(HACCP)
PADA ROLL CINCANG AYAM DAN OPOR TAHU
DI UNIT GIZI RS MUHMMADIYAH BANDUNG
TAHUN 2017
Disusun Oleh :
Ai Septiani Nurfalah SG 14101
Elma Fauziyah Andini SG 14107
FauziaAlfianti Awalia SG 14109
Muhammad Faisal Gozali SG 14115
Risna Sulisdiawaty SG 14118
Rizky Amalia SG 14119
Yeni Siti Anggraeni SG 14121
Rico Laurentius Pasaribu SG 14123
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini.
Demi mencapai tujuan kami, yaitu penerapan Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) pada olahan roll ayam cincang dan tahu opor yang ada di Unit Gizi Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung, kami membuat laporan ini. Selain tujuan diatas, kami juga
berharap agar laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha
kita. Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Rumah sakit selain berfungsi sebagai tempat untuk pemulihan kondisi pasien
dari sisi medis, juga adanya pemulihan kondisi pasien dari sisi makanan yang diolah
dan diberikan kepada pasien. Pasien berhak mendapatkan diet yang bermutu dan
aman, tidak terkontaminasi bahaya. Instalasi Gizi rumah sakit harus memiliki
kepedulian dan tanggung jawab di sepanjang rantai pengolahan makanan hingga
akhirnya makanan disajikan kepada pasien (Wibowo, 2013).
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan.
Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related
disease ) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
hingga lanjut usia (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan
(PGRS,2013)
1
Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) atau Analisis Bahaya dan Titik
Kendali Kritis. HACCP adalah suatu sitem jaminan mutu yang berdasarkan pada
kesadaran atau penghayatan bahwa hazard (bahaya) dapat timbul pada berbagai titik
atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat dilakukan pengendalian untuk mengontrol
bahaya-bahaya tersebut. (Winarno, 2004)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui atau mengevaluasi bahaya dalam sistem penyelenggaraan
makanan pada roll cincang ayam dan opor tahu melalui penerapan prinsip prinsip
HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) di Unit Gizi Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis potensi bahaya pada bahan baku roll cincang ayam dan opor
tahu.
b. Melakukan pengamatan cara memproduksi roll cincang ayam dan opor tahu.
(pada persiapan bahan makanan sampai distribusi makanan ke pasien).
c. Menentukan titik kendali kritis bahaya pada pengolahan roll cincang ayam dan
opor tahu.
C. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai masukan untuk pengembangan system HACCP dalam
meningkatkan mutu pengolahan pelayanan penyediaan makanan di Unit Gizi
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat menerapkan hasil studi dalam bidang gizi khususnya pada penyelenggaraan
makanan dengan standar yang sudah ditetapkan baik secara nasional maupun
internasional.
2
BAB II
METODE PENGUJIAN
C. ProsedurPengujian
1. Form. Tim HACCP
2. Form. DeskripsiProduk
3. Form.PenggunaanProduk
4. Form.Diagram Alir
5. Form. Diagram AliryangSudahDiverifikasi
6. Form. Prinsip 1 AnalisisBahaya
7. Form. Penentuan TKK/ CCP
8. Form. Rencana HACCP
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Disusun oleh :
Ai Septiani Nurfalah SG14101
Elma Fauziyah Andini SG14107
Rizky Amalia SG14119
Yeni Siti Anggraeni SG14121
4
A. Hasil
5
FORM 2. DESKRIPSI PRODUK
1. Nama Produk Rollade Ayam cincang adalah kuliner makanan yang terbuat dari daging ayam
giling yang diberi bumbu kemudian digulung menjadi gulungan panjang
kemudian dikukus.
5. Kondisi Penyimpanan Sebelum Disajikan Rollade yang sudah dipotong ditaruh dalam wadah stainless steel dan diletakkan
diatas bain mari dengan suhu 70ͦC, agar suhu tetap terjaga hingga waktu
pemorsian,
6. Metode Transportasi Transportasi yang digunakan untuk mengirim makanan hingga kepasien adalah
trolley makanan yang terbuat dari stainless steel.
7. Metode Penyajian Makanan disajikan pada piring kecil berbahan dasar keramik atau melanin, yang
6
dibungkus menggunakan plastik cling warp.
Nama Produk Rollade Ayam adalah kuliner makanan yang terbuat dari ayam giling
yang diberi bumbu kemudian digulung menjadi gulungan panjang
kemudian dikukus.
7
FORM 4. DIAGRAM ALIR
8
FORM 5. DIAGRAM ALIR YANG SUDAH DIVERIFIKASI
9
FORM 6. PRINSIP 1 ANALISIS BAHAYA
Lembar Kerja 6. Identifikasi Bahaya, Penetapan Tindakan Pencegahan dan Signifikansi Bahaya (Resiko)
RENCANA HACCP
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandug
Produk : Rollade Cincang Ayam
Penyebab/
Tindakan
Bahan Bahaya Sumber/ Peluang Keparahan
Jenis Bahaya Pengendalian/ Signifikansi
Makanan (M/K/F) Justifikasi (l/m/h) (L/M/H)
Pencegahan
Bahaya
PERSIAPAN BAHAN
10
atau dari tangan gloves saat
suplayer menerima bahan
maknan terutama
pada bahan
makanan daging.
11
makan serpihan logam/ pencampuran serta hygiene dan
batu/ cangkang sanitasi
telur
PEMBENTUKAN
PENGUKUSAN
12
zat kimia
bercampur
kedalam adonan
Penjamah
menggunakan
APD lengkap
DISTRIBUSI
Hasil Olahan M Terkontaminasinya Ruangan terbuka Pintu ruangan M M Tidak Sig
makanan dengan harus tertutup pada
serangga saat distribusi
makanan
RENCANA HACCP
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandug
Produk : Rollade Cincang Ayam
14
FORM 8. RENCANA HACCP
15
B. Pembahasan
Berikut plastik yang tahan lama panas yang bisa digunakan dalam suhu tinggi :
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE
dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu
tinggi jika dibandingkan dengan plastik dengan kode PET.
Ada baiknya tidak menggunakan wadah plastik dengan bahan HDPE terus menerus
karena walaupun cukup aman tetapi wadah plastik berbahan HDPE akan melepaskan
senyawa antimoni trioksida secara terus menerus.
16
PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP)
PADA OPOR TAHU
DI UNIT GIZI RS MUHMMADIYAH BANDUNG
Disusun oleh :
Fauzia Alfianti Awalia SG14109
Muhamad Faisal Gozali SG14115
Risna Sulisdiawaty SG14118
Rico Laurentius SG14123
19
A. Hasil
8 Akbar Anggota
Petugas Pengolahan Bahan Makanan -
20
FORM 2. DESKRIPSI PRODUK
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandung
Produk : Tahu Opor
21
(Urutkan Pengolahan 2. Tahu digoreng sampai tekstur kulit kecoklatan
yang dilakukan 3. Bumbu dihaluskan (diblender) ; bawang merah dan bawang putih
4. Bumbu ditumis
a. Bawang merah
b. Bawang putih
c. Ketumbar
d. Salam
e. Sereh
f. Laos
g. Minyak
5. Tuangkan air secukupnya hingga mendidih
6. Masukan tahu + gula dan merica aduk hingga merata dengan api sedang
7. Tunggu hingga matang ± 15 menit
8. Masukan santan dengan api kecil aduk hingga merata ± 5 menit
9. Angkat kemudian tuangkan
Kondisi penyimpanan
4 sebelum sebelum di Disimpan dikontainer ±35 menit pada suhu ruang lalu dimasukan ke bain marie
sajikan dengan suhu 70°C
5 Metode Transportasi Menggunakan Trolly
6 Metode Penyajian Menggunakan bowl ditutup dengan cling film disajikan dengan roll ayam
22
FORM 3. PENGGUNAAN PRODUK
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandung
Produk : Tahu Opor
23
FORM 4. DIAGRAM ALIR
24
FORM 5. DIAGRAM ALIR YANG SUDAH DIVERIFIKASI
25
FORM 6. PRINSIP 1 ANALISIS BAHAYA
Rencana HACCP
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandung
Produk : Tahu Opor
Penyebab/
Tindakan
Bahaya Jenis Sumber/ Peluang Keparahan
No Tahap/ Input Pengendalian/ Signifikansi
(M/K/F) Bahaya Justifikasi (l/m/h) (L/M/H)
Pencegahan
Bahaya
PENYALURAN BAHAN MAKANAN
Adanya jaminan
dari supplier bahwa
Borak/ Pengawetan
Tahu Putih K barang tersebut M M NS
Formalin Bahan Makanan
tidak mengandung
1 boraks.
Pemeriksaan bahan
Kontaminasi dari baku yang datang,
F Rambut L L NS
tenaga penjamah Penjamah
menggunakan APD
26
lengkap
Bawang Patogen
Putih, jahat Disimpan pada
Kelembapan
bawang tempat yang kering,
2 M tempat L M NS
merah, dan penyimpanan
penyimpanan
Merica, tidak terlalu lama
Ketumbar
Pemeriksaan
Pengemasan saat
Minyak sebelum digunakan,
5 F ketengikan distribusi m L NS
Goreng penerapan sistem
kepengolahan
FIFO atau FEFO
NS
27
Persiapan Bahan
Pemotongan Terdapat
Alat (Pisau dan Membersihkan alat
1 Tahu dan M jamur/ m L NS
talenan kotor) yang akan dipakai
Bahan-bahan kapang
Pengolahan Opor Tahu
Penumisan Penjamah
Bawang menggunakan APD
Kontaminasi
merah & lengkap dan
F Rambut selama l L NS
putih, kemiri, kebersihan ruang
penumisan
minyak pengolahan harus
1 goreng terjaga
28
Bakteri Pemasakan memerhatikan aspek
Pemasakan
4 M E.coli. Kurang Baik dan kematangan bahan l M NS
Opor Tahu
Bacillus belum matang olahan
29
FORM 7. PENENTUAN TKK/ CCP
Rencana HACCP
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandung
Produk : Tahu Opor
Penyebab/
Tindakan
Jenis Sumber/ Peluang Keparahan TTK/ ALASAN
No Tahap/ Input Pengendalian/ P1 P2 P3 P4
Bahaya Justifikasi (l/m/h) (L/M/H) TK KEPUTUSAN
Pencegahan
Bahaya
Jika Tenaga Penjamah
tidak menjaga
kebersihan makanan
Tidak Penjamah
akan mudah terkenan
Pemorsian dan mencuci menggunakan
Bakteri bakteri dan dampaknya
1 pendistribusian tangan, tdk H M APD lengkap dan Ya Ya CCP
Salmonella makanan tersebut
Opor Tahu memakai menjaga
tercemar bahkan bisa
sarung tangan kebersihan
menyebabkan
keracunan bagi yang
mengonsumsinya
30
FORM 8. RENCANA HACCP
Rencana HACCP
Rumah Sakit : Muhammadiyah Bandung
Produk : Tahu Opor
PRINSIP
1 2 3 4 5 6 7
Tindakan
Tindakan Pemantauan Verifikasi
Tahap/ TK Batas koreksi Dokume
Bahaya Pengendalia
Input K Kritis Apa & Apa & ntasi
n Apa Dimana Bagaimana Kapan siapa
Siapa Siapa
Membuat
Tenaga Petuga Menegur
Menja Di ruang Sempel
Pemorsian pengolah menjaga Petug Petugas
ga Distri pendistri Pada Makanan.
dan Bakteri mencuci kebersihan, as yang tidak
kebers busi busain saat Memerhati
pendistrib Salmone tangan saat CCP cuci tangan Pendi disiplin
ihan opor dan Pendist kan 5
usian Opor lla sebelum dan stribu saat
tanga tahu penyajia ribusian moment
Tahu menjamah menggunaka sian penyajian
n n cuci
makanan n APD makanan..
tangan
31
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan pada hari Senin tanggal
18 Desember 2017 pada saat makan siang, terlihat bahwa dalam proses pembuatan
“Opor Tahu masih kurang mendapat perhatian dalam pengawasan mutu secara tepat.
1. Penerimaan
Tahu diterima dari supplier secara periodik, pada proses penerimaan ini tahu
harus diperhatikan dengan baik dari spesifikasi tahu karena jika tidak diperhatikan
produk tahu bisa tercemar bahan kimia seperti formalin dan borak. Kemudian di cuci
terlebih dahulu di air yang mengalir. pada puncian ini, tahu bisa tercemar bakteri
e.coli bila airnya kurang baik. Kemudian tahu di simpan di gudang bahan makanan
segar di pendingin Chiller. Tahu yang diterima harus sesuai dengan spesifikas RS
Muhammadiyah Bandung yaitu, tahu berwarna putih, tidak berlendir, bau khas tahu ,
segar. Tawar, ukuran besar.
2. Persiapan
Tahu yang di gunakan berasal dari gudang penyimpanan Bahan Makanan
Segar di dalam pendingin Chiller. Ketika akan di olah, tahi di rendam dan di cuci
terlebih dahulu proses ini masih mungkin adanya tercemar mikroorganisme tumber
yang berasal dari air pencucian yang tidak baik. Setelah di cuci, tahu di potong
menjadi 2 potong berbentuk segi tiga. Petugas terlihat tidak menggunakan sarung
tangan ketika memotong tahu, hal ini memungkinkan tahu mudah terkontaminasi.
Selain itu, alat pemotong/ pisau sebaiknya di cuci sampai bersih untuk setiap kali
pemotongan bahan makanan lain, untuk mencegah perpindahan mirkoba dari
bahan lain.
Bumbu yang digunakan untuk penuminsan antara lain bawang putih, bawang
merah, merica, gula putih, garam, salam, sereh, laja (laos), ketumbar, air putih dan
minyak goreng. Bawang merah. bawang putih, salam, sereh , dan sereh diambil
dari Chille untuk selanjutnya dipotong kecil-kecil. Untuk gula, garam, merica
bubuk, dan penyedap rasa diambil dari gudang kering.
32
3. Pengolahan
Proses pemesanan dimulai dengan penggorengan tahu sampai kecoklatan kemdian
dilanjutkan penumisan bumbu- bumbu yang sudah di siapkan. Setelah di tuangkan
air, tahu di masukan di tambah gula dan merica aduk hingga merata dengan api
sedang. Tunggu hingga matang ± 15 menit. Jika sudah matang, untuk non RD di
tambahkan santan dengan panaskan pada api kecil dan di aduk sampai merata ± 5
menit
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Bahaya yang terjadi pada rolade cincang ayam adalah pada media yang digunakaan
saat proses pengukusan. Plastic yang digunakan pada proses pengukusan (PE) akan
mengurai pada suhu 110⁰C
2. Bahaya yang dapat terjadi pada opor tahu yaitu pada saat pemorsian dan
pendistribusian. Yaitu bakteri salmonell yang bisa ditularkan dari penjamah yang tidak
menggunakan sarung tangan. Tindakan pencegahannya penjamah harus mecuci tangan
terlebih dahulu dan menggunakan APD lengkap.
B. Saran
1. Harus memperhatikan segi hygienitas pada setiap tahapan , mulai penerimaan hingga
distribusi dan makanan dikonsumsi, misalnya dengan selalu mempergunakan sarung
tangan saat menjamah makanan.
2. Perlu adanya dukungan direksi untuk pemenuhan sarana dan prasarana pemeriksaan
laboratorium guna pemeriksaan secara kimia dan mikrobiologi untuk mendukung
penerapan HACCP.
3. Dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai hygiene dan
sanitasi makanan untuk mendukung keamanan pangan bagi pasien dan konsumen
makanan Rumah sakit.
4. Walaupun ada beberapa plastik yang bisa digunakan dalam suhu tinggi dan tidak akan
terjadi penguraian zat kimia, tetap lebih baik menggunakan pembungkus alami
misalnya daun pisang. dengan daun pisang atau kertas ketika akan melalui proses
pemanasan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2013 Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :Direktur Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
35
DOKUMENTASI
1. Tahu opor
1. Persiapan Bahan
2. Pencucian
3. Pemotongan (dibagi
dua membentuk
segitiga)
36
NO DESKRIPSI DOKUMENTASI GAMBAR
4. Penggorengan
5. Ditiriskan
6. Penumisan Bumbu
7. Setelah bumbu
ditumis, lalu diberi air
37
NO DESKRIPSI DOKUMENTASI GAMBAR
8. Pemasakan
9. Pemorsian untuk RG
dan sesuaikan dengan
pesanan RG
38
NO DESKRIPSI DOKUMENTASI GAMBAR
12. Sebelum di
distribusikan opor
tahu disimpan di bain
marie terlebih dahulu
13. Sebelum di
distribusikan opor
tahu RG disimpan di
bain marie terlebih
dahulu
39
2 Melakukan pengujian tahu
apakah mengandung
formalin/boraks dengan
metode kunyit
3 Pengujian Borak
Menggunakan Kunyit
40
4 Hasil Pengujian Borak pada
tahu negatif
41
2. Roll cincang ayam
42