Anda di halaman 1dari 8

HORTICULTURAL THERAPY: THE ‘HEALING GARDEN’ AND GARDENING IN

REHABILITATION MEASURES AT DANDERYD HOSPITAL REHABILITATION

CLINIC, SWEDEN

(Terapi Hortikultura: ‘Taman Penyembuhan’ Dan Berkebun Dalam Tindakan Rehabilitasi Di

Klinik Rehabilitasi Rumah Sakit Danderyd, Swedia)

Disusun Oleh :

ZANNA RAKHUL AULIA M. 1811040015


INDANA LAZULFA 1811040079
UMAMI BUDIARTI 1811040039
CINTYA PUSPA DEWI 1811040078
MARFATUL NGARIFAH 1811040012
ZAK ULYATU FITROTI 1811040008
YAHRA YUNI LARAS WATI 1811040009
FEBTRYANTO 1811040005
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu

hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk

kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah – buahan atau tanaman hias.

Tanaman Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni sebagai sumber bahan makanan,

Hiasan / keindahan, dan juga. Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-

sayuran, Buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan

erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi,

tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya.

Pembiakan tanaman atau perbanyakan tanaman ( plant propagation) adalah proses

menciptakan tanaman baru dari berbagai sumber atau bagian tanaman, seperti biji, stek,

umbi, dan bagian tanaman lainnya (Wikipedia, 2012). Tujuan utama dari pembiakan

tanaman adalah untuk mencapai pertambahan jumlah, memelihara sifat-sifat penting dari

tanaman (Askari, 2010), dan juga untuk mempertahankan eksistensi jenisnya. Ada dua

cara perbanyakan tanaman, yaitu perbanyakan secara seksual atau generative dan

perbanyakan secara aseksual atau vegetatif.

Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan lebih intensif dibandingkan

dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari budidaya holtikultura ini per

unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holtikultura

memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi
untuk memberi keindahan (aestetika), buah – buahan sebagai makanan, dan lain-lain.

Holtikultura berinteraksi dengan disiplin ilmu lainnya seperti kehutanan, agronomi, dan

ilmu terapan lainnya

Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien

dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa

keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat

disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan

upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan dan ketenangan para klien.

Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan untuk beradaptasi terhadap

klien dalam situasi yang ada pada saat klien dirawat sehingga klien lebih mampu

merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi modalitas yaitu

terapi berkebun merupakan terapi dengan menggunakan berkebun secara terapeutik untuk

meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta

meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan

meningkatkan status fisik dan mental.

Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta

rasa aman dan membuat peserta merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu

luangnya. Jenis terapi berkebun diantaranya yaitu kegiatan bercocok tanam,

mencangkok, merawat dan memelihara tanaman sehingga dapat menurunkan stress yang

dideritanya.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana terapi hortikultura: ‘taman

penyembuhan’ dan berkebun dalam tindakan rehabilitasi di klinik rehabilitasi rumah sakit

Danderyd, Swedia?

C. Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui terapi hortikultura: ‘taman

penyembuhan’ dan berkebun dalam tindakan rehabilitasi di klinik rehabilitasi rumah sakit

Danderyd, Swedia.
BAB II

RESUME JURNAL

A. Isi Jurnal

1. Nama Peneliti

Ingrid So Debrack, Marianne So Derstro M., dan Elisabeth Scha Lander

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Swedia, 15 januari 2004

3. Tujuan Penelitian

Tujuannya penelitian ini adalah untuk meninjau literatur tentang terapi hortikultura

dan menggambarkan Taman Terapi Hortikultura Rumah Sakit Danderyd dan program

terapi hortikultura terkait.

4. Metode Penelitian

Metode penelitian ini diperoleh dari beberapa literatur, diantaranya yaitu dari Allied

and Complimentary Medicine (AMED), the Cumulative Index to Nursing & Allied

Health Literature (CINHAL), diperoleh berdasarkan informasi dari American

Horticulture Therapy Association dan dari perpustakaan ‘Lucas’ of the Swedish

Agricultural University.

5. Hasil Penelitian

Terapi hortikultura termasuk bentuk-bentuk berikut: membayangkan alam,

melihat alam, mengunjungi taman penyembuhan rumah sakit dan, yang paling
penting, berkebun yang sebenarnya. Diharapkan untuk mempengaruhi penyembuhan,

mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan partisipasi dalam

kehidupan sosial dan mempeke1rjakan kembali untuk orang dengan penyakit mental

atau fisik. Taman Terapi Hortikultura digambarkan mengenai desain lingkungan luar

ruangan, adaptasi alat berkebun, metode budidaya dan bahan tanaman. Program terapi

untuk mediasi penyembuhan mental, rekreasi, interaksi sosial, stimulasi sensorik,

reorganisasi kognitif dan pelatihan fungsi motorik sensor diuraikan dan keterampilan

pra-kejuruan dan pengajaran posisi tubuh ergonomis dinilai.

Pada tahun 1979, salah satu evaluasi ilmiah pertama yang lebih teratur dari terapi

hortikultura dilakukan. Ini adalah pengamatan langsung (n¼29 kelompok

eksperimen), studi evaluasi eksperimental non-keterlibatan atau keterlibatan dalam

berkebun dalam ruangan di antara 32 penduduk yang cacat fisik dari panti jompo,

dengan usia rata-rata 81 tahun. Hasil penelitian adalah keterlibatan yang

diperhitungkan dalam hal melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari atau

menggunakan materi rekreasi atau berkeliling atau berinteraksi dengan warga lain.

Penduduk yang berpartisipasi dalam sesi berkebun mingguan terlibat lebih dari 90%

dari waktu yang diamati, sementara penduduk yang tidak berpartisipasi terlibat

kurang dari 40% dari waktu yang diamati. Dapat disimpulkan bahwa melakukan

berkebun berlebihan menjadi keterlibatan sosial dan pekerjaan dalam kegiatan sehari-

hari di antara penduduk yang lebih tua.

6. Kekurangan dan Kelebihan Jurnal


a. Kekurangan jurnal:
1) Pada penelitian ini peneliti tidak mencantumkan teknik sampling.
2) Kesimpulan yang dibuat kurang terperinci dan tidak dipaparkan secara jelas.
b. Kelebihan Jurnal:
1) Literature yang digunakan cukup banyak
2) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan penerapan terapi hortikultura,

tidak hanya diperuntukkan bagi pasien dengan gangguan mental tetapi juga

dapat diterapkan pada pasien cacat fisik.

3) Hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk anak-anak hingga lansia.


7. Saran Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini rumah sakit dapat memfasilitasi kebutuhan terapi

berkebun dengan menyediakan lahan dan bibit sehingga pasien dapat melakukan

terapi ini secara bersama sehingga bias dijadikan kegiatan rehabilitasi medik pasien

gangguan jiwa.

B. Korelasi antara Jurnal dengan Realita


Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terapi hortikultura dapat digunakan untuk

mengurangi gejala depresi, kecemasan peserta kelompok serta meningkatkan harga diri.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press.Cliffs, N.J.


Söderback, I., Söderström, M., & Schälander, E. (2004). Horticultural therapy: the
‘healing garden’and gardening in rehabilitation measures at Danderyd Hospital
Rehabilitation Clinic, Sweden. Pediatric rehabilitation, 7(4), 245-260.

Anda mungkin juga menyukai