Anda di halaman 1dari 12

TINDAKAN KEDOKTERAN GIGI

PADA SAAT PUASA

BIDANGFATWA
MUI KOTA BANDTING
201 8
MUSYAWARAH KOMISI FATWA MAIELIS TJLAMA INDONESIA

KOTA BANDLTNG
Nomor: 250/E/\[I-KBN/20 I I
Tentang

IINDAKAN KEDOKTERAN GIGI

1.,*-Jl o-Jl tirt


a*l
Musyawarah Komisi Fatwa Majetis Ulama Indonesia Kota Bandung yang berlangsung pada
tanggal 2l Maret 2018 M. I 3 Rajab 1439 H. dan pada tanggal 4 April 2018 M I 17 Rajab 1439
H. dan membahas tentang Tindakan Kedokteran Gigi Pada Saat Puas4 setelah :

Menimbang:

a- Surat Permohonan Fatwa Halal MUI Mengenai Tindakan Kedokteran Gigi dari Persatuan
Dokter Gigi Indonesia Cabang Kota Bandung Jl. Rereng Adurnanis No. 9 Bandtmg :

I. TINDAKAN KEDOKTERAN GIGI PADA SAAT PUASA

A. Pencabutan / Ekstraksi Gigi


l. Apakah pencabutan gigi dapat mernbatalkan puasa ?
2. Apakah pemberian obat anestesf berupa gel 'yang dioleskan di dalam mulut /
disemprotkan di sekitar gigi dapat membatalkanpuasa ?
3. Apakah keluarnya darah di dalam mulut dapatmembatalkan puasa ?
4. Apakah proses memasukan obat anestesi dengan penyuntikan dapat
membatalkan puasa ?

B. Scaling / Pembersiham Karang Gigi


1. Apakah "proses berkumur" (dengan air atau obat antiseptic) dalam tindakan
pembersihan karang gigi menyebabkan membatalkan puasa ?
2. Apakah sensasi rasa s€gax dari air yang keluar dari alat ultrasonic scaler di
dalarn mulut pasian selama penrhrsihan karang gigi dapat rnembatalkan puasa?
3. Apakah terjadinya pendarahan selama pembersihan karang gigi dapat
membatalkan puasa ?
4. Apakah pemberian pesita profilaksis dengan "berbagai rasa" dapat membatalkan
puasa?

C. Penambalan Gigi
1. Apakah "sensasi rasa segar" di mulut pasien dari sernprotan air selarna proses
pengobatan gigi dapat membatalkanpuasa ?
2. Apakah obat yang keluar dan tertelan (tidak sengaja) selama proses penambalan
gigi dapat rnembatalkan puasa ?
3. Tidak semta kasus dapat langsung direstorasi perrnanen? sebagaian kasus harus
dilalrukan perawatan dan ditarnbal sernentara. Apakah bahan tarnbal sementara
yang tertelan dapat membatalkan puasa ?

D. Pencetakan Gigi
1. Apakah proses pencetakan gigi dapat membatalkan puasa ?
2. Apakah "sensasi rasa segar" dari bahan cetak di mulut pasien selama
pencetakan dapat membatalkan puasa ?
II. PROTESA GIGI PADA JENAZAH

1. Apakah protesa gigi pada jenazah wajib atau harus dilepaskan sebelum jenazah
dikuburkan ?

M. JAKET GIGI, VENEER, BEHEL GIGI, BLEACHING

A. Jaket Gigi
1. Apakah dengan dtpasangnya jaket gigi yang menyebabkan ftrtutupnya
permukaan gigi sehingga tidak berkontak dengan air ketika berwudhu, akan
mengurangi keutamaan wudhu ?
2. Apakuh dengan membuat jaket gigi dengan tujuan mengem6alikan benhrk,
wama dan fungsi gigi ke bentuk normal dihalalkan ?
3. Apakah dengan membuat jaket gigi dengan tujuan mengubah bentuk dan warna
gigi dari bentuk normal agar tampak lebih menarik dihalalkan ?

B. Veneer
1. Apakah dengan dipasangnya veneer gigi yang menyebabkan tertutupnya
permukaan gigi sehingga tidak berkontak dengan air ketika berwudhu, akan
mengurangi keutamaan wudhu ?
2. Apakah dengan membuat veneer dengan tujuan mengembalikan bentuk, wanul
dan fungsi gigi ke bentuk normal dihalalkan ?
3. Apakah dengan membuat veneer dengan tujuan menubah bentuk dan wama gigi
dari bentuk normal agar tampak lebih menarik dihalalkan ?

C. Behel Gigi
l. Apakah proses merapihkan gigi (dengan behel) dihalalkan ?
2. Apakah proses merapihkan gigi tanpa behel (Incisal adjustment dengan cara
memotong ketidak sesuaian permukaan sinsisal gigi) dihalalkan ?
3. Apakah pemasangan behel tanpa indikasi medic (untuk mengikuti kemauan
pasien * mengikuti trend) dihalalkan ?

