Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN

KESELAMATAN KERJA FASILITAS SANITASI PENYEDIAAN AIR


BERSIH DAN AIR MINUM DI PT. ASA

OLEH :

Marsela Vinny Vionita KM.15.00478

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA HUSADA YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah
menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang
didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas. Penyamakan
kulit sebagai salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah, terutama
tanin, kromium, suspensi solid, BOD, COD dan klorida. Industri penyamakan
kulit merupakan industri yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
lingkungan. Hal ini bisa diakibatkan oleh proses persiapan, produksi dan finishing
yang menghasilkan limbah padat maupun limbah cair (Soeripto, 2008).
Setiap industri harus menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan. Hal
ini diatur oleh permerinta Republik Indonesia dalam Permenkes No 70 tahun 2016
tentang Syarat dan Persyratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. PT. Adi
Satria Abadi merupakan salah satu industry yang bergerak dalam bidang
penyamakan kulit yang terletak di dusun Sitimulyo, Bantul, Yogyakarta, juga
memiliki kewajiban untuk ikut menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan
terutama kesehatan lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat (Higiene
dan Sanitasi lingkungan industri perusahaan).
Salah unsur sanitasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan atau sektor
industri adalah penyediaan air bersih yang sehat dan aman untuk di konsumsi. Air
berasal dari sumber air yang ada di alam, baik itu badan air, air angkasa (air
hujan), air permukaan dan juga air tanah. setiap industri harus menjaga kualitas air
baik air angkasa maupun air tanah. hal ini juga menjadi kewajiban dari PT. Adi
Satria Abadi. Air yang sering digunakan oleh PT. Adi Satria Abadi bersumber
dari air tanah dan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Oleh sebab itu
PT. Asa yang bergerak dibidang pengolahan kulit harus menjaga kualitas dari air
tersebut dengan cara tidak mencemari air dengan limbah perusahaan. Kualitas air
tanah lebih baik jika dibandingkan dengan air angkasa maupun air permukaan.
Hal ini disebabkan karena air angkasa maupun air permukaan relatif lebih mudah
tercemar, sebaliknya air tanah sulit untuk tercemar (Rahmawati, 2005).
Air tanah masih dapat tercemar, karena dapat melarutkan berbagai mineral
dan bahan-bahan lainnya sewaktu terjadinya proses peresapan. Pencemaran dalam
hal ini termasuk pula dengan ditemukannya berbagai unsur kimia di dalam air
tanah seperti besi (Fe), mangan (Mn), merkuri (Hg), flourida (F), kadmium (Cd),
klorida (Cl) dan kromium (Cr). Secara fisik air sumur yang telah tercemar oleh
besi (Fe) dan mangan (Mn) akan berbau anyir dan berwarna keruh kuning keruh.
Menurut Joko (2010), konsentrasi besi (Fe) terlatur dalam air yang
melebihi batas baku mutu akan menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan
teknis, misalnya; korosif pada pipa yang mengakibatkan pembatuan, dan
gangguan fisik, misalnya; timbulnya warna, bau, dan rasa, serta menyebabkan
gangguan kesehatan, misalnya; merusak dinding usus, iritasi pada mata dan kulit.
Kualitas air juga harus diperhatikan di suatu industri adalah kualitas
mikrobiologi yang terkandung dalam air. Kualitas mikrobiologi dapat dilihat
melalui pemeriksaan laboratorium untuk melihat jumlah angka kuman yang
terkandung dalam air. Mikrobiologi dalam air depat meningkat apabila tercemar
oleh limbah dan juga sampah dan Total padatan. Pemakaian air yang tidak
memenuhi syarat kualitas air bersih secara mikrobiologi dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bagi manusia, dan tubuh manusia tersebut akan mudah
terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, tipes, muntaber, diare dan lain-
lain (Asmadi, Dkk, 2011).
Oleh karena itu PT. Adi Satria Abadi sebagai industri yang berpotensi
menghasilkan Limbah yang cukup banyak harus dilakukan pemeriksaan kualitas
air sehingga air yang digunakan benar-benar adalah sumber air yang bersih dan
aman, baik bagi karyawan di perusahaan, maupun masyrakat yang berada
disekitar lingkungan industri PT. Adi Satria Abadi. Berdasarkan latar belakang
telah dikemukakan kami telah meakukan kunjungan ke PT. Adi Satria Abadi pada
tanggal 22 November 2018 telah dilakukan pengambilan sampel dan telah
diperiksakan di Balai Pengujian, Informasi Pemukiman dan Bangunan dan
Pengembangan Jasa Konstruksi (PIPBPJK) Yogyakarta. Untuk menilai kualitas
air konsumsi dan air produksi yang ada di PT. Adi Satria Abadi

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas air di PT. ASA
2. Cheklist penyediaan air bersih dan air minum pada PT. Adi Satria Abadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memlihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk
keperluan cuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak terbuang
sembarangan (Depkes RI 2004).

B. Pengertian Air Bersih


Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan
harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia
yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi
setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya
kesehatan (Dwijosaputro, 1981).

C. Pengertian Air Minum


Menurut Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.

D. Syarat Kualitas Air


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017, tentang :
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum, menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai
sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi
persyaratan secara fisik, secara kimia dan secara bakteriologis.
1. Syarat fisik
Persyaratan secara fisik, antara lain harus tidak berbau, tidak berasa, tidak
keruh, serta tidak berwarna, pada umumnya syarat fisik ini diperhatikan untuk
estetika air.
2. Syarat kimia
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh
zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg),
Alumunium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium
(Ca), Mangan (Mn), derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), Chrom (Cr)
dan zat-zat kimia lainnya.
3. Syarat bakteriologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air
angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang
ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa, dan metaza. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli
(Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen (Soemirat,
2000). Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakteri
yang masih diperbolehkan yaitu jumlah fecal Coli dalam air bersih bukan
perpipaan adalah 0 per 100 ml.
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Waktu : Kamis, 22 November 2018
Tempat : PT. Adi Satria Abadi, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta.
B. Teknik Pengamatan
1. Observasi
2. Wawancara
3. Pemeriksaan sampel air di Laboratorium
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
a) Alat tulis
b) Botol sampel
c) Pemantik
2. Cara kerja
a) Air dialirkan penuh atau deras selama 2-3 menit atau waktu yang
dianggap cukup untuk membersihkan kran.
b) Kran ditutup.
c) Mulut kran disterilkan dengan api pemantik.
d) Kran dialirkan kembali dengan aliran sedang.
e) Air yang keluar berikutnya ditampung dengan botol steril sampai terisi
2/3 volume botol.
f) Setelah sampel terambil, disterilkan dan segera ditutup.
g) Botol sampel diberi label dengan data-data:
 Jenis sampel
 Lokasi pengambilan sampel
 Jenis pemeriksaan
3. Pelaksanaan Praktek
a) Mahasiswa melakukan temu muka dengan pihak PT. Adi Satria
Abadi.
b) Survei langsung bersama pihak PT. Adi Satria Abadi ke tempat proses
pengolahan kulit mentah menjadi kulit setengah jadi.
c) Pengambilan sampel air bersih di PT. Adi Satri Abadi untuk dilakukan
pemeriksaan Ph, DO, CO2, amoniak dan bakteri koli total.
d) Membuat laporan dari hasil kunjungan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Hasil Cheklist Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Didapatkan hasil cheklist penyediaan air bersih dan air minum sebagai
berikut yakni :
Tabel 1 : Penyediaan Air Bersih Dan Air Minum (Total Skor
Maks = 200)
No Variabel Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1 Air Bersih 10 a) Sumber air berasal 2 2 20
dari PAM, PDAM,
sumber air tanah yang
telah diolah dan
memenuhi syarat
kesehatan
b) Tersedia ier bersih 2 2 20
untuk kebutuhan
karyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr
c) Kualitas air bersih 2 2 20
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih)
d) Distribusi air dengan 2 2 20
sistim perpipaan
e) Dilakukan 2 1 10
pengambilan sample
air bersih pada
sumber dan
diperiksakan ke lab.
Min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim
penghujan)
2 Air Minum 10 a) Kualitas air minum 3 3 30
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dan aman
b) Konstruksi dan tipe 3 3 30
yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap
50 karyawan
c) Tersedia gelas untuk 2 1 10
minum dengan
frekuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah
d) Tempat minum untuk 2 2 20
air minum terjamin
hygienitasnya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya kotaminasi
di dalamnya)

2. Hasil Pemeriksaan Sampel Air Di Laboratorium Balai PIPBPJK


Dari hasil pemeriksaan sampel dilaboratorium didapatkan hasil
sebagai berikut :
a. Tabel 2 : hasil pengujian Air bersih (Sumur Produksi) dengan
kode Sampel yakni 01953.1a / A / 2018
No Parameter Satuan Hasil Uji Yakni Metode Uji Kadar
01953.1a / A / 2018 Maksimum
1 pH * ( ^ ) - 7,5 SNI 06 – 6989.11 - 2004 6,5 – 8,5
2 Amoniak mg/L 5 SNI 06 – 6989.30 – 2005 (-)
3 Bakteri JPT/100 2 Metode MPN 50
total mL
colifrom
4 DO mg/L 7,25 SNI 06 – 6989.14 - 2004 (-)

b. Tabel 2 : hasil pengujian Air bersih (Sumur Konsumsi) dengan


kode Sampel yakni 01953.1b / A / 2018
No Parameter Satuan Hasil Uji Yakni Metode Uji Kadar
01953.1a / A / 2018 Maksimum
1 pH * ( ^ ) - 7,3 SNI 06 – 6989.11 - 2004 6,5 – 8,5
2 Amoniak mg/L 0,01 SNI 06 – 6989.30 – 2005 (-)
3 Bakteri JPT/100 2 Metode MPN 50
total mL
colifrom
4 DO mg/L 6,30 SNI 06 – 6989.14 - 2004 (-)
B. Pembahasan
1. Hasil Cheklist Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Setelah dilakukan kujungan ke PT. ASA dan melakukan pengamatn
serta wawancara dan pengisian cheklist penyediaan air bersih dan air
minum didapatkan hasil penilaian beberapa item terkait yang ada di dalam
cheklist tersebut diketahui nilai total skor yang didapat yakni 180 dan total
skor maksimal sebesar 200. Untuk menentukan kriteria penilaian maka
digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :
% = Jumlah Skor Hasil x 100 %
Jumlah Skor Maks
= 180 x 100%
200
= 90%
Penyediaan air bersih dan air minum dinyatakan telah memenuhi
syarat karena nilai total skor yang didapat sebesar 90% dan sudah sesuai
dengan kriteria penilaian yakni :
 Memenuhi syarat : 75% - 100%
 Tidak memenuhi syarat : <75%

2. Hasil Pemeriksaan Sampel Air Di Laboratorium Balai PIPBPJK


Dari hasil kunjungan dan pemeriksaan sampel air yang telah di lakukan
di laboratorium Balai Pengujian, Informasi Pemukiman dan Bangunan
dan Pengembangan Jasa Konstruksi (PIPBPJK) Yogyakarta untuk sampel
air :
a) Untuk Hasil Laboratorium Fisik Kimia Air
Untuk Air Bersih (Sumur Produksi) dan Air Bersih (Sumur
konsumsi) telah diketahui hasil laboratorium pada pemeriksaan fisik
kimia air yaitu untuk Air bersih (sumur produksi) pada parameter
pH, Do, dan Amoniak masih berada dibawah kadar maksimum yaitu
dengan hasil :
 pH : 7,5 (Kadar Maksimum 6,5 – 8,5)
 DO : 7,25 mg/L
 Amoniak : 5 mg/L

Dan untuk air bersih (sumur konsumsi) didapatkan hasil yang


masih berada dibawah kadar maksimum yakni :
 pH : 7,3 (Kadar Maksimum 6,5 – 8,5)
 DO : 6,30 mg/L
 Amoniak : 0,01 mg/L
Didapat hasil laboratorium normal pada parameter pH, Do, dan
Amoniak pada air bersih (sumur Produksi) dan air (sumur
Konsumsi) di PT. ASA, dengan demikian air bersih (sumur
produksi) dan air bersih (sumur Konsumsi) tersebut masih bisa
digunakan oleh PT.ASA dalam proses produksi setiap harinya dan
bisa digunakan oleh para karyawan dengan aman untuk kebutuhan
konsumsi setiap hari.

b) Untuk Hasil Laboratorium Biologi


Telah diketahui hasil pada pemeriksaan biologi pada air bersih
(sumur prosuksi) yakni parameter Bakteri Total Coliform jumlahnya
yakni 2 JPT/100 mL (Kadar Maksimum 50 JPT/100 mL) dan
hasilnya menunjukan bahwa masih berada dibawah batas
maksimum.
Begitu pula dengan hasil pemeriksaan pada air bersih (sumur
konsumsi) yakni parameter Bakteri Total Coliform jumlah yang
didapat yakni 2 JPT/100 mL (Kadar Maksimum 50 JPT/100 mL) dan
hasilnya juga masih berada dibawah batas maksimum.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil total skor cheklist penyediaan air bersih dan air minum
dinyatakan telah memenuhi syarat karena nilai total skor yang didapat sebesar
90% dan sudah sesuai dengan kriteria penilaian, begitupun dengan hasil
pemeriksaan sampel air yang dilakukan di laboratorium Balai PIPBPJK
didapatkan hasil yang menunjukan bahwa air yang ada di PT.ASA memenuhi
syarat kualitas air yang bagus, baik itu kualitas secara fisik, kimia dan
bakteriologis dan hasil laboratorium juga menujukan bahwa kandungan air
masih dibawah kadar maksimum dengan parameter pH, Amoniak, Bakteri
Total Coliform, dan Do baik itu untuk air bersih sumur produksi maupun air
sumur konsumsi.

B. Saran
Diharapkan agar perusahaan tetap mempertahankan hasil normal
laboratorium tersebut serta rutin dilakukan pengambilan sampel air bersih
pada sumber dan diperiksakan di lab, minimal 2 kali dalam setahun serta
baik itu pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.
LAMPIRAN

1. Cheklist Penyediaan Air Bersih dan Air Minum


No Variabel Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1 Air Bersih 10 f) Sumber air berasal 2
dari PAM, PDAM,
sumber air tanah yang
telah diolah dan
memenuhi syarat
kesehatan
g) Tersedia ier bersih 2
untuk kebutuhan
karyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr
h) Kualitas air bersih 2
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih)
i) Distribusi air dengan 2
sistim perpipaan

j) Dilakukan 2
pengambilan sample
air bersih pada
sumber dan
diperiksakan ke lab.
Min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim
penghujan)
2 Air Minum 10 e) Kualitas air minum 3
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dan aman
f) Konstruksi dan tipe 3
yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap
50 karyawan
g) Tersedia gelas untuk 2
minum dengan
frekuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah
h) Tempat minum untuk 2
air minum terjamin
hygienitasnya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya kotaminasi
di dalamnya)
DAFTAR PUSTAKA

 Asmadi, dkk. 2011. Teknologi pengelolaan air bersih. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Anda mungkin juga menyukai