Anda di halaman 1dari 2

Pada saat itu aku duduk di kelas 2 sma, aku masih sibuk dengan segala aktivitas ku.

Aku masuk salah satu organisasi dan menjadi salah satu pengurus di organisasi
tersebut.

Pagi pun tiba, aku terbangun dari tidurku yang kurang lelap karena beban tugas yang
harus ku selesaikan hari ini. Dengan gerakan cepat aku mengambil makanan dan pergi
mandi serta berpakaian untuk menuju sekolah. Tepatnya jam 7 kurang 10 menit aku
berangkat ke sekolah dan tak lupa untuk pamit terhadap orang rumah.

Setibanya di sekolah aku teringat dengan seorang perempuan yang duduk di kelas 10.
Terkadang aku menjumpainya ketika turun dalam pertemuan organisasi yang ku ikuti.
Dimataku, ia memiliki paras yang menarik dan tentunya itu sudah wajar untuk
berpikiran seperti itu karena itulah masa pertumbuhan remaja dan aku juga sering
memberi penilaian seperti itu terhadap orang lain. Akan tetapi, entah kenapa sempat
terlintas di benakku apakah aku ini menyukainya dan apakah aku bisa memarik
hatinya?... setelah berpikir lagi aku merasa hal itu sepertinya sangat kecil
kemungkinannya apalagi penampilanku yang kurang menarik dan pastinya ia sudah
memiliki orang lain di hatinya.

Kemudian aku masuk ke kelas dan memulai pelajaran. Hari itu berjalan seperti
biasanya dengan sedikit humor yang tidak pernah absen di kelasku. Bersama teman
keluar dari kelas dan menuju parkiran motor untuk bersiap-siap pulang. Walaupun
sempat terlintas lagi pikiran sebelumnya tapi itu hanya sekedar lewat.

Suatu ketika, terdapat acara sekolah yang cukup besar dan aku menjadi salah satu
panitia di acara tersebut. Ketika itu juga aku menggunakan salah satu baju
kebanggaanku yang bermotif batik. Acara ini merupakan salah satu acara yang paling
ditunggu terutama bagi siswa kelas 12 yang akan melanjutkan masa depannya.
Serangkaian acara yang disusun begitu menarik dan tentunya aku tak mau ketinggalan
terhadapa hal itu.

Selesailah acara ini, yang kemudian dilanjutkan acara ramah tamah. Selain itu
terlihat beberapa siswa yang berfoto bersama baik dengan keluarganya maupun
temannya. Tentunya aku juga ikut berfoto dengan teman-temanku dan kakak kelasku
yang sudahku anggap sebagai saudara.

Ketika aku duduk-duduk berkumpul bersama temanku, tiba-tiba seorang temanku


meberitahuku suatu hal, yaitu ada siswa atau adik kelas itu perempuan yang ingin
berfoto dengan aku. Tentunya aku pun terkaget dan aku merasa malu dan masih kurang
percaya terhadap hal itu. Tak lama kemudian orang yang ingin berfoto denganku
datang bersama temannya. Akan tetapi, Aku tidak memerhatikan wajahnya dan melakukan
apa yang ia minta. Setelah selesai berfoto ia mengucapkan terima kasih dan ia pun
pergi. Saat itupun aku masih kurang detail melihat wajahnya tetapi aku mengetahui
namanya yaitu Dia. Wajahnya yang samar-samar kulihat, terlihat seperti yang aku
pikirkan sebelumnya. Karena masih kurang yakin apakah itu dia, aku mencari
identitas dan fotonya di media sosial. Dan ternyata itu betul orangnya.

Masih dengan perasaan tak yakin apakah ia tertarik denganku, itu pun menjadi hal
yang kupikirkan. Keesokkan harinya, aku mendapat tugas untuk merekrut anggota yang
akan bertugas pada hari esok di sekolah. Dan hal ini menjadi kesempatanku untuk
memastikan hal yang masih dipikiranku tentang adik kelas itu.

Aku bersama temanku menuju ke area kelas 10 di lantai dua. Ketika aku melewati
kelas Dia dan hendak ke kelas di setelahnya, terdengar suara teman kelasnya yang
memanggil nama siDia. Dan itu membuatku semakin yakin.

Setelah menuju kelas paling ujung, kemudian kami menuju ke kelas si Dia. Akupun
memanggil anggota yang mengikuti organisasi yang kuikuti. Dan Dia juga muncul
walaupun paling lambat untuk menemuiku. Akupun langsung menanyakan kesediaan mereka
apakah bisa mengikuti acara besoj atau tidak. Merekapun menjawab tidak bisa. Ketika
mereka menjawab aku memperhatikan Dia, ia terlihat malu-malu untuk menatapku dan
wajahnya juga terlihat memerah. Dan hal ini membuatku yakin bahwa ia ternyata
tertarik denganku.

Setelah itu aku melanjutkan ke kelas lainnya bersama temanku untuk mencari anggota,
dengan perasaan yang merasa terkejut dan sedikit menyenangkan hati. Walaupun
demikian temanku tidak mengetahui hal itu dan aku hanya berdiam saja tanpa
memberitahunya. Serta si Dia juga tidak mengetahui hal yang kurasakan terhadapnya
karena aku masih menjaga diriku.

Beberapa hari kemudian berlalu, dan aku mulai berpikir untuk menambahkan akun
medsosnya dalam kontakku. Aku pun meminta pertemanan melalui medsos. Tak lama
kemudian ia menerimaku dan menanyakan beberapa hal tentangku. Aku pun menjawab
tanpa langsung ke intinya dan masih berupa kode yang masih belum ingin kusamapaikan
sejujurnya. Setelah itu ia memberitahuku tentang suatu hal yang membuatku terkejut
dan aku tak menyangka hal ini akan terjadi. Hal itu merupakan perbuatan teman-
temanku yang memang sudah menjadi kebiasaan dikelas, tapi tidak pernah sampai
diketahui orang diluar kelas. Dan hal ini sangat berbeda, ia mengetahu hal itu dan
membuat perasaannya kecewa dan sakit. Dalam hatiku, aku merasa bersalah karena aku
terkadang terus terang dengan teman sekelasku yang sudah ku anggap sebagai saudara
ketika sedang bercerita tentang suatu hal yang menyangkut pribadi walaupun dalam
suasana becanda.

Aku berusaha menenangkan pikiran dan hatinya dengan membalas pesannya. Dan iapun
secara langsung mengungkapkan perasaannya kepadaku yaitu ia menyukaiku. Akupun
bingung untuk membalas pesannya apa yang harus aku katakan. Dan terlintas
dipikiranku untuk juga mengungkapkan perasaanku. Aku pun juga mengungkapkan
perasaanku walaupun tidak secarah utuh kusampaikan.

Anda mungkin juga menyukai