D. Bleaching
1. Apakah merubah warna gigi normal menjadi lebih putih dengan tindakan
bleaching dihalalkan ?
2. Apakah merubah wama gigi yang tidak normal menjadi wama standar normal
dengan tindakan blaching dihalalkan ?

IV. PENAMBA}IAN AKSESORIS PADA GIGI


(DIAMOND, CRISTAL GIGI BENTUK MOTIF BINTANG)

l. Apakah penambahan aksesoris pada gigi diharamkan ?

b. Bahwa oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung memandang perlu
membuat surat penetapan fatwatentang Tindakan Kedokteran Gigi Pada Saat Puasa.

Mengingat:

1. Firman Allah swt. :

L-n
4irl
3i' ir#$ "iis, -,;:,fr .<,r\r; "&;gs"#!o'"&!*'
.(\\1 :r /"LJt) q 6t'.rr-; "i fi .--r: i t!: :**ti 4 rl
T)an aku (syaitan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan mernbangkitkan angan-
kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak),
mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allaah),
benar-benar mereka mengubahnya".Barangsiapa yang menjadikan syaitan sebagai pelindung
Allaah, Maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata". (An-Nisa/4: I l9).

Sabda Nabi Muhammad saw. :

.(oo., , e y\o : \y /
f,
AMullah bin l\das'ud berkata: "Rasulullah saw. mengutuk perempuan-perempuan yang
membuat tahi lalat dan yang minta dibuatkaq yang memotong alis; dan perempuan-erempuan
yang memangur giginya agar kelihatan lebih caatik. Perbuatan ini termasuk kategori merubah
ciptaan Allah". HR. Ibnu Hiban (shahih Ibnru Hiban - Makhrajm 112 :315,Nomor : 5505).

Cril.Ll:-ri-2 l+it-ir$ Cl d , ;r'DG- "r".Sltb ;;$l *itt d : qiJl *,by


( t.o: \Y /E-Lbgr*Jl fUI-&*Jt
Dan telah datang keterangan dalam sebuah hadits: *Allah mengutuk al-waosyirah dan al-
mu'tasyirah (perernpuan yang menajamkaa gtgi dan yang minta ditajamkan)."
Yang disebut al-waasyirah ialah perempuan yang menjarangkan dan menajamkan ggnyd'.
(Syarh al-sunnah - Lil-Imaam al-Bughawi Matnan wa Syarhan I 12 : 105).

qtL*::".!\: vVW:\ :At\\


S;J ,jt! *"*"

D9
,r) Ai y 3\j A ,iipr eJ\13 4$\ v6 e'F: -C* ql' .irr &- 4ir\ Jy,)
J;1tFr5I \4) k ? &r ju,*q us *\s,":I &,jr;; .'oi3sr 6
'jri.jyr ael;a.lr ff ;yw €ri
jg.tl;r .tfi.(1Ja,j6 e ?w\4b3a5
W:*ru :djt6 4\b;U;W';F-uur * {;rji &iti5 ,j\5 ..g,l::6
au2 , j'lt
: r I L&IJ ,t\ys Jtsi.^ - J-- f d*" ;:, .Wvl it *Ji 3K 5 ui :itll
)

,bJl ,( ttrt ) r..i.( o1o1) gUlt .( ttvt) -:-2lrJi.( t,r,r'r ) fiE Jl ,(011o : p!2 e \11
.( r r tv) d!+Jl .( r orr. ) ;ir*lt ,( r t'rv )
*Dari Abdullaah bin Mas'ud, berkata: "Allah rengtfi* pe,rempuan-perempuan yang membuat
tahi lalat dan yang minta dibuatkan; yang m€motmg rtT"l4 dan perempuan-perempwm yang
';
I
''ry

memangur giginya agar kelihatan lebih cantik. Perbuatan ini termasuk kategori merubah ciptaan
Allah'.
Maka sampailah berita itu kepada seorang wanita dari Bani Asad yang bernama Ummu Ya'qub,
dan dia suka membaca Al-Qur'an. Kemdian dia mendatangi Abdullah Ibnu Mas'ud dan berkata:
"Ada berita yang sampai kepadaku, bahwa karnu mengutuk perempual-perempuan yang
membuat tahi lalat dan yang minta dibuatkan; yang memotoag alisnya; dan perempuan-
perernpuan yang memangur giginya agar kelihatan trebih cantik. Perbuatan ini ter,rnasuk kategori
merubah ciptaan Allah?".
Kata Abdullah: 'Mengapa aku tidak mengutuk orang yang dikutuk oleh Rasulullah saw. danhal
ini terdapat dalam kitab Allah".
Wanita itu berkata: "sungguh aku telah membaca lembaran-lembaran mushaf tqtapi aku tidak
menemukannya".
Abdullah berkata: 'Tika kamu sungguh-sungguh membacanya pasti kamu menemukannya. Allah
Azza wa Jalla berfirman: "Apapun yang disampaikan rasul kepadamu, maka ambillah; dan
apapun yang dilarang rasul bagimu, maka jauhilah."
Wanita itu berkata: "sekarang aku akan melihat hal itu (membuat tahi lalat; memotong alis; dan
memangur gigi) pada istrimu".
Kata Abdullah:'?ergilah dan lihatlaLr!".
Kernudian wanita itu mernasuki rurnah istri AMullah dan tidak melihat hal itu pada isteri
Abdullah" Maka ia pun mendatangi kembali Ahdullah dan berkata: "Aku tidak melihat sesuatu
apapun pada isterimu".
Kata Abdullah: "seandainya hal itu ada pada istrikrl niscaya aku tidak akan bersatu dengannya".
HR. Muslim (Sahih Muslim Masykul wa Muwafiq Lil-Mathbu'16 ; 166, Nomor : 5695),
-
Bukhari (4886), Abu Daud (4171), An-Nasai (5254), Ahmad (4129), Al-Bazar (1467), Al-
Baihaqi ( I 5230) da At-Thabrau (2147)

& &q,;yr3ly2;\"n\ iri:,urt 3! ' d., qr' oirr J- *tr J;ritg ,Ju . 'l-)jiJl A :F
( rlvt:,.3; r 't : L lr;\r gj di-,) r-5\r9i Js-t.FV\[3\JsYV$fi'o\'> 2\'>

Dari Abu Dwda berl,r.ata Rasulullah saw. bersaMa.' "sesungguhnya Allah telah menurunkan
penyakit dan juga obatnya, dan Allah telah menjadikan obat bagi setiap penyakit, maka
berobatlah. Dan janganlah kamu berobat dengan yang haram". HR. Abu Dawud (Sunan Abi
Dawud/ :7, Nornor : 3874).

,'rllsr &rfK [Y;lrrLr + oi,r & Ct'5i, irtr,,*; ;; i;ui ,e


&4)4
W\'$ ,j\fi tci)\'rfii ,titt
jirE ,u,o t;; lii 16 b +$1\;6 ,,i3;-
-";
cAfr
'rjtIl
/.:_elr gi S-,) r_21:
t\ Jss.i;t;7Y3 e\> #,7.-,',l .,.-t'ltl\i e4P kYaVaF
(rloo:g;rf:t
rrr\klr mendatangi Nabi saw. dan para sahababrya yang seolah-
Dari Usamatr bin Syarik berkata:
olah di atas kepala mereka itu ada burung. Setelah mengucapkan salam terus aku ptrn duduk.
Maka datangtah orang-orang Arab (Badwi) dmi arah sana dan dari aratl sana, dan bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat?". Nabi saw. menjawab: "Berobatlah, karena
sesungguhnya Allah 'Azzawa Jalla tiada menjadikan suatu penyakit melainkan menjadikan pula
obat penawarnya, kecuali penyakit yang satu, yaitu pikun". HR Abu Dawud (Sunan Abi
Dawud/4 : 3, Nomor : 3855).
,"itt (l,ju {adr iil.r j"fi;f 1$r Ui titr
j;rE ,jv,*;,i $l +:L ,r
'&ii
( v. :
,*l,
rf 1 : \ / JJ-r:*II )
r"s=Ut .!-r,
.it4l rU e*
Dari Abdullaah bin Amr berkata: "Aku bertanya: "Ya Rasulallah, Apakah termasuk sombong
bila aku memakai perhiasan yang bagus?". Rasulullah saw. merliawab: "Sesungguhnya Allah
Maha Indah, Dia rnenyukai keindahan". HR. Al-Hakim (al-Mustadrak/l :26, Nomor : 70).

* iu -J* ^.1'oil k- tflt ,f 2#j*rl ):L f


^*t e+Y
CoK U r

aisr 3! n ,j\3 IG'i:xr\*'r.$613-S\ .i1 &tr3L,kj's .o j5 ;y{r" 3W

J-.* ,b; .( .rrEJt 5*L, gL\ H ,{-il Ju+l U Jr

Dari Abdullah bin Masud, dari Nabi saw. bersabda: "Tidak akan masuk surga orimg yang dalam
hatinya terdapat sifat sombong walaupun hanya sebesar dzarroh". Maka ada yang berkata: "Ada
orimg yang suka berpakaian bagus dan beralas kaki bagus." Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya
Allah itu Maha Indah, Dia menyukai keindahan. Yang disebut sombong itu ialah tidak mau
menerima kebenaran dan tidak menghargai orang lain/merendahkan oftmg lain". HR. Muslim.

qi: bt;l\ ris ?1-


*\'e3 '^,^rj G -4"1?'"6\'^3-j c; &;rlr * *
"ifo\Jrr.*1 jr\rfrtif -*rqr-.irr k - €l|;(t {lL {ii:6
- r-2tr-*icn-,) r;tr;,i
.(ro.r) & ri .(rr.rr) -^--i ,1 o\1\) dLrJl ,(rrrr :ri., c\rA :r 7jQ)l Ola,, ;p
.(otlf) ilL- ucl ,(trrt't) gpl.(rnt) ji{eJl

Dari AbdurahmanbinTharafah, bahwa kakeknya bernama'Arfajah bin As'ad putus hidungnya


pada waktu pemng al-Kulab, kemudian ia menambal hidungnya dengan dedaunan sehingga
meqjadi busuk. Maka Nabi saw. menyuruh agar menambalnya dengan mas. HR. Abu Daud
(4234), An-Nasai (5161), Ahmad (19028), Abu Ya'la (1501), Al-Baihaki (4392), At-Thabrani
(13816) dan Ibnu Hiban (5462).

;;! 4:,i ,J6 .,-rb\\ * 4p\+it i;E '&ii e


,i\i'o:3 ht ,{ri';G ;; tA
oiJl -,t-",i Js;.8V-'o#ol'l1,gLi*ir.Jl cd1s6L"a'l\ e k,
#: l\ lilj.U!:-l iLaIJ 4&r<-. 4iJUU d;+ JI ,\ll ,i.-, dr t4; t{# arJ\.-. )li!
eJ',\; b 4-W $;$ii$ tulr #: {4 i:tyr,3b t$I b gs},a x-r
jytar
.(vr :s/'lr*Jt eqrLi.! J:"ru
e'+l e\,,Jl) iW\ *3,*
Dari Laqiet bin Shabrah ra. Berkata: "Ya Rasulallah, beritahukan kepadaku tentang wudhu".
Rasulullaah saw. bersabda: "Sempurnakan wudhumu, silangi sela-sela jarimu, dan hiruplah air
oleh hidungmu dalam-dalam kecualijika kamu sedang shaum". HR. Ash-Habu Al-Sunan.
Maka tidak boleh berlebih-lebihan dalarn berkumur-kumur dan dalam menghirup air oleh
hidung, karena khawatir ada ur yang masuk ke dalarn perut. BerlebihJebihan (dalam berkumur
dan rnenghirup air oleh hidung) hukumnya makruh bagi yang sedang shaum sebagai sikap
berhati-hati.
Apabila berlebih-lebihan kemudian ada air yang masuk ke dalam perut, maka batallah shaumnya"
lantaran ia telah melakukan sesuatu yang dilarang. Dan jika tidak berlebih-lebihan kemudian ada
air yang masuk, maka tidaklah batal shaumny4 lantaran hal itr terjadi karena ia melakukan
sesuatu yang diidzinkan. Ini adalatr pendapat jumhur (mayoritas) ulama (At-Taj Al-Jaarni'u Lil-
Ushuul fii Ahaadiitsi al-Rasuul 12:69).

.6;i n, i;i.f u pr *: !u:s-'r$ rtL,itr k '#\ &.{t ,iG 4; -} rv I


.9i*/b .s-rfJb :-e\rr,i ,!,
4 ^l #, ,i,)ftl ultr rr*It *: st ,f e,"L"rr Jly'l .r ," tp ,6 iu rr:l! $ .ri

.';UJb "rr4l o\Lss


-f ;r.l o*\r-r ,.-FHl .,l &Ul drg ,U;l dL.Il q:/t JJ Jldt ,f
.(rr :rlJr"rJt .l,-rLi..3 J_:",)U e+t CUI) .,-"\;lb
Dari Amir bin Rabi'ah berkata: *Aku melihat Nabi saw. bersiwak (menggosok gigi dengan kayu
Arak) ketika beliau sedang shaum. Dan aku melihatnya tidak terhitung." HR. Abu Daud, Bukhari
dan Tirmidzi.
Yakni aku sering kali melihat Nabi saw. bersiwak ketika sedang shaum. Maka dalnm hal ini tetap
disunnatkan bersiwak bagi orang yang sedang shaum pada setiap r*'aktu Ini pendapat Jumhur
Ulama dan tiga Imam Mujtahid (Madzhab).
Sementara menurut pendapat lain bahwa bersiwak itu dimakrulrkarr 6nlai dmi terFlhsir
matahari hingga terbenam bag yaog sdang shaum kflEna meryertahmkm bcr mrulrrrye-
sebagaimana penjelasan diatas pada bab fadheil- flan inilah p€ndred lmg aiFegzrg oIEh Ih
LJmar, Atha, Mujahid, Asy-Syaf i dan Al-Auza'i. (At-Taj Al-Jam;i'u Ul-L-shd fii Ahffii
al-Rasuul 12:62).

4L,fub ?v * 15 6r; U, - *)+r' njir,p- +t i;i6 iri ;;j"rj r


.=:[!b cLJ\ "-,L-i ,\D .. jitfi,3;\fr\ .ys", qb; g-, .u ;Vl;e',\;;l gY:iV;
.AzLzt-O)
Q e/ 0 / / ti ,ro6o /t/ , , o P !
/ . .< .r., .y' oir./ . . o/ o.
yt
*r\l{G v"Ar,tr, v }srit.x;t(*,
o
..:,.*r 4ir.+JD
V y f U.,y, \:,i i:Ji,ur
4/

( 'n : r I &*Jl earLi,-! J_r.)U g.+t


CUI).]!;iy l+r
Dari Abu Hurairah ra. berkat4 Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa yang merasa mual
sehingga muntah padahal dia sedang berpuas4 maka tidak wajib mengqadha puasanya, dan siapa
yang sengaja berusaha agar muntah, maka wajib qadha". Di dalam riwayat lain dikatakan:
"Barangsiapa muntah dengan sengaja, maka wajib qadha". HR. Ash-Habussuran dan
menshahihkannya.
Hadits uni menyat*anbahwa" shaum itu menjaga dm sesuatu yang masuk, bukan dari sesuafu
yang keluar, seperti teori ftaidah) yang sudah popular diatas. Tetapi tidak demikian adanya, bila
sesuatu yang masuk itu tidak melalui lubang terus (rongga) yang terbuka, seperti obat suntik
(infus) yang dimasukkan melalui bawah kulit, maka tidak membatalkan purisa. (At-Taj A1-
Jaami'u Lil-Ushuul fii Ahaadiitsi al-Rasuul 12:69).

3. Pendapat Sahabat Nabi saw. dan para Ulama ahli fiqh. :

:y'$.c,qrqJb UuiJ\ '{r\li c# u '; ,l\ ou-i.jr or+k; 'dE (c.,r+i:i:3\) \Xb
t\tvj/\n*' &a+$ e),rdr,,1,, e+ 4iar
Yang dimaksud dengan ofif:Jf ialah, merenggangkan gig seri atau gigi yang terletak antara
gigi seri dan gigi taring. Berasal dari kata O$tt, aiatnancan fa dan lamnya, yang berarti
"merenggangkan grgi seri atau gigi yang terletak diantara gigi seri dan gigi taring."

'6
:"i ,1-.!\itijtr! *;3,rEyW,!f,';\rf-i\aa ( #t) or;kJt ; ' ,l$t u,
jti"ti,U;q x*i;rt O *t\€)4151 *;\s,\|Vi.o;ir #.t#ir
( rtr : v / l_ri:."-C** &.,S;LJ| C;)

Yang dimaksud dengan ("#il- c,6k31 ialah, kebiasaan wanita-wanita Arab yang suka
menajamkan giginya agar kelihatan lebih cantik.
Maka hal ini menunjukkan, bahwa yang diharamkan itu adatah demi kecantikan. Adapun jika
tindakan itu diperlukan untuk pengobatan; atav untuk memperbaiki keadaan grgi yang cacat; atau
alasan lainnya selain kecantikan, maka hukumnya tidak apa-apa (tidak haram). Wallahu A'lam.
(Syarah an-Nawawi 'ala Muslim - Masykul 17 :241).

d,?
!.; # J.ot*,!gUl ctU-r
i!, CL i-,tt ,9 trt'),#qnJl ;-f Qif fiyt 6:ss
...".iJl dr" eUi l-rc \r9 ..!nU fit-i lr* fii oiit ,.t 6; r-ill-2,:tti

Al-Atsram meriwayatkan dari Abu Jamroh al-Dlab'i, Musa bin Thalhah, Abu Rofi', Tsab,it Al-
Banani, Ismail bin Zud bin Tsabit, dan Mughiroh bin Abdullab bahwa mereka telah
menguatkan gigi mereka dengan mas dan dengan logam selain mas. (Lihat Ibnu Qudama[ Asy-
Syarhul Kabir alal matnil Muqni', Darul Kitab Al-Arabi).

g.l .rilrap h i:i1'i.:.+ s.r*iri ct *i Gr'!,i.rJG li!tri OJI .t : r-o*Il"*ot;b. c.,iL


( rov ,f \
C;,r1-r*Jl
crL.,-rdl) .r.^ri if \r- \.{jK,

Beberapa keadaan yang diperbolehkan menggunakan mas adalah diantaranya untuk gigi. Yakni
apabila ada gigi yang tanggal atau rusak tidak berfungsi maka diperbolehkan menambalnya atau
menggantinya dengan gigi dari logam mas. (Taqrirotus Sadidahl / 357).

Hukum menggunakan logam mas dan perak untuk perhiasan.


Dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan para Ulama. Namrm Asy-Syaukani
berpendapat sebagai berikut:

t-A.ill JL,:-,1 p,+ C 6 *-t


C; oict 4Li tr dJJi Ji :t{c J-a*lb
^},
4*i
t"L
JL-.I'i nrtJ 4.aI; g;.iJl ,.-Li OU J>t- .FU ..^n! .l*tt, -,./Cb ,"$'lt r-* Aa,aiJle
.JJL.- *; J.": tr-c'

Adapun berhias diri dengan perhiasan maq maka termasuk yang dihalalkan oleh Allah. Dia tidak
mengharamkannya digunakan (untuk apapun) dan untuk perhiasan, selain dijadikan alat untuk
makan dan minum. Semua itu adalah halal secara mutlak. Allah telah membolehkan apa yang
diciptakan oleh-Nya unhrk hamba-Nya Dia tidak akan ditanya atas apa yang diperbuat-Nya
mslainkan mereka yang akan dimintakan awaban atas perbuatan mereka." (Asy-
Syaukani, As-Sailul JarrarAl-Mutadaffiq 'ala }Iada'iqil Azfur, Daru Ibnu Ham)-
Fdcra Af.'AIdALIIabib lJma Bin H& yry tc l2l :

e ae,. ;9*- tj;[f[*+l r, ir q+ill oiYl Lt # &


e Cf ai-e* r-r4ra; JUb Jt" cY .ii'JI'ti-'cr;L, c..\l Ct C ;:rqrlt 4...fll 0U*,11

.gi\A OK L* OK, C-*elJl 1..--: Oi O:, O. L;lf -*1s6ti .ei-,rl! t ,64(t


,:oll aiii;r* YJ .L-r{t €+l $+e1r', .jr$ &:* >ls .slirJt 0b- 0p ,1lr$ 3li

.I- qF 4:, o" "d o.t"-O[ {1, o.J tlll a-F O[ O:, dr t{*lF! o<==-,- OK Ob .e.e.tc

dri ".i,t, .cr:,1I *f; g ,*q,,,sfrilJ

Apakah wajib mencabril gigi mas dai muhr mayaL atau boleh dikubur bersama dengannya?
Gigi dari mas yang ada@muhfr mayd adalah menjadi hak milik ahli waris, karena gigi mas
itu merupakan harta kekafam 1'ang akm berpindah hak kepemilikannya kepada para ahli waris
jika pemakainya ms.,inggal dunia
Apabila mengeluarkan grgr itu mudah dilakukan, tanpa harus melukai gusi yang sangat
menyakitkan jika diperkirakan ia masih hidup, maka boleh dicabut. Tetapi bila mengeluarkannya
itu harus dengan cam yang menyakitkan, maka tidak boleh dicabut, melainkan harus dikubur
bersama dengannya. Lantaran maylt itu harus dijagakehonnatannya sebagaimana ketika ia masih
hid.rp, dan tidak boleh disakiti dengan cara apaprm.
Jadi bila bisa dikeluarkan tanpa harus melukai atau nnengoperasi sedikitpun dari gusinya, maka
gigi mas itu menjadi hak milik para ahli waris sebagai tirlmh (harta peninggatan) yang harus
dibagikan kepada mereka. Wallaahu'AIam.

rdl
'jw .dtil)
't;t;4rr"ry ,j:"L"*r jE .r-urlt ;y LF)\t'"b
5i'ii .ot?i\ dp
f 6..7;, {o) .€rE ;-ii;
e",q }oA, u5y.J'! t, ,#3 iY\I+ t$}l
ob; .( q\b ur4il lf 6r;^;.i-)r 4
i1r; i'1-* ;; 1g1J- fri -*.,^-1, nirr k-
j\3 n:

+tl*l,Jl g.'l ur"o" c(loN :g; et1\ :r) 45 g_:gia*}J.gJ(Jl d,i.Jl .jkJl
"iillrr+1
.(rrr,r) .g-r\nJl ,(rr.s) J*_*i o(u'r.) dLlJt ,(urr :f; ro\ :y)
Bahwasanya telah diceritakan di samping Ibnu Abas mengenai wudhu karena makan. Kata al-
A'masy, dan pada kesempaian lain pernah pula diceritakan tentang dibekarn bagi orang yang
sedang berpuasa. Maka Ibnu Abas berkata: "senmgguhnya keharusan berwudhu itu kmena ada
sesuafu yang keluar, bukan karena ada sesuafu yang masuk. Sementara yang membatalkan
shaum adalah karena ada sesuafu yang masuk, bukan karena ada sesuatu yang keluar".
Dan telah diriwayatkan pula bahwa Nabi saw. bersabda kepada Laqith bin Shabirah: "Hendaklah
kamu bersunggulr-sungguh dalam menghirup air ke hidung (ketika wudhu) kecuali jika kamu
sedang shautn". HR. Al-Baihaki (8512), Ibnu Abi Syaibah (941l), Abu Ya'la (4602),Al-Bukhari
(re38).

,fr: €" tr ;*\U,€? b,frs,Ts b l"atu51,ju,>i^frdr4rr )b e


(rrr. :p3; r(oy :r /j!a-tllr"<lt
.7Jl) +latJl,l:, ,yt b
Dari Abdullah bin Masud berkata: "sesunguhnya shaum itu menjaga dari sesuatu yang masuk,
bukan menjaga sesuafu yang keluar. Sementara kehanrsan berwudhu adalah karena ada sesuatu
yang keluar, bukan karena ada sesuatu yang masuk". HR. ath-Thabrani (al-MuJam al-Kabier lit-
Thabrani/8 : 257,Nomor : 9460)
,-VeL;6t,ii JrL\ j eF4;-! u 1lw { 3y, ,'o5.'ixt iy-.t |";Ui:t iC
)ir6oK r5l iiL'",r, \ Ts oV rs11*i ^A y5 e-* jt U J, ufr"Ui *; jl
Berkata Imam Asy-Syaf i ra.: "Apabila menelan batu kerikil atau sesuatu yang bukan makanan
(tidak termasuk kategori makanan), atau diinjeksi (disuntik), atau mengobati lukanya, atau
memasukan obat ke rongga otaknya, sehingga obat-obat tersebut masuk ke dalam rongga
perutnya maka batallah shaumnya, jika ia sadar bahwa dia sedang berpuasa. Dan tidak apa-apa
(tidak batal shaumnya) jika ia Lupa".

t\ g)$ ;t?15 ,p\;E,;',iiu 3\ ,UW 3\ G\;v [!;r rit &+ \^t: ,.s;::nr iu
ay: yF\f\\\rV3K til atdt it; +;.rr rK \QFi re,{} J\{; }i ci\LL.
*;.9W3'r pt;a',$|}r;Y,g;,ftr ,Z E dtb G :P\ iur9* J''t6Qv'rK
'aAv
\r5'? ) iu; ni rg'u, rq ,-;1t;\: pW ;;i'i\,-,orr e A Ss

q L# a\riy! i*; ,q ,9 * 3r-l:,{r i ipt:.r,r,v :; i,J' (;4' il iq3,


oK rxr,:^i'€i;tSt#il e eW\ rt _,r;ir *;\i;bilfl+ g-c-yreeljr
.(tor :r /s;rLll) .tr'i c!ti(3 ,4'dL!)?r: +F\:l'cE,
Be*ata al-Mawardi: "Pendapat ini shahih. Yakni, apabila ia menelan makanan Etau mimmm;
atau sesuatu yang bukan makanan atau minuman seperti uang logam, batu kerikil" huh pal4
atau menelan buah badang, maka batallah shaumnya dan ia wajib apabila hal itu
dilakukan dengan sengaja dan ingat bahwa dia sedang shaum. Apabila lup4 maka ia tetap
berpuasa (tidak batal).
Al-Hasan bin Shalih bin Hayy al-Kufi berkata: "Tidaklah membatalkan shaum kecuali menelan
makanan atau minuman". Pendapat ini dipegang oleh Abu Thalhah di dalam kitabnya Al-Burud.
Lantaran semua yang disebutkan diatas itu (uang logam dst.) bukan makanan dan bukan
minuman.
Pendapat Al-Hasan ini salah. Berdasarkan keumuman firman Allaah Ta'ala "kemudian
sempurnakanlah olehmu shaum itu sampai malam" (al-Baqaarah : 187); dan yang disebut shaum
itu adalah menahan dari segala sesuatu; lagi pula larangan menelan benda-benda diatas itu telah
disepakati oleh para ulama. Dilarangnya menelan benda-benda tersebut adalah karena akan
membatalkan puasa.
Coba kita perhatikan, menghirup debu dan mencium wewangian tidak membatalkan shaum,
maka tidak dilarang. Tetapi menelan makanan dan minuman dapat membatalkan shaum, maka
dilarang. Demikian pula menelan benda-benda yang disebutkan diatas. (Al-Hawil3: 456).

# *r O* -e-+.it f'+ gt1-ir j';griJ,,4r*r,; ;Vl)-'{,L):ao<]Ut \-- - rt .1U,

.r),*,)l oiiJ\).f#r #,WW r!il\;y *\ AF jU tbi,r{'W cr$q


.('rrl : r/+:J:!

Berkata Imam Maliky: Dimakruhkan bagi yang sedang berpuasa, sebagai berikut: Mengobati
gigi yang berlubang pada siang hari, kecuali jika ditunda sampai malam, maka dikhawatirkan
akan terjadi kemudharatan seperti akan timbul penyakit baru, penyakitnya bertambah parah, atau
menderita sakit yang luar biasa. Jika ada sesuatu obat yang tertelan maka ia wajib mengqadha
shaum hari itu (batal shaumnya). Al-Fiqhul Islamy wa Adillatuh 12 :638).
,-$ V; , Fi Tu yA- $rt'X , *-T iL ffi ,VL 4-:+ e;ti til gS {#
.(Lo1 : rrO;L}l) 6,U;i
Fasal: "Adapun jika mengobati luka dengan obat yang sampai ke rongga perutnya dalam
keadaan sadar bahwa dia sedang shaum, maka batallah shaumnya, baik obatnya itu basah atau
kering". (al-Hawi I 3 : 456).

$E3it'5 ,C!,)tli)! ;;r"xlt :ar...,&,ar ryVrli ti-,--+r.ril ,y)Ti*'-\v)


: v / a,J:! .r)t-)l oii}l) .:'1) iL ii UU otsi Zt'; ,\'tJL J-+\ jy V @\; ,g $i
(rvv

Adapun kesimpulan dari pendapat-pendapat para Imam Madzhab tentang poin-poin terpenting
dari pembahasan diatas adalah: "Bahwa shaum itu menjadi batal disebabkan muntah yang
disengaja atau sengaja menelan segala benda hingga ampai ke dalam rongga perut" baik berupa
makanan (bergizi) maupun bukan (tidak bergiizi)". (Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhul2:677).

Memperhatikan: 1'
ffi*:fr.1lrfil?T?#ff trfi#,ff IffiH?ffHH,
201 8.

2. Pendapat dan saran-sarunpara Ulama peserta musyawarah-

MEMUTUSKAN
Dengan bertawakkal kepada Allah swt. dan mengharap keridaan-Nya kami menetapkan:

PERTAMA: Bahwa Pencabutan/Ekstraksi Gigi:


l. Pencabutan/Ekstraksi Gigi tidak membatalkan puasa.
2. Pemberian obat anestesi berupa gel yang dioleskan di dalam mulut, atau
disuntikkan, dan atau disemprotkan di sekitar gigi tidak membatalkan puasa
selama dilakukan dengan berhati-hati dan tidak berlebihan sekalipun ada
yang tertelan.

KEDUA : Bahwa Scaling/Pembersihan Karang Gigi:


1. Proses berkumur dengan air atau obat antiseptic dalam tindakan
pembersihan karang gigi:
A. Apabila dilakukan dengan berhati-hati dan tidak berlebihan maka tidak
membatalkan puasa sekalipun ada yang tertelan.
B. Apabila dilakukan dengan tidak berhati-hati dan berlebihan maka akan
membatalkan puasa jika ada yang tertelan.
2. Sensasi rasa segar dari air yang keluar dari alat ultrasonic scaler dan
pemberian pasta proJtlaksrs dengan "berbagai rasa" di dalam mulut pasien
selama pembersihan karang gigi tidak membatalkan puasa
3. Terjadinya pendarahan selama pembersihan karang gigi tidak membatalkan
puasa.

KETIGA : Bahwa Penambalan Gigi :


1. Penambalan gigi dan obat yang tertelan (tidak sengaja) selama proses
penambalan gigi tidak membatalkan puasa jika dilakukan dengan berhati-hati
dan tidak berlebihan;
2. Bahan tambal sementara yang tertelan tidak membatalkan puasa.

t0
KEEMPAT : Bahwaproses pencetakan grgt tidak membatalkanpuasa

KELIMA : Bahwaprotesagigi padaienazah:


1. Apabila protesa grgr pada j enazahitu mudah dilalarkan tanpa memerlukan
proses operasi, maka wajib dilepaskan;
2- Apabila protesa gigt pada jenazah itu sulit dilakukan dan memerlukan proses
operasi, maka haram dilePaskan.

KEENAM : Bahwa Jaketgigi, Veneer, Behel gigidanBleaching:


1. Kesempurnaan wudhu tidak tergantung kepada ada dantidak adanya gigi atau
terhalang dan tidak terhalangnya air sampai ke gigi yang asli, artinya tetap
'
wudhunya utama meskipun terhalang jaket gigi atau veneer;
2. Membuat jaket gigi, membuat veneer, pemasangan behel gigi, dan
bleaching:
a. Untuk tujuan pengobatan maka hukumnya halal
b. Untuk menormalkan gigi yang tumbuhnya tidak normal maka hukumnya
halal
c. Untuk tujuan tindakan pencegahan dari timbulnya penyakit, maka
hukumnya halal.
d. Untuk tujuan kecantikan tanpa merubah bentuk aslinya maka hukumnya

e. t#il tujuan kecantikan tanpaindikasi medic dengan merubah bentuknya


yang asli maka hukumnya haram-

KETUruH : Bahwa penambahan aksesoris pada gigi hukumnya dihalalkan

./F! C'i nU
Ditetapkan di Bandung
pada tanggal: 7 Mei 20l8ls.d.l2l Sya'ban 1439 M

BIDANG F'ATWA MUI KOTA BANDT]NG

Mengetahi,

DEWAFI PIMPINAN MAJLIS ULAMA NYDOI{ESIA


KOTA BANDUNG

Scffi[h

Anda mungkin juga menyukai