Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil
melahirkan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan tidak
tergantung dari lama dan lokasi kehamilan disebabkan oleh apapun yang
berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya tetapi tidak secara
kebetulan atau oleh penyebab lainnya(Sarwono, 2006).
Berdasarkan definisi ini kematian maternal dapat digolongkan pada
kematian obstetrik langsung (direct obstetric death), kematian obstetrik
tidak langsung (inderect obstetric death), kematian yang terjadi
bersamaan tetapi tidak berhubungan dengan kehamilan dan persalinan
misalnya kecelakaan. Kematian obstetrik langsung disebabkan oleh
komplikasi kehamilan, persalinan, nifas atau penanganannya. Di negara-
negara sedang berkembang sebagian besar penyebab ini adalah
pendarahan, infeksi dan abortus. Kematian tidak langsung disebabkan
oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan
atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes,
hepatitis, anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis
gravidarum.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep penyakit pada hyperemisis gravidarum?
2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada hyperemisis
gravidarum?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui konsep penyakit pada hyperemisis gravidarum
2. Untu mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada
hyperemisis gravidarum
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. PENGERTIAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar,
1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
timbul setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang
berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi
dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)

2. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor
predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
o Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
o Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini
serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan
ibu terhadap janin.
o Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
o Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

3. PATOLOGI
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh
adalah sebagai berikut :
a. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala
dijumpai perdarahan sub-endokardial
c. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti
pada ensepalopati wirnicke
d. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan
pada tubuli kontorti

4. PATOFISIOLOGI
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik
dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat
terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma
mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

5. TANDA DAN GEJALA


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis
gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari
sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu
terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a. Tingkatan I (ringan)
1) Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
2) Ibu merasa lemah
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7) Tekanan darah menurun
8) Turgor kulit berkurang
9) Lidah mongering
10) Mata cekung
b. Tingkatan II (sendang)
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit mulai jelek
3) Lidah mengering dan tampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu badan naik (dehidrasi)
6) Mata mulai ikterik
7) Berat badan turun dan mata cekung
8) Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9) Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
1) Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
2) Dehidrasi hebat
3) Nadi kecil, cepat dan halus
4) Suhu badan meningkat dan tensi turun
5) Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal
dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
6) Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
6. Pathways

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis Penurunan pengossongan


gravidarum lambung

Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster

Hiperemesis gravidarum
Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi Dehidrasi
berlebihan
Cairan eksta seluler hemokonsentrasi
dan plasma

Gangguan Aliran darah ke


keseimbangan cairan jaringan menurun
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh

Intoleransi
aktifitas

7. PEMERIKSAAN
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah ,
riwayat berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual
dan muntah akibat kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah,
waktu pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri
tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi
meliputi turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan
oernapasan, penurunan pengeluaran urine.

8. PENANGANAN
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan
cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh
hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu
panas atau terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan pengobatan
 Tidak memberikan obat yang terotogen
 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
 Antihistaminika seperti dramamine, avomine
 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride
atau khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di
rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah
dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau
perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir.
Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan
dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis
sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan
kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam
amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan
yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti
yang telah disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan
mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering
sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi
irreversible pada organ vital.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak
dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa
pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak
datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang
pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini,
sehingga mengaburkan diagnosis.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak
kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus
yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah
tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan
merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-
buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi
hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan,
aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat
terjadi
 Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun
rasa sakit dihepar dapat ditemukan
 Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai
dengan umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus


 Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100
kali per menit).
 Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan
persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
 Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
 Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran
mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau
aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
 Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
 Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam
koma
 Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka
dilakukan abortus terapeutik.
 Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,
respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap
hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai
hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan
hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang
mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
 Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai
kosentrasi tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan
asidosis starvasi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual-muntah
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

3. INTERVENSI
N Diagnosa Perencanaan
o keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimban Setelah 1. Monitor berat badan pasien 1.Untuk mendapatkan
gan nutrisi dilakukan dengan tepat. pembacaan yang
kurang dari asuhan 2. Berikan pasien makanan paling akurat
kebutuhan keperawatan sedikit namun sering 2. Agar tidak timbul
tubuh selama…x24ja 3. Anjurkan pasien untuk rasa mual jika
berhubungan m diharapkan meningkatkan protein dan diberikan makanan
dengan nutrisi klien vitamin C secara berlebihan
anoreksia, terpenuhi 4. Ajarkan pasien bagaimana 3. Menambah energy
mual-muntah Dengan criteria membuat catatan makanan dan agar daya tahan
hasil : harian tubuh terjaga
1. Berat badan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi 4.Pasien dapat
ideal untuk menentukan jumlah mengetahui cara
2. Bising usus kalori dan nutrisi yang membuat catatat
normal dibutuhkan pasien makanan harian
3. Membrane 5. Jumlah kalori dan
mukosa nutrisi sesuai dengan
lembab kebutuhan pasien
2. Kekurangan Setelah 1. Pantau dan catat TTV setiap 1.Takikardia, dispnea,
volume cairan dilakukan 2 jam atau sesering mungkin atau hipotensi dapat
berhubungan tindakan sesuai keperluan sampai mengindikasikan
dengan keperawatan stabil. Kemudian pantau dan kekurangan volume
kehilangan selama …x24 catat TTV setiap 4 jam cairan atau
cairan secara jam 2. Monitor asupan dan ketidakseimbangan
aktif diharapkan haluaran setiap 1 sampai 4 elektrolit.
volume cairan jam. Catat dan laporkan 2. Haluaran urine yang
tetap perubahan yang signifikan rendah dan berat jenis
seimbang termasuk urine, feses, urine yang tinggi
dengan muntahan, drainase luka, mengindikasikan
kriteria hasil: drainase nasogastrik, hipovolemia
1.Membrane drainase slang dada, dan 3.memeriksa status
mukosa haluaran yang lain. cairan.
lembab 3. Kaji turgor kulit dan 4. Menjaga kebersihan
2.CRT kurang membrane mukosa mulut mulut pasien
dari 3 detik setiap 8 jam 5.Untuk menghindari
3.TTV normal 4. Berikan perawatan mulut dehidrasi membrane
dengan cermat setiap 4 jam mukosa
5. Anjurkan pasien untuk 6. Keluarga pasien dapat
menambah intake oral membantu pasien
6. Ajarkan keluarga pasien dalam peningkatan
dalam pemenuhan nutrsi dan nutrisi dan cairan
cairan 7.Mengganti cairan
7. Kolaborasi dalam pemberian yang keluar secara
IV aktif
4. Intoleransi Setelah 1. Monitor respon fisik, emosi, 1. Mengetahui
aktivitas dilakukan sosial dan cultural keadaan
berhubungan tindakan 2.Anjurkan pasien dalam fisik,respo, dan
dengan keperawatan mengidentifikasi aktivitas kultur pasien
kelemahan fisik selama …x24 yang mampu dilakukan 2. Mengetahui
jam 3.Bantu pasien untuk sebatas mana
diharapkan mengembangkan motivasi aktifitas yang
terjadi diri dan penguatan dapat dilakukan
peningkatan 4.Ajarkan pasien dan keluarga pasien
toleransi untuk mengidentifikasi 3. Menambah
aktivitas kekurangan dalam semangat
dengan beraktifitas pasien dalam
criteria hasil : 5.Kolaborasi dengan tim beraktifitas
1. Mampu rehabilitasi medik dalam 4. Pasien dan
melakukan merencanakan program keluarga dalam
aktifitas terapi yang tepat. mengidentifikas
sehari-hari i kekurangan
secara dalam
mandiri beraktifitas
2. Mampu 5. Membantu
berpindah : pemulihan
dengan atau pasien secara
tanpa tepat
bantuan

3. IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai intervensi yang sudah dibuat
4. EVALUASI
Dx 1 : nutrisi pasien terpenuhi sesuai kebutuhan
Dx 2 : kebutuhan cairan pasien adekuat
Dx 3 : pasien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umum pasien memburuk.
b. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui,
faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor
organik, dan faktor endokrin lainnya.
c. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam
berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
d. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi,
kekurangan energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya
keseimbangan elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
e. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan,
sedang dan berat
f. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah
pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi
kehamilan dan komplikasinya
g. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah
terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi.
Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu
dipertimbangkan.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang hiperemisis
gravidarum beserta konsep asuhan keperawatan yang sudah dibaha
DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,


Edisi 4; Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta :
Penerbit Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta, Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi, edisi 2, Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta:
EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,
cetakan 1 Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan
Bina pustaka sarwono prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai