Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI

SEMESTER GANJIL 2018-2019

ANALISIS KUALITATIF ANION

Hari / Jam Praktikum : Rabu, 13.00-16.00

Tanggal Praktikum : 3 Oktober 2018

Kelompok :2

Asisten : 1. Hanindhiya Fikriani

2. Tirza Ecclesia Orowitz

Christine

260110180127

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2018
I. Tujuan
Mengidentifikasi keberadaan anion dalam suatu sampel zat atau senyawa
yang tidak diketahui komposisinya.
II. Prinsip
2.1. Analisis Kualitatif
Proses identifikasi jenis kation dan anion dalam larutan yang tidak
diketahui komposisinya berdasarkan asas kesetimbangan kimia. (Chang,
2005)
2.2. Anion
Anion adalah suatu ion atau atom yang memiliki muatan negatif.
(Svehla, 1985)
2.3. Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan membentuk hasil yang tidak larut atau endapan.
Endapan ialah padatan yang tidak larut dan terpisah dari larutan. Reaksi
ini umumnya melibatkan senyawa-senyawa ionic. (Chang, 2005)

III. Teori Dasar

Analisis kualitatif digunakan untuk mencari, mengerti, dan memaparkan


sesuatu yang sulit dipahami. Analisis kualitatif melibatkan pengukuran bertingkat
tentang suatu karakteristik untuk mendapat sesuatu yang perlu kita ketahui dalam
suatu pengujian tentang ciri benda yang kita uji. Analisis kualitatif melibatkan
penelitian terhadap bentuk, warna, ukuran ( bukan nilai), dan bau. (Rahmat, 2009)

Metode yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi anion tidak sesistematik


kation. Kita memang dapat menggolongkan anion-anion ke dalam golongan utama
berdasarkan pada kelarutan garam perak, kalsium, barium dan zinknya. Hal ini
hanya memberi indikasi dan untuk memastikan keakuratannya harus dilakukan
beberapa prosedur lagi. Proses-proses ini terbagi ke dalam kelas (A) dan (B). Kelas
(A) didasarkan pada proses identifikasi produk yang mudah menguap yang didapat
dari pengolahan asam-asam, sedangkan kelas (B) didasarkan pada proses-proses
reaksi dalam larutan. (Svehla, 1985)

Analisis kualitatif berkaitan dengan suatu cara mengetahui keberadaan suatu


analit yang dimaksud dalam suatu sampel. Analis ini mengidentifikasi elemen yang
ada di dalam sampel. (Gandjar, 2007) Analisis kualitatif dilakukan pada teknik
yang bersumber pada model analisis kualitatif Huberman dan Miler yang
dilaksanakan dengan tiga komponen, yaitu reduksi, penyajian data, penarikan
kesimpulan dan verifikasi. (Fajri, et.al. , 2012). Analisis kualitatif tidak berupa
angka dan dilaksanakan dengan menginterpretasikan data dan hasil data dalam
Bahasa verbal yang berdasarkan pada setiap perlakuan sebagai acuan untuk
pengambilan keputusan. (Putra, 2004).

Analisis kualitatif dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering umumnya digunakan pada zat padat dan hasil yang
disediakan hanya bersifat jangka pendek, sedangkan reaksi basah yang diuji pada
zat cair dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro, dan makro sehingga
reaksi cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang umumya terjadi pada reaksi
basah yaitu, timbulnya gas, perubahan warna larutan, dan terjadi endapan. (Svehla,
1985)

Anion dibagi menjadi empat golongan, antara lain :

1. Golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42- , BO2-, CO32-, C2O42-, AsO4
2. Golongan halida : Cl- , Br-, I- , S2-
3. Golongan nitrat : NO3, NO2 , C2H3O2

Golongan sulfat bila ditambahkan BaCl akan menjadi garam barium tidak larut
air, sedangkan golongan halida bila ditambah asam nitrat dan perak nitrat menjadi
garam perak tidak larut air ( Hoyes, 1996)
Anion dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu dengan cara menambahkan
larutan reagen pada suatu sampel untuk melihat hasil endapan yang
mengidentifikasi anion dengan menambahkan zat-zat lain untuk melihat zat apa
saja yang timbul. ( Marshall, 2014). Endapan terjadi apabila suatu pereaksi yang
bersifat spesifik akan ditambahkan ke dalam sampel dan menunjukkan hasil yang
positif. Endapan bisa berupa kristal atau koloid dan dapat dipisahkan dari larutan
dengan cara penyaringan dan pemisahan. (Rakhmawati,2013). Analisis anion dapat
diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam pemeriksaan darah,
urin, dan masih banyak lagi. Dalam pemeriksaan, beberapa anion menunjukkan
hasil yang sama. Oleh karena itu, analisis anion mutlak dipakai untuk
mengidentifikasi semua anion yang ada dalam suatu senyawa atau sampel.
(Harjadi,1990)

Untuk menguji kadar anion yang ada di alam, misalnya anion yang berada di
tanah digunakan cara yang menggunakan alat yang sering dikenal dengan
spektrofotometer visible dan titrasi volumetric. (Hendrawati & Maryam, 2008).

Metode analisis kualitatif sering digunakan untuk analisis kualitatif. Analisis


kualitatif ini dapat dikerjakan dalam berbagai skala, yaitu analisis mikro dengan
ukuran skala antara 0.5 – 1 gram per 20 ml, analisis semimikro dengan ukuran
patokan sebesar 0,05 gram per 1 ml, analisis mikro dengan ukuran skala 1 – 10
miligram, dan analisis ultramikro dengan ukuran 1 mcg. Dalam kimia, analisis
kualitatif diketahui sebagai suatu cara untuk mengidentifikasi anion dengan
pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif merupakan pereaksi yang
memberikan hasil khusus terhadap suatu anion tertentu, seperti terbentuknya
endapan, terjadi perubahan warna, menghasilkan suatu bau yang khas, maupun
timbulnya gas (baik berwarna ataupun tidak). Pereaksi selektif disimpulkan akan
memilih atau meminimalisasi identitas suatu anion sehingga bisa dicapai hasil akhir
mengenai ada atau tidaknya anion dalam suatu senyawa. Sementara pereaksi
spesifik merupakan pereaksi yang akan memberikan hasil yang lebih khusus lagi
untuk suatu anion. Ketika suatu anion yang belum diketahui identitasnya apabila
direaksikan dengan pereaksi spesifiknya biasanya akan memberikan reaksi yang
spesifik. Contohnya, ketika suatu garam yang belum diketahui identitasnya
kemudian ditambahkan KHSO4 padat, lalu digerus bersama-sama akan
menghasilkan bau seperti cuka, maka kemungkinan anion yang terdapat dalam
garam tersebut adalah asetat (Svehla, 1985).

Identifikasi anion sering terjadi reaksi kimia antara lain yang melibatkan reaksi
seperti asam, basa, pembentukan kompleks, redoks dan lain sebagainya. Reaksi
akan menimbulkan karakteristik berupa perubahan warna, kelarutan, gas dan
sebagainya. Adapun reaksi asam basa merupakan materi pokok yang meliputi
konsep pH dan pOH, kesetimbangan larutan asam dan basa, reaksi asam dengan
basa dan penerapan konsep pH (Adiin, 2014).

Saat dilakukan identifikasi suatu garam, pengujian untuk identifikasi anion


baiknya dilakukan setelah dilaksanakan uji identifikasi kation. Identifikasi anion
lebih sederhana dibandingkan identifikasi kation karena gangguan ion lain dalam
larutan sampel dapat diabaikan sehingga memudahkan bagi praktikan penguji
untuk fokus pada hasil atau efek yang diberikan oleh pereaksi. (Svehla, 1985)

IV. Alat dan Bahan


4.1. Alat
1. Kaca objek
2. Lakmus
3. Penjepit kayu
4. Pipet Tetes
5. Plat tetes
6. Rak Tabung Reaksi
7. Spatula
8. Spiritus
9. Tabung Reaksi

4.2. Bahan
1. AgNO3
2. Air Barit ( Ca(OH)2)
3. BaCl2
4. BO2-
5. C2O42-
6. C2H3O22-
7. CaCl
8. CHCl3-
9. Cl-
10. CO3-
11. CrO43-
12. FeCl2
13. FeSO4
14. H3BO3
15. H2SO4
16. HCl
17. HNO3
18. Hg (NO3)2
19. I-
20. Kalium Bromat
21. Kanji
22. KI
23. KMnO4
24. Larutan Natrium
25. Mg(NO3)2
26. NaOH
27. NH3
28. NO3
29. Padatan KHSO4
30. Padatan ZnAl
31. Pb(Ac)3
32. Pb (NO3)2
33. PO42-
34. S2-
35. S2O22-
36. SCN-
37. SO32-
4.3. Gambar Alat
No. Alat Gambar Alat
1. Kaca Objek

2. Lakmus
3. Penjepit Kayu

4. Pipet Tetes

5. Plat Tetes

6. Rak Tabung Reaksi


7. Spatula

8. Spiritus

9. Tabung Reaksi

V. Data Pengamatan
No. Prosedur Hasil Literatur
5.1 Identifikasi ion CO32-
Pemanasan
1. Sampel CO32- dimasukkan
kedalam tabung reaksi A
dan B
2. Menambahkan 1 ml H2SO4 Berbuih / keruh
4 M kedalam tabung A
3. Menambahkan Ca(OH)2 ke Berbuih dan keruh
dalam tabung B

4. Memanaskan tabung A dan Berbuih dan keruh


mengalirkan gas ke tabung
B

Reaksi dengan BaCl2 dan


AgNO3
1. Menambahkan BaCl2 dan Endapan putih Endapan putih
HNO3 encer pada tabung A barium
dan amati perubannya

2, Menambahkan AgNO3 dan Endapan putih Endapan putih


HNO3 pada tabung B dan perak karbonat
amati perubahnnya

5.2 Identifikasi ion S2-


1. Menyiapkan dua tabung
reaksi

2. Menambahkan HCl / Tidak diuji karena sampel tidak


H2SO4 / HNO3 encer pada tersedia
tabung A
3. Menambahkan Pb(NO3)2
pada tabung B
5.3 Identifikasi ion SO32-
Reaksi dengan larutan
asam
1. Menambahkan HCl / Bau belerang terbakar, tidak Bau belerang
H2SO4 / HNO3 / encer ke berwarna terbakar
dalam tabung reaksi
2. Membasahi kertas saring Warna biru
dengan KI dan Kanji
Membedakan SO32- dan
SO42-
1. Menambahkan BaCl2 pada Endapan putih Endapan putih
tabung A (Sampel SO32-) barium
dan mengamati perubahan
2. Menambahkan HNO3 pada Endapan putih Endapan putih
tabung A dan mengamati
perubahannya
3. Menotolkan larutan pada Kertas dari kuning menjadi putih Kertas dari kuning
kertas K2Cr2O7 – H2SO4 menjadi putih
dan mengamati
perubahannya

4. Menambahkan BaCl2 pada Endapan putih


tabung B ( Sampel SO42-)
dan mengamati
perubahannya

5. Menambahkan HNO3 pada


tabung B dan mengamati
perubahannya.
6. Menotolkan larutan pada
kertas K2Cr2O7 – H2SO4
5.4. Identifikasi S2O32-
1. Memasukkan sampel S2O3
pada tabung reaksi
2. Menambahkan HCl / keruh dan tidak terjadi perubahan Keruh dan tidak
HNO3 / H2SO4 encer dan terjadi perubahan
mengamati gas yang timbul

3. Menambahkan iodium / Putih tidak berwarna dan berubah Tidak berwarna


FeCl3 dan mengamati dan ada
perubahannya lembayung tua

5.5. Identifikasi ion NO2-


1. Memasukkan sampel NO2-
ke dalam tabung reaksi A
dan B
2. Menambahkan HCl / Warna tidak tetap dan menjadi Warna tidak tetap
HNO3 / H2SO4 encer pada bening
tabung A dan mengamati
gas yang timbul

3. Menambahkan H2SO4 4 M
+ FeSO4 padat pada tabung
B
4. Menambahkan perlahan 1 Terbentuk warna coklat Terbentuk warna
ml H2SO4 pekat melalui coklat
dinding tabung

5. Tidak menggoyangkan
tabung, memiringkan
tabung dan mengamati
perubahan yang terjadi
5.6. Identifikasi ion C2O4

1. Menyiapkan 2 tabung
reaksi dan memasukkan
sampel ke dalam tabung
reaksi
2. Menambahkan 10 tetes Endapan putih bening Endapan bening
H2SO4 4 M dan KMNO4
0,002 M ke dalam tabung A
sampai bening

3. Menambahkan 2 tetes Endapan putih kristalin Endapan putih


CaCl2 pada tabung B dan kristalin
mengamati perubahan
yang terjadi

5.7 Identifikasi PO42-


1. Menyiapkan 3 tabung
reaksi dan memasukkan
sampel ke dalam masing2
tabung reaksi
2. Menambahkan AgNO3 Endapan kuning Endapan kuning
pada tabung A dan
mengamati perubahannya

3. Menambahkan BaCl2 pada Endapan putih Endapan putih


tabung B dan mengamati
perubahannya

4. Menambahkan [Mg(NO3)2 Pengujian tidak dilakukan karena Endapan kristalin


dan mengamati regensia tidak tersedia putih
perubahannya
5.8 Identifikasi SO42-
1. Menyiapkan 4 tabung
reaksi
2. Menambahkan BaCl2 ke Endapan putih Endapan putih
tabung 1 dan mengamati barium sulfat
perubahannya

3. Menambahkan Pb(Ac)2 ke Endapan putih keruh Endapan putih


tabung 2 dan mengamati
perubahannya

4. Menambahkan larutan Pengujian tidak dilakukan karena Endapan cokelat


natrium rodizonat ke regensia tidak tersedia kemerahan dan
tabung 3 dan mengamati warna hilang
perubahannya seketika
5. Menambahkan merkurium Endapan hijau kekuningan karena Endapan kuning
(II) nitrat ke tabung 4 dan reagen tidak tersedia
mengamati perubahannya
5.9 Identifikasi Borat (BO3-,
B4O72- , BO2-)
1. Menyiapkan dan
memasukkan kedalam 3
tabung reaksi
2. Menambahkan H2SO4 ke
dalam cawan dan CH3OH
ke dalam tabung 1

3. Membakar dan mengamati Muncul nyala pinggir hijau Nyala pinggir


perubahan yang terjadi hijau

4. Menambahkan AgNO3 ke Endapan putih keruh Endapan cokelat


tabung 2 dan mengamati perak oksida
perubahan yang terjadi
5. Menambahkan BaCl2 ke
tabung 3 dan mengamati
peruahannya
6. Menambahkan asam asetat awal kuning berubah menjadi putih Endapan putih
dan asam sulfat pada
tabung 3 dan mengamati
perubahannya

5.10. Identifikasi ion Kromat


( plat tetes)
1. Mengisi 3 lubang tetes
dengan 2 tetes larutan
kromat dan 1 tetes AgNO3

2. Menambahkan 1 tetes HCl endapan merah Endapan merah


4 M pada lubang pertama kecoklatan

3. Menambahkan 1 tetes Endapan merah kejinggaan Endapan merah


HNO3 2 M pada lubang
kedua
4. Menambahkan 1-2 tetes endapan merah hilang
larutan NaOH 4 M pada
lubang ketiga

5. Mengisi 3 lubang
berikutnya dengan 2 tetes
larutan kromat dan 1 tetes
larutan timbal asetat

6. Menambahkan 1-2 tetes Endapan kuning endapan kuning


HNO3 2 M pada lubang ke
5
7. Menambahkan 3 tetes Endapan jingga
NaOH pada lubang ke-7

Membedakan ion kromat


dan bikromat
1. Menambahkan BaCl2 pada endapan kuning Endapan kuning
sampel kromat tabung 1 muda
dan mengamati
perubahannya
2. Menambahkan asam asetat
dan HNO3 dan mengamati
perubahannya
3. Menambahkan BaCl2 pada
sampel bikromat tabung 2
dan mengamati
perubahannya
4. Menambahkan asam asetat Endapan kuning sebagian hilang Endapan kuning
dan HNO3 dan mengamati tetapi parsial
perubahannya

5.11. Identifikasi ion Halogen


(Cl-, Br-, I-)
Identifikasi ion Cl-
1. Menambahkan HNO3
encer, 2 tetes AgNO3 &
ammonia berlebih pada
tabung reaksi 1
2. Mengamati perubahan Endapan putih keruh Endapan putih
yang terjadi
3. Menambahkan H2SO4 , Bau
KMnO4, & larutan amilum menyesakkan,
pada tabung 2 dan warna hijau
mengamati perubahannya kekuningan
4. Menambahkan H2SO4, 1 Reagensi CHCl3 tidak tersedia
ml CHCl3, & KMNO4 pada
tabung reaksi 3 dan
mengamati perubahannya
Identifikasi ion I-
1. Menambahkan HNO3 Warna kuning Warna kuning
encer, 2 tetes AgNO3 &
ammonia berlebih pada
tabung reaksi 1 dan
mengamati perubahannya
2. Menambahkan H2SO4 , Endapan hitam kemerahan Endapan hitam Commented [KDA1]:

KMnO4, & larutan amilum kemerahan


pada tabung 2 dan
mengamati perubahannya

3. Menambahkan H2SO4, 1 Pengujian tidak dilakukan karena


ml CHCl3, & KMNO4 pada reagensi CHCl3 tidak tersedia
tabung reaksi 3 dan
mengamati perubahannya
5.12. Identifikasi SCN-
1. Menyiapkan 2 tabung
reaksi dan memasukkan
sampel
2. Menambahkan HNO3 dan Endapan putih Endapan putih
AgNO3 pada tabung reaksi
1 dan mengamati
perubahannya

3. Menambahkan HNO3 2 M Endapan merah Endapan merah


& FeCl3 pada tabung reaksi
2 dan mengamati
perubahannya

5.13. Identifikasi NO3-


Uji Gas Coklat
1. Memasukkan sampel
kedalam tabung reaksi dan
menambahkan H2SO4
pekat
2. Mengamati gas yang Uap cokelat
timbul kemerahan
Uji Cincin Coklat
1. Memasukkan sampel ke
dalam tabung reaksi dan
menambahkan H2SO4 4 M
dan FeSO4 padat
2. Menambahkan perlahan 1 Cincin cokelat terbentuk diantara dua Sebuah cincin
ml H2SO4 pekat melalui larutan yang berbeda cokelat akan
dinding tabung dan terbentuk diantara
mengamati perubahannya dua larutan yang
berbeda

Reduksi Nitrat- Basa


1. Memasukkan sampel ke
dalam tabung reaksi
2. Menambahkan serbuk
zink/ alumunium & larutan
NaOH mendidih
3. Mengamati perubahan
yang terjadi
4. Menyimpan lakmus diatas Merah menjadi biru Merah menjadi
tabung reaksi dan biru
mengamati perubahan
yang terjadi

VI. Pembahasan
Pengidentifikasian dimulai dengan identifikasi ion CO32- (karbonat). tabung
reaksi yang disiapkan untuk pengujian harus dipastikan semua bersih dan
kering agar data yang hasilnya lebih akurat dan sampel tidak terkontaminasi.
Sampel dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes
H2SO4 4 M pada tabung pertama , Ca(OH)2 pada tabung kedua dan panaskan
akan timbul buih-buih dari larutan tersebut dan warnanya berubah menjadi
keruh dan tabung reaksi di sekitar sampel berubah menjadi panas. Setelah itu,
pada tabung 1 ditambahkan BaCl2 dan didapatkan perubahan, yaitu larutan
berubah menjadi endapan putih. Sementara itu, pada tabung 2 ditambahkan
AgNO3 dan perubahan yang terjadi adalah ada gelembung pada sampel. Reaksi
yang terjadi pada identifikasi ini adalah :
 CO32- + 2H+ → CO2 ↑ + H2O
 CO2 + Ba2+ → Ba2CO3 ↓
 CO32- + 2Ag+ → Ag2CO3 ↓
Identifikasi selanjutnya adalah pengidentifikasian ion sulfit dan sulfat. Sampel
SO32- pada tabung a ditambahkan HCl dan muncul bau belerang terbakar dan
tidak berwarna. Hal ini menunjukkan bahwa SO32- ada dalam sampel tersebut.
Cara untuk membedakan larutan SO32- dan SO42- adalah dengan menggunakan
kertas K2CrO7-H2SO4. Ketika sampel ditotolkan pada kertas tersebut, kertas
yang awalnya kuning berubah menjadi berwarna putih dan ini menunjukkan
adanya ion SO32-. Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian ion sulfat
(SO42-). Sampel dimasukkan ke dalam tabung 1 dan ditambahkan BaCl2
menghasilkan larutan endapan putih karena membentuk endapan putih barium
sulfat. Endapan barium sulfat tidak berbau dan tidak larut dalam air dan
alkohol tapi larut dalam asam sulfat pekat. Endapan putih ini menunjukkan
adanya ion sulfat dalam sampel ini. Kemudian, tabung kedua dimasukkan
Pb(Ac)2 dan menghasilkan endapan putih keruh yang menunjukkan adanya ion
sulfat. Sedangkan pengujian pada tabung ke 3 dan ke 4 tidak dilanjutkan karena
regensia larutan natrium rodizonat dan merkurium (II) nitrat tidak tersedia.
Reaksi yang terjadi dari pengidentifikasian ion sulfit dan sulfat adalah :
 SO32- + 2H+ → SO2 ↑ + H2O
 5SO2 + 2IO3- + 4H2O → I2 + 5SO42- + 8H+
 SO32- + Ba2+ → BaSO3 ↓
 3BaSO3 ↓ + 2HNO3 → 3BaSO4 ↓ + 2NO ↑ + H2O
 SO42- + Ba2+ → BaSO4 ↓
 SO42- + Pb2+ → PbSO4 ↓
 BaSO4 + 4C + Na2CO3 → Na2S + BaCO3 + 4CO ↑
 SO42- + 3Hg2+ + 2H2O → HgSO4.2HgO ↓ + 4H+

Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian ion tiosulfat. Sampel


ditambahkan asam HCl encer dan menhasilkan larutan keruh tidak berwarna.
Hal ini disebabkan tiosulfat menimbulkan gas sehingga larutan menjadi keruh
dan ketika ditambahkan iodium larutan menjadi tidak berwarna dan tidak
berubah. Reaksi yang terjadi pada pengidentifikasian tiosulfat adalah :
 S2O3 + 2H+ → S ↓ + SO2 ↑ + H2O
 I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-
 2S2O32- + Fe3+ → [Fe(S2O3)2]-
Pada identifikasi ion nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-) dapat dilakukakn dengan uji
cincin cokelat. Pada saat dilakukan penambahan H2SO4 4M dan FeSO4 padat
terjadi perubahan warna larutan menjadi berwarna kehijauan. Hal ini
disebabkan adanya asam nitrit bebas, HNO2, atau anhidratnya dan juga
terbentuk gas atau uap nitrogen dioksida yang berwarna coklat. Oksigen ini
terbentuk karena reaksi senyawa nitrogen dioksida dengan oksigen dari udara.
Uap yang terbentuk ini berbau menusuk dan berasap dalam udara. Selanjutnya
masing-masing sampel ion didalam tabung reaksi diletakkan didalam beaker
glass agar tidak bergerak dan stabil pada saat penambahan H2SO4 pekat.
Lalu ,sampel ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi
secara perlahan-lahan dan tidak menggoyangkan tabung reaksi agar H2SO4
pekat tidak mengenai tangan. Hasil yang terjadi adalah terbentuk cincin cokelat
diantara perbatasan kedua larutan pada sampel yang mengandung ion nitrat.
Cincin coklat ini terjadi disebabkan pada saat penambahan H2SO4, konsentrasi
H+ mencapai titik konsentrasi tertinggi. Sedangkan sampel yang mengandung
ion nitrit terbentuk larutan yang berwarna coklat dan tidak ada cincin diantara
dua larutan. Hal inilah yang membedakan antara ion nitrit dan nitrat. Reaksi
yang terjadi pada pengidentifikasian ini adalah
 NO2 + H+ → HNO2’
 Fe2+ + SO42- + NO ↑ → [Fe(NO)SO4]

Pada identifikasi ion Nitrat, dapat dilakukan juga percobaan reduksi asam-basa.
Sampel ditambahkan serbuk zink dan larutan NaOH dan dicelupkan kertas lakmus.
Kertas lakmus yang semula berwarna merah berubah warna menjadi biru. Hal ini
menunjukan ion nitrat bersuasana basa.

