Anda di halaman 1dari 8

Stigma 11(1): 77-84; April 2018 ISSN: 1412 – 1840

© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

FORMULASI SEDIAAN SABUN PADAT TRANSPARAN DENGAN


PENAMBAHAN EKSTRAK BIJI BUNGA MATAHARI
(Helianthus annus L.)

I.A.K. Pramushinta1) dan P.S. Ajiningrum2)


1) 2)
Staf Pengajar Prodi Biologi F. MIPA Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Email: intakakpe@yahoo.com

ABSTRAK
Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan sabun
lebih menarik. Sabun padat transparan juga menjadi salah satu sediaan emulsi yang dapat
difungsikan sebagai penghantar obat yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
formulasi sabun padat transparan dari ekstrak biji bunga matahari yang memenuhi
persyaratan SNI 06-3532-1994. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi
Universitas PGRI Adi Buana. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental
laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Perlakuan pada penelitian ini adalah
berdasarkan penambahan konsentrasi ekstrak biji bunga matahari, yaitu formula 1 (tanpa
penambahan ekstrak biji bunga matahari), formula 2 (penambahan ekstrak biji bunga
matahari 0,5%), formula 3 (penambahan ekstrak biji bunga matahari 1%) dan formula 4
(penambahan ekstrak biji bunga matahari 1,5%). Parameter yang diamati diantaranya
meliputi uji organoleptik, uji pH, uji kadar air, jumlah asam lemak, kadar alkali bebas dan
kadar fraksi tak tersabunkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji yang dilakukan pada
sediaan sabun padat transparan yang diberi penambahan ekstrak biji bunga matahari telah
memenuhi persyaratan SNI 06-3532-1994 kecuali jumlah asam lemak yang tidak sesuai
standar SNI.

PENDAHULUAN matahari (Helianthus annuus)


Kulit adalah organ tubuh yang merupakan tumbuhan semusim dari
terletak paling luar dan merupakan suku kenikir-kenikiran (Asteraceae)
pembatas dari lingkungan hidup yang populer, baik sebagai tanaman
manusia. Kulit merupakan cermin hias maupun tanaman penghasil
kesehatan dan kehidupan minyak. Menurut Rodhiyah dan
(Wasiaatmajaya, 2006 dalam Sulistiyawati (2012) minyak biji
Monika et al, 2015). Dalam tradisi bunga matahari dapat mempercepat
masyarakat Indonesia, pemakaian proses penyembuhan luka karena
bahan-bahan alam sebagai obat atau mengandung zat aktif antara lain β-
sediaan herbal sudah dikenal secara sitosterol, flavonoid dan linoleic
luas. Salah satunya adalah acid. Husna dkk (2012) juga
pemakaian ekstrak biji dari Bunga menyebutkan bahwa minyak biji
matahari (Helianthus annuus) untuk bunga matahari sebagai pelembab
merawat kesehatan kulit. Bunga dapat mengurangi penguapan air
77
I.A.K. Pramushinta dan P.S. Ajiningrum: Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Dengan Penambahan Ekstrak Biji Bunga
Matahari (Helianthus annus L.)

dari kulit sehingga menjaga PGRI Adi Buana. Metode


kelembapan kulit. Selain dibuat penelitian yang digunakan adalah
sebagai sediaan krim dan gel, biji eksperimental laboratorium dengan
bunga matahari juga dapat dijadikan menggunakan analisis deskriptif.
sabun untuk dipakai untuk Bahan yang digunakan untuk bahan
kesehatan kulit. Menurut standar pembuatan sabun padat transparan
nasional indonesia (SNI) tahun pada penelitian ini yaitu biji bunga
1994, sabun didefinisikan sebagai matahari, minyak kelapa sawit,
senyawa natrium dengan asam NaOH 30%, etanol 96%, NaCl,
lemak yang digunakan sebagai asam stearat, gliserin, gula pasir,
pembersih tubuh, berbentuk padat, akuades, coco-DEA, NaCl dan
berbusa dengan atau penambahan Jasmine oil sebagai fragrance.
lain serta tidak menyebabkan iritasi Untuk uji sifat kimia sabun
pada kulit (Sukawaty dkk, 2016). transparan bahan yang digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk yaitu: H2SO4 20%, parafin,
membuat formulasi sabun padat fenoftalein, KOH-etanol 0,1 N, HCl
transparan dari ekstrak biji bunga etanol 0,1 N, KOH-etanol 0,5 N
matahari yang memenuhi dan batu didih.. Alat-alat yang
persyaratan SNI 06-3532-1994. digunakan adalah beaker glass 1000
Sabun padat transparan merupakan ml, thermocouple, waterbath, hot
salah satu inovasi sabun yang plate, cetakan silikon, pH indikator,
menjadikan sabun lebih menarik. cawan aluminium, timbangan
Menurut Widyasanti dan Rohani digital, grinder, oven, desikator,
(2017) sabun padat transparan juga kertas saring, rotary evaporator,
menjadi salah satu sediaan emulsi erlenmeyer 250 ml, corong buchner.
yang dapat difungsikan sebagai Perlakuan pada penelitian ini
penghantar obat yang baik. Sabun adalah berdasarkan penambahan
padat transparan yang dibuat dari konsentrasi ekstrak biji bunga
ekstrak biji bunga matahari ini matahari, yaitu formula 1 (tanpa
diharapkan nantinya dapat penambahan ekstrak biji bunga
digunakan sebagai sediaan alternatif matahari), formula 2 (penambahan
selain krim atau gel untuk perawatan ekstrak biji bunga matahari 0,5%),
kulit maupun penyembuhan kulit formula 3 (penambahan ekstrak biji
yang luka. bunga matahari 1%) dan formula 4
(penambahan ekstrak biji bunga
Metode Penelitian matahari 1,5%). Komposisi formula
Penelitian ini dilaksanakan di sabun padat transparan adalah
Laboratorium Biologi Universitas sebagai berikut:

78
Stigma 11(1): 77-84; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

TABEL 1. Formulasi pembuatan sabun transparan dengan penambahan


ekstrak biji bunga matahari
penambahan ekstrak biji bunga matahari (b/v)
Bahan (g) I II III IV
(0%) (0,5%) (1%) (1,5%)
Minyak Kelapa Sawit (g) 50 50 50 50
NaOH 30% (g) 58,8 58,8 58,8 58,8
Etanol 96% (g) 40 40 40 40
Gliserin (g) 35 35 35 35
Gula Pasir (g) 40 40 40 40
Asam Stearat (g) 20 20 20 20
Coco – DEA (gr) 2 2 2 2
Akuades (g) 25 23 21 19
NaCl (g) 0,5 0,5 0,5 0,5
Jasmine Oil (Fragrance) (g) 0,3 0,3 0,3 0,3

Pembuatan ekstrak biji bunga dipanaskan dengan waterbath.


matahari Asam stearat dimasukkan lalu
Pembuatan ekstrak biji bunga diaduk hingga homogen, kemudian
matahari dilakukan dengan metode ditambahkan larutan NaOH 30%.
maserasi menggunakan pelarut Setelah itu, bahan pendukung seperti
etanol 96%. Beaker glass ditutup etanol 96%, gliserin, sirup gula
dengan rapat menggunakan plastik (gula pasir dan akuades yang
wrap dan aluminium foil. dicairkan terlebih dahulu), coco-
Pengadukan dilakukan 1-2 kali DEA, NaCl dan jasmine oil sebagai
sehari selama 24 jam. Setelah itu fragrance. Kemudian seluruh bahan
dilakukan penyaringan dengan tersebut diaduk hingga tercampur
menggunakan kertas saring sempurna. Untuk penambahan
whatman. Penguapan hasil filtrasi ekstrak biji bunga matahari, adonan
dalam rotary evaporator dengan sabun diturunkan terlebih dahulu
suhu 50oC selama 2-3 jam dan suhunya hingga mencapai suhu 50-
membiarkan sirkulasi berjalan 60oC.
sehingga hasil evaporasi tersisa
dalam labu pemisah. Pada akhir Pengujian mutu sabun padat
proses didapatkan ekstrak murni transparan
dengan cairan kental. Prosedur untuk uji sifat kimia
terhadap sabun padat transparan
Pembuatan sabun padat berdasarkan SNI 06-3532-1994,
transparan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji
Proses pembuatan sabun kadar air, jumlah asam lemak, kadar
menggunakan metode hot process. alkali bebas dan kadar fraksi tak
Minyak kelapa sawit yang telah tersabunkan.
ditempatkan dalam beaker glass

79
I.A.K. Pramushinta dan P.S. Ajiningrum: Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Dengan Penambahan Ekstrak Biji Bunga
Matahari (Helianthus annus L.)

