Sains Dan Teknologi
Sains Dan Teknologi
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Manusia alaminya tercipta untuk berpikir. Proses berpikir terjadi secara natural dan
lumrah dalam kehidupan. Berpikir seringkali membuat apa yang sedang dibayangkan
menjadi bias, tidak memiliki arah yang jelas. Pemikiran-pemikiran agar bisa terarah
dengan jelas, diperlukan suatu ilmu sebagai pengendali dan patokan.
Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang disiplin. Ilmu yang membahas
mengenai situasi alamiah dikatakan sebagai ilmu sains. Ilmu sains bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu sains yang dijadikan sebagai
pengendali dan patokan berpikir perlu dikaji melalui serangkaian cara yang terstruktur.
Ilmu sains yang diolah secara terstruktur bertujuan agar pengetahuan sains dapat
dipahami kembali secara jelas, rinci dan tepat. Pola pikir terhadap sains perlu ditanamkan
agar manusia memiliki cara pandang untuk menilai dan menyikapi ilmu, sehingga
pemikiran manusia bisa terarah dengan jelas.
Uraian yang telah dipaparkan menjadi latar belakang dalam penulisan makalah ini,
yaitu mengenai pola pikir manusia terhadap sains. Manusia yang dimaksud hanya
membahas dalam ruang lingkup remaja, sehingga makalah ini membahas tentang
berpikir sains.
2. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu untuk
1. Mengetahui pengertian berpikir sains
2. Mengetahui ciri-ciri berpikir sains
3. Mengetahui tahapan berpikir sains
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sikap ilmiah
B. Kajian Teori
1. Pengertian Berpikir Sains
Rudinow dan Barry (filsaime, 2008:57) berpendapat bahwa berpikir sains
(kritis) adalah sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-
kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan
prosedur untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi.
Ennis (1996) berpendapat bahwa berpikir sains adalah suatu proses berpikir
yang berjujuan untuk membuat keputusan yang rasional yang diarahkan untuk
memutuskan apakah mmenyakini atau melakukan sesuatu.
Tahapan berpikir sains dapat digambarkan seperti metode ilmiah. Steven
(1991) berpendapat bahwa berpikir sains adalah metode tentang penyelidikan ilmiah,
yaitu mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mencari dan mengumpulkan
data-data yang relevan, menguji hipotesis secara logis dan evaluasi serta membuat
kesimpulan yang reliable. Berpikir sains memuat kemampuan membaca dengan
pemahaman dan mengidentifikasi materi yang diperlukan dengan yang tidak ada
hubungan.
5. Pembahasan
Berpikir sains meliputi dua langkah besar yaitu melakukan proses berpikir
nalar (reasoning) dan pengambilan keputusan atau pemecahan masalah (deciding or
prolem solving). Berpikir sains diartikan bahwa tanpa kemampuan yang memadai
dalam hal berpikir nalar (dedukatif, induktif dan reflektif), manusia tidak dapat
melakukan proses berpikir sains (kritis) secara benar.
Berpikir sains yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan
keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sistesis dan mengevaluasi. Kegiatan tersebut berdasarkan
hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan
membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan.
Fitrahnya manusia adalah subjek dalam kehidupan. Artinya manusia akan
cenderung berpikir untuk dirinya sendiri atau disebut sebagai egosentris. Egosentris
menjadi hal utama yang harus di hindari. Egosentris akan membuat pemikiran
menjadi tertutup sehingga sulit mendapatkan inovasi-inovasi baru yang dapat hadir.
Sikap egosentris akan membawa manusia kedalam komunitas individualistis yang
tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Berlatih berpikir sains secara ilmiah , maka
akan semakin berkembang menjadi tidak hanya sebagai pemikir sains, tetapi sebagai
pemecah masalah yang ada di lingkungan.
C. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran