OLEH :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah
menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang
didorong perkembangannya sebagai penghasil devisa non migas. Penyamakan
kulit sebagai salah satu industri yang berpotensi menghasilkan limbah, terutama
tanin, kromium, suspensi solid, BOD, COD dan klorida. Industri penyamakan
kulit merupakan industri yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan
lingkungan. Hal ini bisa diakibatkan oleh proses persiapan, produksi dan finishing
yang menghasilkan limbah padat maupun limbah cair (Soeripto, 2008).
Setiap industri harus menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan. Hal
ini diatur oleh permerinta Republik Indonesia dalam Permenkes No 70 tahun 2016
tentang Syarat dan Persyratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri. PT. Adi
Satria Abadi merupakan salah satu industry yang bergerak dalam bidang
penyamakan kulit yang terletak di dusun Sitimulyo, Bantul, Yogyakarta, juga
memiliki kewajiban untuk ikut menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan
terutama kesehatan lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat (Higiene
dan Sanitasi lingkungan industri perusahaan).
Salah unsur sanitasi yang harus dipenuhi oleh perusahaan atau sektor
industri adalah penyediaan air bersih yang sehat dan aman untuk di konsumsi. Air
berasal dari sumber air yang ada di alam, baik itu badan air, air angkasa (air
hujan), air permukaan dan juga air tanah. setiap industri harus menjaga kualitas air
baik air angkasa maupun air tanah. hal ini juga menjadi kewajiban dari PT. Adi
Satria Abadi. Air yang sering digunakan oleh PT. Adi Satria Abadi bersumber
dari air tanah dan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Oleh sebab itu
PT. Asa yang bergerak dibidang pengolahan kulit harus menjaga kualitas dari air
tersebut dengan cara tidak mencemari air dengan limbah perusahaan. Kualitas air
tanah lebih baik jika dibandingkan dengan air angkasa maupun air permukaan.
Hal ini disebabkan karena air angkasa maupun air permukaan relatif lebih mudah
tercemar, sebaliknya air tanah sulit untuk tercemar (Rahmawati, 2005).
Air tanah masih dapat tercemar, karena dapat melarutkan berbagai mineral
dan bahan-bahan lainnya sewaktu terjadinya proses peresapan. Pencemaran dalam
hal ini termasuk pula dengan ditemukannya berbagai unsur kimia di dalam air
tanah seperti besi (Fe), mangan (Mn), merkuri (Hg), flourida (F), kadmium (Cd),
klorida (Cl) dan kromium (Cr). Secara fisik air sumur yang telah tercemar oleh
besi (Fe) dan mangan (Mn) akan berbau anyir dan berwarna keruh kuning keruh.
Menurut Joko (2010), konsentrasi besi (Fe) terlatur dalam air yang
melebihi batas baku mutu akan menyebabkan berbagai masalah seperti gangguan
teknis, misalnya; korosif pada pipa yang mengakibatkan pembatuan, dan
gangguan fisik, misalnya; timbulnya warna, bau, dan rasa, serta menyebabkan
gangguan kesehatan, misalnya; merusak dinding usus, iritasi pada mata dan kulit.
Kualitas air juga harus diperhatikan di suatu industri adalah kualitas
mikrobiologi yang terkandung dalam air. Kualitas mikrobiologi dapat dilihat
melalui pemeriksaan laboratorium untuk melihat jumlah angka kuman yang
terkandung dalam air. Mikrobiologi dalam air depat meningkat apabila tercemar
oleh limbah dan juga sampah dan Total padatan. Pemakaian air yang tidak
memenuhi syarat kualitas air bersih secara mikrobiologi dapat menimbulkan
gangguan kesehatan bagi manusia, dan tubuh manusia tersebut akan mudah
terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, tipes, muntaber, diare dan lain-
lain (Asmadi, Dkk, 2011).
