Anda di halaman 1dari 8

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS

A. Pengkajian keperawatan
1. Anamnesis
a. Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang (hasil
laboratorium).
b. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, ,
agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa, tanggal masuk
rumah sakit, no medical record (MR), nama orang tua, dan pekerjaan
orang tua.
c. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan pasien.
d. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti
tpendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air
dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual muntah yang
berlebihan, tidak nafsu makan, anemia.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak
merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu
stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar
vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami keluhan mual muntah yang
berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia
3) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat
kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat
penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya ada riwayat penyakit keputihan dan riwayat
penyakit HIV/AIDS.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling
mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan
genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluraga
yang tidak ada riwayat didalam keluarganya (Diananda, 2008).
e. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker
serviks yang perlu diketahui adalah:
1) Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker
serviks tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan mengalami
atropi pada masa menopose.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan diantara
siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.
2) Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks
terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma serviks
(Aspiani, 2017).
f. Riwayat psikososial
Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta harapan
terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan
suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri
pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga
ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien yang
merasa tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder, dkk, 2013).
Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
keluhan cemas dan ketakutan.
g. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi,
aktivitas pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
(Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami keluhan tidak nafsu makan, kelehan, gangguan pola tidur.
h. Pemeriksaan fisik, meliputi :
1) Keadaan umum: biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi
sadar, lemah dan tanda-tanda vital normal (120/80 mmHg).
2) Kepala : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami rambut rontok, mudah tercabut.
3) Mata : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami konjungtiva anemis dan skelera ikterik.
4) Leher : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak
ada kelainan
5) Thoraks:
Dada : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan
Jantung : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan
6) Abdomen : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak
ada kelainan
7) Genetalia : Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami
sekret berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi
(Brunner & suddarth, 2015). Pada pasien kanker serviks post
kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.
8) Ekstermitas : Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium
lanjut mengalami udema dan nyeri (Brunner & suddarth, 2015)
Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
kesemutan atau kebas pada tangan dan kaki.
i. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan hematologi
Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi mengalami anemia
karna penurunan Haemoglobin. Nilai normalnya Haemoglobin wanita
(12-16 gr/dl).

B. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul


Menurut NANDA (2015-2017), kemungkinan masalah yang muncul
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel
syaraf)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
5. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
8. Resiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren
(trombositopenia)
9. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
10. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme tubuh

C. Rencana Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel
syaraf)
Defenisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan.
Batasan Karaktreristik :
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak mengungkapkannya
2. Fokus menyempit
3. Fokus pada diri sendiri
4. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
5. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas
6. Mengekspresikan perilaku (misalnya: gelisah, merengek, menangis,
waspada)
7. Perubahan selera makan
8. Putus asa
9. Sikap melindungi area nyeri
10. Sikap tubuh melindungi

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol nyeri
dengan kriteria hasil :
a. Tingkat nyeri
1) Mengenali kapan nyeri terjadi
2) Menggambarkan faktor penyebab
3) Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional
kesehatan
4) Mengenali apa yang terkait dengan gejala
nyeri
5) Melaporkan nyeri yang terkontrol
b. Pengetahuan: manajemen nyeri
1) Mengetahui faktor penyebab
2) Mengetahui tanda dan gejala
3) Mengetahi efek samping terapeutik obat
c. Respon pengobatan
1) Pasien mengetahui efek sampingnya
2) Tidak ada reaksi alergi
3) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

Perencanaan
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus
b. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
c. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
d. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
e. Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri
f. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan
akibat prosedur
g. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
h. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (terapi relaksasi)
i. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri yang dipakai selama
pengkajian nyeri dilakukan
j. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri

4. Implementasi Keperawatan
Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry, 2005). Langkah-
langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi memberikan
mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawataan yang diusulkan masih sesuai.
b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum
memulai perawatan. Perawat menelah rencana asuhan dan
membandingkannya dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa
keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi
keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis saat itu. Jika status
pasien telah berubah dan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan
harus dimodifikasi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi menurut Potter & Perry (2005) yaitu membandingkan data subjek dan
objek yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang
ditetapkan selama perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon pasien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan
asuhan keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan
aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan mempertahankan
status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menetukan apakah tujuan ini telah
terlaksana. Aspek lain dari evaluasi mencakup pengukuran kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan (Potter &
Perry, 20

Anda mungkin juga menyukai