PENDAHULUAN
kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif
pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini di
mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan
penderita diabetes tipe 2 yang cemas dan takut akan penyakitnya yang tidak
bisa sembuh.
1
2
dengan populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan ke-4 di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada
21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes. Pada tahun
mencapai 71,4 juta jiwa atau sekitar 8,3% dari total populasi dewasa di
lebih dari 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi DM sebesar 1,47% dan
Tahunan Rumah Sakit tahun 2012 (per 31 Mei 2013), kasus penyakit
terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit umum pemerintah tipe A adalah
3
Diabetes Mellitus (8.370 kasus). Dan Pada rumah sakit umum pemerintah tipe
C, dua besar penyakit terbanyak pasien rawat inap adalah Diabetes Mellitus
2015 terdapat penderita kencing manis ( Diabetes Melitus) dialami oleh 246
Kecemasan ini apabila tidak ditangani secara baik maka akan menimbulkan
Stress dan kecemasan dapat terjadi pada individu dengan tingkat pengetahuan
misalnya dengan menerapkan pola makan sehat. Tetapi jenis diabetes ini
adalah penyakit yang progresif. Karena itu penderita diabetes tipe 2 biasanya
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik
mellitus tipe 2 dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
dengan tingkat kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Klinik Mitra
mellitus tipe 2
1.4.3 Bagi peneliti
Penelitian ini dapat menjadi sarana bagi peneliti dalam
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tahu (know).
b. Memahami (comprehension).
c. Aplikasi (aplication).
7
8
(sebenarnya).
d. Analisis (analysis).
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis).
yang baru.
f. Evaluasi (evaluation).
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
2. Secara Kebetulan
gagal maka cara itu tidak akan di ulangi lagi dan berusaha
memecahkannya.
11
deduksi.
12
9. Induksi
umum.
10. Deduksi
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
sebagai berikut :
a. Umur
mengambah pengetahuannya.
Klasifikasi tahapan masa dewasa manusia di kelompokkan
dewasa tengah), umur 65-75 tahun (masa dewasa lanjut) umur >
b. Pendidikan
13
kepribadian profesional.
3. Pendidikan informal
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh
mandiri.
c. Pekerjaan
d. Pengalaman
e. Lingkungan
15
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau
insulin.
a. Faktor-faktor resiko :
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat paa usia di atas 65
tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat keluarga (Padila, 2012 : 2)
2.2.3 Tanda dan gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliurta, polifagia pada DM
ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia diserta gangguan
terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi
perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak
diinginkan.
e. Sebab-sebab fisik
timbulnya kecemasan.
20
sebagai berikut :
meliputi :
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam
dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua
dengan kehidupan.
sedang, berat dan panik, seperti yang di ungkapkan oleh Stuart &
Sedang
Berat
Panik
23
seseorang.
dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan
jantung.
b. Berkeringat.
e. Merasa tersedak.
198).
atau konsultan
e. Mencari kesibukan
berat, dan cemas sangat berat digunakan alat ukur HRS-A (Hamilton
berikut :
SKORING
NO GEJALA KECEMASAN KECEMASAN
0 1 2 3 4
1. Perasaan cemas
1. Cemas
2 Firasat buruk
3 Takut akan fikiran sendiri
4 Mudah tersinggung
2. Ketegangan
1. Merasa tegang
26
SKORING
NO GEJALA KECEMASAN KECEMASAN
0 1 2 3 4
2. Lesu
3. Tidak bisa istirahat dengan tenang
4. Mudah terkejut
5. Mudah menangis
6. Gemetar
7. Gelisah
3. Ketakutan
1. Pada gelap
2. Pada orang asing
3. Ditinggal sendiri
