SELATAN
SKRIPSI
Oleh :
108104000046
1435 H/2014 M
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Telepon : 085755106679
E-Mail : argaindera@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
Timur
2005-2007 : Pengurus HIMSAPODA Asrama Pondok Tinggi PP
Jakarta
ABSTRAK
Riskesdas 2007 menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi di Indonesia
yaitu 31,7% dimana 7,2% mengetahui tentang penyakitnya dan 0,4% yang
minum obat antihipertensi. Banyak faktor yang mempengaruhi hipertensi,
salah satunya merokok. Tingkat konsumsi rokok di Indonesia juga tinggi.
Survei nasional 2004 menyebutkan 63,2% laki-laki adalah perokok. Untuk
mencegah terjadinya keparahan dan penderita hipertensi yang lain maka
perlu diketahui gambaran tekanan darah berdasarkan faktor resiko hipertensi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tekanan darah berdasarkan
faktor resiko hipertensi. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain
penelitian deskriptif. Jumlah sampelnya 106 orang, yaitu pasien hipertensi
perokok yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ciputat. Pengambilan
sampel dengan accidental sampling dimana pengumpulan data dilakukan
dengan pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah.
Hasil penelitian ini seluruh responden berjenis kelamin laki-laki dengan
tekanan darah rata-rata 134,91/89,81mmHg dan mayoritas responden berusia
41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23%). Rata-rata tekanan darah responden
yang merokok >20 batang perhari : 146,5/100,5 mmHg. Rata-rata tekanan
darah responden yang merokok >10 tahun : 139,83/93,17 mmHg. Rata-rata
tekanan darah responden yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan
tinggi garam : 146/99,5 mmHg dan 146/98 mmHg. Rata-rata tekanan darah
responden yang jarang/tidak pernah olahraga : 136,76/90,29 mmHg. Serta
rata-rata tekanan darah responden yang tidak patuh dalam pengobatan :
140/93,44 mmHg. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak penderita
hipertensi yang merokok dan memiliki kebiasaan hidup yang tidak baik.
i
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
NURSING SCIENCE STUDY
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Paper, February 2013
Arga Indera Wahyudi, NIM : 108104000046
ABSTRACT
Prevalence of hypertension in Indonesia, based on Riskesdas 2007, is
high(31,7%). But, just 7,2% people know about their disease and just 0,4%
were taking antihypertensive medication. The risk factors of hypertension is
so many kind, smoking is one of them. Level of cigarette consumption in
Indonesia is high. National survey in 2004 found that 63,4% of men were
smokers. To prevent the occurence and severity of hypertension, we need to
know an overview of risk factors of hypertension
The aim of the study is to describe blood pressure based on the risk factors of
hypertension. This descriptive research had 106 samples, which is smokers
hypertension patients in Working Area of Puskesmas Ciputat,South
Tangerang. Accidental sampling is used. Data collected by filling out the
questionnaire and blood pressure measurements.
The result of the study is the blood pressure of smokers that have level of
cigarettes >20 per day is 146,5/100,5 mmHg. The blood pressure of >10
years smokers 139,83/93,17 mmHg. The blood pressure of respondents that
have high level of fatty consumption is 146/99,5 mmHg, while salty
consumption is 146/98 mmHg. The respondents with low level activity have
136,76/90,29 mmHg. The respondents who do not take medication have
140/93,44 mmHg. The conclusion is so many smoker hypertension patients
who have bad life style that can make their disease worse.
ii
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat beserta pengikutnya hingga akhir
zaman.
Atas kekuasaan dan izin Allah SWT Skripsi dengan judul “Gambaran
selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kelemahan.
Oleh karena itu, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan kecuali
1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin Sp. And. Selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM. Selaku Kepala Program Studi
dan Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., M.Sc. selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
pertama dan Ibu Nia Damiati, S.Kp., MSN. Selaku Dosen Pembimbing kedua
skripsi ini.
iii
4. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Dosen Pembimbing
5. Bapak Kepala UPT Puskesmas Ciputat beserta staff yang telah memberikan
6. Bpk/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmu yang
7. Ayah (Wahyudi), ibu (Lilik Surti P.) dan Adikku tersayang (Ainun Anugerah
W.) yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah, serta memberi nasehat dan
8. Abi (Khariri Machmud), Umi (Nanik Ni’matus S.) dan Mayli serta Fika yang
Jawa Timur, atas segala doa dan petuah yang mengantar dan mengingatkan
10. Pihak Kementerian Agama RI seta pengelola PBSB yang telah memberi
11. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRA
Nasional maupun CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberi
semangat, inspirasi, nasehat, canda, tawa, dan ilmu yang tak henti-hentinya.
iv
12. Sahabat-Sahabatiku dalam wadah kebersamaan PMII, yang memberi siraman
keperawatan angkatan 2008 khususnya, atas segala diskusi dan beda pendapat
14. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Kehadiran kalian, sekecil apapun, adalah bagian
dengan harapan semoga amal baik yang telah dicurahkan guna membantu
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis menerima segala bentuk kritik, saran, dan masukan
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... ix
A. Simpulan................................................................................................75
B. Saran ......................................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Lama Merokok .........55
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Aktifitas Olahraga ... 58
ix
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Berdasarkan Kepatuhan
Pengobatan .................................................................................................59
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR SINGKATAN
ml = mili liter
mm = mili meter
SV = stroke volume
TD = Tekanan Darah
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Kuisioner
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi non infeksi (penyakit degeneratif)
seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi saat ini
disatu pihak masih adanya penyakit infeksi yang harus ditangani dan dilain pihak
tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun
angka kesakitan yang tinggi. Hipertensi akan memberi gejala yang berlanjut untuk
suatu target organ seperti otak (stroke), pembuluh darah jantung (penyakit jantung
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer) karena termasuk dalam
1
2
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap
organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang hipertensi
ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin atau
kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah
mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi.
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg.
Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dengan usia
160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmHg sedangkan hipertensi stadium
3
III apabila tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan tekanan diastoliknya
Faktor risiko hipertensi antara lain adalah : faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok. Hipertensi
hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi
memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal. Hipertensi
lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang berkulit putih.
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan lemak dapat
Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa dari
antara lain dengan cara menurunkan berat badan berlebih (obesitas), pembatasan
asupan garam, melakukan olah raga teratur, berhenti merokok dan minum obat
secara teratur (Depkes, 2008). Sitepoe (1997) berpendapat bahwa beberapa zat
kimia dalam rokok bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama
dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang
hari akan meningkatkan tekanan darah sistolik 10-25 mmHg serta menambah
otot dapat berupa peningkatan kecepatan denyut jantung (Amira, 2009). Menurut
Wolff (2006) menjelaskan bahwa diseluruh dunia sekitar 20% dari semua pasien
hipertensi yang di diagnosis untuk minum obat yang diresepkan oleh dokter
diresepkan obat antihipertensi tidak minum obat sesuai anjuran tenaga kesehatan.
5
B. Rumusan Masalah
dan berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti
Tangerang Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Selatan.
2. Tujuan Khusus :
Ciputat.
Ciputat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada klien dan masyarakat untuk
3. Untuk peneliti :
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
pembuluh yang bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama
dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama,
tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel,
sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk
disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-
rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah
Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung
(Sherwood, 2001).
darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan sistemik (arteri
8
9
darah), merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator
sistem sirkulasi karena perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yang
maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan sistolik. Pada saat ventrikel
relaks, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan diastolik atau
(mm Hg) karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku
tekanan juga dinyatakan dalam sentimeter air (Guyton, 1997). Tetapi, unit
standar untuk pengukuran tekanan darah adalah millimeter air raksa (mm Hg).
kolom air raksa. Tekanan darah dicatat dengan pembacaan sistolik sebelum
dalam suatu pembuluh darah adalah 50 mm Hg, maka berarti bahwa kekuatan
yang dikerahkan adalah cukup untuk mendorong suatu kolom air raksa ke atas
sampai setinggi 50 mm. Bila tekanan adalah 100 mm Hg, maka kolom air
raksa akan didorong setinggi 100 mm. (Guyton, 1997). Perbedaan antara
sistolik dengan diastolik adalah tekanan nadi. Untuk tekanan darah 120/80
arteri pulmonalis masuk ke paruparu kiri dan kanan, sedangkan darah dari
(Lawson, 2007).
dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium
paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan
darah dari seluruh tubuh melalui vena cava masuk ke atrium dekstra
(Lawson, 2007).
c. Periode istirahat
2007).
11
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana dinding
yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,
yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang
resistensi perifer (TPR). Bila salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan
Bisa disebabakan oleh C.O yang meningkat dan atau TPR yang meningkat.
dalam unit waktu. C.O dapat dihitung melalui denyut jantung (Heart Rate)
jumlah darah yang dipompakan dalam sekali denyut jantung, yaitu sekitar
70 mL (Majid, 2005).
13
mengarah pada pergeseran antara molekul suatu cairan yang timbul ketika
Jadi, semakin kental suatu cairan maka semakin tinggi pula tingkat
meningkat. Luas permukaan dipengaruhi oleh panjang (L) dan jari-jari (r)
utama pada pohon vaskuler. Berbeda dengan resistensi arteri yang rendah,
B. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg (Price &
tinggi yaitu tekanan darah sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg,
darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
14
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140 mmHg sistolik atau
Blood Pressure (JNC VII) hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik >
140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah 120-
memiliki tekanan darah pada batas tersebut memiliki risiko dua kali lipat
darahnya normal.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa
polisitemia.
Hipertensi
Usia diatas 18 Tahun Menurut The Seventh Report of The Joint National
Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung
pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai
tekanan atas yang nilainya lebih besar. Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi
dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi
hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya
& Hendra, 2001). Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder adalah
adanya kelainan dan keadaan dari sistem organ lain seperti ginjal (gagal ginjal
ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan
3. Etiologi Hipertensi
sering turun temurun dalam suatu keluarga. (Ditjen Bina Kefarmasian dan
b. Hipertensi sekunder
4. Patogenesis
Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer akan
genetik, stres, obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan
sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang
susunan saraf pusat yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos.
Dari sistem pengendalian yang bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem
sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol hormon angiotensin dan
ginjal dan membrane sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang
natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. (Beevers et al, 2002).
penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini
atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada
bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu
20
rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ
bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar
(Sustrani, 2006).
Berikut ini adalah beberapa faktor resiko hipertensi yang tidak dapat dirubah :
Apabila riwayat hipertensi di dapat pada kedua orang tua maka dugaan
hipertensi esensial lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya
menderita hipertensi ataupun pada kembar monozygot (sel telur) dan salah
dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga terdapat pada anak-anak
separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal
Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan
hipertensi dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak disebabkan
c. Faktor Usia
namun saat ini tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang berusia
tidak dapat mengendalikan gaya hidup sehat. Berikut adalah faktor resiko
22
hipertensi yang dapat dirubah atau juga bisa diesebut sebagai faktor yang
a. Frekuensi Merokok
Jumlah rokok yang dihisap dapat dalam satuan batang, bungkus, pak
per hari.
b. Lama Merokok
akan lebih banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada
kurun waktu yang lama dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga
dalam waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga
2006)
23
bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama dosis racun akan
yang berasal dari minyak goreng tersusun dari asam lemak jenuh rantai
Jeroan (usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru) banyak
darah, 25-60% lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan
asam lemak jenuh. Setiap peningkatan 1% energi dari asam lemak jenuh,
hal ini tidak terjadi pada semua orang. Lemak jenuh terutama berasal dari
minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung,
24
cairan tubuh untuk mengatur tekanan darah. Namun natrium dalam jumlah
jika berolahraga secara teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan
darah lebih rendah dari pada mereka yang melakukan olah raga. Olahraga
yang teratur dalam jumlah sedang lebih baik dari pada olahraga berat
f. Stres Pekerjaan
tuntutan kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras dan sering kerja
kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, peran dalam pekerjaan yang
tidak jelas, tanggung jawab yang tidak jelas, masalah dalam hubungan
dengan orang lain, tuntutan kerja dan tuntutan keluarga (Smet, 1994).
shift malam. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya.
bekerja dengan baik selama 40-50 jam, lebih dari itu terlihat
7. Penatalaksanaan Hipertensi
farmakologi.
a. Penatalaksanaan Farmakologi
1) Diuretik
2) Penghambat Adrenergik
3) Vasodilator
2011).
5) Antagonis Kalsium
Obat bisa tidak bekerja dengan optimal atau tidak memberi efek sama
(Sheps, 2002).
7.2.3. Diet
Penurunan diet natrium dari 180 mmol (10,5 gr) per hari
menjadi 80-100 mmol (4.7 - 5.8 gr) per hari dapat menurunkan
menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksa
tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan
30
tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar
yang menggunakan air raksa tetapi, akurasinya juga relatif rendah (Sustrani,
dilakukan.
b. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan
d. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh
kali atau lebih dengan interval 2 menit. Ukuran manset harus cocok dengan
ukuran lengan atas. Manset harus melingkari paling sedikit 80% lengan atas
dan lebar manset paling sedikit 2 atau 3 kali panjang lengan atas, pinggir
bawah manset harus 2 cm diatas fosa cubiti untuk mencegah kontak dengan
dan orang gemuk. Balon dipompa sampai ke atas tekanan diastolik kemudian
denyut jantung. Tekanan sistolik tercatat pada saat terdengar bunyi yang
pada kedua lengan, pada posisi berbaring, duduk dan berdiri (Arjatmo &
Hendra, 2001).
32
C. Kerangka Teori
Konsumsi Lemak
Berlebih Stres Rokok Aktifitas Fisik
Pelepasan renin
Angiotensin II
Aldosteron Vasokontriksi
arteri perifer
Tekanan darah
Gambar 1. Kerangka Teori meningkat
Modifikasi Arjatmo T, dan Hendra U. (2001), Gyton dan Hall (1997), Mangku
Sitepoe (1997).