HASIL PENELITIAN Pada uji organoleptik, yang diamati


Sabun padat transparan yang meliputi bentuk, warna dan aroma
dibuat dalam penelitian ini dari sabun. Hasil pengamatan
merupakan sabun yang memiliki bentuk sabun pada hari pertama
tingkat transparansi tinggi. Sabun masih agak lunak karena reaksi
jenis ini memancarkan cahaya yang saponfikasi belum terjadi secara
menyebar dalam partikel-partikel keseluruhan. Pada hari ke-6 dan hari
kecil, sehingga obyek yang berada ke-12 bentuk sabun sudah padat
diluar sabun akan terlihat. Sabun secara keseluruhan. Pada
transparan ini juga mempunyai busa pengamatan aroma, semua formula
yang lebih halus dibandingkan memiliki aroma melati karena
dengan sabun yang tidak transparan. ditambahkan minyak melati sebagai
Uji mutu sediaan sabun padat pewangi, karena ekstrak biji bunga
dilakukan untuk mengetahui apakah matahari tidak memiliki bau yang
sabun yang dibuat sesuai dengan khas.
SNI 06-3532-1994. Uji yang Pengujian kadar air pada
dilakukan pada penelitian ini adalah sabun perlu dilakukan karena kadar
uji organoleptik, uji kadar air, uji pH air akan mempengaruhi kualitas
dan uji asam lemak bebas. Uji sabun. Berdasarkan SNI 06-3532-
dilakukan selama waktu 1994, kadar air dalam sediaan sabun
penyimpanan dilakukan pada hari maksimal 15%. Hasil persentase
ke-1, ke-6 dan ke-12 untuk kadar air dapat dilihat pada gambar
mengetahui apakah ada perbedaan 1. berikut ini:
hasil selama waktu penyimpanan.

Gambar 1. Presentase Kadar Air

Menurunnya kadar air yang Menurut Widyasanti dkk (2016),


terkandung dalam sabun transparan saponin merupakan senyawa
yang dihasilkan bisa disebabkan glikosida kompleks yang apabila
karena ekstrak biji bunga matahari dihidrolisis akan menghasilkan
mengandung senyawa saponin. glikon (gula) dan aglikon (non-
80
Stigma 11(1): 77-84; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

gula). Gula bersifat higroskopis, lebih besar pada formula 4, sehingga


sehingga dapat menyerap uap air. dapat meningkatkan derajat
Semakin banyak kadar ekstrak biji keasaman pada sabun transparan
bunga matahari yang ditambahkan yang dihasilkan. Sabun dengan pH
ke dalam formula sabun, maka yang terlalu basa dapat
semakin banyak pula air yang akan meningkatkan daya absorpsi kulit
diserap oleh gula sehingga sehingga kulit menjadi iritasi dan
kandungan kadar air berkurang. kering. Menurut Nurhadi (2012),
Secara keseluruhan, kadar air yang ketidakstabilan pH ini kemungkinan
terkandung dalam sabun padat besar dapat disebabkan karena
transparan ini telah memenuhi faktor pemanasan, karena terjadi
standar mutu sabun padat (SNI) hidrolisis bahan aktif ester natrium
yaitu tidak lebih dari 15%. dengan asam lemak sehingga dapat
Pada umumnya pH sabun menyebabkan adanya alkali bebas
padat berkisar antara 9-11 (BSN, yang dapat meningkatkan pH sabun.
1994). Pada uji pH yang telah Asam lemak yang terkandung
dilakukan, dihasilkan pH sebesar 9 dalam sabun padat transparan
pada formula 1, pH 10 pada formula dihasilkan dari minyak kelapa sawit
2, dan 3. Nilai pH dengan nilai 9-10 yang digunakan sebagai bahan baku
tersebut menunjukkan bahwa sabun pembuatan sabun padat transparan
yang dihasilkan bersifat basa. Pada pada penelitian ini. Jumlah asam
formula 4 nilai pH yang dihasilkan lemak yang terkandung dalam sabun
adalah 11. Hal ini bisa disebabkan padat transparan untuk masing-
karena adanya penambahan jumlah masing perlakuan dapat dilihat pada
ekstrak biji bunga matahari yang gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Presentase Jumlah Asam Lemak

Dari gambar tersebut dapat sebesar (28,5%) dan jumlah


dilihat bahwa jumlah asam lemak terendah pada formula 1 (22,7%).
tertinggi ada pada formula 4 yaitu Ekstrak biji bunga matahari yang

81
I.A.K. Pramushinta dan P.S. Ajiningrum: Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Dengan Penambahan Ekstrak Biji Bunga
Matahari (Helianthus annus L.)

ditambahkan lebih banyak pada bebas pada keempat formula


formula 4 dapat meningkatkan tersebut karena air yang digunakan
jumlah asam lemak. Hal ini terjadi untuk melarutkan NaOH terlalu
karena adanya senyawa organik sedikit, sehingga NaOH yang
lemak sterol yang terkandung dalam ditambahkan pada sabun padat
ekstrak biji bunga matahari yang transparan memiliki konsentrasi
tidak dapat terhidrolisis. Jika yang pekat (Rozi dkk, 2013).
mengacu pada standar mutu sabun Kelebihan alkali bebas pada sabun
padat (SNI), maka jumlah asam dapat mengakibatkan iritasi pada
lemak yang dihasilkan dalam kulit. Dari hasil yang terlihat pada
penelitian ini belum memenuhi gambar 3, kadar alkali bebas
standar SNI, yaitu minimal 70%. tertinggi adalah formula 4 (0,089%)
Uji kadar alkali bebas dan yang terendah terdapat pada
dilakukan untuk mengetahui adanya sampel formula 1 (0,071%),
kelebihan alkali bebas dan juga sehingga bisa disimpulkan bahwa
melihat apakah sabun padat sabun padat transparan ini memiliki
transparan yang dibuat sesuai karakteristik yang telah memenuhi
dengan standar mutu SNI yaitu standar SNI.
maksimal 0,1%. Adanya alkali

Gambar 3. Presentase Kadar Alkali Bebas

Persentase kadar fraksi tak komponen yang tidak tersabunkan


tersabunkan pada sabun padat karena tidak bereaksi dengan
transparan yang dihasilkan dapat senyawa alkali (natrium), namun
dilihat pada gambar 4. Nilai Kadar dapat larut dalam minyak pada saat
fraksi tak tersabunkan paling tinggi pembuatan sabun (Widyasanti dkk,
terdapat pada formula 3 sebesar 2016). Peningkatan penambahan
0,987% dan nilai kadar terendah ekstrak biji bunga matahari
terdapat pada sampel formula 2 berpengaruh terhadap besarnya nilai
sebesar 0,876%. Kadar fraksi tak kadar fraksi yang dihasilkan. Nilai
tersabunkan merupakan jumlah kadar fraksi tak tersabunkan pada
82
Stigma 11(1): 77-84; April 2018 ISSN: 1412 – 1840
© 2018 Prodi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya

penelitian ini berkisar antara disimpulkan sudah memenuhi


0,881%–0,926%, sehingga dapat standar SNI yaitu < 2,5%

Gambar 4. Persentase Kadar Fraksi Tersabunkan

Hasil uji organoleptik, uji fraksi tak tersabunkan dapat dilihat


kadar air, uji pH, jumlah asam pada tabel II berikut ini:
lemak, kadar alkali bebas dan kadar

Tabel II. Hasil Uji Organoleptik, Kadar Air, pH, Jumlah Asam Lemak, kadar
alkali bebas dan kadar fraksi tak tersabunkan.
Perlakuan
Uraian Uji Formula I Formula II Formula III Formula IV Keterangan
(0%) (0,5%) (1%) (1,5%)
Bentuk Padat Padat Padat Padat
Organole Bening Coklat Coklat bening Coklat bening
Warna bening Sesuai Standar
ptik
Aroma Melati Melati Melati Melati

Kadar Air 9 11,1 10,9 10,1 Sesuai Standar


pH 9 10 10 11 Sesuai Standar
Tidak Sesuai
Jumlah Asam Lemak 22,7 25,6 27,7 28,5
Standar

kadar alkali bebas 0,071 0,076 0,08 0,089 Sesuai Standar

kadar fraksi tak


0,881 0,876 0,987 0,926 Sesuai Standar
tersabunkan

Kesimpulan
Hasil analisis mengenai uji sifat
kimia sabun seluruh sampel sabun Saran
padat transparan yang dihasilkan Diperlukan penelitian lanjutan
sudah memenuhi syarat SNI kecuali mengenai uji aktivitas antibakteri
jumlah asam lemak. sabun padat transparan dan
83
I.A.K. Pramushinta dan P.S. Ajiningrum: Formulasi Sediaan Sabun Padat Transparan Dengan Penambahan Ekstrak Biji Bunga
Matahari (Helianthus annus L.)

pengaruh aplikasi sabun padat Pendidikan Biologi FKIP


transparan terhadap proses awal UNS: 706-711.
penyembuhan luka. Rozi, M., T.N.S. Sulaiman, dan
P.Indrayudha. 2013.
Daftar Pustaka Formulasi Sediaan Sabun
Badan Standarisasi Nasional. 1994. Mandi Transparan Minyak
Standar Mutu Sabun Mandi, Atsiri Jeruk Nipis (Citrus
SNI 06-3532-1994. Dewan aurantifolia) Dengan Cocamid
Standarisasi Nasional, Jakarta. DEA Sebagai Surfaktan.
Husna, N., Suryanto dan D. Purba. http://eprints.ums.ac.id/24210/
2012. Efek Pelembab Minyak 12/10._NASKAH_PUBLIKA
Biji Bunga Matahari Dalam SI.pdf.
Sediaan Krim Tangan. Journal Sukawaty, Y., H. Warnida, A.V.
of Pharmaceutics and Artha. 2016. Formulasi
Pharmacology. Vol. 1(1): 63- Sediaan Sabun Mandi Padat
69. Ekstrak Etanol Umbi Bawang
Monika, T., C.A. Edityaningrum Tiwai (Eleutherine bulbosa
dan A. Binarjo. 2015. (Mill). Urb.). Media Farmasi
Formulasi Emulgel Minyak Vol. 13 (1): 14-22.
Biji Bunga Matahari Wasitaatmaja, S.M. 2006. Ilmu
(Helianthus annuus, L.) Penyakit Kulit dan Kelamin 3.
Sebagai Sediaan Penyembuh Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Luka Bakar. Media Farmasi Widyasanti, A dan J.M. Rohani.
Vol. 12 (1): 1-16 2017. Pembuatan Sabun Padat
Nurhadi, S.C. 2012. Pembuatan Transparan Berbasis Minyak
sabun mandi gel alami dengan Zaitun Dengan Penambahan
bahan aktif Mikroalga Ekstrak Teh Putih. Jurnal
Chlorrela pyrenoidosa Penelitian Teh dan Kina 20(1):
Beyenrick dan Minyak atsiri 13-29.
Lavandula lativolia Chaix. Widyasanti, A., C.L. Farddani, dan
Skripsi. Program Studi Teknik D. Rohdiana. 2016.
Industri Fakultas Sains dan Pembuatan Sabun Padat
Teknologi, Universitas Ma Transparan Menggunakan
Chug, Malang. Minyak Kelapa Sawit (Palm
Rodhiyah dan Sulistiyawati. 2012. Oil) Dengan Penambahan
Pengaruh Ekstrak Minyak Biji Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih
Bunga Matahari (Helianthus (Camellia sinensis). Jurnal
annuus) Terhadap Proses Teknik Pertanian Lampung
Penyembuhan Luka. Prosiding Vol 5 (3): 125-136.
Seminar Nasional IX

84

Anda mungkin juga menyukai