Oleh karena itu PT. Adi Satria Abadi sebagai industri yang berpotensi
menghasilkan Limbah yang cukup banyak harus dilakukan pemeriksaan kualitas
air sehingga air yang digunakan benar-benar adalah sumber air yang bersih dan
aman, baik bagi karyawan di perusahaan, maupun masyrakat yang berada
disekitar lingkungan industri PT. Adi Satria Abadi. Berdasarkan latar belakang
telah dikemukakan kami telah meakukan kunjungan ke PT. Adi Satria Abadi pada
tanggal 22 November 2018 telah dilakukan pengambilan sampel dan telah
diperiksakan di Balai Pengujian, Informasi Pemukiman dan Bangunan dan
Pengembangan Jasa Konstruksi (PIPBPJK) Yogyakarta. Untuk menilai kualitas
air konsumsi dan air produksi yang ada di PT. Adi Satria Abadi
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kualitas air di PT. ASA
2. Cheklist penyediaan air bersih dan air minum pada PT. Adi Satria Abadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memlihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya menyediakan air bersih untuk
keperluan cuci tangan, menyediakan tempat sampah agar tidak terbuang
sembarangan (Depkes RI 2004).
METODE PELAKSANAAN
A. Hasil
1. Hasil Cheklist Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Didapatkan hasil cheklist penyediaan air bersih dan air minum sebagai
berikut yakni :
Tabel 1 : Penyediaan Air Bersih Dan Air Minum (Total Skor
Maks = 200)
No Variabel Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Nilai Skor
Max Hasil
1 Air Bersih 10 a) Sumber air berasal 2 2 20
dari PAM, PDAM,
sumber air tanah yang
telah diolah dan
memenuhi syarat
kesehatan
b) Tersedia ier bersih 2 2 20
untuk kebutuhan
karyawan dengan
kapasitas 60 lt/org/hr
c) Kualitas air bersih 2 2 20
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih)
d) Distribusi air dengan 2 2 20
sistim perpipaan
e) Dilakukan 2 1 10
pengambilan sample
air bersih pada
sumber dan
diperiksakan ke lab.
Min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim
penghujan)
2 Air Minum 10 a) Kualitas air minum 3 3 30
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dan aman
b) Konstruksi dan tipe 3 3 30
yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap
50 karyawan
c) Tersedia gelas untuk 2 1 10
minum dengan
frekuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah
d) Tempat minum untuk 2 2 20
air minum terjamin
hygienitasnya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya kotaminasi
di dalamnya)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil total skor cheklist penyediaan air bersih dan air minum
dinyatakan telah memenuhi syarat karena nilai total skor yang didapat sebesar
90% dan sudah sesuai dengan kriteria penilaian, begitupun dengan hasil
pemeriksaan sampel air yang dilakukan di laboratorium Balai PIPBPJK
didapatkan hasil yang menunjukan bahwa air yang ada di PT.ASA memenuhi
syarat kualitas air yang bagus, baik itu kualitas secara fisik, kimia dan
bakteriologis dan hasil laboratorium juga menujukan bahwa kandungan air
masih dibawah kadar maksimum dengan parameter pH, Amoniak, Bakteri
Total Coliform, dan Do baik itu untuk air bersih sumur produksi maupun air
sumur konsumsi.
B. Saran
Diharapkan agar perusahaan tetap mempertahankan hasil normal
laboratorium tersebut serta rutin dilakukan pengambilan sampel air bersih
pada sumber dan diperiksakan di lab, minimal 2 kali dalam setahun serta
baik itu pada musim kemarau maupun pada musim penghujan.
LAMPIRAN
j) Dilakukan 2
pengambilan sample
air bersih pada
sumber dan
diperiksakan ke lab.
Min. 2 kali setahun
(pada musim kemarau
dan musim
penghujan)
2 Air Minum 10 e) Kualitas air minum 3
memenuhi syarat
kesehatan secara fisik
(tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau,
dan jernih), segar,
sehat, dan aman
f) Konstruksi dan tipe 3
yang disediakan
perusahaan min. 1
tempat untuk setiap
50 karyawan
g) Tersedia gelas untuk 2
minum dengan
frekuensi sekali
penggunaan yang
dilengkapi dengan
tempat sampah
h) Tempat minum untuk 2
air minum terjamin
hygienitasnya (tidak
memudahkan untuk
terjadinya kotaminasi
di dalamnya)
DAFTAR PUSTAKA