BAB III
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan pada studi pustaka, maka
33
34
B. Definisi Operasional
: 11-20 batang
sehari
3. Perokok Berat :
lebih dari 20
batang sehari.
(Bustan, 2000).
35
hari/minggu
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
peneliti pada seluruh proses penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif, desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
B. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti meliputi tekanan darah, dan faktor-faktor yang dapat
sehari, lama merokok, kebiasaan konsumsi makanan dengan kadar lemak dan atau
1. Lokasi Penelitian
37
38
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
2008). Populasi penelitian ini adalah penderita hipertensi yang telah terdaftar
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
(Hidayat, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah sampel yang memenuhi
adalah perokok.
N.Z2 1- P( 1-P )
n=
( N-1 ).d2 + Z 2 1-
Keterangan:
sebagai berikut:
= 135,4752
0,365 + 0,9216
40
= 135,4752
1,2866
sampling yaitu bahwa setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel dan sempel diambil
cara ini dihitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi yang akan
termasuk sampel.
berikut :
b. Mendata 106 orang yang akan dijadikan sampel sesuai nomor antrian di
Puskesmas.
c. Sampel yang didapat sebanyak 106 orang akan di ukur tekanan darahnya
Ciputat Kota Tangerang Selatan. Adapun tahapan pengumpulan data yang akan
tersebut.
4. Data primer, berupa jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, lama merokok,
menghasilkan data yang sama. Waktu pengukuran adalah saat pasien datang
kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak dua kali atau lebih.
42
F. Instrumen Penelitian
terdiri dari delapan pertanyaan yang akan ditanyakan langsung pada pasien dan
1. Analisis Univariat
bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2007). Analisis ini bertujuan untuk
Dari data ini diperoleh faktor pemberat hipertensi, antara lain berupa lama
H. Pengolahan Data
terdiri dari:
1. Editing
43
tempat penelitian agar apabila jika ada kekurangan data dapat segera
dilengkapi.
2. Coding
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
3. Entri Data
Data entri adalah kegiatan memasukan data dari kuesioner kedalam paket
4. Cleaning Data
sudah dimasukkan ke dalam komputer untuk memastikan data telah bersih dari
I. Etika Penelitian
meliputi:
akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
3. Kerahasiaan (confidentially)
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data yang telah
dalam bentuk narasi yang disertai teks, tabel, dan gambar distribusi frekuensi
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian gambaran tekanan
darah.
1. Gambaran Umum
yang dipimpin oleh H. Kamsari Kadri tamatan Sekolah Perawat RSUP Jakarta
tahun 1935. Pada tahun 1950-1955, balai pengobatan ini semakin berkembang,
pasien yang berobat bukan saja warga masyarakat Kecamatan Ciputat, akan
tetapi dari Serpong, pondok Aren, Pondok Betung, bahkan dari Pondok Pinang
45
46
2. Program Puskesmas
a) Promosi kesehatan
b) Kesehatan lingkungan
d) Perbaikan gizi
e) P2PL
f) Pengobatan
b) Lansia
c) NAPZA
a) Kesehatan jiwa
b) UKGMD
47
c) Laboratorium
kurang begitu berpengaruh terhadap warga yang masih berusia remaja dan
dewasa awal. Selain itu menurut pengamatan penulis, setiap pasien yang
jika pasien pada saat itu tekanan darahnya tinggi dapat pula diberikan
bulan sekali atau setidaknya jika obat antihipertensinya sudah habis, pasien
ini, setiap pasien yang datang berobat dengan membawa KTP Tangerang
B. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu young adult / dewasa awal (18-40 tahun),
48
middle life / dewasa menengah (40-60 tahun), dan late adulthood / dewasa
besar responden memiliki umur 41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23 %),
sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berumur lebih dari 60
ini :
3. Frekuensi Merokok
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 106 responden yang
serta 11-20 batang rokok perhari, dua kategori ini memiliki jumlah yang
4. Lama Merokok
melebihi setengah dari jumlah sampel, telah merokok lebih dari sepuluh
merokok kurang dari lima tahun hanya sebanyak 13 responden (12,26 %).
gorengan serta daging kambing, sebagian besar adalah sebanyak 1-2 kali
yang mengkonsumsi makanan berlemak antara 3-6 kali dalam satu minggu
saja.
51
kisaran 1-2 kali dalam seminggu, yaitu sebanyak 37 responden (34,91 %).
kali dalam sehari adalah yang paling sedikit, yaitu 15 responden (14,15 %).
7. Aktifitas Olahraga
aktifitas olahraga lebih dari 30 menit perhari dan atau lebih dari 3 hari
perminggu.
8. Kepatuhan Pengobatan
Pengobatan
C. Analisis Univariat
1. Tekanan Darah
Tekanan Darah
Keterangan
Sistole Diastole
Min 100 70
Rata-Rata 134,91 89,81
Max 180 140
adalah sebesar 180 mmHg, dan tekanan diastolik maksimalnya adalah sebesat
140 mmHg.
merokok :
54
Merokok
Frekuensi Merokok
Keterangan 1-10 11-20 > 20
Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai Minimal 100 70 100 70 120 80
Nilai Rata-Rata 130,7 85,35 133,72 89,3 146,5 100,5
Nilai Maksimal 180 140 170 120 160 140
dengan nilai tekanan sistolik terendah adalah 100 mmHg serta tekanan
sistolik tertinggi sebesar 180 mmHg. Sedangkan untuk tekanan diastolik, rata-
ratanya adalah sebesar 85,35 mmHg dengan tekanan diastolik terendah adalah
tekanan sistolik rata-rata 146,5 mmHg, tekanan sistolik terendah adalah 120
mmHg dan tekanan sistolik tertinggi adalah 160 mmHg. Kemudian untuk
merokok :
55
Lama Merokok
Keterangan < 5 Tahun 5-10 Tahun > 10 Tahun
Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai Minimal 100 70 100 70 110 70
Nilai Rata-Rata 126,15 82,31 129,39 86,67 139,83 93,17
Nilai Maksimal 150 100 160 140 180 140
tekanan sistolik minimal adalah 100 mmHg dan tekanan sistolik maksimalnya
adalah 150 mmHg. Sedangkan untuk responden yang merokok lebih dari 10
tekanan sistolik minimal adalah 110 mmHg dan tekanan sistolik maksimal
dari 5 tahun memiliki tekanan diastolik rata-rata sebesar 82,31 mmHg dengan
adalah 100 mmHg. Lalu untuk responden yang merokok lebih dari 10 tahun
140 mmHg.
56
Tinggi Lemak
sistolik minimal adalah 100 mmHg dan tekanan sistolik maksimalnya adalah
kadar lemak tinggi lebih dari 1 kali dalam sehari memiliki tekanan sistolik
rata-rata 146 mmHg dengan tekanan sistolik minimalnya adalah 130 mmHg
mmHg.
Tinggi Garam
mie instan, ikan asin, kecap asin, keju dan saus tomat :
makanan dengan kadar garam tinggi antara 1-2 kali perminggu memiliki
adalah 100 mmHg dan tekanan sistolik maksimalnya adalah 170 mmHg.
lebih dari 1 kali dalam sehari memiliki tekanan sistolik rata-rata 146 mmHg
dengan tekanan sistolik minimal sebesar 120 mmHg dan tekanan sistolik
58
Olahraga
Aktifitas Olahraga
< 30menit/hari atau ≥ 30 menit/hari atau
Keterangan
Jarang/tidak pernah < 3hari/minggu ≥ 3hari/minggu
Sistole Diastole Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai Minimal 100 70 100 70 100 70
Nilai Rata-Rata 136,76 90,29 132,07 91,93 130 92,22
Nilai Maksimal 180 140 170 120 150 140
Data diatas dapat diketahui bahwa responden yang jarang atau tidak
tekanan sistolik minimal 100 mmHg dan tekanan sistolik maksimal 180
atau tidak pernah olahraga adalah 90,29 mmHg dengan tekanan diastolik
menit perhari atau lebih dari atau sama dengan 3 hari perminggu memiliki
tekanan sistolik rata-rata 130 mmHg dengan tekanan sistolik minimal 100
Pengobatan
Kepatuhan Pengobatan
Keterangan Ya Tidak
Sistole Diastole Sistole Diastole
Nilai Minimal 100 70 110 70
Nilai Rata-Rata 127,14 84,29 140 93,44
Nilai Maksimal 170 120 180 140
tekanan sistolik rata-rata 127,14 mmHg dengan tekanan sistolik minimal 100
petunjuk dokter dalam 3 bulan terakhir memiliki tekanan sistolik rata-rata 140
mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 140 mmHg dengan tekanan sistolik
minimal 110 mmHg dan tekanan sistolik maksimal 180 mmHg serta tekanan
PEMBAHASAN
dibahas juga tentang bagaimana implikasi dari hasil penelitian yang akan
dibandingkan dua hal pokok yaitu antara lain kerangka konsep dengan hasil
Ciputat.
A. Karakteristik Responden
1. Umur Responden
106 responden yang diteliti adalah responden dengan umur diatas 30 tahun.
sistolik terus meningkat sampai umur 80 tahun dan tekanan diastolik terus
yaitu 49 orang (46,23 %). Peneliti mengambil responden dengan umur diatas
60
61
30 tahun karena menurut hasil penelitian Aisyiyah (2009) dan Irza (2009)
menyatakan bahwa ada hubungan antara faktor usia dengan hipertensi dan
2. Jenis Kelamin
diakui lebih banyak dari pada laki-laki. Tetapi wanita lebih tahan dari pada
laki-laki tanpa kerusakan jantung dan pembuluh darah. Pria lebih banyak
nyaman terhadap pekerjaan. Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi
Sustrani, 2006) seorang pria dewasa akan mempunyai peluang lebih besar
dengan hipertensi.
62
dalam Keluarga
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
Penelitian yang dilakukan oleh Beevers (2002) pada orang kembar yang
dibesarkan secara terpisah atau bersama dan juga terdapat pada anak-anak
separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal
kanak-kanak.
tekanan sistolik rata-rata dan tekanan diastolik rata-rata pada responden yang
memiliki tekanan sistolik rata-rata 138,63 mmHg dan tekanan diastolik rata-
63
Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Irza (2009). Irza
mempunyai kebiasaan merokok memiliki resiko 5,320 kali lebih besar untuk
dihabiskan dalam sepuluh kali hisapan, maka dalam tempo setahun, bagi
perokok yang merokok lebih dari 20 batang per hari akan mengalami 70.000
hisapan asap rokok. Semakin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka akan
ini karena beberapa zat kimia dalam rokok bersifat kumulatif (ditambahkan),
suatu saat dosis racunnya akan mencapai titik toksin sehingga mulai kelihatan
64
dengan jumlah rokok yang dihisap lebih dari 20 batang setiap hari akan
merasakan dampak yang ditimbulkan oleh asap rokok tersebut lebih cepat
responden juga akan semakin meningkat. Dalam hal ini berdasarkan kategori
perokok ringan, sedang dan berat. Responden yang masuk kategori perokok
130,7 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 85,35 mmHg. Responden yang
dengan kategori perokok ringan, yaitu 133,72 mmHg. Tekanan diastolik rata-
ratanya juga sedikit lebih tinggi, yaitu 89,3 mmHg. Responden yang masuk
kategori perokok berat memiliki tekanan sistolik rata-rata 146,5 mmHg dan
Walaupun berbeda sampel yang diteliti, hasil penelitian ini juga senada
mengambil sampel responden yang merokok dan yang tidak merokok namun
tekanan darah dengan jumlah rokok yang dihisap, yaitu semakin banyak
jumlah rokok yang dihisap, maka rata-rata tekanan darah responden juga
65
menunjukkan hasil yang sama. Dalam penelitian Irza yang mengambil sampel
berapa jumlah batang rokok yang dikonsumsi dalam sehari dan apakah
rokok yang dihisap dalam setiap hari maka aka berpengaruh terhadap
beralasan, sebab semakin awal seseorang merokok, makin sulit untuk berhenti
usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya karena akan lebih banyak
toksin yang menumpuk di dalam tubuh sehingga pada kurun waktu yang lama
dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang
waktu yang lama (10-20 tahun), dampak rokok akan terasa sehingga dapat
bersifat kumulatif, sehingga pada kurun waktu yang lama dosis racun akan
66
antara lama merokok dengan kenaikan tekanan darah, yaitu makin lama
seseorang merokok maka tekanan darah seseorang akan semakin tinggi. Hasil
penelitian kali ini juga menunjukkan perbedaan tekanan sistolik dan diastolik
yang telah merokok selama kurang dari 5 tahun memiliki tekanan sistolik
Responden yang telah merokok antara 5-10 tahun memiliki tekanan sistolik
Responden yang telah merokok selama lebih dari 10 tahun memiliki tekanan
sistolik rata-rata 139,83 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 93,17 mmHg.
Tinggi Lemak
pembuluh darah yang dikenal dengan aterosklerosis. Lemak yang berasal dari
minyak goreng tersusun dari asam lemak jenuh rantai panjang (long-saturated
2003).
Jeroan (usus, hati, babat, lidah, jantung, dan otak, paru) banyak
25-60% lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan asam
diperkirakan akan meningkatkan 2.7 mg/dL kolesterol darah, akan tetapi hal
ini tidak terjadi pada semua orang. Lemak jenuh terutama berasal dari minyak
kelapa, santan dan semua minyak lain seperti minyak jagung, minyak kedelai
(Almatsier 2003).
kali perhari memiliki tekanan sistolik dan diastolik rata-rata tertinggi, yaitu
146 mmHg untuk tekanan sistolik rata-rata dan 99,5 mmHg untuk tekanan
lemak tinggi sebanyak 1-2 kali dalam seminggu memiliki tekanan sistolik dan
diastolik rata-rata terendah, yaitu 128,41 mmHg untuk tekanan sistolik rata-
rata dan 85 mmHg untuk tekanan diastolik rata-rata. Hasil ini sama dengan
hasil penelitian Irza (2009) yang menyatakan bahwa faktor konsumsi lemak
68
dengan tinggi lemak, maka tekanan darah juga akan semakin tinggi.
status hipertensi pada responden. Aisyiyah (2009) juga menyatakan hal yang
darah.