Indentifikasi selanjutnya adalah identifikasi ion oksalat (C2O4). Sampel


dimasukkan pada tabung 1 ditambahkan asam sulfat dan kalium permanganat
menghasilkan endapan putih. Sampel di tabung 2 ketika ditambahkan 2 tetes CaCl2
menghasilkan endapan putih kristalin pada larutan. Reaksi yang terjadi ion oksalat
adalah :

Kemudian, pengidentifikasian yang dilakukan adalah identifikasi ion fosfat


(PO43-). Sampel pada tabung reaksi pertama ditambahkan AgNO3 berubah menjadi
endapan kuning. Kemudian sampel pada tabung kedua ditambahkan BaCl2 dan
menghasilkan endapan putih barium fosfat. Ion tersebut akan bersifat asam atau
basa. Reaksi pada pengidentifikasi ion fosfat adalah :

 HPO42- + 3Ag+ → Ag3PO4 ↓ + H+


 HPO42- + Ba2+ → BaHPO4 ↓

Pengidentifikasian selanjutnya adalah identifikasi Borat. Sampel dimasukkan


kedalam cawan dan ditambahkan H2SO4 dan CH3OH. Lalu, sampel dibakar dan
muncul nyala warna hijau dipinggirnya. Hal ini disebabkan karena asam borat pada
sampel akan bereaksi dengan metanol (CH3OH) dan asam sulfat (H2SO4) berperan
sebagai katalisator, menghasilkan trimetil borat {(CH3O)3B}. Reaksinya adalah
sebagai berikut.

Trimetil borat adalah cairan dengan titik didih rendah dan sangat mudah terbakar.
pemanasan atom boron (B) tersebut yang menyebabkan warna nyala hijau dipinggir
tersebut. Selanjutnya, pada tabung kedua ditambahkan AgNO3 dan muncul
endapan putih keruh. Endapan ini menunjukkan adanya ion Borat dan endapan ini
larut baik dalam ammonia encer dan asam asetat. Lalu, tabung 3 diidentifikasi
dengan menambahkan BaCl2 , asam sulfat, dan asam asetat menghasilkan larutan
yang awalnya kuning berubah menjadi putih. Hal ini disebabkan karena ion borat
membentuk garam endapan putih barium metaforat.

Langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian ion kromat. 3 lubang pada plat


tetes diisi dengan sampel dan diteteskan 2 tetes larutan kromat dan 1 tetes AgNO3.
Ketika diteteskan, larutan berubah warna menjadi endapan merah. Hal ini
disebabkan karena sampel membentuk endapan merah perak kromat yang larut
dalam nitrat encer dan dalam ammonia. Selanjutnya, larutan pada lubang pertama
ketika diteteskan HCl 4 M tidak terjadi perubahan warna. Larutan pada lubang
kedua ketika diteteskan 1 tetes HNO3 2M dan menghasilakn endapan merah
kejinggaan. Selanjutnya, sampel pada lubang ketiga ketika ditambahkan beberapa
tetes larutan NaOH 4 M akan berubah menjadi warna jingga dan endapan merah
pada larutan menjadi hilang. Kemudian, 3 lubang pada plat tetes selanjutnya diisi
lagi dengan 2 tetes larutan kromat dan 1 tetes timbal asetat menghasilkan endapan
berwarna kuning. Lalu pada lubang kelima diteteskan HNO3 dan lubang keenam
diteteskan 3 tetes NaOH 2 M akan menghasilkan endapan berwarna jingga.

Ion kromat dan bikromat dapat dibedakan dengan menyiapkan 2 tabung reaksi.
Sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi pertama ketika ditambakan BaCl2,
asam asetat, dan HNO3 berubah menjadi endapan kuning. Sedangkan pada tabung
kedua ketika ditambahkan BaCl2, asam asetat, dan HNO3 berubah menjadi endapan
kuning tetapi endapannya sebagian hilang. Reaksi yang terjadi pada
pengidentifikasian ini adalah :

