakan 3R
bekas botol minuman, kaleng, plastik, secara menyeluruh di kalangan masyarakat.
dan lain-lain. Hal ini sesuai amanat UU 18/2008 tentang
Pengelolaan Sampah dan Peraturan

211
Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2012 dipisahkan untuk diolah menjadi kompos.
tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Ada beberapa sampah organik yang tidak
dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. ikut dikomposkan, yaitu: kayu, bambu, dan
Pengelolaan sampah di tingkat bangkai hewan. Sampah-sampah ini bisa
komunitas melalui Bank Sampah pertama dikomposkan tetapi membutuhkan waktu
kali dilakukan sejak 2008 lalu di Desa yang lebih lama, sehingga tidak sesuai jika
Badegan Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah dicampurkan dengan sampah organik yang
Istimewa Yogyakarta.Konsep pengelolaan lain. Selain itu jumlah sampah ini tidak
sampah melalui Bank Sampah ini diadopsi terlalu banyak. Namun demikian proses
oleh sejumlah komunitas masyarakat di sortasi sampah ini merupakan bagian yang
berbagai daerah dan juga Kementerian cukup rumit. Banyak memakan waktu dan
Lingkungan Hidup. Sampai Akhir Juni 2012 tenaga.
sekitar 782 Bank Sampah sudah berdiri di 3. Pengomposan
sejumlah kota di Indonesia, dengan dana Sampah-sampah organik yang tidak bisa
bergulir mencapai lebih dari 31 milyar didaur ulang diolah menjadi kompos dengan
rupiah10. Sementara itu, kini jumlah sampah menggunakan aktivator Promi atau lainnya.
yang dikelola di Bank Sampah meningkat Khusus aktivator Promi tidak membutuhkan
dari 81 persen dari 755,6 ton per bulan bahan tambahan, tidak memerlukan
menjadi 1.366.9 ton per bulan. Total nilai pencacahan, dan tanpa pembalikan. Hanya
transaksi jika dirupiahkan melonjak sebesar saja Promi belum tersedia di pasaran luas,
11 persen dari Rp 1,6 miliar per bulan sehingga pihak bank sampah harus
menjadi Rp 1,8 miliar per bulan11. membelinya di laboratorium tertentu.
Secara umum, aktivitas bank sampah 4. Edukasi tentang Sampah
lazimnya adalah sebagai berikut ini: Menyimpan sampah, terdengar paradoks.
1. Pengumpulan Sampah Warga Sebab sampah adalah sesuatu yang biasanya
Sampah warga dikumpulkan dari rumah dibuang. Namun inilah yang menjadi tugas
ke rumah yang seluruhnya terdiri dari pembelajaran kepada warga masyarakat
beberapa RW & RT. Sampah ini tentang potensi ekonomi dan lingkungan
dikumpulkan oleh petugas yang khusus yang terkandung di dalam sampah.
setiap seminggu sekali dengan menggunakan 5. Pengelolaan Sampah dengan Sistem
gerobak atau truk sampah. Sampah-sampah Bank
ini dikumpulkan di tempat penampungan Pengelolaan sampah dengan sistem bank
sementara. dengan proses sebagai berikut :
2. Sortasi Sampah a. Pendaftaran
Di tempat penampungan sampah, Pendaftaran dilakukan oleh calon
sampah-sampah ini disortasi. Ada petugas nasabah. Buku tabungan diperuntukan untuk
khusus yang bekerja untuk melakukan sortasi nasabah bank sampah, petugas akan
sampah ini. Sampah-sampah yang bisa memberikan formulr pendaftaran untuk diisi
didaur ulang dikumpulkan dan dibersihkan oleh calon nasabah. Setelah mengisi formulir
dari sampah yang lain. Sampah-sampah non- petugas akan menerangkan tata cara nasabah
organik yang tidak bisa didaur ulang juga menyetor & mengambil tabungan sampah.
dipisahkan tersendiri. Sedangkan sampah Setiap nasabah akan mendapatkan buku
organik yang tidak bisa didaur ulang tabungan. Dan sampah yang ditabung
nasabah akan dikenakan biaya administrasi
10
Lihat: sebesar prosentase tertentu untuk kegiatan
http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120
pengelolaan (operasional) & kegiatan bakti
710_trashbank.shtml (di akses pada hari Sabtu, 2
Maret 2013) sosial (amal) sedangkan nasabah.
11
Lihat:http://regional.kompas.com/read/2012/11 b. Penyetoran
/02/21403212/Bank.Sampah.Keruk.Keuntungan. Setiap sampah yang disetor harus sesuai
Rp.1.8.M.Sebulan (di akses pada hari Sabtu, 2 Maret dengan jenisnya. Dimana, setiap kali
2013)

212
melakukan penyetoran nasabah wajib
membawa buku tabungan. Setiap kantong
sampah yang diterima oleh petugas akan
ditulis nama dan nomor rekening nasabah.
Sampah yang disetor akan ditimbang sesuai
dengan berat dan harganya. Petugas akan
mengisi buku tabungan sesuai dengan berat
dari sampah tersebut. Penyetoran dapat
dilakukan pada jam operasional bank Mekanisme Sistem Bank Sampah12
sampah. Setiap kantong sampah milik Konsep reinventing bank sampah,
nasabah atau penabung diberi label agar tidak memang muncul terhadap kinerja bank
tertukar dengan nasabah lain. Kemudian sampah selama ini dan sebagai antisipasi atas
kantong sampah itu disimpan dalam bilik berbagai perubahan yang selalu akan terjadi
penyimpanan sampah sesuai jenisnya. Teller dalam pengelolaan dan mekanisme kerja
mencatat dan mencocokkan lagi semua bank sampah. Terkait permasalahan ini,
penyetoran nasabah dalam buku besar yang Osborne dan Gaebler menawarkan solusinya
disebut buku induk. melalui reinventing government (Rego), hal
c. Kompensasi ini dengan menegaskan fungsi dan peran
Sistem penarikan dilakukan periode utama pemerintah kota atau daerah di dalam
tertentu dan termasuk juga pada hari raya memberikan pendampingan. Menurut
apabila volume sampah sudah mencapai Osborne dan Gaebler, fokus utamanya
batas minimal pengambilan. Setiap penarikan terletak pada penataan kembali peran
nasabah wajib membawa buku tabungan pemerintah kota agar dapat merangsang
d. Penampungan pertumbuhan sektor swasta dan masyarakat
Petugas akan memilah kembali sampah luas dengan menerapkan 10 prinsip, yaitu:
yang telah disetorkan oleh warga untuk a. Pemerintah hanya katalis yang
dijadikan satu. Petugas akan menyimpan mengarahkan dan bukan
beberapa sampah untuk didaur ulang. melaksanakan
e. Pengangkutan b. Pemerintahan adalah milik rakyat,
Pada sistem pengumpulan komunal yang pemerintah memberdayakan
lazim dilakukan adalah pihak petugas masyarakat agar mampu melayani
berkeliling mengambil sampah milik warga dirinya sendiri;
pada titik yang telah ditentukan. Sampah c. Pemerintahan harus mampu
disetor ke pengepul setelah petugas selesai menciptakan sesuatu yang
bertugas. kompetitif;
f. Penyetoran ke Pengepul d. Pemerintahan yang digerakkan oleh
Penyetoran dilakukan setelah sampah misi. Organisasi pelaksanan yang
terkumpul selama seminggu atau periode menjalankan tugas harus sesuai
tertentu secara insidental. Penyetoran dikirim dengan aturan-aturan organisasi
menggunakan mobil pengangkut. Hasil yang berdasarkan misi lingkungan;
sampah yang dikumpulkan akan dihitung e. Pemerintah yang berorientasi hasil
kembali oleh pengepul untuk mencocokkan yang diperoleh;
harga. Setelah mendapatkan harga yang f. Pemerintahan yang berorientasi
cocok petugas akan menerima setoran uang pelanggan bukan birokrasi;
dari pihak pengepul dan menyimpannya di g. Pemerintahan yang memiliki
dalam kas. semangat wirausaha;

12
http://www.google.com /imgres?imgurl=http://
mksgreenclean.files.wordpress.com/ 2012/07/
mekanisme- bank-sampah-fix1.jpg (Diakses Hari
Ahad, 3 Maret 2013)

213
h. Pemerintahan yang bersifat tidaklah sesederhana seperti yang
antisipatif; dibayangkan.Terdapat sejumlah variabel
i. Pemerintahan yang desentalisasi; primer yang harus tersedia, selain tentu
j. Pemerintahan yang berorientasi ketersediaan sampah itu sendiri.Dalam hal ini
pasar dan mendongkrak perubahan peran pemerintah dan komitmen yang kuat
melalui pasar. dari para stakeholder serta sistem
Dengan pembahasan di atas, bahwa pengelolaan yang akuntabel dan profesional
dengan strategi reinventing bank sampah mutlak adanya.
yang dapat menjadi dasar bagi sebuah model Komunitas masyarakat yang menjadi
baru pengelolaan dan mekanisme kerja bank nasabah bank sampah nantinya tidak hanya
sampah di masa depan. Hal ini harus merasakan dampak langsung berupa
dilakukan secara simultan dan terintegrasi bersihnya lingkungan hidup mereka.Namun
melalui perubahan struktur dan kultur juga dari sampah sebagai residu konsumsi,
birokrasi. Perubahan-perubahan lain mereka juga mampu melakukan fungsi
jugaperlu dilakukan sepertibureaucracy investasi pada bank sampah.Sementara,
reengineering, righsizingserta perbaikan sampah organik yang terkumpul itupun
mekanisme reward and punishment. masih dapat diolah oleh bank sampah sebagai
Penerapan reinventing sumber produksi pupuk organik yang sangat
governmentmembutuhkan arah yang jelas bermanfaat bagi tumbuhan.
dan political will yang kuat dari pemerintah
dan dukungan masyarakat. Selain itu juga
diperlukan perubahan pola pikir dan Daftar Pustaka
mentalitas baru di tubuh birokrasi
pemerintahan yakni entrepreneurial Amnon Rapoport, Experimental Business
bureaucratic menjadi tata nilai budaya baru Research: Economic and Managerial
yang harus diinternalisasikan dalam tubuh Perspective, Vol. II (Dordrecht:
masyarakat urban melalui reiventing bank Springer, 1999)
sampah ini. Adapun ciri-cirinya, yakni: Aryenti, Peningkatan Peranserta
a. Mampu merespon perubahan dan Masyarakat Melalui Gerakan Menabung
melihat peluang serta pada Bank Sampah di Kelurahan
mengeksploitasi peluang menjadi Babakan Surabaya, Kiaracondong
menguntungkan; Bandung, (Jurnal Pemukiman, Vol. 6
b. Kemampuan untuk membuat yang No. 1 April 2011)
tidak produktif menjadi produktif, Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan
kemampuan untuk dapat Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku
mendefinisikan resiko dan mampu Kedokteran EGC, 2005)
meminimumkan; HR. Sudrajat, Mengelola Sampah Kota,
c. Peka dan tanggap terhadap peluang (Bogor: Penebar Swadaya, 2006)
dan tantangan, tidak terpaku dlam Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar,
rutinitas; Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
d. Berwawasan masa depan dan Bumi Aksara, 2004)
sistemik; Husein Umar, Metodologi Penelitian Bisnis,
e. Mampu memaksimumkan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
pendayagunaan sumberdaya. 2007)
Jhon Heron, Co-Operative Inquiry (Research
Penutup Into Human Condition), (London: Sage
Dengan model penyelenggaraanbank Publications Ltd, 1996)
sampah sebenarnya menjadi suatu hal yang Khoirul Muzakki, PAR dan Metode
urgent bagi komunitas masyarakat Penelitian Konvensional, (Harian Suara
kota.Namun demikian dalam prakteknya

214
Merdeka, Terbitan Sabtu 14 Februari Tim Penulis PS, Penanganan dan
2012) Pengolahan Sampah, (Depok: Penebar
Koentjaraningrat, Metode Wawancara, Swadaya, 2008)
(Jakarta: Gramedia, 1999) Wulan Tri Eka Sasmita “Evaluasi Program
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Pengelolaan Sampah Berbasis
Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point Masyarakat (Studi Kasus: Pengelolaan
dan Center Point, (Yogyakarta: Penerbit Sampah Terpadu Gerakan Peduli
Kanisius, 2009) Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok
Kurt Lewin, Group Decision and Social Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon
Change, in Martin Gold: The Complete Jaya, Bekasi Utara)”, (Bogor: Institut
Social Scientist – A Kurt Lewin Reader, Pertanian Bogor, skripsi tidak
(Washington, American Psychological dipublikasikan, 2009)
Association: 1999) Situs Internet:
Lexy Maleong, Metodologi Penelitian http://1.bp.blogspot.com/
Kualitatif, (Bandung: Remaja http://4.bp.blogspot.com/
Rosdakarya, 2002) http://beritadaerah.com/
___________, Metodologi Penelitian http://books.google.co.id/
Kualitatif, (Bandung: Remaja http://en.wikipedia.org/
Rosdakarya, 2005) http://green.kompasiana.com/
Munrokhim Misanam, Handbook Mata http://isroi.files.wordpress.com/
Kuliah Metodologi Penelitian, http://ndongong.blogspot.com/
(Yogyakarta: Tp, 2008) http://regional.kompas.com/
Saefudin Azwar, Metode Penelitian, http://www.basel.int/
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998) http://www.bbc.co.uk/
Sanapiah Faisal, Metode Penelitian http://www.ftsl.itb.ac.id/
Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, http://www.larizo.com/
1982) http://www.solopos.com/
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)

215

Anda mungkin juga menyukai