Tinggi Garam
tinggi dalam pola makannya juga adalah masyarakat dengan tekanan darah
natrium yang terletak di membran luminal seperti halnya pompa natrium yang
tersebut. Selain itu suatu zat endogen yang disebut digitalis-like factor yang
69
oleh kelenjar adrenal sebagai respon terhadap asupan natrium yang tinggi.
tinggi (seperti mie instan, ikan asin, kecap asin, keju dan saus tomat) lebih
dari 1 kali sehari adalah yang tertinggi. Tekanan sistolik rata-ratanya adalah
yaitu 126,49 mmHg untuk tekanan sistolik rata-ratanya dan 83,51 mmHg
LDL, dan trigliserida. Olahraga juga dapat memperbaiki HDL, yaitu jenis
Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh berbeda dengan
orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga (tidak
terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat
dipompakan 70 ml sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 ml, ini
fisik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg
dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Sebaliknya,
segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah
normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini terjadi karena
lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah
darah.
hipertensi. Hasil tersebut selaras dengan hasil penelitian ini dimana responden
kurang dari 30 menit perhari atau kurang dari 3 hari perminggu. Rata-rata
tekanan sistolik responden yang jarang atau tidak pernah berolahraga adalah
Responden yang berolahraga kurang dari 30 menit perhari atau kurang dari 3
hari perminggu memiliki tekanan sistolik rata-rata 132,07 mmHg dan tekanan
Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian
obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah.
dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Hal yang harus
pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia (Ayu dalam Irza,
2009).
besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus
program pengobatan, dalam hal ini mengkonsumsi obat anti hipertensi secara
tekanan sistolik dan diastolik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
127,14 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 84,29 mmHg. Responden yang
pengobatan akan semakin berkurang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Jaya (2009) dalam hasil penelitiannya. Pasien dengan usia antara 56-80 tahun,
9 kali cenderung untuk tidak patuh daripada pasien yang berusia 32-55 tahun.
Pada umumnya pasien dengan umur yang sudah lanjut ditambah lagi dengan
sudah lamanya menderita hipertensi, mengaku sering lupa atau enggan untuk
instruksi yang telah diberikan oleh dokter kepadanya dan sering menganggap
yang timbul dari penyakit tersebut sangat membahayakan seiring tidak segera
mengobatinya.
Komunikasi antara dokter dan pasien juga menjadi salah satu faktor
pasien dokter maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien dalam mengikuti
aturan pengobatan.
C. Keterbatasan Penelitian
dana, waktu dan tenaga. Karena masih terdapat banyak faktor faktor resiko
hipertensi yang dapat di gali lagi. Namun karena kemampuan peneliti yang
terbatas dalam hal waktu, dana dan tenaga maka faktor-faktor resiko hipertensi
yang dapat dikaji hanya meliputi frekuensi merokok, lama merokok, kebiasaan
konsumsi makanan dengan kadar garam dan atau lemak tinggi, kebiasaan olahraga
konsumsi makanan dengan kadar lemak dan garam tinggi, peneliti juga memiliki
kekurangan sumber bacaan sehingga ditakutkan hasilnya akan bias karena antara
kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi tidak dikaji lebih lanjut.
Kemudian variabel kepatuhan pengobatan juga tidak dikaji lebih lanjut, karena
resep dokter dalam tiga bulan terakhir, tanpa dipastikan lebih lanjut oleh peneliti
A. Simpulan
41-60 tahun, yaitu 49 orang (46,23 %). Jenis kelamin responden semuanya
antara 1-10 batang perhari dan 11-20 batang perhari memiliki jumlah yang
merokok, jumlah responden yang merokok lebih dari 10 tahun adalah yang
kadar lemak tinggi, responden yang mengkonsumsi antara 1-2 kali perminggu
makanan dengan kadar garam tinggi yang terbanyak adalah responden yang
responden yang jarang atau tidak pernah berolahraga, yaitu 68 orang (64,15
75
76
tinggi lemak adalah sebagai berikut : 1-2 kali perminggu : 128,41/85 mmHg;
B. Saran
lebih spesifik dan lebih besar. Dan agar dapat mengendalikan faktor perancu
Aditama, Tj. Y. 2005. Mayo Clinic Hipertensi. PT. Duta Prima. Cetakan I.
Jakarta.
Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Arjatmo T, Hendra U., 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI.
Beevers, Gareth, D., Lip, Gregory Y. H., Eoin, O., 2002. ABC of Hypertension, 5th
ed. Blackwell Publishing.
Bustan, N.M., 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Chaplin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Dr. Kartini Kartono).
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Penerjemah Irawati Setiawan, dkk.
Jakarta : EGC.
Irza, Syukraini. 2009. Analisis Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat Nagari
Bungo Tanjung, Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Jaya, Nandang Tisna Ali Ami. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Minum Obat Anti Hipertensi di
Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun
2009. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah.
Lawson R.Wulsin and Arthur J, BarskyVictor RG, Kaplan NM, 2007. Systemic
hypertension: mechanisms and diagnosis. In: Libby P, Bonow RO, Mann
DL, Zipes DP, eds.,. Braunwald's Heart Disease: A Textbook of
Cardiovascular Medicine. 8th ed. Philadelphia, Pa; Saunders Elsevier: chap
86.
Mansjoer A., 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Price, S.A. & Wilson L.M., 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Perjalanan Penyakit, 6th ed. Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 517-688.
Situmorang, Kamri, 2009. Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan
Nikotin Rendah pada Laki-Laki Berumur 15-30 Tahun di Lingkungan I
Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kotamadya Medan
Tahun 2009. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Soeharto I., 2001. Kolesterol & Lemak Jahat Kolesterol & Lemak Baik. Yayasan
Pembina Kardiovaskuler Indonesia.
Suhardi., 1995. Perilaku Merokok di Indonesia menurut Susenas dan SKRT 1995.
Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.
Sulchan, Muhammad, Vindy Destiany. 2012. Asupan Tinggi Natrium dan Lama
Menonton TV Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Obeistik pada Remaja
Awal. Journal of Nutrition College, No. 1, Tahun 2012.
Wau, Herbert. 2011. Faktor Risiko Hipertensi Esensial pada Dewasa Muda di
Kecamatan Manyudono Kabupaten Boyolali. Tesis. UGM.
Whincup, P.H., Glig, J.A., Emberson, J.R., Jarvis, M.J., Feyerabend, C., Bryant,
A., et al., 2004. Passive Smoking and Risk of Coronary Heart Disease and
Stroke: Prospective study with cotinine measurement. BMJ,
bmj.38146.427188.55
menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksa
Tingkat bacaan dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan
dilakukan.
b. Duduk bersandar selama 5 menit dengan kaki menyentuh lantai dan tangan
d. Buang air kecil dulu sebelum diukur , karena kandung kemih yang penuh
3. Ukuran manset harus cocok dengan ukuran lengan atas. Manset harus
melingkari paling sedikit 80% lengan atas dan lebar manset paling sedikit
2 atau 3 kali panjang lengan atas, pinggir bawah manset harus 2 cm diatas
disediakan barbagai ukuran manset untuk dewasa, anak dan orang gemuk.
jantung.
6. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan pada lengan kanan dan pada posisi
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada
paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
( ..................................... )
Nama Terang
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran 3. Kuisioner
GAMBARAN TEKANAN DARAH BERDASARKAN FAKTOR
PEMBERAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI PEROKOK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPUTAT, TANGERANG SELATAN
TAHUN 2013
Petunjuk Pengisisan
a. Isilah terlebih dahulu biodata anda pada tempat yang telah disediakan !
b. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum anda menjawabnya !
c. Berilah tanda check list (√ ) pada jawaban yang anda benar !
B. Perilaku Merokok
Pertanyaan Diisi Oleh
Peneliti
1. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Tidak
2. Sudah berapa lama anda merokok?
a. Kurang dari lima tahun
b. 5-10 tahun
c. Lebih dari 10 tahun
3. Berapa jumlah rokok yang anda konsumsi setiap harinya ?
a. 1-10 batang
b. 11-20 batang
c. Lebih dari 20 batang
4. Apakah dalam keluarga anda terdapat riwayat
atau keturunan hipertensi?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa kali keluarga anda mengkonsumsi makanan berlemak
tinggi (susu, jeroan, goreng-gorengan, daging kambing)?
a. >1x/hari
b. 1x/hari
c. 3-6x/minggu
d. 1-2x/minggu
6. Berapa kali keluarga anda mengkonsumsi makanan asin (mie
instant, ikan asin, telur asin, kecap asin, keju, saus tomat) ?
a. >1x/hari
b. 1x/hari
c. 3-6x/minggu
d. 1-2x/minggu
7. Apakah anda dan keluarga melakukan aktivitas fisik seperti
berolahraga?
a. Jarang/tidak pernah
b. Ya, <30 menit/hari dan atau <3 hari/minggu
c. Ya, ≥30 menit/hari dan ≥3 hari/minggu
8. Apakah anda rutin (sesuai petunjuk dokter) mengkonsumsi
obat anti hipertensi?
a. Ya
b. Tidak
C. Tekanan Darah
Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)