 CrO42- + 2Ag+ → Ag2CrO4 ↓


 Cr2O72- + 2OH- → 2Cr2O42- + H2O
 Cr2O72- + 2Ba2+ + H2O → 2BaCrO4 ↓ + 2H+
Pengidentifikasian selanjutnya adalah identifikasi ion halogen ( Cl-, Br-, dan I-).
Identifikasi Cl- dilakukan dengan menambahkan HNO3 encer, 2 tetes AgNO3 dan
ammonia berlebih pada tabung reaksi pertama dan dihasilkan endapan bewarna
putih keruh. Endapan putih muncul karena tidak larut dalam air dan HNO3 encer
sehingga muncul endapan. Hal ini menandakan adanya ion Cl- dalam sampel .
Selanjutnya, larutan H2SO4, beberapa tetes KMnO4, amilum dan larutan CCl4
dimasukkan kedalam tabung reaksi kedua dan perubahan tetap tidak terjadi
perubahan atau warna larutan tetap bening. Untuk identifikasi pada tabung reaksi
ketiga tidak dilakukan karena reagensi CHCl3 tidak tersedia. Reaksi yang terjadi
pada pengidentifikasian Cl- adalah :

 Cl- + H2SO4 → HCl ↑ + HSO4-


 Cl- + Ag+ → AgCl ↓
 MnO2 + 2H2SO4 + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 ↑ + 2SO42- + 2H2O

Pengujian terhadap Br- tidak dilakukan karena sampel tidak tersedia. Pengujian
selanjutnya adalah pengujian sampel I-. Sampel bila ditambahkan H2SO4 ,
KMNO4 , dan larutan amilum akan muncul endapan hitam kemerahan pada tabung
reaksi pertama. Pada tabung reaksi kedua, bila ditambahkan HNO3 encer dan
AgNO3 muncul warna kuning yang menandakan adanya ion I-. Pengujian dengan
CHCl3 tidak diujikan karena reagensinya tidak tersedia. Reaksi yang terjadi pada
pengidentifikasian I- adalah :

 2I- + 2H2SO4 → I2 ↑ + SO42- + 2H2O


 + Ag+ → AgI
 2I- + MnO2 + 2H2SO4 → I2 ↑ + Mn2+ + 2SO42- + 2H2O
Pengidentifikasian yang terakhir adalah pengidentifikasian SCN -. Sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan ditambahkan HNO3 dan AgNO3
menghasilkan endapan putih. Lalu, pada tabung reaksi kedua dimasukkan HNO3 2
M dan FeCl3 dan menghasilkan warna endapan merah. Reaksi yang terjadi pada
pengidentifikasian ini adalah :

 SCN- + Ag+ → AgSCN ↓


 SCN- + H+ + 2NO3- → 2NO ↑ + HCN ↑ + SO42-

VII. Kesimpulan
Anion dalam larutan dapat diidentifikasi dengan analisis kualitatif
DAFTAR PUSTAKA

Adiin Istiqomah. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning


(PBJL) Pada Materi Pokok Larutan Asam dan Basa. Jurnal Pendidikan
Kimia. Vol.3. No.4: 7-16.
Chang, R., 2005. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti Jilid I. Jakarta : Erlangga
Fajri, L. , Martini, K.S., & Nugroho, A., 2012. Upaya Peningkatan Proses dan
Hasil Belajar Kimia. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol 1(1) , hal. 89- 96
Gandjar, I.G., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Harjadi, W., 1990. Ilmu Analitik Dasar. Jakarta : PT. Gramedia
Harvey,D. , 2000. Modern Analitic Chemistry. Newyork : The Mc Braw-HiH
Companies
Hendrawati , S. & Maryam, 2008. Analisis Kation dan Anion Air Tanah di
Sulawesi Barat. Jurnal Kimia Valensi. Vol 1(2) : 87-91
Marshall, 2004. Undestanding Qualitative. Tersedia secara online di
www.meducation.sg.resource.foxparents/understandingqualitative
Putra, P.E. , 2014. Analisis Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced
Scorecan. Jurnal Measurement. Vol 8(1) , hal. 37-50
Rakhmawati, S. , 2013. Pengendapan Magnesium Hidroksida Pada Elektrolisis
Larutan Garam Industri. Jurnal Sains dan Semi Pomirs. Vol 2 (1) : 1-4
Rahmat, P.S. , 2009. Penelitian Kualitatif. Jurnal Equilibrium. Vol 2(1) : 1-4
Svehla, G., 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Pustaka

Anda mungkin juga menyukai