4. Pada binatang besar
5. Pada keramaian lalu lintas
6. Pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur
1. Sukar masuk tidur
2. Banguan malam hari
3. Tidak tidur nyenyak
4. Bangun dan lesu
5. Banyak mimpi-mimpi
5. Gangguan kecerdasan
1. Sukar konsentrasi
2. Daya ingat menurun
3. Daya ingat buruk
6. Perasaan depresi
1. Hilangnya minat
2. Berkurangnya pada kesenangan
3. Sedih
4. Bangun dini hari
5. Perasaan berubah-ubah
7. Gejala somatik (fisik otot)
1. Sakit dan nyeri
2. Kaku
3. Kedutan otot
4. Gigi gemerutuk
5. Suara tidak stabil
8. Gejala somatik (fisik sensor)
1. Tu
nitus (telinga berdenging)
2. Pe
nglihatan kabur
3. M
uka merah
4. At
au pucat
5. M
27
SKORING
NO GEJALA KECEMASAN KECEMASAN
0 1 2 3 4
erasa lemas
6. Pe
rasaan dirusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler
1. Takikardi
2. Berdebar-debar
3. Nyeri dada
4. Denyut nadi mengeras
5. Rasa lesu/seperti mau pingsan
6. Detak jantung menghilang
10. Gejala respiratorik
1. Rasa tertekan pada dada
2. Rasa tercekik
3. Sering menarik nafas
4. Nafas pendek/sesak
11. Gejala gastrointestinal
1. Sulit menelan
2. Perut melilit
3. Gangguan pencernaan nyeri sebelum dan sesudah
makan
4. Perasaan terbakar di perut
5. Rasa penuh dan kembung
6. Mual
7. Muntah
8. BAB lembek
9. Sukar BAB
10. Kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital
1. Sering BAK
2. Tidak dapat menahan air seni
3. Darah haid berlebihan
4. Masa haid amat pendek
5. Masa haid berkepanjangan
13. Gejala autonom
1. Mulut kering
2. Mata merah
3. Mudah berkeringat
4. Kepala pusing
5. Kepala terasa berat
6. Kepala terasa sakit
7. Bulu-bulu berdiri
14. Tingkah laku
1. Gelisah
2. Tidak tenang
3. Jari gemetar
28
SKORING
NO GEJALA KECEMASAN KECEMASAN
0 1 2 3 4
4. Kerut kening
5. Muka tegang
6. Otot tegang
7. Nafas pendek dan cepar
8. Muka merah
(Hidayat, 2007 : 213-217).
2.4 Hubungan pengetahuan terhadap kecemasan
Menurut Soewandi (1997) mengatakan bahwa pengetahuan yang
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang 1) desain penelitian, 2) kerangka kerja,
populasi, sampel dan sampling, 7) Teknik Pengumpulan Data dan Alat Ukur, 8)
Etika Penelitian.
tahun 2016
31
32
Populasi
Seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 di Klinik Mitra Keluarga
Sumberejo Bojonegoro tahun 2016 sebanyak 32 orang
Sampling
Menggunakan tehnik total sampling
Sampel
penderita diabetes mellitus tipe 2 di Klinik Mitra Keluarga Sumberejo
Bojonegoro tahun 2016 sebanyak 32 responden
Desain Penelitian
Analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional
Pengumpulan Data
Kuesioner
Penyajian data
Kesimpulan
orang
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat
responden
3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Alat Ukur Penelitian
3.7.1 Teknik pengumpulan data
Penelitian ini dimulai setelah proposal disetujui oleh pembimbing,
Tambakberas Jombang.
b. Mengurus perizinan penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan
Bojonegoro
c. Meminta izin kepada kepala Klinik Mitra Keluarga Sumberejo
37
tahapan Editing, Coding, Data entry dan melakukan teknik analisis (Hidayat,
2010).
3.8.1 Editing
dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat kembali data yang telah
lembar kuesioner.
3.8.2 Coding
mellitus
1. Tidak ada : kode 1
2. Ringan : kode 2
3. Sedang : kode 3
4. Berat : kode 4
5. Panik : kode 5
3.8.3 Scoring
39
mellitus
1) Skor 0 : tidak ada gejala
2) Skor 1 : ringan (satu gejala)
3) Skor 2 : sedang (≤ sebagian gejala)
4) Skor 3 : berat (lebih dari sebagian gejala)
5) Skor 4 : panik (semua gejala)
2001).
f
P x 100%
N
Keterangan :
P = Prosentase.
3.8.4 Tabulating
a. 90%-100% : mayoritas.
b. 70%-89% : sebagian besar.
c. 51%-69% : lebih dari sebagian.
d. 50% : sebagian.
e. < 50% : kurang dari sebagian (Nursalam, 2008 : 130).
3.8.5 Analisis
p < 0,05 maka HI diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara
oleh subyek dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja